Anda di halaman 1dari 5

JOBSHEET PERHITUNGAN PERGANTIAN CAIRAN LUKA BAKAR

Nama kelompok: 1. Nurmaulidinia


2. Pupu muliawati

A. Pengertian :

Resusitasi cairan atau penggantian cairan adalah praktik medis untuk mengganti cairan
tubuh yang hilang karena berkeringat, perdarahan, perpindahan cairan atau karena proses
patologis. Kebutuhan cairan yang diproyeksikan dalam 24 jam pertama dihitug oleh dokter
berdasarkan luas luka bakar. Beberapa kombinsi kategori cairan dapat digunakan

1) Koloid, whole/blood, plasma serta plasma expander


2) Kristaloid/ eleketrolit, larutan natrium klorida fisiologik atau larutan ringer laktat.

Resusitasi cairan adekuat menghasilkan sedikit penurunan volume darah selama 24 jam
pertama pasca luka bakar dan mengembalikan kadar plasma pada nilai yang normal pada akhir
periode 48 jam.

Pedoman dan rumus untuk penggantian cairan pada pasien luka bakar

 Rumus Konsensus
Larutan Ringer laktat (atau larutan saline seimbang lainnya); 2-4 mlx kg berat badan x %luas
luka bakar. Separuh diberikan dalam 8 jam pertama dan sisanya diberikan dalam 16 jam
berikutnya.
 Rumus evans
1) Koloid: 1 ml x kg BB x % luas luka bakar
2) Eektrolit (salin): 1 ml xkg BB x % luas luka bakar
3) Glukosa (55 dalam air); 2000 ml untuk kehilangan insensibel
Hari 1 :Separuh diberikan dalam 8jam pertama separuh sisanya dalam 16 jam
berikutnya
Hari 2: separuh dari cairan elektrolit dan koloid yang diberikan pada hari
sebelumnya, selruh penggantian cairan insensibel.
Maksimum 10.000 ml selama 24 jam. Luka bakar derajat dua dan tiga yang melebihi
50% luas permukaan tubuh
 Rumus brooke Amy
1) Koloid 0,5 ml x kg BB x % luas luka bakar
2) Elektrolit (larutan ringer laktat ); 1,5 ml x kg BB X % luas luka bakar
3) Glukosa (5% dalam air ):2000 ml untuk kehilangan insensibel.
Hari 1 : Separuh diberikan dalam 8jam pertama separuh sisanya dalam 16 jam
berikutnya
Hari 2: separuh dari cairan koloid; separuh elektrolit;seluruh penggantian cairan
insensibel.

 Rumus Parkland/Baxter
Larutan ringr laktat 4 ml x kg BB x % luas luka bakar.
Hari 1 : Separuh diberikan dalam 8jam pertama separuh sisanya dalam 16 jam berikutnya.
Hari 2 : Bervariasi ditambahkan koloid

 Larutan salia hipertonik


Larutan pekat natrium klorida (NaCl) dan lakat dengan konsentrasi 250-300 mEq natrium
perliter yang diberikan pada kecepatan yang cukup untuk mempertahankan volume
keluaran urine yang diinginkan. Jangan meningkatkan kecepatan infus selama 8 jam pertama
pasca luka bakar. Kadar natrium serum harus dipantau dengan ketat. Tujuan: meningkatkan
kadar natrium serm dan osmolalitas untuk mengurangi edema dan mencegah komplikasi
paru.
B. Tujuan :

Volume total dan kecepatan pemberiancairan infus diukur berdasarkan respons pasien luka
bakar. Tujuan pemberian atau penggantian cairan adalah tekanan sistolik yang melebihi 100
mmHg; frekuensi nadi yang kurang dari 110/menit. Dan haluaran urin sebanyak 30 hingga 50
ml/jam.

Parameter ini jauh lebih baik penting dalam resusitasi daripada rumus apapun. Sebenernya
respons individual pasien merupakan rumus. Ukuran tambahan untuk menentukan kebutuhan
cairan dan respons pasien terhadap resusitasi cairan mencakup nilai hematokrit, hemoglobin, dan
natrium serum. Jika nilai hemotokrit dan hemoglobinnya menurun atau bila haluaran urin lebih
besar dari 50 ml/jam, kecepatan pemberian cairan infus dapat diturunkan. Tujuannya adalah
untuk mempertahankan kadar natrium serum dalam batas batas normal selama penggantian
cairan.

C. Indikasi
Pasien yang mengalamilukabakar

D. Kontraindikasi
Inflamasi / peradangan dan infeksi pada area pemasangan

E. Persiapan Alat :
1. Alat pelindung diri (makser, sarung tangan, scort)
2. Abocath No. 18 atan No.20
3. Infus set makro
4. Cairan RL dekstrose
5. Kateter urine sesuai ukuran
6. Urine bag
7. Desinfektan
8. Spuit 10 cc
9. Jelly
10. Plester
11. Gunting
12. Perlak
13. Bengkok
F. Prosedur

No Prosedur Gambar
.
1. Pasien/ keluarga diberi penjelasan
tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2. Petugas menggunakan alat
pelindung diri
3. Cek kesaadaran klien
4. Pantau patensi jalan napas pasien,
evaluasi nadi apikal, karotis dan
femoral.
5. Mulai lakukan pemantauan jantung
6. Periksa TTV
7. Periksa nadi perifer pada
ekstermitas yang mengalami luka
bakar setiap jam
8. Pasang kateter IV dengan diameter
besar (No.18 atau 20) dan kateter
urine indwelling
9. Pantau masukan dan haluaran (ukur
per jam) kaji berat jenis urine, ph,
protein, dan hemoglobin.
10. Perhatikan peningkatan serak
suara, sttridor,frekuensi dan
kedalama pernapasan atau
perubahan kesadaran akibat
hipoksia.
11. Kaji suhu tubuh, berat badan
sebelum luka bakar, alergi,
imunisasi tetanus, masalah media
atau riwayat pembedahan di masa
lalu, penyakit sekarang, dan
penggunaan medikasi.
12. Nilai berapa luas luka bakar

13 Hitung kebutuhan cairan


menggunakan Rumus Baxter
(Parkland)

Pasien dewasa dengan berat badan


70 kg dan luas luka bakar 50%.
Waktu cedera 10:00. Waktu masuk
RS 12:00
a) 24 jam pertama: Larutan
Ringer Laktat (4 ml/kg/%
luas luka bakar); setengah
diberikan dalam 8 jam
pertama sisanya diberikan
harus di titrasi sebaik
mugkin dengan target
produksi urine 0,5 kurang
lebih 1 mL/kgBB/jam.

1) Rumus konsesus; 2 hingga


4 ml/kg/% luas luka bakar
2) Hitung 4x70x50=14.000
ml/24 jam
3) Rencana pemberian infus:

- 8 jam pertama = 7000 ml,


atau 1166 ml/jam;
(12:00-18:00)

- 16 jam berikutnya =7000


ml, atau 437 ml/jam.
(18:00-10:00)

b) 24 jam
berikutnya:Dekstrosa dalam
air, ditambah cairan yang
mengandung kalium dan
koloid (0,3 kurang lebih 0,5
ml/kg/% luas luka bakar).
Cairan yang dibutuhkan
pada 24 jam dapat juga
diberikan cairan kristaloid
yaitu cairan ringer laktat.
Larutan NaCl 0,9%
sebaiknya dihindari, kecuali
bila tidak ada pilihan lain
karena NaCl 0,9% yang
diberikan dalam jumlah
bessar dapat menyebabkan
asidosis hiperkloremik.
KOLOID
1) Rumus konsesus;
0,3 hingga 0,5
ml/kg/% luas luka
bakar
2) Hitung
0,3x70x50=1050
ml/24 jam
3) Rencana pemberian
infus: 1050 ml/24
jam
KRISTALOID
1) Rumus konsesus;
1ml/kg/% luas luka
bakar
2) Hitung
1x70x50=3500
ml/24 jam
3) Rencana pemberian
infus: 3500 ml/24
jam

14. Evaluasi status neurologis:


keadaran, status psikologis, nyeri
dan tingkat ansietas, serta perilaku.
15. Pendokumentasian

DAFTAR PUSTAKA

Bryant,Ruth A and Nix, Denise.P.2007.Acute & Chronic Wounds Current Management


Concepts.Thhird Edition.USA:Elsevier

Hackley,JoAnnC&Baughman,DianC.2000 Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:EGC.

Mohammad,Kartono 2005.Pertolongan Pertama.Jakarta :PT.Gramedia Pustaka Utama

Marton,Patricia Gonce:Fontaine,Dorrie;Hudak,Carolyn M;Gallo,Barbara M.2011.Keperawatan


Kritis Pendekatan Asuhan Holistik.Jakarta:EGC

Suddarth, B. &. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah vol 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai