MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Farmakologi
yang dibina oleh Ibu Ni Wayan Dwi R,. APP. M. Kes
Disusunoleh
Gammar Ghina Ilmi (1601200023)
Ghea Raka S (1601200024)
Agistya Cahya K (1601200025)
Berlian Tiana (1601200026)
Rohmatun Nazila (1601200027)
Boby Wahyu Nusantara (1601200028)
M. Saufi Ilham (1601200029)
Mita Agustina (1601200030)
Eka Fajar Dwi M (1601200031)
Ayu Istiqomah (1601200032)
Yurike Pratika P (1601200033)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas farmakologi.
Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Maka dari itu, tak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Penulis menyadari dalam pelaksanaan maupun dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu kami tetap mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi peningkatan kualitas dari laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kebidanan Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan yang cukup signifikan
tahun 2007. Pada tahun 2007 AKB mencapai 34/1000 kelahiran hidup dan AKI mencapai
228/100.000 kelahiran. Angka kematian bayi di sebabkan oleh infeksi sistemik, kelainan
bawaan, dan infeksi saluran pernapasan akut. Angka kematian ibu ini masih sangat tinggi
yang di sebabkan oleh perdarahan, eklamsia, dan infeksi (Muliadi,2007).
Menurut (Manuaba, 2001) dapat mempercepat tercapainya penurunan angka kematian
ibu dan angka kematian perinatal disetiap rumah sakit baik pemerintah maupun rumah sakit
swasta telah dicanangkan gagasan untuk meningkatkan pelayanan terhadap ibu dan bayinya
melalui RS sayang bayi dan RS sayang ibu. Proses kematian ibu mempunyai perjalanan yang
panjang sehingga pencegahannya dapat dilakukan sejak melakukan “Ante Natal Care”
(pemeriksaan kehamilan) melalui pendidikan terkait dengan kesehatan ibu hamil, menyusui
dan kembalinya alat kesehatan reproduksi, serta menyampaikan betapa pentingnya interval
kehamilan berikutnya sehingga tercapai sumber daya manusia yang diharapkan.
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan patologi yang dapat mempengaruhi
keadaan ibu dan janin. Untuk menghadapi kehamilan risiko harus diambil sikap proaktif,
berencana dengan upaya promotif dan preventif sampai dengan waktunya harus diambil sikap
tegas dan cepat untuk menyelamatkan ibu dan janinnya (Manuaba, 2007).
Penyebab dari kejadian kehamilan risiko pada ibu hamil adalah karena kurangnya
pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi, rendahnya status sosial ekonomi dan
pendidikan yang rendah. Dengan adanya pengetahuan ibu tentang tujuan atau manfaat
pemeriksaan kehamilan dapat memotivasinya untuk memeriksakan kehamilan secara rutin.
Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan hidup sehat meliputi jenis makanan
bergizi, menjaga kebersihan diri, serta pentingnya istirahat cukup sehingga dapat mencegah
timbulnya komplikasi dan tetap mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada. Umur
seseorang dapat mempengaruhi keadaan kehamilannya. Bila wanita tersebut hamil pada masa
reproduksi, kecil kemungkinan untuk mengalami komplikasi di bandingkan wanita yang
hamil dibawah usia reproduksi ataupun diatas usia reproduksi (Rikadewi,2010).
Ibu dapat meningkatkan pengetahuan tentang tanda kehamilan risiko baik melalui
tenaga kesehatan terutama bidan, petugas Posyandu, media massa (televisi, koran, dll),
sehingga dapat mengenal risiko kehamilan dan mengunjugi bidan atau dokter sedini mungkin
untuk mendapatkan asuhan antenatal selain itu pendidikan yang kurang juga memepengaruhi
ibu untuk datang memeriksakan kehamilan ( Rikadewi,2010).
Jarak kehamilan yang terlalu pendek kurang dari 2 tahun dan d atas 5 tahun, hamil
dibawah usia 20 tahun dan lebih dari 35 tahun berisiko melahirkan bayi dengan kelainan
genetik. Begitu juga dengan ibu hamil yang pernah menjalani operasi. Faktor lainnya adalah
kondisi fisik atau menetap bagi sang ibu (seperti tinggi badan di bawah 145 cm, biasanya
panggul sempit dan akan kesulitan melahirkan secara normal) juga harus diwaspadai. Selain
itu, ibu hamil penderita obesitas dan darah tinggi pada kehamilan atau mengalami penyakit
lain yang cukup membahayakan sebelum atau saat hamil meruakan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kehamilannya berisiko tinggi (judi,2010).
Usia reproduksi sehat untuk hamil berkisar antara 25-30 tahun. Jika kurang atau
melebihi usia tersebut, maka mempengarui faktor kesuburan reproduksi yang juga
berpengaruh terhadap risiko kehamilan. Banyak cara untuk mengatasi masalah kehamilan
berisiko tinggi. Salah satu caranya adalah mempersiapkan mental saat menjalani kehamilan
tersebut, ibu hamil juga harus rajin melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi kondisi
ibu dan janin. Biasanya ibu hamil yang rajin memeriksakan kehamilan secara rutin merasa
lebih sehat. Dengan memeriksakan kehamilan secara teratur, komplikasi serta ganguan
kehamilan dapat teratasi dibandingkan ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan. Ibu hamil juga perlu mengosumsi gizi yang baik tepat dan seimbang, salah
satunya asam folat, guna mengoptimalkan perkembangan janin dan kesehatan ibu sendiri.
(Judi,2010).
Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin dan perdarahan
saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah. Paritas 2-3 merupakan paritas
paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3)
mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian
maternal. Risiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik,
sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana.
Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian resiko tinggi?
2. Apa saja jenis-jenis kehamilan resiko tinggi?
3. Apa saja komplikasi resiko tinggi?
4. Apa saja dampak dan akibat kehamilan resiko tinggi?
3. Jadwal pemeriksaan
1. Usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir sampai 28 minggu : 4 minggu sekali
2. 28 – 36 minggu : 2 minggu sekali
3. Diatas 36 minggu : 1 minggu sekali KECUALI jika ditemukan kelainan / faktor risiko
yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.
A. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan
jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut
kurang darah, kadar sel darah merah (hemoglobin atau Hb) di bawah nilai normal.
Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat
besi, asam folat, dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena
kekurangan zat besi. Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb)
dalam darahnya kurang dari 12 gr% . Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan
sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl
selama kehamilan atau masa nifas. Berdasarkan ketetapan WHO, anemia ibu hamil
adalah bila Hb kurang dari 11 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau
kadar <10,5 gr% pada trimester II. Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena
kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.
8. Adfer
a. Indikasi
Anemia yang disebabkan kekurangan Fe, anemia akibat traumatik atau
anemia endogenik, anemia akibat perdarahan selama masa pertumbuhan,
usia lanjut & masa penyembuhan, kehamilan, menyusui, anemia yang
disebabkan malnutrisi
b. efek samping
Gangguan saluran pencernaan.
c. Dosis
Dosis awal 1-2 kapsul sehari.
9. Artoferum
a. Indikasi
Anemia (kekurangan zat besi) & sebagai sebuah pencegahan, pengobatan,
dan sumber vitamin dan mineral bagi negara-negara kekurangan.
10. Dasabion Kapsul
a. Indikasi
Segala macam anemia
Pada masa kehamilan
b. Efek samping
Nyeri pada saluran pencernaan disertai mual,muntah dan diare. Pemberian
secara terus menerus dapat menyebabkan konstipasi.
11. Emineton
a. Indikasi
Untuk membantu mengurangi gejala anemia karena kekurangan zat besi.
b. Efek samping
Pemakaian EMINETON secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan
gastroenterik seperti diare atau gastritis, mual dan muntah.
c. Peringatan dan perhatian
Ada kemungkinan timbul faeces berwarna hitam setelah makan obat ini.
d. Dosis dan cara pemakaian :
Dewasa : 1-2 tablet/hari pada waktu atau sesudah makan
Anak-anak : 1 tablet/hari pada waktu atau sesudah makan
DAFTAR RUJUKAN