ID Analisa Faktor Faktor Yang Mempengaruhi PDF
ID Analisa Faktor Faktor Yang Mempengaruhi PDF
Sri Maharsi
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, Surabaya
Email: essy@peter.petra.ac.id
Fenny
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, Surabaya
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan dan
apakah kepercayaan mempengaruhi loyalitas pengguna terhadap internet banking di Surabaya.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 106, yang merupakan pengguna internet banking dari bank
BCA, Lippo, Mandiri, Niaga, BII, Permata, Bukopin dan Mega. Alat statistik yang digunakan adalah
Structural Equation Modelling (SEM). Data dianalisis dengan menggunakan software statistik LISREL
8.30. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa opportunistic behaviour control merupakan
faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan nasabah terhadap internet banking, diikuti oleh shared
value dan komunikasi, penelitian ini juga membuktikan bahwa kepercayaan berperan sebagai faktor
yang mempengaruhi loyalitas pengguna internet banking.
ABSTRACT
This research intends to know the factors that influence the trust and the influence of the trust of the
users’ loyalty to internet banking in Surabaya. The sample of this research is 106 users of internet banking
at BCA, Lippo, Mandiri, Niaga, BII, Permata, Bukopin and Mega Bank. The statistical tool used in this
research was Structural Equation Modelling (SEM). Data were analyzed using statistical software
LISREL 8.30. The results of this research indicated that opportunistic behaviour control was the greatest
factor that influencing I-Banking customers’ trust, followed by shared value and communication,
moreover this research also proved that trust act as the factor that influence the internet banking users’
loyalty.
Dengan adanya kelemahan-kelemahan dalam dari empat kota besar, yaitu Jakarta, Surabaya,
internet banking, maka bank harus mengem- Bandung dan Jogya (Budiw 2005). Selain itum
bangkan hubungan yang saling mempercayai berdasarkan survey Nielsen (2001), Indonesia
antara bank dengan konsumennya, dengan tujuan menempati posisi ke-enam terbesar dunia atau ke-
untuk mempromosikan transaksi-transaksi yang empat di Asia dalam tindak kejahatan internet dan
menggunakan internet dan meningkatkan loya- kasus tindak kejahatan internet dengan meng-
litas konsumen terhadap bank (Mukherjee dan gunakan fasilitas internet banking di Indonesia
Nath 2003). adalah kasus pembobolan rekening nasabah Bank
Internet banking memberikan keuntungan Central Asia dengan menggunakan clikbca
bagi nasabah maupun bank. Bagi nasabah, inter- (Kompas 2002) dan Jika masalah ini tidak diatasi,
net banking menawarkan kemudahan dan kece- maka kepercayaan masyarakat akan amannya
patan dalam melakukan transaksi perbankan. transaksi internet banking menjadi luntur dan
Keuntungan dari menyediakan layanan internet menyebabkan layanan ini dihindari (Rahardjo
banking bagi bank adalah internet banking bisa 2002). Dengan timbulnya beberapa kasus kecu-
menjadi solusi murah pengembangan infrastruk- rangan menggunakan media internet banking dan
tur dibanding membuka outlet ATM, contohnya tidak adanya interaksi fisik antara pegawai bank
klikbca saat ini telah menggantikan fungsi 160 dengan nasabah maka dapat menyebabkan
ATM dan menghemat biaya pencetakan formulir nasabah tidak percaya terhadap internet banking.
yang harus diisi nasabah untuk bertransaksi, Ketidakpercayaan nasabah terhadap internet
brosur, katalog, dan menggantinya dengan data banking dapat menimbulkan rasa takut pada
elektronik (Sutadi 2001). Tetapi internet banking nasabah untuk menggunakan internet banking.
juga membuka peluang timbulnya kejahatan Rasa takut ini menyebabkan nasabah tidak mau
menggunakan internet banking. Masalah keaman- menggunakan internet banking. Karena nasabah
an dan kerahasiaan data-data pribadi maupun tidak menggunakan internet banking, maka akan
keuangan dalam internet banking seringkali menimbulkan dua dampak bagi bank. Dampak
dipertanyakan oleh nasabah sebelum mereka pertama, dengan tujuan supaya nasabah puas
memutuskan untuk menggunakan internet bank- dengan pelayanan yang diberikan oleh bank maka
ing. Internet banking yang mampu meyakinkan bank memperbanyak jumlah ATM, kantor cabang
nasabahnya akan keamanan dan kerahasiaan dan pencetakan formulir transaksi, katalog, brosur
data-data nasabah akan memperoleh kepercayaan yang menyebabkan bank harus mengeluarkan
dari nasabah. biaya yang besar. Dampak kedua adalah bank
Untuk membangun hubungan jangka panjang telah mengeluarkan dana yang besar untuk mem-
dengan nasabahnya maka bank harus selalu bangun sistem internet banking tetapi internet
berkomunikasi dengan nasabahnya sehingga banking tidak memberikan nilai tambah bagi
nasabah merasa aman dan percaya terhadap bank nasabah karena nasabah menghindari internet
tersebut karena nasabah dapat dengan mudah banking. Hal ini akan menimbulkan tantangan
memperoleh informasi yang mereka inginkan dari bagi bank untuk menemukan strategi untuk
bank tersebut. Pada tahap dimana suatu web site mendapatkan kepercayaan nasabah terhadap
dapat mempertinggi komunikasi sosialnya yang internet banking.
meliputi openness, speed of response dan quality of Untuk mendapatkan kepercayaan nasabah
information akan mempengaruhi kemampuan terhadap internet banking, bank terlebih dahulu
situs tersebut untuk memenuhi kebutuhan peng- harus mengetahui faktor-faktor yang mempenga-
guna internet (Mukherjee dan Nath 2003). ruhi kepercayaan nasabah terhadap internet
Opportunistic behaviour dapat terjadi dalam banking. Dengan semakin banyaknya jumlah
transaksi internet banking dimana pihak bank bank yang menawarkan fasilitas internet banking
memiliki informasi yang lebih banyak dibanding- menyebabkan terjadinya persaingan yang kompe-
kan nasabah sehingga pihak bank bisa dengan titif antar bank. Kondisi ini memicu bank untuk
mudah memberikan informasi yang tidak lengkap meningkatkan loyalitas nasabahnya dan salah
maupun informasi yang tidak mencerminkan satunya yaitu loyalitas nasabah terhadap internet
keadaan yang sebenarnya. Konsumen yang tidak banking. Untuk meningkatkan loyalitas nasabah
mendapatkan informasi yang lengkap tentang terhadap internet banking maka sangat penting
kualitas suatu produk, seringkali kehilangan bagi bank untuk mengetahui faktor-faktor yang
kepercayaan untuk melakukan transaksi online mempengaruhi loyalitas nasabah terhadap inter-
(Ba, 2001), karena itu harus ada opportunistic net banking. Pentingnya bagi bank untuk
behaviour control. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
Dari hasil survey, diketahui bahwa 70%-80% kepercayaan dan loyalitas terhadap internet
pengguna internet banking di Indonesia berasal banking menimbulkan ketertarikan penulis untuk
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=AKU
Maharsi: Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan 37
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keper- konsumen merasa suatu online bank memiliki
cayaan pengguna terhadap internet banking, reputasi yang jelek, mereka akan malas meng-
dimana penulis juga mengkonsepkan kepercayaan gunakan website bank tersebut. Dari penjelasan
sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi ini dapat disimpulkan bahwa reputation dapat
loyalitas pengguna terhadap internet banking yang digunakan untuk mengukur kepercayaan
didasarkan dari penelitian Shergill dan Li (2005).
Penelitian tersebut juga membuktikan bahwa Perceived Risk
trust, satisfaction, switching cost dan brand
Besarnya persepsi konsumen mengenai resiko
reputation adalah faktor-faktor yang mempenga-
mempengaruhi besarnya kepercayaan mereka
ruhi loyalitas pengguna terhadap internet banking
terhadap online bank dan sistem dari online bank
di New Zealand Dari latar belakang di atas,
tersebut sehingga ketika memproses informasi
permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1)
online, konsumen sering menganggap bahwa ada
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keper-
resiko yang tinggi walaupun resiko tersebut
cayaaan pengguna terhadap internet banking di
sebenarnya rendah (Mukherjee dan Nath 2003).
Surabaya? 2) Apakah kepercayaan mempengaruhi
Konsumen online yang lebih berpengalaman
loyalitas pengguna terhadap internet banking di
mempunyai lebih banyak informasi mengenai
Surabaya?
online banking sehingga mereka beranggapan
resikonya rendah dan karena itu mereka mem-
Kepercayaan dalam Internet Banking
punyai kepercayaan yang lebih dalam transaksi
Menurut Mukherjee dan Nath (2003) keper- online (Ba 2001). Dari penjelasan ini dapat
cayaan dapat diukur melalui technology orientation, disimpulkan bahwa perceived risk dapat diguna-
reputation dan perceived risk. Sehingga indikator kan untuk mengukur kepercayaan.
yang digunakan untuk mengukur kepercayaan Morgan dan Hunt (1994), Mukherjee dan
adalah technology orientation, reputation dan Nath (2003) mengkonsepkan kepercayaan dipe-
perceived risk. ngaruhi oleh shared value, communication dan
opportunistic behaviour. Shergill dan Li (2005) juga
Technology Orientation mengkonsepkan kepercayaan dipengaruhi oleh
shared value, communication dan opportunistic
Besarnya kepercayaan konsumen terhadap
behaviour control. Dengan adanya dukungan teori
sistem elektronik berkaitan dengan besarnya
dari Shergill dan Li, Morgan dan Hunt serta
kepercayaan mereka terhadap online banking (Lee
Mukherjee dan Nath maka penelitian ini juga
dan Turban 2001). Ketika konsumen memper-
mengkonsepkan kepercayaan dipengaruhi oleh
kirakan faktor kepercayaan, beberapa persoalan
shared value, communication dan opportunistic
muncul dalam pikiran mereka dan salah satu
behaviour control.
persoalan tersebut adalah kesesuaian kemampuan
dari sistem elektronik tersebut dengan harapan
Shared Value
konsumen (Mukherjee dan Nath 2003). Konsumen
menggunakan beberapa ukuran seperti kecepatan Suatu tahap dimana mitra bisnis memiliki
akses, apakah jaringannya dapat dipercaya, sistem keyakinan mengenai tingkah laku, tujuan dan
navigasi untuk mengevaluasi transaksi-transaksi peraturan yang penting atau tidak penting, tepat
elektronik (Lee dan Turban 2001). Orientasi atau tidak tepat dan benar atau salah (Morgan
konsumen terhadap teknologi dari komunikasi dan Hunt 1994). Di dalam konteks online banking,
elektronik dan internet seringkali mewakili shared value menyimbolkan keyakinan konsumen
kepercayaan mereka dalam internet banking dan bank terhadap nilai-nilai seperti ethics,
(Mukherjee dan Nath 2003) sehingga technology security dan privacy (Mukherjee dan Nath 2003).
orientation merupakan indikator dari kepercayaan Menurut Mukherjee dan Nath (2003) dan
Shergill dan Li (2005), shared value dapat diukur
Reputation dengan menggunakan indikator privacy, security
dan ethics. a) Privacy. Sudah banyak survei yang
Sebagai “keseluruhan kualitas atau karakter
menemukan adanya kekhawatiran yang tinggi
yang dapat dilihat atau dinilai secara umum oleh
dari konsumen tentang kerahasiaan data-data
masyarakat” (Malaga 2001). Ketika konsumen
pribadi mereka di dalam aktivitas online
memproses informasi dalam online banking,
mereka akan mempertimbangkan reputasi bank (Swaminathan et al. 1999). Dalam transaksi
tersebut (Mukherjee dan Nath 2003) dimana online, ada resiko hilangnya kerahasiaan, yang
reputasi adalah faktor yang sangat penting dari merupakan faktor yang signifikan dalam mem-
bangun kepercayaan (Culnan dan Armstrong
kepercayaan. Ba (2001) menyatakan bahwa ketika
1999). Novak et al. (1999) mengungkapkan bahwa cayaan bahwa sistem elektronik mempunyai
kekhawatiran yang utama mengenai kerahasiaan karakteristik sosial, sangat penting untuk mem-
data-data pribadi bagi pengguna online banking bangun kepercayaan konsumen online. Semakin
adalah pelanggaran kebebasan pribadi dan tinggi tingkat komunikasi sosial yang ditampilkan
kurangnya kerahasiaan, dimana ada penyalah- oleh suatu website bank, semakin besar pengaruh-
gunaan dan kurangnya pengendalian terhadap nya pada kepercayaan konsumen dan meningkat-
kerahasiaan informasi dalam transaksi. Dengan kan kemungkinan konsumen melakukan tran-
adanya keyakinan pengguna dan bank terhadap saksi online (Mukherjee dan Nath 2003). Pada
nilai privacy maka privacy adalah indikator untuk tahap dimana suatu website dapat mempertinggi
mengukur shared value, b) Security. Menurut komunikasi sosialnya yang meliputi keterbukaan
Jones dan Vijayasarathy (1998), konsumen per- (openness), kecepatan dalam merespon (speed of
caya bahwa saluran pembayaran di internet tidak response) dan kualitas informasi (quality of
aman. Hal ini mengurangi kepercayaan kon- information) akan mempengaruhi kemampuan
sumen, sehingga mereka malas melakukan situs tersebut untuk memenuhi kebutuhan
transaksi online banking (Mukherjee dan Nath pengguna internet (Mukherjee dan Nath 2003).
2003). Sehingga communication dapat diukur oleh
Di Indonesi adanya situs klikbca.com yang indikator openness, speed of response dan quality of
bukan milik BCA akan tetapi dibuat menyerupai information. 1) Openness. Kepercayaan didapatkan
klikbca.com (typosquatter) merupakan fakta yang melalui keterbukaan dalam komunikasi yang
menodai internet banking di Indonesia dan jika secara spesifik melibatkan konsumen perseorang-
masalah ini tidak diatasi, maka kepercayaan an dan hubungan mereka dengan bank
masyarakat akan amannya transaksi internet (Mukherjee dan Nath 2003), 2) Speed of Response.
banking menjadi luntur dan menyebabkan Menurut Shergill dan Li (2005), tanpa mengguna-
layanan ini dihindari (Raharjo 2002) dan c) Ethics. kan cara berkomunikasi yang tepat, internet
Nilai-nilai etika menjelaskan kesempatan bank banking tidak dapat membangun hubungan yang
untuk memberikan informasi produk yang tidak baik dengan penggunanya dan hasil penelitian
lengkap atau membocorkan informasi pribadi dari yang dilakukan Shergill dan Li (2005) menunjuk-
konsumennya dan menjual informasi itu pada kan bahwa konsumen mempertimbangkan speed
pihak lain (Mukherjee dan Nath 2003). Dengan of response dengan serius ketika berkomunikasi
tujuan untuk mengurangi timbulnya resiko ter- dengan penyedia layanan internet banking dan 3)
hadap kejujuran, penyedia jasa internet banking Quality of Information. Industri internet banking
harus mempertimbangkan nilai-nilai etika secara juga harus terbuka dan menyediakan informasi
serius (Shergill dan Li 2005). yang berkualitas tinggi untuk konsumennya
Menurut Benassi (1999) mekanisme seperti (Shergill dan Li 2005).
kode-kode etika perbankan dan lembaga pemerin-
tah yang mendirikan dan menjalankan hukum Opportunistic Behaviour Control
dan peraturan perbankan dapat membangun Menurut Williamson (1975) yang dikutip oleh
kepercayaan mengenai kemanan dan kerahasiaan Mukherjee dan Nath (2003), opportunistic beha-
informasi. Pengguna dan bank memiliki keya- viour didefinisikan sebagai pencarian akan ke-
kinan mengenai nilai-nilai etika yang baik dalam mungkinan seseorang termakan tipu muslihat
internet banking sehingga ethics juga digunakan ketika melakukan suatu transaksi. Opportunistic
sebagi indikator untuk mengukur shared value. Behaviour Control berperan sebagai faktor penting
yang mempengaruhi kepercayaan (Shergill dan Li
Communication 2005). Shergill dan Li (2005) mengkonsepkan
regulatory control dan asymmetry information
Menurut Anderson dan Narus (1990) yang control sebagai indikator untuk mengukur
dikutip oleh Mukherjee dan Nath (2003), komuni- opportunistic behaviour control. 1) Regulatory
kasi dapat didefinisikan sebagai “pembagian Control Ketika konsumen menggunakan online
informasi yang berarti dan tepat waktu baik banking, mereka memperkirakan tingkat keeper-
secara resmi maupun tidak resmi. Morgan dan cayaan diri mereka atas mekanisme regulatory
Hunt (1994) berpendapat persepsi mitra bisnis control di dunia virtual (Mukherjee dan Nath
bahwa komunikasi masa lalu dari pihak lain yang 2003). Ada website yang palsu dan identitas online
relevan, tepat waktu dan dapat dipercaya akan dapat dilupakan dengan mudah (Ba 2001). Karena
semakin meningkatkan kepercayaan. perkembangan internet banking yang cepat
Penelitian yang dilakukan oleh Gefen dan menyebabkan timbulnya resiko yang sama dengan
Straub (2001) menemukan bahwa komunikasi keuntungan yang didapatkan, regulatory control
manusia dengan mesin, atau setidaknya keper- menampilkan fungsi identifikasi, pengukuran,
pengawasan dan pengendalian resiko-resiko dari Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan
pengoperasian internet banking untuk memper- dalam penelitian ini adalah penelitian yang
kuat keamanan lingkungan saat melakukan dilakukan oleh Mukherjee dan Nath (2003) serta
aktivitas keuangan melalui internet (Shergill dan penelitian Shergill dan Li (2005). Mukherjee dan
Li 2005), 2) Asymmetry Information Control. Nath (2003) meneliti 510 pengguna online banking
Terdapat Information asymmetry pada keleng- di India tentang pengaruh shared value,
kapan informasi suatu produk, yaitu informasi communication dan opportunistic behaviour ter-
yang lengkap tentang kualitas produk yang sulit hadap trust dan pengaruh trust terhadap
didapatkan di dalam lingkungan virtual (Ba 2001). relationship commitment. Sedangkan Shergill dan
Konsumen yang tidak mendapatkan informasi Li (2005) meneliti faktor-faktor yang mempenga-
yang lengkap tentang kualitas suatu produk, ruhi kepercayaan dan loyalitas pengguna I-
seringkali kehilangan kepercayaaan untuk Banking di New Zealand yang terdiri dari shared
melakukan transaksi online (Ba 2001). value, communication, opportunistic behaviour
control mempengaruhi trust dan trust, satisfaction,
brand reputation, switching cost mempengaruhi
LOYALITAS
loyalty.
Shergill dan Li (2005) mendefinisikan loyalitas Penelitian Mukherjee dan Nath (2003) dikem-
sebagai niat dari konsumen untuk kembali meng- bangkan berdasarkan teori commitment-trust yang
gunakan internet banking berdasarkan penga- sangat terkenal dari Morgan dan Hunt (1994).
laman dan harapan mereka di masa lalu. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Mukherjee dan
Dharmmesta (1999: 77-84), tahap-tahap loyalitas Nath (2003) menemukan bahwa shared value
terbagi 4, yaitu: adalah faktor yang paling mempengaruhi keeper-
Tahap pertama: loyalitas kognitif, pada cayaan konsumen dan berpengaruh positif
tahapan ini konsumen menggunakan basis terhadap trust yang diikuti oleh opportunistic
informasi yang secara memaksa menunjuk pada behaviour yang berhubungan negatif dengan trust
satu merek atas merek lainnya. Jadi loyalitasnya dan communication yang berhubungan positif
didasarkan pada keyakinan konsumen terhadap terhadap trust. Shared value juga faktor yang
basis informasi yang dicerminkan oleh kualitas paling mempengaruhi commitment yang diikuti
oleh trust. Privacy, speed of response, regulatory
merek. Loyalitas tahap pertama ini bukan
control, reputation, degree and length of association
merupakan bentuk loyalitas yang kuat.
merupakan faktor yang paling tinggi pengaruhnya
Tahap kedua: loyalitas afektif, tahap ini
dalam konstruk shared value, communication,
berkaitan sikap konsumen yang didorong oleh opportunistic behaviour, trust dan commitment.
kepuasan dan kesukaan konsumen. Loyalitas
tahap ini jauh lebih sulit berubah karena
loyalitasnya sudah masuk ke dalam benak kon-
sumen sebagai sikap. Namun demikian loyalitas
afektif ini masih tetap belum menjamin adanya
loyalitas. Loyalitas tahap ini dicerminkan oleh
tingkat kesukaan, tingkat kepuasan konsumen.
Tahap ketiga: loyalitas konatif merupakan
kondisi konsumen yang loyal yang dipengaruhi
oleh niatan untuk melakukan sesuatu (dimensi
konatif) yang mencakup niat atau komitmen yang
tinggi untuk melakukan pembelian. Jenis komit-
men pada tahap ini sudah melampaui loyalitas
Sumber: Mukherjee dan Nath 2003
afektif. Niat untuk melakukan pembelian ulang
dapat dianggap sebagai tanda awal munculnya Gambar 1. Model Penelitian Mukherjee dan Nath
loyalitas.
Tahap keempat: loyalitas tindakan yaitu Keterangan:
tahap dimana aspek konatif atau niat melakukan X1: privacy X7: regulatory control
telah mengalami perkembangan, yaitu dikonversi X2: security X8: information asymmetri
menjadi perilaku atau tindakan. X3: ethics
Penjelasan Dharmmesta mengenai 4 tahap X4: openness
loyalitas ini juga didukung oleh Oliver (1997) serta X5: speed of response
Harris dan Goode (2004). Kepercayaan dalam X6: quality of information
media elektronik yaitu “e-trust” dipercaya mening- Y1: technology orientation Y5: sense of belonging
katkan loyalitas konsumen online (Ribbink et al. Y2: reputation
2004). Y3: perceived risk
Y4: degree and length of association
kerahasiaan dan keamanan yang sama dengan dan hal ini telah dibuktikan oleh Morgan dan
bank, dan pengguna akan memilih internet Hunt (1994), Mukherjee dan Nath (2002). Karena
banking yang mampu menjalankan nilai-nilai adanya kecenderungan suatu organisasi atau
yang diyakini oleh pengguna tersebut. Dengan individu melakukan opportunistic behaviour untuk
adanya persamaan keyakinan antara bank dengan memaksimalkan kepentingan mereka maka harus
pengguna mengenai nilai-nilai tersebut menyebab- ada pengawasan untuk mencegah opportunistic
kan pengguna merasakan kecocokan dengan behaviour. Dengan adanya opportunistic behaviour
internet banking dari bank tersebut yang menim- control dalam internet banking melalui konsistensi
bulkan adanya suatu ikatan antara pengguna bank dalam menjalankan peraturan internet
dengan internet banking. Rasa keterikatan ini banking dan adanya sistem pengawasan dari bank
mendorong timbulnya kepercayaan pengguna untuk menyediakan informasi internet banking
terhadap internet banking. Penelitian Shergill dan yang akurat maka akan meningkatkan keeper-
Li (2005), Mukherjee dan Nath (2003), Morgan dan cayaan pengguna terhadap internet banking yang
Hunt (1994) telah berhasil membuktikan bahwa telah dibuktikan oleh Shergill dan Li (2005) dalam
shared value mempengaruhi trust, sehingga penelitian mereka sehingga hipotesis ketiga yang
hipotesis yang pertama dalam penelitian ini diajukan dalam penelitian ini adalah:
adalah:
H3: Diduga terdapat pengaruh positif antara
H1: Diduga terdapat pengaruh positif antara opportunistic behaviour control dan trust
shared value dan trust. Pada saat seseorang mempercayai pihak lain
dalam hubungan antar pribadi, ia akan menggan-
Dengan adanya komunikasi antara internet
tungkan dirinya pada pihak lain tersebut dan ia
banking dengan pengguna internet banking yang
akan mempunyai komitmen dalam hubungan
diwujudkan dengan diterimanya kritikan maupun tersebut dan komitmen seperti ini akan memun-
ide baru pengguna mengenai internet banking, culkan niatnya untuk mempertahankan hubung-
kecepatan respon internet banking untuk mem- an tersebut (Darsono dan Dharmmesta 2005).
berikan informasi yang diinginkan pengguna dan Demikian juga halnya jika pengguna internet
adanya informasi yang terbaru mengenai produk banking mempercayai layanan internet banking
maupun jasa yang ditawarkan maka akan yang disediakan oleh suatu bank maka pengguna
meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap internet banking tersebut memiliki niat untuk
internet banking karena pengguna dapat dengan mempertahankan hubungannya dengan internet
mudah memperoleh informasi yang mereka banking tersebut. Niat untuk mempertahankan
inginkan. Selain itu dengan seringnya berkomuni- hubungan antara pengguna internet banking
kasi maka akan menciptakan hubungan yang dengan internet banking yang disediakan oleh
lebih erat antara pengguna dengan internet suatu bank tersebut direpresentasikan dalam
banking yang berdampak pada tingkat kepercaya- bentuk loyalitas menggunakan layanan internet
an pengguna terhadap internet banking. Penelitian banking tersebut. Hal ini juga mendapat dukung-
Shergill dan Li (2005), Mukherjee dan Nath (2003), an studi yang dilakukan oleh Shergill dan Li
Morgan dan Hunt (1994) telah membuktikan (2005) serta Ribbink et. al (2004). Oleh karena itu,
bahwa communication mempengaruhi trust, dapat dirumuskan hipotesis keempat sebagai
sehingga hipotesis yang kedua dalam penelitian ini berikut:
adalah: H4: Diduga terdapat pengaruh positif antara trust
H2: Diduga terdapat pengaruh positif antara dan loyalty
communication dan trust Teknik analisis data dilakukan dengan meng-
Menurut John (1984) yang dikutip oleh gunakan teknik multivariat Struktural Equation
Morgan dan Hunt (1994), inti dari opportunistic Model (SEM). Sebagai alat bantu, digunakan
behaviour adalah kebohongan atau penipuan yang perangkat lunak LISREL 8.30. Tahap-tahap ana-
terjadi akibat dari pelanggaran janji mengenai lisa dengan menggunakan LISREL terdiri dari:
tugas yang seharusnya dilakukan. Tiap organisasi 1. Pengembangan Model Berbasis Konsep dan
maupun individu cenderung untuk memaksimal- Teori
kan kepentingan mereka dengan berbagai macam 2. Mengkonstruksi Diagram Path
cara, begitu juga dengan bank selaku penyedia 3. Konversi Diagram Path ke Model Struktural
layanan internet banking. Ketika suatu pihak per- 4. Uji validitas instrumen.
caya bahwa mitra mereka melakukan oppor- 5. Uji hipotesis.
tunistic behaviour, maka persepsi ini akan 6. Evaluasi goodness of fit.
mengurangi kepercayaan (Morgan dan Hunt 1994) 7. Interpretasi model.
Dari Correlation Matrix pada lampiran dapat Validitas Variabel-Variabel Indikator untuk
dilihat nilai korelasi antar variabel indikator Variabel Laten communication. Pemeriksaan ter-
dalam penelitian ini. Nilai korelasi antar variabel hadap λ menunjukkan bahwa variabel indikator
indikator dalam penelitian ini semuanya berada di memiliki λ yang di atas nilai kritis 0.30 yaitu X4
bawah 0,8 kecuali korelasi antara Y2 dan Y1 yang sebesar 0,67, X5 sebesar 0,71 dan X6 sebesar 0,68.
sebesar 0,882 tetapi korelasi ini masih berada di Nilai t untuk ketiga indikator ini juga berada di
bawah batas kritis 0,9. Sehingga dapat dikatakan atas batas kritis 1.96.
bahwa model dalam penelitian ini bebas dari Karena itu dapat disimpulkan bahwa ber-
multikolinieritas. dasarkan pemeriksaan terhadap nilai t dan λ,
Ada dua hal yang dilakukan dalam pengujian variabel-variabel indikator X4, X5, X6 terbukti
validitas yaitu pemeriksaan terhadap nilai t dan valid untuk merepresentasikan veriabel laten
pemeriksaan terhadap tingginya muatan faktor COM.
standar atau λ (standardized loading factor).
Dari tabel 2. di bawah terlihat bahwa semua Tabel 4. Muatan Faktor Standar dan Nilai t varia-
indikator dalam penelitian ini memiliki nilai bel laten COM
muatan faktor standar dan nilai t yang berada di
Variabel Indikator Muatan Faktor Nilai t
atas batas kritis (0,30 untuk muatan faktor Standar
standar dan 1,96 untuk nilai t). Dari kedua X4 0,67 4,94
kriteria yang digunakan maka dapat disimpulkan X5 0,71 5,66
bahwa XI, X2 dan X3 terbukti valid sebagai X6 0,68 5,15
variabel indikator bagi variabel laten SV. X4, X5
dan X6 terbukti valid sebagai variabel indikator Validitas Variabel–Variabel Indikator untuk
bagi variabel laten COM. X7 dan X8 terbukti valid Variabel Laten OBC. Tabel 5 menunjukkan muat-
sebagai variabel indikator bagi variabel laten OBC. an faktor standar dan nilai t. Tabel tersebut dapat
Y1, Y2 dan Y3 terbukti valid sebagai variabel dilihat bahwa nilai t variabel indikator X7 dan X8
indikator bagi variabel laten TRU. Y4 dan Y5 cukup tinggi yaitu berkisar dari 7,7 sampai dengan
terbukti valid sebagai variabel indikator bagi 8,6. Nilai t indikator X7 dan X8 ini telah melewati
variabel laten LYL. batas kritis 1,96 sehingga variabel indikator X7
Validitas Variabel-Variabel Indikator untuk dan X8 dianggap memiliki hubungan yang
Variabel Laten Shared Value. Semua nilai t dan λ signifikan dengan variabel laten OBC.
dari ketiga indikator variabel laten SV berada di Pemeriksaan terhadap besarnya λ menunjuk-
atas nilai kritis. Hal itu menunjukkan bahwa X1, kan bahwa indikator X7 dan X8 memiliki muatan
X2 dan X3 memiliki hubungan yang signifikan dan faktor standar di atas 0,7. Besarnya muatan faktor
mampu mewakili variabel laten SV. standar tersebut masih di atas batas kritis 0.30
Dari gambar 1 dan 2 dapat dilihat diagram sehingga variabel indikator X7 dan X8 dianggap
path yang menggambarkan hubungan variabel memiliki hubungan yang signifikan dengan varia-
laten SV dengan variabel-variabel indikatornya. bel laten OBC.
Muatan faktor standar dari indikator X2 sangat
tinggi yaitu di atas 0,80 dan untuk indikator X3 Tabel 5. Muatan Faktor Standar dan Nilai t varia-
muatan faktor standarnya di atas 0,50 sedangkan bel laten OBC
untuk X1 nilainya di atas 0,60 dan ketiga indikator Variabel Indikator Muatan Faktor Nilai t
ini memiliki muatan faktor di atas batas kritis Standar
0,30. Nilai t untuk indikator X1, X2 dan X3 juga X7 0,83 8,64
berada di atas nilai kritis 1,96. Dari kedua kriteria X8 0,74 7,72
yang digunakan untuk menguji validitas indikator
terbukti bahwa X1, X2 dan X3 memenuhi kriteria Dari keseluruhan pengujian validitas ber-
sebagai indikator yang valid bagi variabel laten dasarkan nilai t dan muatan faktor standar, telah
SV. terbukti bahwa indikator X7 dan X8 valid sebagai
variabel indikator bagi variabel laten OBC.
Tabel 3. Muatan Faktor Standar dan Nilai t Diagram path untuk muatan-muatan faktor
variabel laten SV dan nilai t variabel laten TRU dan LYL yang
Variabel Muatan Faktor Nilai t diperoleh dari menjalankan program SIMPLIS
Indikator Standar dapat dilihat pada gambar 6 dan 7 di bawah ini:
X1 0,65 6,34
X2 0,87 8,24
X3 0,51 4,95
Karena hasilnya berpengaruh positif dan terbukti signifikan secara statistik karena selisih-
signifikan secara statistik maka hipotesis H1 nya hanya sedikit (0,05 dibawah batas kritis) dan
terbukti dan diterima. Dengan dilandasi oleh nilai- nilai t yang dihasilkan jauh berada di atas batas
nilai etika, kerahasiaan dan keamanan maka kritis.
internet banking akan menjaga kerahasiaan data- Karena berpengaruh positif dan signifikan
data pribadi pengguna, menjaga keamanan data secara statistik maka hipotesis H2 terbukti dan
ketika menggunakan internet banking dan tidak diterima. Hal ini membuktikan bahwa keper-
menjual informasi pribadi pengguna kepada pihak cayaan pengguna terhadap internet banking
lain yang mendorong timbulnya kepercayaan dipengaruhi sebesar 25% oleh komunikasi yang
pengguna terhadap internet banking. terjalin antara pengguna dengan internet banking.
Hal ini sama dengan hasil dari beberapa Dengan adanya komunikasi yang baik maka
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya pengguna dapat dengan mudah memperoleh infor-
(Shergill dan Li 2005; Mukherjee dan Nath 2003; masi yang mereka inginkan.
Morgan dan Hunt 1994). Penelitian ini juga Dari hipotesis ini dapat disimpulkan bahwa
membuktikan bahwa keamanan dalam meng- pengguna percaya terhadap internet banking bila
gunakan internet banking (X2) adalah variabel ada komunikasi antara internet banking dengan
indikator yang paling tinggi pengaruhnya dalam pengguna.
shared value diikuti oleh privacy dan ethics. Pengujian Hipotesis 3. Persamaan 16 menun-
Hasil hipotesis yang pertama membuktikan jukkan bahwa variabel laten OBC memiliki
bahwa pengguna percaya terhadap internet pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap
banking bila internet banking dilandasi oleh nilai- TRU yang ditunjukkan dengan koefisien variabel
nilai etika, kerahasiaan dan keamanan dalam laten OBC (γ3) cukup besar diatas batas kritis 0,30,
internet banking yang diyakini oleh pengguna dan yaitu sebesar 0,56. Nilai t variabel laten COM
bank. Dengan adanya persamaan keyakinan sebesar 4,63 membuktikan bahwa terdapat
pengaruh yang positif antara opportunistic
antara bank dengan pengguna mengenai nilai-
behaviour control dan trust. Sehingga hipotesis H3
nilai tersebut menyebabkan pengguna merasakan
terbukti dan diterima. Dengan kata lain hal ini
kecocokan dengan internet banking dari bank
dapat diartikan bahwa pengontrolan terhadap
tersebut yang menimbulkan adanya suatu ikatan
kemungkinan bank melakukan penipuan ter-
antara pengguna dengan internet banking.
hadap pengguna internet banking memberikan
Rasa keterikatan ini mendorong timbulnya
pengaruh positif sebesar 56% terhadap kepercaya-
kepercayaan pengguna terhadap internet banking.
an pengguna pada internet banking.
Terlebih lagi Indonesia menduduki posisi keenam Hasil pembuktian hipotesis H3 sama dengan
di dunia dalam tindak kejahatan dengan meng- yang diperoleh Shergill dan Li (2005) dalam pene-
gunakan internet (Kompas 2002). litian mereka. Penelitian Mukherjee dan Nath
(2003), Morgan dan Hunt (1994) meneliti konstruk
opportunistic behaviour dan menemukan bahwa
opportunistic behaviour memiliki pengaruh yang
signifikan dan positif terhadap trust. Dengan ada-
nya pengontrolan terhadap opportunistic beha-
viour maka akan meningkatkan kepercayaan
terhadap internet banking sehingga hipotesis H3
ini juga sesuai dengan penelitian Mukherjee dan
Nath (2003), Morgan dan Hunt (1994).
Pengujian Hipotesis 4. Dari persamaan 17
terlihat bahwa variabel laten TRU memberikan
pengaruh positif sebesar 5,54 terhadap LYL.
Gambar 8. Diagram Path untuk Nilai t Untuk SV, Koefisien yang dimiliki TRU (β1) sebesar 0,71
COM, OBC, TRU dan LYL berarti bahwa variabel laten TRU signifikan
secara statistik terhadap LYL. Sehingga hipotesis
Pengujian hipotesis 2. Pada hasil dari per- H4 terbukti dan diterima.
samaan 16, terlihat bahwa nilai t variabel laten Hal ini berarti kepercayaan pengguna ter-
COM berada di atas batas kritis 1,96, yaitu sebesar hadap internet banking memberikan pengaruh
2,34. Hal ini membuktikan terdapat pengaruh positif sebesar 71% terhadap loyalitas pengguna
yang positif antara communication dan trust. dalam menggunakan internet banking. Dengan
Selain itu koefisien variabel laten SV (γ2) memiliki kata lain kepercayaan pengguna terhadap internet
nilai di bawah batas kritis 0,30, yaitu sebesar 0,25. banking akan mempengaruhi loyalitas pengguna
Tetapi pengaruh yang hanya sebesar 25% ini terhadap internet banking.
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=AKU
Maharsi: Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan 47
Reputasi layanan internet banking (Y2) meru- didapatkan langsung dari output LISREL.
pakan faktor yang paling tinggi pengaruhnya Besarnya nilai GFI, NFI dan CFI telah dirangkum
dalam trust (TRU), diikuti oleh technology dalam tabel 8.
orientation (Y1) dan perceived risk (Y3). Komitmen
pengguna untuk terus menggunakan internet Tabel 8. Overall Model Fit
banking (Y5) yang saat ini mereka gunakan Overall Model Fit untuk GFI NFI CFI
merupakan faktor yang paling tinggi pengaruhnya Model Struktural 0,87 0,83 0,89
dalam loyalitas (LYL). Jika pengguna internet
banking mempercayai layanan internet banking Secara keseluruhan, hasil pengujian model
yang disediakan oleh suatu bank maka pengguna keseluruhan berada diatas 0.80 yang menunjuk-
internet banking tersebut memiliki niat untuk kan bahwa model yang diusulkan memiliki tingkat
mempertahankan hubungannya dengan internet kesesuaian yang cukup bagus (marginal fit).
banking tersebut. Pengujian model pengukuran berarti menguji
Dari hipotesis ini dapat disimpulkan bahwa validitas dan reliabilitas variabel manifest ter-
pengguna internet banking akan loyal terhadap hadap variabel laten yang direpresentasikannya.
internet banking jika pengguna percaya terhadap Reliabilitas tinggi menunjukkan bahwa indicator-
internet banking. Hipotesis H4 ini sesuai dengan
indikator memiliki konsistensi yang tinggi dalam
hasil penelitian Shergill dan Li (2005), Ribbink et
mengukur variabel laten. Pengujian reliabilitas
al. (2004) yang juga membuktikan bahwa keper-
bisa dihitung dengan menggunakan construct
cayaan berpengaruh positif dan signifikan ter-
reliability dan variance extracted dengan meng-
hadap loyalitas.
ambil data berupa standardized factor loading dan
Dari persamaan 16 dan 17 terlihat bahwa
faktor yang paling mempengaruhi tingkat keper- measurement error yang terdapat dalam output
cayaan terhadap internet banking adalah pengon- LISREL.
trolan terhadap kemungkinan bank melakukan Pengujian Validitas. Pengujian validitas sudah
penipuan terhadap pengguna internet banking dibahas pada bab sebelumnya.
(OBC) dibandingkan shared value dan communi- Pengujian Reliabilitas. Pengujian reliabilitas
cation. Kebanyakan internet fraud itu karena secara langsung dari output LISREL dapat dilaku-
ditipu, bukan karena kecanggihan hacker (Budiw, kan dengan melihat nilai δ untuk variabel exogen
2005). dan ε untuk variabel endogen. Semakin kecil nilai
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa error, menunjukkan indikator tersebut memiliki
kepercayaan pengguna terhadap internet banking reliabilitas yang tinggi sebagi instrumen pengukur
mempengaruhi loyalitas pengguna terhadap variabel laten yang bersangkutan. Sayangnya,
internet banking. Pengontrolan terhadap kemung- batasan berapa besar δ dan ε sehingga suatu
kinan penipuan yang dilakukan oleh bank indikator dikatakan reliabel sampai sejauh ini
terhadap pengguna internet banking akan sangat belum ada yang mengemukakannya (Oud 2001)
menentukan kepercayaan pengguna terhadap yang dikutip oleh (Solimun 2002:81). Pada gambar
internet banking. Keyakinan pengguna dan bank 9, dapat dilihat bahwa nilai measurement error
mengenai nilai-nilai etika, kerahasiaan dan ke- tiap variabel indikator bervariasi besarnya dimana
amanan dalam internet banking dan komunikasi nilai measurement error tertinggi adalah indikator
antara pengguna dengan internet banking juga Y3 sebesar 0,86 dan nilai measurement error
mempengaruhi besarnya kepercayaan pengguna terendah adalah indikator Y2 sebesar 0,10.
terhadap internet banking.
Pengujian Kesesuaian Model. Dalam SEM ada
3 uji kesesuaian model yang dilakukan, yaitu:
pengujian kesesuaian model secara menyeluruh
(Overall Model Fit), pengujian kesesuaian model
pengukuran (Measurement Model Fit) dan penguji-
an kesesuaian model struktural (Structural Model
Fit).
Pengujian atas kesesuaian model keseluruhan
dilakukan dengan menggunakan indikator Good-
nedd-of-fit Index (GFI). GFI dipilih karena me-
rupakan parameter (indikator) yang umum
digunakan dalam melakukan uji kesesuaian model
keseluruhan (Juniarti 2001). Selain itu sebagai Sumber: output LISREL 8.30
pembanding juga digunakan Normed Fit Index
Gambar 9. Diagram Path Untuk Nilai Measure-
(NFI) dan Comparative Fit Index (CFI) yang
ment Error (Standar)
Pengujian reliabilitas secara tidak langsung selain shared value, communication dan oppor-
dengan menggunakan dua parameter yaitu tunistic behaviour control yang tidak dimasukkan
construct reliability dan variance extracted disaji- ke dalam model penelitian ini tetapi memiliki
kan secara lengkap dalam tabel 9. berikut ini pengaruh yang lebih besar yaitu 55%.
(pembulatan 2 angka di belakang koma): Model persamaan struktural kedua untuk H4
juga menunjukkan tingkat kesesuaian yang tidak
Tabel 9. Pengujian Reliabilitas cukup besar karena hanya mampu menjelaskan
51% dari perubahan pada variabel laten LYL.
Parameter
Variabel Nilai R2 sebesar 51% ini mengindikasikan bahwa
Construct Variance
Laten ada faktor-faktor lain selain kepercayaan yang
Reliability Extracted
SV 0,73 0,48 mempengaruhi loyalitas pengguna terhadap
COM 0,73 0,47 internet banking yang mampu menjelaskan 49%
OBC 0,77 0,62 dari perubahan pada variabel laten loyalitas.
TRU 0,79 0,59 Penelitian Shergill dan Li (2005) membuktikan
LYL 0,78 0,64 bahwa faktor-faktor lain di luar kepercayaan yang
mempengaruhi loyalitas adalah satisfaction,
Nilai construct reliability dari tiap variabel switching cost dan brand reputation.
laten di atas berada di atas batas kritis 0,70. Pada bagian ini, kesesuaian model yang
Sedangkan untuk variance extracted ada 3 variabel dianalisa ada 3 yaitu kesesuaian model kese-
laten yang berada di atas batas kritis 0,50 yaitu luruhan (Overall Model Fit), kesesuaian model
variabel laten OBC, TRU dan LYL sedangkan struktural (Structural Model Fit) dan kesesuaian
variabel laten SV dan COM memiliki nilai model pengukuran (Measurement Model Fit).
variance extracted di bawah batas kritis. Untuk
Kesesuaian Model Keseluruhan (Overall
variabel laten SV dan COM, walaupun nilai
Model Fit).
variance extractednya kurang dari 0,50, yaitu
sebesar 0,48 dan 0,47, tetapi nilai tersebut hampir Menurut Juniarti (2001) nilai GFI dan NFI di
mendekati batas kritis, sehingga dapat dianggap atas 0,80 sudah cukup tinggi. Dengan demikian
reliabel. Dari hasil pengukuran reliabilitas dengan model struktural yang dispesifikasikan terhadap
menggunakan dua parameter, dapat dibuktikan variabel-variabel indikator dan variabel laten yang
bahwa semua variabel laten dalam penelitian ini mendasarinya memiliki tingkat kesesuaian yang
terbukti reliabel. cukup tinggi.
Indikator dari Kesesuaian Model Struktural
yang diajukan sama seperti dalam model regresi Kesesuaian Model Pengukuran (Measure-
berganda, yaitu R2 (Juniarti 2001). Dari keseluruh- ment Model Fit)
an hipotesis, menghasilkan 2 persamaan berarti Pengujian model pengukuran berarti menguji
ada 2 model struktural yang diajukan. validitas dan reliabilitas variabel manifest ter-
hadap variabel laten yang direpresentasikannya.
1. Model Struktural untuk Parameter untuk menguji validitas adalah nilai
H1: SV = TRU muatan faktor standar dan nilai t. Semua nilai t
H2: COM = TRU dalam penelitian ini berada di atas batas kritis
H3: OBC = TRU 1,96 dan nilai muatan faktor standar semuanya
TRU = 0.29*SV + 0.25*COM + 0.56*OBC, juga berada di atas batas kritis 0,30. Hasil pengu-
2.72 2.34 4.63 jian validitas dalam penelitian membuktikan
Errorvar.= 0.55, R² = 0.45 (18) bahwa semua variabel indikator dalam penelitian
ini terbukti valid sebagai variabel indikator untuk
2. Model struktural untuk H4: TRU = LYL variabel laten SV, COM, OBC, TRU dan LYL.
LYL = 0.71*TRU, Errorvar.= 0.49, R² = 0.51 (19) Pengujian reliabilitas menggunakan 2 para-
5.54 meter yaitu nilai construct reliability dan variance
extracted. Variabel laten OBC, TRU dan LYL
Model struktural untuk H1, H2 dan H3
memiliki nilai construct reliability dan variance
memiliki R2 sebesar 0,45 yang berarti bahwa extracted di atas batas kritis, sedngkan SV dan
model persamaan hanya mampu menjelaskan 45% COM memiliki nilai variance extracted di bawah
dari perubahan pada variabel laten TRU yang 0,50 yaitu sebesar 0,48 dan 0,47, tetapi nilai ini
menunjukkan bahwa kesesuaian model untuk sudah mendekati 0,50 dan nilai construct
persamaan struktural yang pertama tidak cukup reliability SV dan COM berada di atas batas kritis
besar. Nilai R2 yang tidak cukup besar ini 0,70 sehingga semua variabel laten terbukti
mengindikasikan adanya faktor-faktor lainnya memiliki konsistensi pengukuran yang baik.
of online service dynamics (online). January 5, Oliver, R.L. 1999. Whence Customer Loyalty?. Jour-
2006.http://www.nfh.uit.no/dok/harris&goode- nal of Marketing, 63 (33). January 5, 2006.
2004. pdf. http://proquest.umi.com/pqdweb?did=460281
46&sid=1&Fmt=4&clientId=46969&RQT=
Jones, J.M. & Vijayasarathy, L.R. 1998. Internet 309&VName=PQD (Proquest) database.
consumer catalog shopping: findings from an
exploratory study and directions for future Rahardjo, B. 2002. Arsitektur Internet Banking
research. Internet Research, 8 (4), 322. yang Terpercaya (online). August 20, 2005.
September 5, 2005. http://proquest.umi.com/ http://www.ilmukomputer.com/populer/budir
pqdWeb?did=117541716&sid=1&Fmt=3& ahardjo-banking.php.
clientId=46969&RQT=309&Vname=PQD
(Proquest) database. Ribbink, D. et all. 2004. Comfort your online custo-
mer: quality, trust and loyalty on the internet.
Juniarti. 2001. Technology Acceptance Model Managing Service Quality, 14 (6), 446. Janua-
(TAM) dan Theory of Planned Behaviour ry 5, 2006. http://proquest.umi.com/pqdweb?
(TPB), Aplikasinya dalam Penggunaan Soft- did=774601981&sid=1&Fmt=4&clientId=469
ware Audit oleh Auditor. Jurnal Riset 69&RQT=309&VName=PQD(Proquest)data-
Akuntansi Indonesia, 4 (3), hal. 332-354. base.
Kompas (2002, 19 Maret). Indonesia Tempati Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Sta-
Posisi ke Enam Kejahatan Internet (online). tistik Parametris. Jakarta: PT. Elex Media
November 5, 2005. http://www.kompas.com/ Computindo.
internet/news/0203/19 /104052.htm
Shergill, G.S. and Li, B. 2005. Internet Banking-An
Lee, M.K.O. and Turban, E. 2001. A Trust Model Empirical Investigation Of Customer’s Beha-
for Consumer Internet Shopping (online). viour for online Banking in New Zealand
September 9, 2005. http://www.people. (online). Agustust 5, 2005. http://www.
creighton.edu/~lch50201/summer2004/Week Business.massey.ac.nz/commerce/research_o
5_ responses.pdf. utputs/2004/ 2004011.pdf.
Malaga, R.A. 2001. Web-Based Reputation Mana- Solimun. 2002. Structural Equation Modelling
gement Systems: Problems And Suggested LISREL and AMOS. Malang: Universitas
Solutions. Electronic Commerce Research, 1 Negeri Malang.
(4), 403. August 1, 2005. http://proquest.umi.
com/pqdweb?did=528782111&sid=1&Fmt=2 Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Ban-
& clientld=46969&RQT=309&Vname=PQD dung: Alfabeta.
(Proquest) database. Sutadi, Heru. 2001. Kejahatan Perbankan Lewat
Morgan, R.M. and Hunt, S.D. 1994. The Commit- Internet (online). March 10, 2006. http://www.
ment-Trust Theory of Relationship Mar- kompas.com/kompas-cetak/0107/08/iptek/
keting. Journal of Marketing, 58 (3), 20. keja22.htm.
August 1, 2005 http://proquest.umi.com/ Swaminathan, V., Lepkowska-White, E. and Rao,
pqdweb?did=23182&sid=1&Fmt=3&clientId B.P. 1999. Browsers or Buyers in Cyber-
=46969&RQT=309&VName=PQD space? An Investigation of Factors Influenc-
(Proquest) database. ing Electronic Exchange (online). August 15,
Mukherjee, A. and Nath, P. 2003. A Model of Trust 2005. http://www.ascus.org/ecmc/vol5/issue2/
in Online Relationship Banking. The Inter- swaminathan.htm.
national Journal of Bank Marketing Tampubolon, Nelson. 2004. Surat Edaran: Pene-
Bradford, 21 (1), 5. March 10, 2005. rapan Manajemen Risiko pada Aktivitas
http://proquest.umi,com/pqdweb?did=289865 Pelayanan Jasa Bank Melalui Internet
501Fmt=4&clientId=46969&ROT=309& (Internet Banking) (online). August 24, 2005.
Vname= PQD (Proquest) database. http://www.bi.go.id/biweb/utama/peraturan/s
Novak, T.P., Hoffman, D.L. and Peralta, M. 1999. e-6-18-04-apnp.pdf.
Building Consumer Trust in Online Wijianto, S.H. 2003. Bahan Workshop Structural
Environments: The Case for Information Equation Modelling. Jakarta: Universitas
Privacy (online). June 29, 2005. http://www. Indonesia.
orgsm.Vanderbilt.edu/Research/papers/Build
ingConsumer Trust.
Correlation Matrix
X1 X2 X3 X4 X5 X6
-------- -------- -------- -------- -------- --------
X1 1.000
X2 0.626 1.000
X3 0.342 0.505 1.000
X4 0.141 0.027 -0.143 1.000
X5 0.284 0.176 -0.032 0.545 1.000
X6 0.272 0.348 0.294 0.166 0.494 1.000
X7 -0.064 -0.158 -0.032 -0.085 -0.098 -0.132
X8 0.015 -0.174 -0.145 0.011 0.151 0.055
Y1 0.298 0.312 0.196 0.174 0.259 0.178
Y2 0.247 0.284 0.172 0.239 0.244 0.307
Y3 0.175 0.253 0.109 0.432 0.162 0.027
Y4 0.312 0.066 0.032 0.098 0.253 0.101
Y5 0.103 -0.050 0.107 -0.023 0.162 0.022
Correlation Matrix
X7 X8 Y1 Y2 Y3 Y4
-------- -------- -------- -------- -------- --------
X7 1.000
X8 0.688 1.000
Y1 0.298 0.261 1.000
Y2 0.460 0.407 0.882 1.000
Y3 0.157 0.015 0.414 0.351 1.000
Y4 0.191 0.495 0.480 0.541 0.255 1.000
Y5 0.559 0.332 0.695 0.646 0.340 0.706
Correlation Matrix
Y5
--------
Y5 1.000