Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Fahmy Shiddiqy

Nim : 1503056017
Kelas : PM-1A
Makul : Ilmu Pendidikan Islam

TAFSIRAN
SURAT TAAHA AYAT 53
JUZ XVI

Diterjemahkan dari Tafsir Al-Maragi


Oleh: Ahmad Mustafa Al-Maragi
Diterbitkan oleh PT.Karya Toha Putra Semarang

Tuhanku yang tidak lupa aka segala sesuatu itu adalah Tuhan yang menjadikan bumi bagi
kalian sebagaia hamparan, tempat kalian dibuai dan menetap, maka kali bangun, tidur dan
mengadakan perjalanan diatasnya.

Dia menjadikan bagi kalian di bumi itu jalan-jalan antara gunung dan lembah, Tempat kalian
berjalan dan mengadakan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, untuk memenuhi
kebutuhan kalian dan memanfaatkan kekayaanya.
Senada dengan ayat ini, ialah firman Allah:

“Dan telah kami jadikan(pula) di bumi itu jalan jalan yang luas, agar mereka mendapat
petunjuk.” (Al-Anbiya,21 :31)

Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu dengan air hujan itu Diamengeluarkan berbagai
jenis tumbuh-tumbuhan, Seperti palawija dan buah-buahan, Baik yang masam maupun yang
manis. Juga mengeluarkannya dengan berbagai manfaat, warna, aroma, dan bentuk;
Sebagianya cocok untuk manusa dan sebagian lainya cocok untuk hewan. Di sini terdapat
penjelasan tentang nikmat Allah yang dilimpahkan kepada makhluk-nya melalui hujan yang
melahirkan berbagai manfaat itu.
Diterjemahkan dari Tafsir Al-Quranul Madjid An-Nur (JILID 3)
Oleh: Prof.Dr.Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy
Diterbitkan oleh Cakrawala Publishing

“Tuhan yang telah menjadikan bumi untukmu sebagai tempat tidur dan telah menjadikan
bagimu di dalam-nya beberapa jalan dan menurunkan hujan dari langit, lalu Kami (Allah)
menumbuhkan tumbuhan dalam berbagai jenis dengan berpasang-pasangan.” (Thaha 20:53)

Penafsiran:

Tuhanku adalah Tuhan yang telah menjadikan bumi untukmu sebagai tempat tidur
yang terhampar luas, walaupun sebenarnya bulat.

Allah telah menjadikan bagimu dibumi ini beberapa jalan diantara gunung, alur-alur
dan lembah yang dapat kamu lalui untuk memudahkan hubungan antara satu tempat dengan
tempat lain.

Allah telah menurunkan hujan dari langit, yang dengan itu ditumbuhkanlah beberapa
pasangan tanaman dari bermacam jenis dan berlainan rasa buahnya serta berlainan
manfaatnya. Ada yang bermanfaat bagi manusia, dan ada pula yang bermanfaat bagi hewan.
Diterjemahkan dari Al-Quran dan Tafsir-nya
Oleh: Departemen Agama RI
Diterbitkan oleh Penerbit Lentera Abadi Jakarta

Untuk memperkuat bahwa Allah itu tidak akan salah dan lupa, dan untuk menolak
kemungkinan timbulnya sangkaan bahwa catatan yang ada di “Lauh Mahfuz” itu bisa salah
dan ada yang tidak tercatat karena lupa, maka pada ayat ini ditegaskan bahwa tuhan yang
menguasai pencatatan itu, ialah Tuhan yang menjadikan bumi ini sebagai hamparan bagi
manusia yang terbentang luas untuk dipergunakan sebagai tempat tinggal, bangun, tidur, dan
bepergian dengan bebas kemana-mana, Sebagaiman Firman Allah:

“Allah-lah yang menjadikan bumi untukmu sebagai tempat menetap.” (Al-Gafir/40:64)


Dan Firman-Nya:

“Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala
penjurunya” (al-Mulk/67:15)
Tuhanlah yang telah menjadikan jalan-jalan di bumi ini,baik di gunung-gunung
maupun di tempat-tempat yang rendah untuk menghubungkan satu tempat dengan tempat
lain, antara satu kota dengan kota yang lain, antara satu desa dengan desa yang lain, guna
memudahkan melaksanakan keperluan-keperluan manusia. Sejalan dengan firman Allah:

“Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, agar kamu dapat pergi kian kemari
di jalan-jalan yang luas.” (Nuh/71: 19-20)
Dan firman-Nya:

“Dan Kami telah menjadikan bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia (tidak) gancang
bersama mereka, dan Kami jadikan (pula) disana jalan-jalan yang luas, agar mereka
mendapat petunjuk.” (Al-Anbiya’/21:31)
Tuhanlah,yang menurunkan air hujan dari langit yang menyebabkan tumbuhnya
tanaman-tanaman dan buah-buahan yang bermacam cita rasanya, ada yang masam, ada yang
manis, bermacam ragam dan jenis dan manfaatnya. Ada yang layak untuk manusia, dan ada
yang baik untuk binatang yang kesemuanya itu menunjukkan atas besarnya karunia dan
banyaknya nikmat yang dilimpahkan Allah kepada semua hamba-Nya sejalan dengan firman
Allah:

“Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-
buahan sebagai rezeki untukmu.” (Al-Baqarah/2:22)
HUBUNGAN DENGAN SAINTEK

Dalam hal permulaan kehidupan, Al-Qur'an memberikan jawaban yang amat jelas
pada titik manakah mulai dan bahwa asal mula manusia adalah air . Yang dimaksud air di
atas Air hujan.

Air hujan berasal dari penguapan air dan 97% merupakan penguapan air laut yang
asin. Namun, air hujan adalah tawar. Air hujan bersifat tawar karena adanya hukum fisika
yang telah ditetapkan Allah. Berdasarkan hukum ini, dari mana pun asalnya penguapan air
ini, baik dari laut yang asin, dari danau yang mengandung mineral, atau dari dalam lumpur,
air yang menguap tidak pernah mengandung bahan lain. Air hujan akan jatuh ke tanah dalam
keadaan murni dan bersih, sesuai dengan ketentuan Allah. lewat hujan itulah Allah memberi
kehidupan bagi tanah yang mati. Di dalam Al Quran banyak ayat yang menyeru kepada kita
agar memperhatikan bahwa hujan berguna untuk menghidupkan negeri (tanah) yang mati.
Selain tanah diberi air, yang merupakan kebutuhan mutlak bagi makhluk hidup, hujan juga
berfungsi sebagai penyubur. Tetesan hujan, yang mencapai awan setelah sebelumnya
menguap dari laut, mengandung zat-zat tertentu yang bisa memberi kesuburan pada tanah
yang mati. Tetesan yang “memberi kehidupan” ini disebut “tetesan tegangan permukaan”.

Tetesan tegangan permukaan terbentuk di bagian atas permukaan laut, yang disebut
lapisan mikro oleh ahli biologi. Pada lapisan yang lebih tipis dari 1/10 mm ini, terdapat sisa
senyawa organik dari polusi yang disebabkan oleh ganggang mikroskopis dan zooplankton.
Dalam sisa senyawa organik ini terkandung beberapa unsur yang sangat jarang ditemukan
pada air laut seperti fosfor, magnesium, kalium, dan beberapa logam berat seperti tembaga,
seng, kobal, dan timah. Tetesan berisi “pupuk” ini naik ke langit dengan bantuan angin dan
setelah beberapa waktu akan jatuh ke bumi sebagai tetesan hujan. Dari air hujan inilah, benih
dan tumbuhan di bumi memperoleh berbagai garam logam dan unsur-unsur lain yang penting
bagi pertumbuhan mereka.

Garam-garam mineral yang turun bersama hujan merupakan contoh dari pupuk
konvensional (kalsium, magnesium, kalium, dan lain-lain) yang digunakan untuk
meningkatkan kesuburan. Sementara itu, logam berat, yang terdapat dalam tipe aerosol ini,
adalah unsur-unsur lain yang meningkatkan kesuburan pada masa perkembangan dan
produksi tanaman.

Singkatnya, hujan adalah penyubur yang sangat penting. Setelah seratus tahun lebih,
tanah tandus dapat menjadi subur dan kaya akan unsur esensial untuk tanaman, hanya dari
pupuk yang jatuh bersama hujan. Hutan pun berkembang dan diberi “makan” dengan bantuan
aerosol dari laut tersebut.

Dengan cara seperti ini, 150 juta ton pupuk jatuh ke permukaan bumi setiap tahunnya.
Andaikan tidak ada pupuk alami seperti ini, di bumi ini hanya akan terdapat sedikit
tumbuhan, dan keseimbangan ekologi akan terganggu.
HAL YANG DAPAT DIKEMBANGKAN:

a. Membuat bak penampungan air.


Cara yang paling umum dan paling tradisional dalam mengelola curahan atau
limpahan air hujan adalah dengan membuat bak-bak penampungan, baik kecil maupun besar,
yang memungkinkan curahan air hujan dapat ditampung. Di daerah-daerah pertanian,
pembuatan kolam-kolam penampungan air hujan pun sudah lazim dilakukan. Kolam-kolam
ini, selain sebagai difungsikan sebagai penampungan air hujan, biasa difungsikan pula
sebagai tempat memelihara ikan. Namun demikian, pembuatan bak penampungan kurang
efektif dalam menyimpan dan menampung limpahan air hujan karena kapasitas yang sedikit,
yaitu tergantung pada seberapa besarnya ukuran bak. Oleh karena itu, bak penampungan
lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dalam skala kecil, yaitu untuk mencuci,
mandi, memasak, atau sebagai air minum. Itu pun hanya bisa dinikmati oleh penduduk yang
memiliki cukup lahan untuk membuat bak-bak penampungan air.

b. Membuat sumur resapan air.


Sumur resapan termasuk salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan
yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman
tertentu. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas
atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur resapan ini
dapat memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksikan air hujan ke dalam
tanah. Sasaran lokasi pembuatan sumur resapan adalah daerah resapan air di kawasan
budidaya, permukiman, perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olahraga serta
fasilitas umum lainnya.

Anda mungkin juga menyukai