Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“TANAMAN TEMULAWAK”
OLEH:
KELAS A-KELOMPOK 3
SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu komoditas rimpang yang banyak digunakan sebagai pengobatan adalah
temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb). Tanaman ini di Jawa dan Madura dikenal dengan
temulawak, sementara di Sunda disebut koneng gede (Mahendra 2005). Temulawak tumbuh
dengan baik di dataran rendah sampai ketinggian 1.500 m di atas permukaan laut (Rukmana
2004). Temulawak termasuk famili Zingiberaceae dan satu dari sembilan jenis tanaman obat
unggulan yang juga bermanfaat sebagai kosmetik (Nurjannah et al. 1994; Hernani 2001).
Temulawak dapat mengatasi gangguan hati, meningkatkan produksi dan sekresi empedu,
antiinflamasi, penambah nafsu makan, obat asma, antioksidan, menghambat penggumpalan
darah, dan menurunkan kadar SGPT dan SGOT (Syahid dan Hadipoentyanti 2001; Afifah dan
Tim Lentera 2003).
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan salah satu tanaman obat yang
banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri jamu dan farmasi. Beberapa penelitian
yang telah dilakukan menemukan bahwa di dalam temulawak terdapat senyawa kurkuminoid
yang diketahui mempunyai aktivitas antioksidan (Nurcholis et al., 2012). Kurkumin berfungsi
untuk mengurangi kerusakan oksidatif dan defisit memori yang terkait dengan penuaan. Secara
khusus, kurkumin telah terbukti mengurangi kerusakan oksidatif dan patologi amiloid pada
demensia Alzheimer (Frautschy et al., 2001).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pola kromatografi. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada
Kromatografi <61> dg parameter sebagai berikut:
1. Fase gerak : Toluen P-etil asetat P (93:7)
2. Fase diam : Silika gel 60 GF254
3. Larutan uji : 0,1% dalam toluen P, gunakan larutan uji KLT seperti
yang tertera pada Kromatografi <61>
4. Larutan pembanding : 0,1% xantorizol dalam toluen P
5. Volume penotolan : totolkan 20 µL larutan uji dan 5 µL larutan
pembanding
6. Deteksi: biru permanen LP dan amonium hidroksida
Kandungan Kimia Simplisia
Kadar minyak atsiri Tidak kurang dari 5,80% v/b. Lakukan penetapan kadar
sesuai dengan penetapan penetapan kadar minyak atsiri <71>
Kadar kurkuminoid tidak kurang dari 4,0% dihitung sebagai kurkumin.
Lakukan penetapan kadar dengan cara Kromatografi lapis tipis-densitometri
seperti yang tertera pada Kromatografi <61>.
Larutan uji ditimbang seksama lebih kurang 500 mg serbuk, buat larutan uji
sesuai dengan pembuatan larutan uji simplisia <321> gunakan pelarut etanol
P, dalam labu terukur 50 mL.
Larutan pembanding kurkumin 0,1% dalam etanol P, buat enceran hingga
diperoleh serapan yang mendekati serapan larutan uji.
Pengukuran totolkan masing2 25 µL larutan uji dan enceran larutan
pembanding pada lempeng silika gel 60 F254 , kembangkan dengan fase
gerak n-heksan P-etilasetat P (1:1), ukur secara kromatografi lapis tipis
densitometri, pd panjang gelombang 425 nm. Hitung kadar kurkuminoid sbg
kurkumin dalam larutan uji dg rumus :
B. HASIL STANDARISASI TEMULAWAK
Pemisahan ar-curcumene dan xanthorrhizol di kedua ekstrak tersebut seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1:. Kromatogram Khas dari analisis GCMS dari C. xanthorrhiza (A)
ekstrak etanol, (b) ekstrak air
Nurcholis, W., Ambarsari, L., Sari, E.K., Darusman, L.K., 2012, Curcuminoid Contents,
Antioxidant and Anti-Inflammatory Activities of Curcuma xanthorrhiza Roxb. and
Curcuma domestica Val. Promising Lines From Sukabumi of Indonesia, Prosiding
Seminar Nasional Kimia Unesa, 284-292.
Mahendra, B. 2005.13 Jenis Tanaman Obat Ampuh. hlm. 95. Penerbit Penebar Swadaya,
Jakarta
Rukmana, R. 1995. Temulawak: Tanaman Rempah dan Obat. Penerbit Kanisius. Jakarta.
14: 16-17 dan 32.
Nurjanah, N., S. Yuliani, dan A.B. Sembiring. 1994. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb). Review Hasil-hasil Penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat X(2):
43-57.
Afifah, E. dan Tim Lentera. 2003. Khasiat dan Manfaat Temulawak; Rimpang
Penyembuh Aneka Penyakit. Penerbit PT Agro Media Pustaka, Jakarta. hlm. 76.