Anda di halaman 1dari 8

Di Kota Medan, rata-rata kebutuhan darah di rumah sakit setiap harinya mencapai 100 kantong

darah dengan ukuran setiap kantongnya sekitar 350 cc. Golongan darah yang dibutuhkan
bervariasi baik golongan darah 0, A, B maupun AB. Sedangkan pasokan darah yang mampu
disediakan oleh PMI Cabang Medan masih antara 50 hingga 80 kantong darah dengan jumlah
ketersediaan golongan darah AB 6%, golongan darah 0 40% dan 54% golongan darah A dan B.
Hal ini membuktikan bahwa realisasi dari aksi donor darah di Kota Medan masih kurang. Jumlah
Donor Darah Sukarela (DDS) di Kota Medan juga rendah bila dibandingkan dengan DDS di
Pulau Jawa seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Di Pulau Jawa DDS mencapai 90%
sedangkan di Medan DDS hanya 15-20% (Lidya, 2006). Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan
dr. H. Umar Zein, DTM&H, Sp.PD, KPTI menilai, kebutuhan darah Kota Medan dapat terpenuhi
jika 5% dari dua juta penduduk Kota Medan melakukan donor darah secara berkala dua kali
setahun. Donor darah tersebut harus dilakukan secara berkala karena darah hanya bisa disimpan
dalam waktu tertentu sebelum ditransfusikan kepada resipien darah.

Dari 8.849 orang (56%) pendonor darah sukarela, 5.889 orang (67%) merupakan pendonor
sukarela dari suku bangsa non pribumi, sedangkan 2.960 orang (33%) merupakan pendonor
darah dari suku bangsa pribumi. Padahal jumlah masyarakat suku bangsa non pribumi lebih kecil
dibandingkan jumlah penduduk suku bangsa pribumi tetapi mereka merupakan penyumbang
donor darah sukarela terbesar (PMI Medan, 2009).

Berikut merupakan syarat untuk menjadi pendonor, antara lain:


1. Umur 17 - 60 tahun
( Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari orangtua.
Sampai
usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan
atas
pertimbangan dokter )
2. Berat badan minimum 45 kg
3. Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5o C (oral)
4. Tekanan darah baik ,yaitu:
Sistole = 110 - 160 mm Hg
Diastole = 70 - 100 mm Hg
5. Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit
6. Hemoglobin
Wanita minimal = 12 gr %
Pria minimal = 12,5 gr %
7. Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan
sekurangkurangnya
3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.
Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:
1. Pernah menderita hepatitis B.
2. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis.
3. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi.
4. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga.
5. Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi.
6. Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil.
7. Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar.
8. Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus dipteria atau
profilaksis.
9. Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles,
tetanus
toxin.
10. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic.
11. Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.
12. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit.

Manfaat donor darah, yaitu untuk memberikan harapan hidup serta menyelamatkan nyawa orang
yang sedang membutuhkan darah.
Manfaat bagi pendonor, antara lain:
1. Mengetahui golongan darahnya. Sebelum mendonorkan darah, pendonor harus melakukan
pengecekan terlebih dahulu terhadap golongan darahnya.
2. Dapat memeriksakan kesehatan secara berkala 3 bulan sekali. Misalnya tensi, Lab Uji Saring
(HIV, Hepatitis B, C, Sifilis dan Malaria).
3. Menjaga kesehatan jantung.
4. Meningkatkan produksi sel darah merah.
5. Membantu penurunan berat tubuh.
6. Mendapatkan kesehatan psikologis. Menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada
yang
membutuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian
menemukan,
orang usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap berenergi dan bugar.

UPAYA
Meningkatkan kesadaran para pelajar mengenai donor darah bukanlah hal yang mudah. Faktor
minimnya informasi seringkali membuat orang menjadi enggan untuk terlibat dalam kegiatan
donor darah.
Padahal, banyak manfaat yang dapat didapat jika melakukan donor darah. Oleh sebab itu,
informasi serta
manfaat donor darah perlu di sampaikan kepada masyarakat. Jangan sampai ketidak tahuan
menghalangi
nilai positif yang ada. Pemanfaatan media seperti film untuk tujuan pendidikan, merupakan suatu
cara yang
menarik dan mudah diterima pelajar untuk diterapkan dalam system pembelajaran di sekolah.
Dengan
kemajuan tegnologi yang pesat, diharapkan sebuah film edukasi dapat secara mudah dinikmati
oleh para
masyarakat, seperti pembagian CD gratis atau pemutaran di sekolah, sehingga informasi yang
diberikan
dapat tersebar.
Peran dari pemuka agama juga dapat diberdayakan dengan memberikan informasi bahwa dengan
menjadi donor darah sukarela berarti juga merupakan suatu amal yang disunnahkan yang
pahalanya bisa sampai 700 kali lipat karena dengan donor darah kita memberikan kehidupan
yang baru bagi si penerima donor darah, ulama tersebut juga menerangkan dalam ayat Al-Quran
dan hadist yang mengatakan bahwa kegiatan donor darah itu suatu perbuatan yang mulia dan
tidak diharamkan (http//era muslim.ustd/apakah donor darah haram) (Muslichan, 1991).
Tahun ini kembali lagi Palang Merah Jepang berkolaborasi dengan event Comic Market
(Comiket) untuk membujuk para otaku mendonorkan darah mereka. Kolaborasi kegiatan donor
darah yang rutin diadakan tahun ke tahun oleh Palang Merah jepang dan komite penyelenggara
Comiket kembali lagi diadakan, mereka menyediakan poster spesial untuk diberikan kepada para
pendonor yang mendonorkan darahnya diatas 400 ml.

Pada tahun 2012 yang lalu, AQUAPLUS, Magical Girl Lyrical Nanoha, Overdrive dan Minato
Soft yang menyediakan poster-poster spesial untuk diberikan kepada para pendonor. Tahun ini
giliran AQUAPLUS, Aniplex, Overdrive, Nitroplus, Neko Neko Soft, Bushiroad, Minato
Carnival dan Warner Entertainment Japan yang berpartisipasi menyumbangkan poster
spesial dengan ukuran A1 bagi para Donor.
DAHULU, 25-30 tahun yang lalu, pasien yang membutuhkan darah (calon resipien) tak jarang
harus membawa sendiri donornya, yang golongan darahnya sesuai pasien. Sebab pada masa itu,
persediaan darah di PMI masih sangat terbatas. Jumlah donor yang secara sukarela
menyumbangkan darahnya juga masih sangat sedikit.

Membawa donor sendiri tidak berarti pasien bisa mendapatkan darah dengan cuma-cuma alias
gratis. Sebab untuk mengambil darah dari tubuh donor, butuh biaya untuk jarum, kantong darah,
serta reagent (zat kimia untuk memeriksa kelayakan darah dan golongannya). Itu kalau yang
dibutuhkan adalah whole blood atau yang oleh masyarakat awam dikenal dengan istilah darah
segar.

Kalau yang dibutuhkan adalah plasma, trombosit, atau sel darah merah saja, biaya yang
diperlukan lebih besar. Sebab, darah dari donor harus menjalani proses tambahan untuk
memisahkan komponen-komponennya.

Susahnya kalau si pasien tidak punya keluarga yang golongan darahnya sama. Atau, jumlahnya
tidak sebanyak darah yang dia butuhkan. Dengan demikian, dia harus mencari orang yang mau
mendonorkan darahnya. Itu pasti tidak bisa gratis. Harus ada ’’tanda terima kasih”-nya.

Pada masa itu, mencari donor bayaran seperti ini tidak sulit karena banyak berkeliaran di sekitar
unit transfusi darah PMI. Mereka sengaja mangkal di situ untuk ’’menyambut” para keluarga
pasien yang membutuhkan darah. Selain menawarkan dirinya sendiri, ada yang berperan sebagai
perantara alias makelar.

Makelar darah tidak berbeda dari makelar tiket pesawat dan kereta api, rumah, mobil dan motor,
atau yang lain. Mereka menjadi perantara antara penjual dan pembeli. Dari setiap transaksi,
mereka mendapat imbalan yang besarnya sangat bergantung pada situasi saat itu. Makin kritis
situasinya, semakin besar imbalan yang mereka minta.

Untungnya, sekarang praktik makelar seperti itu sudah tidak ada karena dianggap tak manusiawi.
Tetapi, donor bayaran di Indonesia masih ada sampai sekarang. Bedanya, donor seperti itu
dibutuhkan pasien saat stok darah tidak tersedia di PMI karena habis. Itu biasanya dialami
pasien-pasien golongan darah AB atau darah be-rhesus yang memang langka. Untungnya,
sekarang ada kelompok sosial Blood for Life yang memiliki jaringan sangat luas, sehingga bisa
membantu banyak pasien yang kekurangan darah.

Di Indonesia, jumlah donor bayaran masih cukup banyak. Yakni sekitar 20 persen di antara total
donor. Itu adalah tantangan bagi PMI, terutama unit transfusi darah (UTD)-nya.

Di Thailand, donor seperti itu sudah tak ada. ’’Di sini semua donor menyumbangkan darahnya
secara sukarela,” jelas Tasanee Sakuldamrongpanich, deputi direktur National Blood Center
(NBC) Palang Merah Thailand. NBC adalah UTD-nya Palang Merah Thailand (PMT).

Bagaimana PMT bisa menyingkirkan donor bayaran? Itu bukan hal mudah. Butuh waktu, kerja
keras, dan strategi yang cerdas. Kesadaran masyarakat akan pentingnya donor darah dan
tingginya harga yang harus dibayar untuk mendapatkan darah menjadi faktor utama untuk bisa
mempercepat penghapusan donor bayaran tersebut.

Bila membayar donor pengganti lebih murah daripada membayar ke PMI, peluang bagi donor
bayaran untuk eksis akan semakin besar. Dengan begitu, solusi bagi donor bayaran adalah harga
darah yang murah.

’’Menjual” darah dengan harga murah menjadi tantangan yang sangat besar bagi PMI. Sebab,
biaya terbesar untuk menjadikan darah donor siap pakai ternyata ada pada kantong darah dan
reagent.

Padahal, Indonesia masih mengimpor kantong darah. Memang, pernah ada wacana dari mantan
Wapres Jusuf Kalla yang kini menjadi ketua umum PMI untuk membangun sendiri pabrik
kantong darah. Tetapi sampai sekarang, impian itu belum terlaksana. Setiap tahun Indonesia
membutuhkan kira-kira 2,5 juta kantong darah, sesuai jumlah darah yang dikelola PMI.

Menurut standar WHO, jumlah persediaan darah yang ideal di suatu negara berkisar 3-5 persen
jumlah penduduk. Dengan hanya 2,5 juta kantong darah per tahun, berarti Indonesia baru bisa
memenuhi sekitar 1 persennya saja.

Thailand sudah mampu mencapai angka 3,5 persen. Negara-negara maju seperti Jepang dan AS
sudah bisa mencapai angka ideal tersebut.

Meski baru mencapai 3,5 persen, PMT sudah ditunjuk WHO sebagai pusat pelatihan bagi unit-
unit transfusi darah se-Asia Tenggara. Itu merupakan bukti kehebatan manajemen pengelolaan
darah di Thailand.

Kecanggihan manajemen NBC, yang merupakan pusat penanganan dan pengelolaan darah di
PMT, memang harus diakui. Salah satunya dalam menekan harga jual darah ke masyarakat.

Sebagaimana yang sudah saya sebutkan dalam tulisan kemarin, harga jual darah di Thailand
merupakan yang termurah di dunia. Mereka bisa mencapai itu karena memproduksi sendiri
kantong darah. Sebanyak 50 persen kebutuhan kantong darah di Thailand dipenuhi pabrik milik
PMT. Sisanya mereka beli dari pabrik lain yang juga berlokasi di Thailand. Dengan begitu,
mereka tak perlu membayar bea masuk yang biasanya sangat tinggi.

Begitu pula dengan reagent. PMT juga tidak mengimpor atau membeli dari pabrik lain. Mereka
punya pabrik sendiri. Begitu pula untuk beberapa jenis serum.

Yang masih harus diimpor sampai saat ini adalah bahan untuk pembuatan plasma. Itu pun sudah
direncanakan untuk dibuat sendiri oleh PMT. Sungguh sebuah pemikiran bisnis yang luar biasa.

Khusus untuk serum, PMT memiliki unit khusus untuk memproduksi serum anti-bisa ular, bisa
serangga mematikan, dan bisa binatang lain. Ada sekitar 3.000 ular berbagai jenis yang
dipelihara di kompleks PMT yang terletak di Jalan Henry Dunant, Bangkok.
Setiap hari dilakukan pengambilan bisa dari ular-ular itu. Proses pengambilan bisa tersebut
dimanfaatkan untuk menarik turis. Untuk menyaksikan proses itu, orang harus membayar tiket.
Penghasilan mereka dari turis yang melihat pengambilan bisa atau sekadar melihat pertunjukan
ular itu relatif besar.

Penghasilan unit tersebut jadi semakin besar setelah bisa-bisa ular itu menjadi serum. Sebab,
serum-serum tersebut tidak hanya digunakan untuk kepentingan PMT sendiri, tapi juga diekspor
ke negara-negara lain.

Karena hampir semua kebutuhan dibuat sendiri, tidak mustahil bila PMT bisa menjual produk
darah siap pakainya dengan harga amat murah.

Pembuatan kantong darah dan peralatan medis seperti slang infus dan filter untuk dialisis (cuci
darah) membutuhkan tingkat sterilitas yang luar biasa, melebihi sterilnya kamar operasi.

Saking sterilnya, bukan hanya sistem pendingin dan penyedotan udara (exhauser)-nya yang
dibuat khusus, tapi juga tingkat sterilitas pegawainya. Karena itu, jangan heran kalau seluruh
pegawai di bagian tersebut diharuskan mengenakan seragam khusus yang menyerupai astronot,
cuci tangan dan mengeringkannya di tempat khusus, serta harus melewati pintu khusus yang
dilengkapi alat pensteril pakaian dan tubuh.

Bukan hanya itu. Para pegawai tersebut juga tidak boleh mengenakan bedak atau perias wajah
lain, cat kuku, perhiasan apa pun, serta memanjangkan kuku selama bekerja.

Begitu sterilnya pabrik kantong darah itu, seluruh tamu yang datang harus menandatangani
pernyataan untuk tidak membeberkan semua yang dilihat di ruang produksi.

Maklum, memproduksi kantong darah tidaklah mudah. Selain steril, kantong darah harus dilapisi
zat khusus untuk menjaga agar darah dan komponennya tidak membeku atau berubah sifat
selama berada dalam kantong. Karena itu, kantong darah memiliki masa kedaluwarsa yang relatif
pendek, sehingga hanya dibuat berdasar pesanan. (p3/c1/ary)
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota
terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya[7][8]. Kota ini juga merupakan kota
terbesar di luar Pulau Jawa. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian
barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di
daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba. Kota Medan
memiliki luas 26.510 Hektar (265,10 Km 2 ) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera
Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Kota Medan memiliki
luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara
geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur
Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring keutara dan berada pada ketinggian 2,5
- 37,5 meter diatas permukaan laut.

Jepang adalah negara kepulauan di Asia Timur. Kepulauan Jepang terdiri dari pulau-pulau
stratovolcano, empat pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan
Kyushu. Jepang berada 36°sebelah utara khatulistiwa dan 138°sebelah timur meridian utama.
Jepang berada di utara timur laut Cina dan Taiwan (dipisahkan oleh Laut Cina Timur), sebelah
timur Korea (dipisahkan oleh Laut Jepang), dan sebelah selatan Rusia Timur Jauh.
Selain 4 pulau utama, terdapat 3.000 pulau-pulau berukuran lebih kecil, termasuk Okinawa serta
pulau-pulau kecil yang berpenghuni atau tidak berpenghuni. Pada tahun 2006, total luas wilayah
Jepang adalah 377.923,1 km², di antaranya 374.834 km² adalah daratan dan 3.091 km² perairan.
Sekitar 73% wilayah Jepang adalah daerah pegunungan. Total luas wilayah Jepang kira-kira 85%
luas Pulau Sumatra, namun lebih besar dari luas wilayah Jerman, Malaysia, Selandia Baru, dan
Britania Raya.

Kerajaan Thai merupakan tempat terletaknya beberapa wilayah geografis yang berbeda. Di
sebelah utara, keadaannya bergunung-gunung, dan titik tertingginya berada di Doi Inthanon
(2.576 m). Sebelah timur laut terdiri dari Hamparan Khorat, yang dibatasi di timur oleh sungai
Mekong. Wilayah tengah negara didominasi lembah sungai Chao Phraya yang hampir
seluruhnya datar, dan mengalir ke Teluk Thailand. Di sebelah selatan terdapat Tanah Genting
Kra yang melebar ke Semenanjung Melayu.

Anda mungkin juga menyukai