Analisis Kelayakan Usaha Pendirian Rumah Makan " Ibu Sri": Abstraksi
Analisis Kelayakan Usaha Pendirian Rumah Makan " Ibu Sri": Abstraksi
ABSTRAKSI
Penulisan tugas akhir ini tentang analisis kelayakan usaha pendirian rumah
makan “Ibu Sri” di Jln. Keadilan, Depok Timur. Karena studi kelayakan merupakan
aspek yang sangat penting dalam hal pendirian atau pengembangan suatu usaha. Studi
kelayakan adalah suatu studi yang mempelajari tentang layak atau tidaknya suatu usaha
dapat didirikan atau dikembangkan.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, penulis ingin mengetahui berbagai aspek
studi kelayakan pada pendirian rumah makan “Ibu Sri” serta layak atau tidaknya usaha
dilaksanakan. Aspek-aspek tersebut adalah aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologi, aspek keuangan, aspek sosial dan ekonomi, aspek manajemen dan sumber
daya manusia, aspek hukum, aspek dampak lingkungan. Dalam hal ini alat analisa data
yang digunakan adalah metode payback period (PP), yaitu suatu metode yang
mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Metode net present value (NPV), yaitu
metode yang menghitung selisih nilai dengan penerimaan kas bersih dimasa yang akan
datang. Metode Internal rate of return (IRR), yaitu untuk mencari tingkat bunga.
Metode profitability index (PI), yaitu untuk mencari nilai keuntungan dan metode
average rate of return (ARR), yaitu cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga
dengan cara membandingkan antara rrta-rata laba sebelum pajakdengan rata-rata
investasi. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode PP memperoleh hasil,
yaitu 3 tahun 8 bulan, lebih cepat dari umur ekonomis usaha selama 5 tahun. NPV
bernilai positif, yaitu Rp. 264.791.967. IRR bernilai 28,730% lebih besar dari tingkat
bunga yang telah ditetapkan yaitu 28%. PI lebih besar dari 1,00 yaitu 1,67 menyatakan
bahwa setiap Rp. 1 yang di investasikan menghasilkan RP 1,67 dan ARR bernilai 6,8%.
1. PENDAHULUAN
Ditengah-tengah kondisi perekonomian yang serba sulit ini, peluang untuk
mendapatkan pekerjaan menjadi tambah sulit. Berbagai cara ditempuh orang agar
mereka tidak menjadi pengangguran. Salah satu alternatifnya adalah memulai sebuah
bisnis baru. Ada banyak peluang yang bisa dilakukan dan semuanya ada di depan mata
kita, tetapi masalahnya adalah cara kita memaksimalkannya peluang bisnis tersebut.
Mungkin modal merupakan salah satu alasan utama untuk memulai sebuah bisnis baru.
Rumah makan merupakan bisnis usaha yang menjanjikan. Bisnis usaha seperti
ini bila dikembangkan dengan teknik dan pendekatan pasar yang benar akan
mendatangkan keuntungan yang besar bagi pemiliknya, oleh sebab itu tidak sedikit para
pengusaha yang melirik bisnis ini, termasuk salah satu perusahaan atau jenis usaha yang
baru akan didirikan, yaitu Rumah Makan Ibu Sri yang akan mencoba memulai usaha
bisnis rumah makan.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka dilakukan penelitian tentang studi
kelayakan bisnis terhadap Rumah Makan Ibu Sri yang bergerak di bidang usaha bisnis
rumah makan yang ditinjau dari aspek-aspek yang terkait dengan studi kelayakan.
Rumah Makan Ibu Sri adalah suatu jenis usaha yang bergerak dalam bidang
bisnis makanan atau kuliner yang akan direncanakan berada di daerah Depok Timur.
Sebelum jenis usaha ini berdiri perlu dilakukan suatu studi kelayakan mengenai jenis
usaha yang akan dijalankan. Maksud dilakukannya studi kelayakan ini, yaitu apa yang
menyebabkan usaha itu semakin lama semakin berkembang, apakah investasi pada
pendirian “Rumah Makan Ibu Sri” layak untuk dilaksanakan dan dalam jangka waktu
berapa lama usaha Rumah Makan ini dapat mengembalikan investasinya
Untuk itu perlu dilakukannya suatu penelitian tentang studi kelayakan bisnis
yang akan ditinjau dari berbagai aspek yang terkait. Studi kelayakan ini untuk
mengetahui besarnya dana investasi yang dibutuhkan, market pasar yang ada, dan
kendala apa saja yang mungkin terjadi dalam proses mendirikan jenis usaha rumah
makan Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah untuk
melakukan analisa kelayakan usaha pendirian rumah makan “Ibu Sri” ditinjau dari
berbagai aspek, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek
keuangan, aspek sosial dan ekonomi, aspek manajemen dan sumber daya manusia,
aspek hukum, aspek dampak lingkungan.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Ada beberapa definisi dari pengertian Studi Kelayakan Bisnis menurut
beberapa ahli. Berikut ini definisi dari pengertian studi kelayakan bisnis, yaitu kegiatan
untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu
kegiatan usaha atau proyek.
Maksud dari sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh disini adalah pada
akhir-akhir ini telah banyak dikenal oleh masyarakat, terutama masyarakat yang
bergerak dalam bidang dunia usaha. Bermacam-macam peluang dan kesempatan yang
ada dalam kegiatan dunia usaha, telah menuntut perlu adanya penilaian sejauh mana
kegiatan atau kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat bila diusahakan.
Dengan demikian studi kelayakan yang juga sering disebut dengan feasibility
study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah
menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha atau proyek yang direncanakan.
Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha atau
proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat, baik dalam arti manfaat finansial
maupun dalam arti manfaat sosial. Layaknya suatu gagasan usaha atau proyek dalam
arti manfaat sosial tidak selalu menggambarkan layak dalam arti manfaat finansial, hal
ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan (Ibrahim, 2003).
digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama
pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru
aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar jelas
hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu
aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Rumus :
JumlahInvestasi
PP x12bulan ..........................................................(1)
JumlahAliranKasBersih
Untuk menilai apakah usaha layak diterima atau tidak dari segi PP, maka hasil
perhitungan tersebut harus sebagai berikut PP sekarang lebih kecil dari umur investasi,
dengan membandingkan rata-rata industri unit usaha sejenis, sesuai dengan target
perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2003).
PI
PVArusKasBersih ...............................................................................(8)
PVInvestasi
Keputusan :
Apabila PI lebih besar (>) dari 1 maka diterima dan apabila PI lebih kecil (<) dari 1
maka ditolak (Kasmir dan Jakfar, 2003).
dengan kebijaksanaan, prosedur dan praktik bagaimana mengelola atau mengatur orang
2.4.5.3 Kompensasi
Program kompensasi penting diperhatikan oleh pemilik usaha dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kompensasi adalah penghargaan atau imbalan
yang diterima para tenaga kerja atas kontribusinya dalam mewujudkan tujuan
perusahaan.
Pada umumnya kompensasi dapat berupa kompensasi dan non finansial.
Kompensasi finansial terdiri dari upah, gaji, komisi, bonus dan asuransi. Kompensasi
non finansial berupa rasa aman, pengembangan diri, fleksibilitas karier, peluang
kenaikan penghasilan, simbol status, pujian dan pengakuan, kenyamanan tugas dan
persahabatan (Kasmir dan Jakfar, 2003).
2.4.5.4 Pemeliharaan
Pihak manajemen harus terus berupaya memelihara karyawannya dengan
berbagai upaya nyata agar mereka tetap betah dan merasa dihargai dalam organisasi.
Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan pembinaan bagi karyawan yang tidak
disiplin melalui saluran komunikasi yang efektif. Selain itu, juga perlu memerhatikan
masalah keselamatan dan kesehatan kerja mereka.
Keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk kepada kondisi-kondisi fisik dan
mental karyawan yang diakibatkan oleh lingkungan kerja. Kondisi fisik meliputi
penyakit dan kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa, cacat anggota tubuh, kanker
paru-paru. Sedangkan kondisi psikologis atau mental meliputi penyakit yang
diakibatkan oleh stres dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah, contohnya
ketidakpuasan, sikap apatis, bimbang, dan lain-lain.
Manfaat yang diperoleh perusahaan dari lingkungan kerja yang aman dan
sehat adalah meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang
hilang, meningkatnya efisiensi, kualitas kerja, menurunnya biaya-biaya kesehatan,
asuransi, fleksibilitas yang besar (Kasmir dan Jakfar, 2003).
3. Metodologi Penelitian
3.1 Diagram Alir Metode Penelitian
Diagram alir metode penelitian merupakan kerangka berpikir yang terdiri
langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai acuan penelitian. Diagram alir
diperlukan agar penyusunan laporan mempunyai alur yang terarah dan sistematis.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
langkah awal dengan menentukan arah tujuan penelitian, adapun tujuan dari penelitian
adalah menilai kelayakan usaha pendirian rumah makan terutama dari segi aspek
finansial (keuangan).
Setelah penulis menentukan arah tujuan penelitian, langkah yang kedua adalah
menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Ini dilakukan untuk menghilangkan
keragu-raguan, sehingga masalah harus didefinisikan secara jelas.
Adapun permasalahan yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut
bagaimana prospek kedepan dari usaha rumah makan ini, menentukan aspek-aspek apa
saja yang terkait langsung dengan studi kelayakan, menganalisa investasi yang harus
dikeluarkan untuk memulai usaha pendirian rumah makan.
Langkah ketiga, yaitu tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku atau literatur-literatur yang
berkaitan dalam penelitian ini.
Isi dari tinjauan pustaka pada penelitian ini adalah teori studi kelayakan dan
aspek-aspeknya, analisis mengenai perencanaan pendirian rumah makan serta
permasalahan yang berkaitan.
Langkah keempat, yaitu pengumpulan data terkait aspek yang dibahas. Pada
langkah ini penulis menyiapkan dan mengumpulkan data-data ini menyangkut aspek
yang akan dibahas, yaitu Aspek Pasar dan Pemasaran meliputi perkiraan permintaan,
penawaran, peluang pasar serta program pemasaran yang tergabung dalam bauran
pemasaran. Aspek Teknis dan Teknologis meliputi penentuan dan pemilihan lokasi
usaha, tata letak bangunan serta peralatan yang digunakan. Aspek keuangan meliputi
kebutuhan modal atau investasi, aliran kas, pemilihan investasi. Aspek manajemen dan
sumber daya manusia meliputi perkiraan jumlah tenaga kerja, serta struktur organisasi
yang digunakan. Aspek sosial dan ekonomi pengaruh usaha terhadap masyarakat
sekitar, pengaruh terhadap pendapatan Negara dan pengaruh terhadap sektor usaha lain.
Aspek hukum meliputi izin dari pemerintah daerah setempat serta perjanjian sewa
lokasi. Aspek amdal meliputi limbah apa saja yang dihasilkan dan dampak bagi
lingkungan sekitar dan cara mengatasinya.
Langkah kelima, yaitu pengolahan data terkait aspek yang dibahas. Pada
tahap pengolahan data terkait aspek yang dibahas dari data yang telah diperoleh pada
langkah sebelumnya dan akan diolah pada tahap ini. Adapun proses pada tahap ini
adalah analisis pasar meliputi permintaan, penawaran, peluang pasar dan program
pemasaran
Penentuan peralatan produksi dan teknologi menggunakan analisis kebutuhan
peralatan dan analisis teknologi tepat guna. Sedangkan penentuan lokasi usaha
menggunakan metode pembobotan kriteria lokasi usaha yang mungkin.
Kebutuhan modal atau investasi menggunakan analisis kebutuhan investasi.
Untuk aliran kas digunakan metode akutansi biaya. Pemilihan investasi digunakan
metode perhitungan periode pengembalian investasi (PP), metode perhitungan nilai
bersih sekarang (NPV), metode perhitungan tingkat pengembalian hasil internal (IRR),
metode perhitungan tingkat rata-rata pengembalian bunga (ARR), metode indeks
keuntungan (PI).
Pada tahap ini, peneliti sudah menyelesaikan proses pengolahan data. Maka
pada tahap ini akan dilakukan proses penganalisaan berdasarkan masing-masing aspek
yang dikaji.
Langkah terakhir atau langkah penulis menarik kesimpulan dari permasalahan
yang dibahas dengan menjawab tujuan dilakukannya penelitian ini, serta memberi saran
untuk penelitian berikutnya.
Berikut ini adalah uraian mengenai tugas dari struktur organisasi rumah makan
“Ibu Sri” pemilik dari rumah makan “Ibu Sri” ini adalah Ibu Sri dan Ibu Sri sebagai
pembuat masakan yang dibantu oleh 5 orang karyawannya yang juga bekerja dan
tinggal dirumahnya sehingga memudahkan untuk membuat masakan apalagi jika sedang
banyak pesanan. Koki 1 bertugas membantu Ibu Sri membuat masakan sedangkan koki
2 dan koki 3 bertugas merajang bahan-bahan masakan baik bumbu maupun sayur-
mayur. Pelayan 1 dan pelayan 2 bertugas melayani pembeli serta bergantian bertugas
melayani pembayaran yang bekerja dari pukul 11.00 WIB sampai 21.30 WIB.
Untuk biaya upah para pekerja disini penulis menggunakan asumsi dan
dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu upah untuk koki dan upah untuk pelayan. Biaya
upah untuk semua para pekerja pada tahun 0 sampai tahun ke-2 sebesar Rp 4.784.000,-
dan dirasa cukup modal pihak rumah makan “Ibu Sri” akan menaikkan upah tenaga
kerja sebesar 10% pada tahun ke-3. Perincian mengenai jenis tenaga kerja, tenaga kerja,
waktu, dan biaya upah tenaga kerja dari tahun 0 sampai tahun ke-2 dapat dilihat pada
tabel 4.7 :
Tabel 4.7 Perincian Tenaga Kerja dan Upah Tahun 0 sampai dengan Tahun ke-2
di Rumah Makan "Ibu Sri"
Jumlah Lama Kerja Biaya (Rp) Total Biaya
No Jenis Pekerjaan
Tenaga Kerja (hari) (per orang/hari) (Rp)
1 Koki 3 26 40.000 3.120.000
2 Pelayan 2 26 32.000 1.664.000
Total biaya tenaga kerja tahun 0 - tahun ke-2 4.784.000
Sumber : Pengolahan data Aspek Manajemen dan SDM, 2009.
Pada tahun ke-3 biaya upah tenaga kerja menggunakan asumsi kenaikan
sebesar 10% dari tahun 0 sampai tahun ke-2, yaitu sebesar Rp 5.262.400,-. Perincian
kenaikan upah pada tahun ke-3 dapat di lihat pada tabel 4.8 :
Tabel 4.8 Perincian Tenaga Kerja dan Upah Tahun 3 Mengalami Kenaikan 10%
di Rumah Makan "Ibu Sri"
Jumlah Lama Kerja Biaya (Rp) Total Biaya
No Jenis Pekerjaan
Tenaga Kerja (hari) (per orang/hari) (Rp)
1 Koki 3 26 44.000 3.432.000
2 Pelayan 2 26 35.200 1.830.400
Total biaya tenaga kerja tahun 3 5.262.400
Sumber : Pengolahan data Aspek Manajemen dan SDM, 2009.
Biaya upah tenaga kerja pada tahun ke-4 dan tahun ke-5 tidak mengalami
perubahan dari tahun ke-3, yaitu sebesar Rp 5.262.400,-.
Total biaya modal kerja pada tabel 4.9 diperoleh dari total biaya tetap tahun 0
ditambah total biaya variabel tahun 0. Untuk menentukan besarnya pinjaman dalam
membayar modal kerja juga digunakan 3 pola investasi dengan alasan yang sama.
Peminjaman biaya tetap dan modal kerja kepada bank hanya dilakukan pada tahun 0
saja, tujuannya untuk mengurangi biaya bunga yang tinggi.
Dikarenakan proyek ini adalah usaha rumah makan yang pastinya harga di
pasar tak menentu sehingga penulis membuat asumsi pada biaya variabel tahun 1
sampai dengan tahun ke 5 mengalami kenaikan sebesar 10%. Perincian proyeksi biaya
variabel dan biaya tetap dapat dilihat pada tabel 4.10.
Untuk modal kerja tahun-tahun berikutnya diperoleh dari keuntungan
penjualan dari semua jenis makanan dan minuman. Untuk memperkirakan hasil
penjualan gudeg, dilakukan dengan meneliti data dari pesaing yang telah buka lebih
dulu sekitar 2 tahun. Berikut adalah proyeksi hasil penjualan gudeg tahun 1 (tabel 4.11)
dan pada tahun 2 mengalami kenaikan sebesar 10% dan pada tahun ke 3 sampai dengan
tahun ke 5 mengalami kenaikan sebesar 20% (tabel 4.12) untuk rumah makan “Ibu Sri”
berdasarkan data dari pesaing, yaitu rumah makan “Mas Arie” :
Tabel 4.11 Proyeksi Penjualan Gudeg Rumah Makan "Ibu Sri"
Periode Bulan Desember 2009 sampai dengan Nopember 2010
Periode Pendapatan (Rp)
Desember 27.953.500
Januari 29.952.200
Februari 31.685.800
Maret 33.945.500
April 35.547.600
Mei 37.782.500
Juni 39.872.400
Juli 41.998.600
Agustus 43.798.500
September 45.856.200
Oktober 46.898.900
Nopember 48.489.500
Total 463.781.200
Sumber : Pengolahan Data Aspek Keuangan
Rumah Makan “Ibu Sri”, 2009.
Asumsi : Pendapatan tahun ke 2 mengalami kenaikan 10% dan pada tahun 3 sampai
dengan tahun ke 5, mengalami kenaikan sebesar 20%.
4.7.2 Penentuan Aliran Kas Usaha
4.7.2.1 Aliran Kas Pola Investasi 1, Bunga 12%
Setiap pola investasi dan bunganya harus diketahui aliran kasnya agar dapat
menghitung NPV, IRR, periode pengembalian, indeks keuntungan dan tingkat
pengembalian rata-rata bunga. Dari perhitungan aliran kas kas awal pola investasi 1
dengan bunga 12 %. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
4.7.3 Penilaian Pola Investasi
Berdasarkan Pada tabel 4.9 dan tabel 4.10 bisa dilihat pilihan pola investasi,
bunga, serta nilai penjualan mana yang paling menguntungkan untuk usaha rumah
makan ini. Periode pengembalian dikatakan layak jika pengembalian modal berada
dalam masa proyek, nilai bersih sekarang (NPV) dikatakan layak jika bernilai positif.
Untuk tingkat pengembalian internal (IRR) jika nilainya lebih besar dari tingkat suku
bunganya, maka investasinya dapat dikatakan layak dan untuk indeks keuntungan
biasanya mengikuti nilai NPV, jika nilai NPV negatif maka nilai indeks keuntungannya
di bawah satu sebaliknya jika nilai indeks keuntungannya bernilai di atas satu maka
nilai NPV akan bernilai positif.
Perkiraan modal kembali pada semua tingkat bunga dalam pola investasi 1
sama, yaitu sekitar 3 tahun 8 bulan, dikarenakan nilai kas operasional dari tahun 1
sampai dengan tahun ke-5 sama pada semua tingkat bunga. Nilai NPV positif pada
semua tingkat bunga, maka investasi ini dapat dikatakan layak. Besarnya tingkat bunga
mempengaruhi nilai NPV karena semakin besar tingkat bunga semakin kecil nilai NPV-
nya. Nilai IRR yang terbesar dihasilkan pada tingkat bunga 18 % sebesar 29,176 %
berarti investasi ini layak karena nilai IRR lebih besar dari tingkat bunga yang di
syaratkan. Dikarenakan nilai IRR lebih besar pada tingkat bunga 18 %, yaitu sebesar
29,176 % berarti pemilik rumah makan dalam meminjam bunga tidak boleh menerima
bunga melebihi 29,176 % jika tidak ingin merugi. Dilihat dari indeks keuntungan (PI),
nilai PI terbesar dihasilkan oleh bunga 12% dan semua tingkat bunga dalam pola
investasi ini memberikan hasil yang layak, karena nilai indeks keuntungan di atas satu
pada semua tingkat bunga. Perhitungan ARR pada semua tingkat bunga memberikan
hasil yang layak dan ARR terbesar dihasilkan pada tingkat bunga 12 % sebesar 6,8.
Untuk pola investasi 3 (menggunakan 100% modal sendiri) sama, yaitu sekitar
4 tahunan. Nilai NPV sebesar Rp. 579.322.537. IRR yang dihasilkan, yaitu sebesar
22,911 %, nilai indeks keuntungannya (PI) sebesar 2,47 dan nilai ARR sebesar 7,4 %.
Pada ketiga pola investasi ini, semua parameter penilaian investasi memberikan hasil
yang menyatakan bahwa investasi layak
Dari ketiga pola investasi dengan tingkat bunga yang berbeda pada setiap pola
investasi, kecuali pada pola investasi 3 diketahui bahwa semakin besar tingkat bunga
semakin kecil nilai NPV dan nilai indeks keuntungannya. Untuk nilai IRR semakin
besar tingkat pinjaman ke bank, nilai IRR-nya semakin besar pula. Untuk periode
pengembalian modal, semakin besar tingkat pinjaman akan semakin cepat waktu
pengembalian investasinya. Sedangkan untuk ARR semakin besar tingkat pinjaman ke
bank, nilai ARR-nya semakin kecil.
5 Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis terhadap kelayakan usaha penjualan gudeg pada rumah
makan “Ibu Sri” di Depok Timur, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut
Aspek pasar dan pemasaran, dilihat dari lokasi usaha cukup strategis mengingat di
sepanjang jalan Keadilan hingga jalan Bahagia baru ada 1 usaha yang sama jadi belum
banyak pesaing. Aspek teknis dan teknologis, dipertimbangkan dari harga sewa lahan,
bahan baku, sarana transportasi, ketersediaan tenaga kerja, sarana dan pra sarana serta
fasilitas pendukung lainnya telah memenuhi syarat yang telah ditentukan. Aspek
manajemen dan SDM, dilihat dari segi usaha, usaha ini masih skala kecil atau
menengah dan operasional dilakukan secara kekeluargaan, sehingga tidak masalah jika
karyawannya hanya 5 orang dan struktur organisasinya masih sederhana. Aspek hukum,
karena usaha ini adalah usaha perorangan yang tidak berbadan hukum, maka
memudahkan pihak rumah makan “Ibu Sri” untuk mengambil keputusan dalam
menjalankan kegiatan operasional rumah makan. Aspek ekonomi dan sosial, usaha ini
dapat menciptakan lapangan pekerjaan terutama bagi mereka yang memiliki
kemampuan yang sesuai dengan usaha gudeg ini. Aspek amdal, cara mengatasi masalah
ini yaitu dengan membuang langsung sampah atau limbah hasil dari olahan masakan ke
tempat pembuangan sampah (TPS) sehingga kebersihan rumah makan tetap terjaga dan
tidak bau sampah. Aspek Keuangan, dari semua perhitungan dapat diketahui bahwa
nilai NPV terbesar dihasilkan oleh pola investasi 3, yaitu Rp. 579.322.537. Dengan
indeks keuntungan sebesar 2,47 dan lama modal kembali sekitar 48 bulan. Pemilihan
pola investasi bukan berdasarkan nilai NPV tetapi berdasarkan total aliran kas yang
masuk dalam waktu 5 tahun. Berdasarkan total kas yang masuk, maka investasi yang
sebaiknya dipilih adalah pola investasi 1. Karena pola investasi ini memberikan hasil
operasional kas atau kas masuk yang terbesar selama 5 tahun, yaitu sebesar Rp.
695.268.815. Jika dilihat dari total keuntungan juga sebaiknya memilih pola investasi 1
(bunga 12%), yang menghasilkan total keuntungan sebesar Rp. 595.204.599.
5.2 Saran
Dari beberapa saran yang penulis ajukan ini semoga dapat memberikan
manfaat bagi rumah makan “Ibu Sri” maupun bagi pihak lain yang membutuhkannya,
yaitu sebagai berikut :
Karena usaha ini menjual makanan maka kebersihannya lebih di jaga dan di
perhatikan agar dapat menarik minat pembeli.
Sebaiknya dilakukan promosi yang lebih efektif mengingat rumah makan ini
masih baru, agar lebih dikenal masyarakat dan untuk mencapai proyeksi yang sudah
direncanakan.
Pelayan yang ramah dan cepat merupakan salah satu cara untuk menarik
pembeli, hal ini sebaiknya diterapkan oleh pihak rumah makan “Ibu Sri”.
DAFTAR PUSTAKA
Endah, P, Lucia., P. Syari., Sukses Mengelola Usaha Warung Makan, Cetakan Pertama,
Transmedia, Jakarta, 2007.
Ibrahim, Yacob, Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi, Rineka Cipta, 2003.
Husnan, Suad dan Suwarsono, Studi Kelayakan Proyek : Konsep, Teknik dan
Penyusunan Laporan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2000.
Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis Edisi Kedua, Cetakan ke-4, Kencana
Prenada Media Group, 2003.