Anda di halaman 1dari 11

ISSN: 2303-288X Vol. 3, No.

1, April 2014

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN MATA KULIAH


PRAKTIK TATA BUSANA PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
TATA BUSANA
Budhyani
I Gede Sudirtha 1, Putu Agus Mayuni2, I Dewa Ayu Made Budhyani3
1,2,3
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: sudirtha_gede@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Merancang instrumen asesmen kinerja untuk
Mata Praktek Busana di Program Studi Pendidikan Tata Busana dengan langkah-
langkah validitas dan reliabilitas yang tepat dalam pengembangan perangkat
instrumen asesmen sebagai asesmen proses dan produk. Penelitian ini
merupakan penelitian pengembangan (research and development) dengan
beberapa tahapan. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi
Pendidikan Tata Busana, dengan fokus penelitian adalah pengembangan
perangkat ssesmen Mata Kuliah Praktek Tata Busana. Adapun aspek-aspek
penelitian, sumber data, teknik dan instrumen/alat pengumpul data, dan validasi
dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian dilakukan dengan
teknik wawancara, observasi, dan pencatatan dokumen. Data penelitian ini berupa
data kuantitatif, dan analisis dilakukan dengan analisis statistik terkait uji empirik
(validasi instrumen) yang meliputi uji content validity dan dan validitas internal.
Analisis deskriptif dilakukan untuk memberi makna terhadap deskripsi data
penelitian. Hasil penelitian menunjukkan : 1) rancangan perangkat instrumen Mata
Kuliah Praktek Tata Busana yang dikembangkan melalui tahap analisis
kebutuhan instrumen yang dilakukan melalui kajian pustaka dan kajian terhadap
kompetensi Mata Kuliah Praktek Tata Busana dengan melibatkan tim peneliti,
praktisi, pakar evaluasi dan pengampu mata kuliah. Kajian ini menghasilkan
beberapa aspek penting yang perlu diungkap dalam penilaian praktek tata busana
yang diturunkan dari beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta
indikator pencapaian hasil belajar yang dikehendaki dalam Mata Kuliah Praktek
Tata Busana, dengan mengurutkan kemampuan-kemampuan berdasarkan urutan
pengamatan. Adapun beberapa aspek kemampuan/ unjuk kerja tersebut diuraikan
menjadi beberapa tahapan yaitu : (1) unjuk kerja menganalisa desain, (2) unjuk
kerja membuat pola dan pecah model, (3) unjuk kerja penempatan pola pada
bahan dan memotong bahan, (4) unjuk kerja menjahit/menggabungkan bagian-
bagian busana, dan (5) unjuk kerja finishing, mendisplay dan pengemasan busana.
Selanjutnya disusun kisi-kisi instrumen dan perangkat instrumen tahapan kinerja
dan satu tahapan penilaian dengan menggunakan asesemen produk. Untuk
mengetahui validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor. Instrumen diuji
cobakan pada 17 orang sampel. Item/butir instrumen yang mempunyai korelasi
positif dengan kriterium (skor total) dan korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa
item tersebut mempunyai validitas yang tinggi. Syarat minimum adalah rhitung= 0,30.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 326


ISSN: 2303-288X Vol. 3, No. 1, April 2014

Dari 40 butir tes yang diuji coba menunjukkan validitas yang dapat di andalkan
(rhitung > 0.5). Reliabilitas instrumen menggunakan kaidah Cronbach alpha, dengan
mencari koefisien reliabilitas gabungan. Indeks reliabilitasnya dihitung dengan
koefisien alpha dari Cronbach dan kriteria instrumen yang reliabel ditunjukkan
oleh koefisien reliabilitas ≥ 0,5. Hasil uji coba menunjukkan dari 5 instrumen yang
dikembangkan memiliki tingkat reliabilitas yang dapat diandalkan (r hitung > 0.6).
2) diperlukan suatu prosedur penggunaan asesemen kinerja yang bersifat praktis,
efisien dan mudah dipahami dalam pelaksanan asesemen. Lebih lanjut dalam
pengembangan asesemen kinerja sangat dibutuhkan kajian yang mendalam
tentang bagaimana mengembangkan prosedur asesemen kinerja yang praktis dan
efisien.

Kata kunci : pengembangan, instrumen asesmen, praktek tata busana

Abstract
This study aims to : 1) Develop a performance assessment instrument for in
dressmaking Education Program by appropriate validity and reliability procedure in
the development of the assessment instrument as the assessment process and
products. 2) identify and assess the procedures of assessement usage. This
research is a development research (R&D). The research focuses on the
development of assessment instrument for Makeup Training Subject. The aspects
of research, data sources, techniques and instruments/data collection instrument,
and validation and reliability of the instrument used in the study conducted by
interview, observation, and literature and documents. The data of this study is
quantitative data which was statistically analyzed due to relevant empirical testing
(validation of instruments) that includes testing and content validity and internal
validity. Descriptive analyzes were undertaken to describe the research data. The
results showed: 1) The design of the instrument practice clothing subject are
developed through the needs analysis. It is done through literature review and
study of the course competencies by engaging a team of researchers. This study
resulted in the instrument guidelines and assessment instrument completed with its
scoring rubrics. However, other aspects of the capability/ performance is broken
down into several stages: (1) analyze design performance, (2) performance
patterns and rupture model, (3) the performance of the placement of the pattern on
the material and cut material, (4) show working sewing / fashion combine parts,
and (5) performance finishing, displaying and packing clothing.The instrument
comprising: a step of validity assessment is done through the stages : experts
judgment, empirical tests to prove the validity and reliability of the instruments
assessment. All the performance test instrument developed is valid (r xy>0.30) and
reliable (rxx’>0.60). Assessment instruments besides the assessment process and
results of this study have had a fit between indicators and their assessment
dimensions and descriptors. 2) required a procedure using performance asesemen
practical, efficient and easy to understand in implementing asesemen. Further in
the development of much-needed performance asesemen depth study on how to
develop procedures asesemen practical and efficient performance.

Keywords: develope, assessment instruments, the practice of clothing

Jurnal Pendidikan Indonesia | 327


ISSN: 2303-288X Vol. 3, No. 1, April 2014

PENDAHULUAN mata kuliah. Dengan ungkapan lain


Bukti hasil belajar mahasiswa yaitu penilaian keberhasilan pada
tata busana dapat dinilai melalui proses peserta didik harus pada penilaian
dan hasil belajarnya. Bukti tersebut sebenarnya atau difokuskan pada
dapat berupa berrbagai hal yang kemampuan melakukan suatu pekerjaan
diperoleh dalam proses maupun produk yang dapat dilihat dari ketuntasan hasil
busana yang dihasilkan. Untuk belajar mahasiswa melalui asesmen
menghasilkan produk yang baik, layak, proses dan hasil belajar melalui bukti-
dan sesuai standar, proses dan hasil bukti hasil belajar (learning eviden).
karya mahasiswa semestinya dapat Mata kuliah praktek tata busana
diarahkan atau diorientasikan pada (praktek membuat busana) memerlukan
perkembangan mode yang sesuai kreatifitas, keterampilan, dan kinerja
selera pasar. Hal ini sesuai dengan yang tinggi. Mata kuliah praktek ini
konsep dari pembelajaran berbasis merupakan penerapan kemampuan
produksi. dasar teori maupun kemampuan dasar
Untuk dapat menghasilkan suatu praktek yang telah diperoleh
produk busana yang sesuai dengan sebelumnya. Disamping penerapan
trend dan selera pasar membutuhkan konsep dan prinsip desain, mata kuliah
kemampuan dasar tentang analisis ini juga memerlukan kemampuan dasar
mode, dan bagaimana mengaplikasikan tentang bagaimana desain tersebut
mode itu sehingga menjadi karya yang dapat diterapkan atau diproduksi
baik. Kurangnya sumber belajar dan menjadi produk busana yang memiliki
kurangnya kemampuan daya pakai dan daya seni yang aplikatif
mengembangkan dan memanfaatkan sesuai dengan arah dan konsep desain.
sumber belajar sangat berdampak pada Karakteristik mata kuliah praktek tata
sulitnya mengarahkan dan busana dicirikan oleh beberapa aspek
menanamkan konsep berkarya yang kemampuan/ unjuk kerja yang meliputi:
sesuai dengan perkembangan trend. merancang dan menganalisa desain,
Dilihat dari hal di atas dan membuat pola dan pecah model, baik
dengan mempertimbangkan pada pola kertas ataupun pola pada
kompleksitas pengetahuan dan bahan, kemampuan memotong bahan
keterampilan yang perlu dikuasai oleh sesuai karakteristik bahan,
mahasiswa dan hasil yang diharapkan menjahit/menggabungkan bagian-
tampak sangat dibutuhkan upaya nyata bagian busana.
dalam mengelola pembelajaran maupun Karakteristik mata kuliah praktek
dalam proses asessemennya. tersebut dicirikan oleh akhir dari proses
Guna menuju ke arah itu telah pembelajaran tersebut harus
dikembangkan model pembelajaran menunjukkan hasil pembelajaran dalam
yang diarahkan pada pembelajaran bentuk kinerja dan produk yang
berbasis produksi melalui pemanfaatan sesungguhnya. Dengan demikian,
dan pengembangan sumber belajar. semestinya hal ini layak menjadi bahan
Sehingga sangat diperlukan kajian guna mengetahui kinerja
pengembangan asessemen yang mahasiswa dapat dilakukan
autentik dan sesuai dengan karakteristik pengamatan melalui asessmen yang

Jurnal Pendidikan Indonesia | 328


ISSN: 2303-288X Vol. 3, No. 1, April 2014

bersifat komprehensif, dalam arti pembuatan busana pada Program Studi


asesmen dilakukan terhadap proses dan Pendidikan Tata Busana.
produk. Bila pada masa lalu fokus Asesmen otentik menuntut
pembelajaran adalah pada produk, pada mahasiswa menunjukkan kinerja, bukan
masa sekarang proses dan produk menjawab atau memilih jawaban dari
mendapat porsi perhatian yang sederetan kemungkinan jawaban yang
seimbang. Hal ini didasari oleh asumsi telah disediakan. Asesmen otentik perlu
bahwa suatu produk yang baik digunakan dalam pembelajaran agar
seyogyanya didahului oleh proses yang mahasiswa dapat menunjukkan
baik. Untuk meyakinkan hal tersebut, kemampuannya secara langsung
perlu dilakukan pemantauan terhadap terhadap proses dan hasil belajar.
proses. Di samping itu, dengan Asesmen otentik dapat
dilakukannya pemantauan selama memperbaiki proses pembelajaran,
proses, terbuka peluang bagi karena asesmen dapat membantu para
mahasiswa untuk mendapatkan umpan dosen dalam membuat keputusan-
balik yang dapat digunakannya untuk keputusan selama proses pembelajaran
menghasilkan produk terbaik. (Fuchs, 1995). Setidaknya ada tiga
Kenyataan menunjukkan bahwa keputusan yang harus dibuat dosen,
belum ada evaluasi yang baku untuk yaitu penempatan, formatif, dan
mengukur keahlian pada mata kuliah diagnostik. Ketiga bentuk keputusan
praktek pembuatan busana. Untuk tersebut sangat membantu proses
memberikan skor cenderung bersifat pembelajaran, sehingga mencapai
subyektif, bahkan asesmen tidak tujuan yang telah ditetapkan.
dilaksanakan secara bertahap sesuai Orientasi penelitian ini adalah
dengan langkah-langkah yang harus pengembangan instrument asesmen
dilakukan untuk menciptakan suatu otentik. Dipilihnya asesmen otentik,
busana. Semestinya proses yang karena mata kuliah ini berbasis
dilakukan mahasiswa dari awal sampai pengetahuan, konsep, dan keterampilan
akhir sudah dievaluasi dengan suatu (skill). Keterampilan ini tepatnya diases
asesmen yang jelas dan standar. dengan asesmen yang otentik mulai dari
Konsekuensi yang terjadi dari proses mendesain sampai menentukan
penilaian yang dilakukan sebelumnya desain kerja yang diorientasikan pada
pada mata kuliah praktek tata busana proses produksi.
belum sepenuhnya dapat Penelitian ini merupakan
menggambarkan kemampuan yang penelitian pengembangan yang
sebenarnya. Melihat kenyataan seperti menghasilkan perangkat instrumen
itu, nampaknya perlu dikembangkan asesmen yang dapat dipakai sebagai
satu model asessmen yang jelas untuk acuan dalam mengevaluasi proses dan
dapat mengukur kinerja mahasiswa hasil belajar untuk mata kuliah praktek
dengan sesungguhnya. Sehingga membuat busana.
dengan demikian penelitian ini Alur penelitian yang dilakukan
difokuskan pada pengembangan dengan model rancangan yang diadopsi
instrument asesmen mata kuliah praktek dari model rancangan Dick and Carey.
Model ini merupakan seperangkat

Jurnal Pendidikan Indonesia | 329


ISSN: 2303-288X Vol. 3, No. 1, April 2014

prosedur yang berurutan untuk penelitian pengembangan (research and


mewujudkan suatu proses development) dengan beberapa
melaksanakan pengembangan sistem tahapan. Subjek penelitian ini adalah
dan alat penilaian. Model ini terdiri dari mahasiswa Program Studi Pendidikan
beberapa bagian/ tahapan yang saling Tata Busana, dengan fokus penelitian
berhubungan, satu bagian/ tahapan adalah Pengembangan Asesmen
sebelumnya memperlihatkan balikan Otentik.
dari tahapan sebelumnya. Setiap Adapun aspek-aspek penelitian,
tahapan mengacu ke perangkat sumber data, teknik dan instrumen/alat
prosedur dan teknik yang dipakai untuk pengumpul data, dan validasi dan
merancang, memproduksi, memvalidasi, reliabilitas instrumen yang digunakan
dan mengubah/memperbaiki instrumen. dalam penelitian dilakukan dengan
Masalah pokok penelitian ini adalah 1) teknik wawancara, observasi, dan
bagaimana mengembangkan perangkat pencatatan dokumen.
asesmen sebagai asesmen proses dan Data penelitian ini berupa data
produk mata kuliah praktek tata busana kuantitatif, dan analisis dilakukan
pada Progran Studi Pendidikan Tata dengan analisis statistik. Analisis
Busana, 2) bagaimana prosedur deskriptif juga dilakukan untuk memberi
penggunaan perangkat instrumen makna terhadap deskripsi data yang
asesmen Mata Kuliah Praktek Tata berkaitan dengan keseluruhan tahapan
Busana di Program Studi Pendidikan penelitian. Analisis statistik digunakan
Tata Busana? terkait dengan formula-formula uji
Tujuan penelitian ini adalah empirik (validasi instrumen) yang
mengembangkan perangkat instrumen meliputi uji content validity Analisis
asesmen otentik sebagai asesmen statistik digunakan terkait dengan
proses dan produk untuk Mata Kuliah formula-formula uji empirik (validasi
Desain Busana. Secara rinci tujuan instrumen) yang meliputi uji content
penelitian dapat dirumuskan sebagai validity dengan analisis faktor. Indek
berikut. 1) Merancang instrumen reliabilitas dihitung dengan koefisien
asesmen kinerja mata kuliah praktek alpha dari Cronbach dan kriteria
tata busana di Program Studi instrumen yang reliabel ditunjukkan oleh
Pendidikan Tata Busana. 2) mengetahui koefisien reliabilitas
prosedur penggunaan perangkat
instrumen asesmen Mata Kuliah Praktek HASIL PENELITIAN
Tata Busana di Program Studi Rancangan perangkat instrumen
Pendidikan Tata Busana? asesemen dikembangkan melalui
tahap analisis kebutuhan instrumen
METODE PENELITIAN yang dilakukan melalui kajian pustaka
Penelitian ini bertujuan untuk dan kajian terhadap kompetensi mata
mengembangkan perangkat instrumen kuliah praktek tata busana dengan
asesmen sebagai asesmen proses dan melibatkan tim peneliti dan pengampu
produk dalam mata kuliah praktek tata mata kuliah, kajian ini menghasilkan
busana di Program Studi Pendidikan beberapa aspek penting yang perlu
Tata Busana. Penelitian ini merupakan diungkap dalam penilaian praktek tata

Jurnal Pendidikan Indonesia | 330


ISSN: 2303-288X Vol. 3, No. 1, April 2014

busana yang diturunkan dari beberapa Pengembangan perangkat ini


standar kompetensi dan kompetensi meliputi validasi konten rancangan
dasar, serta indikator pencapaian hasil instrumen asesmen dengan uji
belajar yang dikehendaki dalam Mata judges(expert validity), revisi intrumen
Kuliah Praktek Tata Busana, dengan asesmen berdasarkan uji pakar, validasi
mengurutkan kemampuan-kemampuan dan reliabilitas secara empirik instrumen
berdasarkan urutan pengamatan. asesmen melalui implementasi dalam
Adapun beberapa aspek kemampuan/ Mata Kuliah Praktek Busana oleh
unjuk kerja tersebut diuraikan menjadi mahasiswa yang telah mengambil Mata
beberapa tahapan yaitu : 1) unjuk kerja Kuliah praktek Busana.
menganalisa desain, 2) unjuk kerja Validitas instrumen dilakukan
membuat pola dan pecah model, 3) terhadap validitas isi dan validitas
unjuk kerja penempatan pola pada konstruk. Validitas isi dimaksudkan
bahan dan memotong bahan, 4) unjuk untuk mengetahui sejauhmana
kerja menjahit/menggabungkan bagian- instrumen mencerminkan isi yang
bagian busana. dikehendaki. Validitas konstruk
Dari unjuk kerja yang diamati mengarah pada sejauhmana instrumen
sebagai kinerja praktek mahasiswa mengukur sifat bangunan pengertian
tersebut, selanjutnya dirancang kisi-kisi atau konstruk tertentu. Validitas isi
instrumen penilaian kinerja, dan terhadap instrumen dalam penelitian ini
selanjutnya dikembangkan rubric dilakukan dengan mengkonsultasikan
penilaian kinerja dan pedoman dengan beberapa ahli (experts
penskorannya dengan model rating judgment). Melalui experts judgment ini
scale. dapat diketahui apakah setiap butir
Disamping pengembangan instrumen telah menggambarkan
penilaian kinerja di atas, juga indikator dari setiap variabel secara teori
dikembangkan instrumen penilaian hasil atau belum, selanjutnya diperoleh
kerja atau produk yang merupakan instrumen yang dapat memenuhi dan
perangkat asesemen penilaian yang mencerminkan keseluruhan isi yang
dilakukan untuk mengontrol proses dan hendak diukur.
pemanfaatan atau penggunaan bahan Instrumen asesmen yang
untuk menghasilkan sesuatu, kerja dikembangkan menjadi kisi-kisi
praktek atau kualitas estetik dari instrumen dan draft instrumen asesmen
sesuatu yang diproduksi. Dalam hal ini pada tahap ini dikonsultasikan kepada
adalah produksi busana sesuai dengan ahli (expert) yang terdiri dari ahli
desain/gambar yang ditentukan. evaluasi 1 orang, ahli konten 1 orang,
Pengembangan instrumen penilaian dan praktisi di bidang tata busana 1
produk ini diawali dengan tugas yang orang, pemanfaatan expert dalam hal ini
harus diselesaikan mahasiswa dalam adalah sebagai satu langkah validitas
membuat produk busana mulai dari yaitu validitas isi intrumen. Melalui
merancang sampai menghasilkan judgment experts ini dapat diketahui
produk. Berikut ini diuraikan rancangan apakah setiap butir instrumen telah
penilaian produk pembuatan busana. menggambarkan indikator dari setiap
Pengembangan perangkat asesmen. variabel secara teori atau belum,

Jurnal Pendidikan Indonesia | 331


ISSN: 2303-288X Vol. 3, No. 1, April 2014

selanjutnya diperoleh instrumen yang menganalisa desain sebesar 0.843. 2)


dapat memenuhi dan mencerminkan koefisien reliabilitas gabungan untuk
keseluruhan isi yang hendak diukur. intrumen unjuk kerja membuat pola dan
Selanjutnya untuk mengetahui pecah model sebesar 0.826. 3)
validitas konstruk dilakukan dengan koefisien reliabilitas gabungan untuk
analisis faktor. Pertama instrumen intrumen unjuk kerja penempatan pola
diujicobakan pada sampel (mahasiswa pada bahan dan memotong bahan
Program studi Tata Busana yang sebesar 0.629. 4) koefisien reliabilitas
berjumlah 17 orang), kemudian gabungan untuk intrumen unjuk kerja
dilakukan analisis faktor, yaitu dengan menjahit/menggabungkan bagian-
mengkorelasikan antar skor item tiap bagian busana sebesar 0.840, dan 5)
instrumen, dalam instrumen penelitian koefisien reliabilitas gabungan untuk
ini analisis faktor menggunakan bantuan intrumen penilaian produk busana
analisis SPSS 17.0 for Windows. sebesar 0.893. Semua koefisien ini lebih
Sedangkan pedoman dalam besar dari 0,5 yang merupakan syarat
memberikan interpretasi terhadap minimum. Hal ini berarti instrumen
koefisien korelasi dalam analisis item. tersebut yang dikembangkan
Item/butir instrumen mempunyai korelasi mempunyai reliabilitas yang memadai
positif dengan kriterium (skor total) dan dan layak digunakan untuk melakukan
korelasi yang tinggi, menunjukkan pengukuran.
bahwa item tersebut mempunyai Penyempurnaan perangkat
validitas yang tinggi pula. Syarat asesmen meliputi: analisis hasil uji coba
minimum yang dapat dianggap dan perbaikan (revisi berdasarkan hasil
memenuhi syarat adalah r = 0,30, jika uji coba empirik) instrumen asesmen.
korelasi antar butir instrumen dengan Instrumen asesmen yang telah dianalis
skor total kurang dari 0,30 maka butir selanjutnya di perbaiki dan
tersebut tidak valid dan menunjukkan disempurnakan dari segi format
adanya korelasi yang lemah, dan penulisan, penggunaan bahasa, dan
selanjutnya butir itu digugurkan. Hasil uji pengurangan butir-butir yang gugur
coba menunjukkan : dari 5 faktor dan 40 pada saat analisis validitas dan
butir instrumen yang diuji coba pada 17 reliabilitas, serta menyusun kembali
responden, yang selanjutnya dianalisis sehingga merupakan kesatuan yang
dengan SPSS 17.0 for windows dengan utuh.
analisis faktor, tidak terdapat butir yang 2) Prosedur Penggunaan Perangkat
memiliki muatan faktor kurang dari 0,3 Instrumen Asesmen Mata Kuliah
semua butir memiliki muatan factor Praktek Tata Busana
(cronbach’s alpha) di atas 0.5. Hal ini Pembelajaran yang praktek
berarti semua butir dari instrumen semestinya dapat diarahkan untuk
asesmen memiliki syarat validitas. mengembangkan kemampuan
Reliabilitas instrumen asesmen memecahkan masalah-masalah yang
Praktek Tata Busana dianalisis dengan berkaitan dengan pengembangan
menggunakan formula Cronbach busana dengan berbagai bentuk dan
diperoleh: 1) koefisien reliabilitas desain. Disamping itu dapat juga
gabungan untuk intrumen unjuk kerja dikembangkan kemampuan dalam hal

Jurnal Pendidikan Indonesia | 332


ISSN: 2303-288X Vol. 3, No. 1, April 2014

wawasan berpikir pada permasalahan waktu yang cukup lama untuk


atau kemungkinan perkembangan melakukan asesemen. Sehingga untuk
busana di masa yang akan datang. Hal lebih lanjut dalam pengembangan
ini mungkin disebabkan oleh penggunan asesemen kinerja sangat dibutuhkan
asesmen yang kurang tepat. Asesmen kajian yang mendalam tentang bagai
dan pembelajaran merupakan satu mana mengembangkan prosedur
kesatuan yang utuh dalam asesemen kinerja yang praktis dan
pengembangan aspek pembelajaran. efisien.
Oleh karena itu pengembangan
asesmen sangat membutuhkan PEMBAHASAN
perhatian yang serius seperti halnya Dari beberapa langkah
dalam pengembangan pembelajaran. penyusunan dan pengembangan
Pembelajaran praktek di perangkat instrumen asesmen Praktek
Program studi Pendidikan Tata Busana Tata Busana yang dilaksanakan,
menunjukkan bahwa tidak ditemukan diperoleh seperangkat asesmen
penggunaan asesmen kinerja dalam penilaian yang terdiri dari 40 butir tes
penilaian praktek. Hanya beberapa yang yang telah memiliki validitas dan
menyebutkan pernah menggunakan reliabilitas yang dapat diandalkan.
asesmen kinerja, akan tetapi Pada tahap pertama
penggunaannya kurang praktis dan dilaksanakan studi kepustakaan dan
membutuhkan waktu dan perhatian kajian empirik dengan maksud agar
yang sangat banyak. Sebagian dalam penyusunan butir tes memiliki
menyebutkan asesemen yang struktur dan landasan pengukuran yang
digunakan lebih berorientasi pada kuat dan sesuai dengan kebutuhan
penggunaan asesemen yang berbentuk pengukuran. Selanjutnya dikembangkan
penilaian produk dan sangat kisi-kisi instrumen dan penyusunan draft
mengabaikan proses yang dilalui. perangkat asesmen. Draft perangkat
Padahal dalam proses praktek tata asesmen ini dikonsultasikan dengan ahli
busana terdapat sejumlah nilai, sikap, atau expert dalam bidang evaluasi,
dan keterampilan yang perlu mendapat dalam bidang tata busana, dan dengan
perhatian untuk dikembangkan yang praktisi tata busana. Selanjutnya
pada akhirnya akan berkontribusi pada dilakukan uji coba dengan maksud agar
hasil praktikum. Sebagian dari mereka instrumen tes yang disusun memiliki
yang diwawancara mengatakan tidak validitas dan reliabilitas tes yang dapat
memiliki pemahaman yang jelas diandalkan sesuai dengan maksud
tentang cara melaksanakan asesmen penggunaan instrumen.
kinerja. Validitas instrumen dilakukan
Tingginya beban kerja dosen terhadap validitas isi dan validitas
dalam mengajar praktek di Program konstruk. Validitas isi dimaksudkan
studi Pendidikan Tata Busana sangat untuk mengetahui sejauhmana
berpengaruh terhadap kebutuhkan instrumen mencerminkan isi yang
suatu prosedur penggunaan asesemen dikehendaki. Validitas konstruk
kinerja yang bersifat praktis, efisien dan mengarah pada sejauhmana instrumen
mudah dipahami. Belum lagi dibutuhkan mengukur sifat bangunan pengertian

Jurnal Pendidikan Indonesia | 333


ISSN: 2303-288X Vol. 3, No. 1, April 2014

atau konstruk tertentu (Furchan, 1982). dan kriteria instrumen yang reliabel
Validitas isi terhadap perangkat ditunjukkan oleh koefisien reliabilitas
instrumen dalam hal ini dilakukan lebih atau sekurang-kurangnya 0,5.
dengan mengkonsultasikan dengan Langkah terakhir dilakukan
para ahli dan pembimbing (judgment penyempurnaan perangkat instrumen.
experts). Melalui judgment experts ini Dalam penyempurnaan ini dilakukan
dapat diketahui apakah setiap butir penyempurnaan terhadap penggunaan
instrumen telah menggambarkan bahasa dan kalimat yang sesuai dengan
indikator dari setiap variabel secara teori kaidah dan penghilangan butir tes yang
atau belum, selanjutnya diperoleh dianggap tidak valid.
instrumen yang dapat memenuhi dan Lebih lanjut dalam
mencerminkan keseluruhan isi yang pengembangan instrumen asesmen
hendak diukur. kinerja dibutuhkan prosedur
Selanjutnya untuk mengetahui penggunaan asesemen kinerja yang
validitas konstruk dilakukan dengan lebih praktis, dan lebih sederhana. Hasil
analisis faktor. Pertama instrumen penelitian Wulan (2007) tentang konsep
diujicobakan pada sampel dari mana dan prosedur asesmen kinerja yang
populasi diambil, kemudian dilakukan berlaku selama ini disebutkan terlalu
analisis faktor, yaitu dengan rumit. Sehingga perlu dilakukan
mengkorelasikan antar skor item tiap penyederhanaan dalam prosedur
instrumen. Sedangkan pedoman dalam penggunaan asesemen. Lebih lanjut
memberikan interpretasi terhadap disebutkan dalam reformasi asesmen
koefisien korelasi dalam analisis item, kinerja di Indonesia perlu dilakukan
Masrun (1979) menyatakan item penyederhanaan konsep, prinsip dan
mempunyai korelasi positif dengan prosedur asesmen, dan penelitian
kriterium (skor total) dan korelasi yang asesmen di masa datang perlu
tinggi, menunjukkan bahwa item mengacu pada konsep asesmen yang
tersebut mempunyai validitas yang lebih simple.
tinggi pula. Biasanya syarat minimum
yang dapat dianggap memenuhi syarat SIMPULAN
adalah r = 0,30, jika korelasi antar butir Berdasarkan hasil penelitian dan
instrumen dengan skor total kurang dari pembahasan yang telah dilakukan,
0,30 maka butir tersebut tidak valid dan diperoleh simpulan sebagai berikut. 1)
menunjukkan adanya korelasi yang Rancangan perangkat instrumen Mata
lemah, dan selanjutnya butir itu Kuliah Praktek Tata Busana
digugurkan. dikembangkan melalui tahap analisis
Sedangkan penghitungan kebutuhan instrumen yang dilakukan
reliabilitas instrumen menggunakan melalui kajian pustaka dan kajian
kaidah Cronbach alpha, dengan mencari terhadap kompetensi mata kuliah
koefisien reliabilitas gabungan. Menurut dengan melibatkan tim peneliti dan
Thorndike dan Hagen (Fernades,1984), pengampu mata kuliah, kajian ini
bila instrumen menggunakan skala menghasilkan kisi-kisi perangkat
likert, indek reliabilitasnya dapat dihitung instrument dan perangkat instrument
dengan koefisien alpha dari Cronbach beserta pedoman penskorannya.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 334


ISSN: 2303-288X Vol. 3, No. 1, April 2014

Perangkat instrument tersebut terdiri direkomendasikan beberapa hal sebagai


dari: langkah validitas asesmen berikut. 1) Dalam pengembangan
dilakukan melaui tahap: 1) instrumen penilaian suatu mata kuliah
dikonsultasikan kepada ahli (expert) dapat diempuh langkah-langkah yang
Selanjutnya untuk mengetahui validitas telah peneliti lakukan dan perlu
konstruk dilakukan dengan analisis melibatkan berbagai pihak seperti ahli
faktor. Sedangkan pedoman dalam evaluasi, ahli konten/ bidang studi
memberikan interpretasi terhadap maupun praktisi, selanjutnya dilakukan
koefisien korelasi dalam analisis item. uji validitas dan reliabilitas. 2) Asesemen
Item/butir instrumen mempunyai korelasi yang dikembangkan harus disusun
positif dengan kriterium (skor total) dan secara komprehensip baik dari segi isi/
korelasi yang tinggi, menunjukkan materi asesemen yang dapat mewakili
bahwa item tersebut mempunyai semua kompetensi dasar maupun
validitas yang tinggi pula. Syarat indikator yang harus diukur maupun dari
minimum yang dapat dianggap bentuk asesemen dan jenis tagihannya.
memenuhi syarat adalah r = 0,30, jika 3) Di tahun berikutnya penelitian ini agar
korelasi antar butir instrumen dengan dapat dilanjutkan untuk
skor total kurang dari 0,30 maka butir mengembangkan prosedur asesemen
tersebut tidak valid, menunjukkan yang lebih sederhana dan lebih praktis
korelasi yang lemah. Dari 40 butir tes tanpa mengurangi makana dan maksud
menunjukkan validitas yang dapat di penggunaan asesemen.
andalkan (r perhitungan > 0.5).
Reliabilitas instrumen menggunakan DAFTAR PUSTAKA
kaidah Cronbach alpha dengan mencari
Adnyana. P.B. 2005. Penilaian dalam
koefisien reliabilitas gabungan. Indek
Kurikulum Berbasis Kompetensi.
reliabilitasnya dihitung dengan koefisien
Makalah Disajikan dalam
alpha dari Cronbach dan kriteria
Penataran Guru-guru SMP dan
instrumen yang reliabel ditunjukkan oleh
SMA Se-Kabupaten Jembrana.
koefisien reliabilitas lebih atau sekurang-
Tidak dipublikasikan
kurangnya 0,5. Dari hasil perhitungan
menunjukkan dari 5 instrumen yang Depdiknas. 2004. Kerangka Dasar
dirancang memiliki tingkat reliable yang Sistem Penilaian Hasil Belajar
dapat diandalkan (r perhitungan > 0.6). Peserta Didik SMK. Direktorat
2) Prosedur Penggunaan Perangkat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Instrumen Asesmen Mata Kuliah Depdiknas
Praktek Tata Busana masih terlalu Endang Dharmayekti. (1983) Evaluasi
rumit sehingga diperlukan konsep Pendidikan Kesejahteraan
penyederhanaan prosedur penggunaan Keluarga. Jakarta: Departemen
asesemen yang mengarah kepada Pendidikan dan Kebudayaan.
prosedur yang praktis dan efisien.
Fuchs, L.S. (1995). Connecting
SARAN performance assessment to
Dengan melihat hasil penelitian instruction: A comparison of
dan pembahasan, dapat disarankan/ behavioral assessment, mastery

Jurnal Pendidikan Indonesia | 335


ISSN: 2303-288X Vol. 3, No. 1, April 2014

learning, curriculum-based dan Sumber Belajar Kontekstual


measurement and performance dalam Meningkatkan Kualitas
assessment. ERIC Digest E530. Hasil Belajar Desain Busana
Mahasiswa Pendidikan Tata
Hemy Ekayani, I A Pt.2005. Optimalisasi
Busana FPTK IKIP Negeri
Asesmen Performan untuk
Singaraja. Undiksha, 2007
Meningkatkan Standar Mutu
Layanan dalam Perkuliahan Tata Pusat Penilaian Pendidikan (2003).
Hidang Mahasiswa Diploma-3 Pedoman bagi guru-guru.
Jurusan Boga Prerhotelan, Artikel, Jakarta.Balitbang. Depdiknas.
Jurnal Pendidikan dan
Supri Wiganda,2008, Tuntutan
Pengajaran. IKIP Negeri
Perkembangan Pendidikan
Singaraja.
Kejuruan, artikel, Jurnal Ilmiah
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Aptekindo
IKIPN Singaraja ISSN 0215-8250
Santyasa, I Wayan . (2004). Buku Ajar:
Volume 39 No.2 April 2006 Artikel.
Pengantar Asesmen dan
Partisipasi Dunia Usaha dan
Portofolio. Jurusan Pendidikan
Dunia Industri Dalam Pendidikan
Fisika, Fakultas Pendidikan MIPA,
Kejuruan Studi Pada Pelaksanaan
IKIP Songaraja.
Praktik Industri Siswa SMK Negeri
Di Provinsi Bali Bidang Keahlian Sudirtha, I Gede dan Agus Mayuni
Tata Busana. IKIP N Singaraja (2007) Implementasi
2006 Pembelajaran berbasis produksi
melalui media dan sumber belajar
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
kontekstual pada mahasiswa
Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Tata
ISSN 0215-8250 Volume 40 No.1
Busana FPTK IKIP Negeri
Januari 2007. Artikel.
Singaraja. Laporan Penelitian.
Implementasi Pembelajaran
IKIP Negeri Singaraja.
Berbasis Produksi melalui Media

Jurnal Pendidikan Indonesia | 336

Anda mungkin juga menyukai