Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENDAHULUAN

Pariwisata sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru tetapi merupakan

kegiatan yang sudah ada sejak dahulu kala. Dalam bentuknya yang sederhana

Pariwisata dahulu dikenal sebagai “Bertamasya”. Sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, maka bentuk kegiatan pariwisata berkembang menjadi

suatu kegiatan yang bersifat lebih luas. Maka dari itu bangsa Indonesia dengan gigih

mencoba menggali potensi alam di Indonesia telah dilestarikan dan diperbaharui

menjadi objek–objek wisata yang indah dan menarik untuk dikunjungi.

Tentunya dalam meningkatkan daya tarik suatu objek wisata yang kiranya

belum dikenal wisatawan baik domestic maupun mancanegara dibutuhkan peranan

penting pramuwisata atau pemandu wisata yang juga berpartisipasi dalam

peningkatan daya tarik suatu objek wisata. Sosok pramuwisata adalah sosok yang

berperan sangat penting di bidang pariwisata untuk mengetahui suatu objek wisata.

Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan suatu industri pariwisata adalah akibat

besarnya peranan seorang pramuwisata atau pemandu wisata yang sudah diakui

sangat penting bagi suatu industri pariwisata di seluruh negara. Besarnya jasa seorang

pramuwisata merupakan bukti untuk memajukan Negara Indonesia dan

mengharumkan nama bangsa Indonesia melalui industri pariwisata.

1
2

Dalam Surat Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi No:

KM.82/PW. 102/ MPFT–88 yang dikeluarkan pada tanggal pada tanggal 17

September 1988.

A. Alasan Pemilihan Judul

Adapun alasan penulis membuat karya tulis ini dengan judul “ Peran

Pramuwisata Ditinjau dari Sudut Pandang Wisatawan “ :

1. Penulis menyadari bahwa pentingnya peranan pramuwisata yang belum

banyak diketahui oleh masyarakat secara menyeluruh terutama bagi kita di

bidang pariwisata Indonesia.

2. Penulis ingin menyampaikan pelaksanaan dan tugas-tugas seorang

pramuwisata.

3. Penulis ingin menggambarkan secara terperinci dan baik mengenai

pengertian dan fungsi dari pada pramuwisata.

Sesuai dengan alasan tersebut diatas penulis dapat mengharapkan karya tulis

ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya, dan penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ini sebagai tugas akhir sekolah.


3

B. Maksud dan Tujuan Penulisan

Sangat besar harapan penulis agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca. Penulisan karya tulis ini disusun dengan maksud dan tujuan

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian

akhir nasional atau yang disebut UN di Sekolah Menengah Kejuruan Dharma

Paramitha.

2. Memperkenalkan kepada pembaca secara umum tentang pentingnya seorang

pramuwisata dalam pariwisata Indonesia.

3. Memberikan informasi dan juga pengetahuan mengenai sosok pramuwisata

dalam meningkatkan suatu objek wisata yang masih belum dikenal dan

diketahui oleh banyak wisatawan baik wisatawan domestik maupun

wisatawan mancanegara.

4. Dengan bekal ilmu dari sekolah, penulis hendak mempraktekkan secara

langsung di lapangan.

Dengan demikian maka para pembaca dapat mengenal sedikit demi sedikit

mengenai pramuwisata dan objek-objek wisata dan mengetahui pentingnya peran

pramuwisata di bidang industri pariwisata.


4

C. Metode Penulisan Data

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metode

sebagai berikut:

1. Metode Kepustakaan

Dalam metode ini penulis mencari dan mendaptkn informasi mengenai materi

yang berkaitan dengan cara membaca buku-buku yang berkaitan dengan

pramuwisata.

2. Metode Wawancara

Dalam metode ini penulis melakukan wawancara dengan seorang

pramuwisata tentang cara atau ketentuan dalam memandu wisatawan.

3. Metode Observasi

Dalam metode ini penulis mendefinisikan observasi sebagai salah satu

kemampuan untuk mengartikan suatu keteraturan gejolak yang berulang-ulang

D. Sistematika Penulisan
5

Pembuatan karya tulis ini didahului dengan pembuatan kerangka karya

tulis tersebut, penulis mengkonfirmasikan terlebih dahulu dengan pembimbing

materi dan juga teknis, setelah disetujui dengan beberapa perbaikan di dalamnya

maka penulis menguraikan ke dalam beberapa bagian agar lebih dimengerti oleh

semua pembaca. Adapun sistematika penulisannya yaitu:

BAB I: Pendahuluan

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang alasan pemilihan judul,

tujuan penulisan, metode pengumpulan data dan sistematik penulisan dengan

tujuan pembaca dapat memahami dan juga mendapat gambaran tentang apa

yang dijabarkan pada karya tulis ini.

BAB II: Tinjauan Umum

Pada bab ini penulis menjabarkan serta menjabarkan tentang sejarah

singkat, dari pada Travel Agent, baik dari latar belakang, pengenalan serta

hubungan Travel Agent dengan pramuwisata. Pada bab ini penulis ingin

menjelaskan secara terpeerinci mengenai Travel Agent bagi pramuwisata dan

wisaatwan.

BAB III: Pramuwisata

Pada bab ini penulis menjabarkan dan menjelaskan secara terperinci

mengenai pramuwisata, pengertian, persyaratan dan karakteristik serta fungsi


6

dari pramuwisata bagi wisatawan. Pada bab ini penulis hendak menjelaskan

semua tentang pramuwisata.

BAB IV: Tugas-Tugas Pramuwisata

Pada bab ini penulis menjelaskan secara terperinci mengenai tugas-

tugas dari pramuwisata, persyaratan dan penggolongan pramuwisata,

permasalahan yang ada dalam pemanduan, objek dan atraksi wisata serta sapta

pesona.

BAB V: Penutup

Pada bab terakhir ini penulis mengambil langkah terakhir yaitu

menarik kesimpulan dan saran-saran atau opini dari pemikiran penulis.

Mengenai topik pembahasan kesimpulan ini, penulis menyimpulkan dari

bagian awal hingga akhir pembahasan, dan pada setiap pembahasan yang

terdapat dalam karya tulis ini penulis memberikan saran-saran tentang

permasalahan yang dihadapi guna memberikan masukan yang positif.

Demikian system penyajian karya tulis ini disuguhkan oleh penulis

agar mendapatkan hasil yang baik dan dapat dimengerti oleh para pembaca.
7

Dalam karya tulis ini penulis juga melampirkan daftar pustaka dan riwayat

hidup guna menyempurnakan karya tulis ini.


BAB II

TINJAUAN UMUM MENGENAI PRAMUWISATA

A. Sejarah Berdirinya Travel Agent

Perkembangan usaha perjalanan wisata pada abad XIX merupakan

saat mulai dikenalnya suatu system pengaturan perjalanan yang disebut travel

agent. Kemajuan di bidang transportasi, baik transportasi darat, laut maupun

udara mewarnai permulaan abad XIX. Semakin banyaknya kemajuan di

bidang transportasi menyebabkan semakin banyak pula orang-orang yang

melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lain, dari satu negara ke negara

lain, bahkan dari satu benua ke benua lain. Keinginan manusia untuk

melakukan perjalanan ini dapat terpenuhi karena adanya kemajuan dalam

pembangunan akomodasi perhotelan di beberapa negara dan kota-kota penting

di dunia. Adanya akomodasi perhotelan dalam suatu negara dan majunya

sistem transportasi memudahkan orang untuk melakukan suatu perjalanan

wisata.

1. Travel Agent Pertama

Tokoh yang mengangkat profesi travel agent sebagai salah satu

cabang usaha seperti yang kita kenal sekarang ini adalah Thomas Cook.

8
Thomas Cook dilahirkan pada tanggal 22 November 1808 di

9
10

kota Melbourne, Derbyshire (Inggris). Pada waktu itu, banyak yang

meramalkan dan beranggapan bahwa Thomas Cook adalah orang yang

pembosan dan tidak dapat menjadi pekerja yang baik. Ketika berusia 10

tahun, ia keluar dari sekolahnya, kemudian ia mencoba bekerja pada

sebuah perusahaan. Namun, ia tidak betah. Ia sering berpindah-pindah dari

satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Thomas Cook mempunyai sifat

mudah bosan. Ia tidak betah bekerja pada suatu perusahaan, apalagi

menjadi pekerja tetap. Meskipun demikian, Thomas Cook adalah orang

yang kreatif. Ia memperhatikan dan mempelajari perkembangan

transportasi yang semakin lengkap fasilitasnya. Selain itu, ia juga

memperhatikan perkembangan akomodasi perhotelan. Seiring dengan

perkembangan sarana transportasi dan akomodasi, di setiap kota penting

di dunia didirikan hotel-hotel dan segala fasilitasnya. Secara tiba-tiba

timbul ide dalam benak Thomas Cook untuk menyelenggarakan suatu

perjalanan wisata dengan kereta api.

2. A Round Trip Excursion

Pada tanggal 5 Juli 1841, Thomas Cook melaksanakan idenya dengan

menyelenggarakan tournya yang pertama. Ia menyelenggarakan

perjalanan wisata dari Kota Leicester ke Kota Lougborough. Tour ini

merupakan tour yang pertama dan paling bersejarah. Ia memberi nama

tour tersebut dengan sebutan “A Round Trip Excursion”. Untuk mengikuti


11

tour tersebut, setiap peserta ditarik biaya sebesar 1 shilling. Di luar

dugaannya, peminat yang ingin mengikuti acara tour ini cukup banyak.

Yang mengikuti tour tersebut ada 500 orang.

Karena banyaknya peserta dalam tour itu, ia mencarter kereta api dari

sebuah perusahaan kereta api yang bernama Midland Couties Railway

Company. Thomas Cook mendapat komisi sebesar 5% dari harga

penjualan tiket kereta api. Itulah saat dikenalnya awal mula system komisi

dalam dunia travel agent atau usaha perjalanan wisata. Acara tour itu

berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan yang hangat. Oleh karena

itu, Thomas Cook dianggap sebagai pengatur perjalanan pertama di dunia.

Empat tahun kemudian, usaha yang dirintis oleh Thomas Cook, antara lain

merencanakan, mengorganisir, serta menyelenggarakan perjalanan wisata.

3. World Exposition

Sejalan dengan perkembangan jaringan kereta api, dan pembangunan

hotel-hotel, Thomas Cook memperluas daerah tujuan wisatanya. Pada

tahun 1851 diselenggarakan “World Exposition” di London. Banyak orang

ingin menyaksikan acara ini. Atas permintaan para pelanggannya, Thomas

Cook menyelenggarakan tour ke London.


12

B. Macam-macam Travel Agent

Travel Agent atau perusahaan perjalanan wisata dapat dibedakan menurut

luas operasinya, pemilik modalnya, dan besar kecilnya usaha yang dilakukan.

1. Menurut luas operasinya

Menurut luas operasinya, travel agent dapat dibagi atas international

travel agent, domestic travel agent, dan gabungan dari ketiga-tiganya.

a. International travel agent

International travel agent adalah suatu travel agent yang luas

operasinya mencakup lingkup nasional dan internasional(antarnegara

atau antarbenua). Kegiatan travel agent jenis ini adalah mengurus lalu

lintas manusia dari dalam negeri ke luar negeri dan sebaliknya.

Kegiatan tersebut merupakan gejala out going tourism dan incoming

tourism dalam kepariwisataan pada umumnya.

b. National travel agent

National travel agent adalah travel agent yang mengurus lalu

lintas manusia dalam ruang lingkup nasional saja. Kegiatannya

mengurus wisatawan dalam negeri (domestic tourist) dan wisatawan

asing (foreign tourist) yang sudah berada di dalam suatu Negara di

mana travel agent itu berdomisili. Travel agent ini hanya menerima
13

suatu rombongan dari suatu travel agent di luar negeri yang telah

menjalin kerja sama dengannya, yaitu dengan cara tukar menukar

wisatawan dari Negara di mana travel agent itu berada.

c. Domestic travel agent

Domestic travel agent adalah suatu travel agent yang mengurus

arus lalu lintas manusia dalam hal perjalanan, khususnya wisatawan

dalam negeri (domestic tourist) tanpa ada unsur turis asingnya (foreign

tourist). Jenis travel agent ini bersifat lokal, berkedudukan di dalam

satu kota, dan tidak mempunyai cabang di kota lain. Dalam

operasinya, kebanyakan domestic travel agent ini bertindak sebagai

retail travel agent.

d. Gabungan dari ketiganya

Yang dimaksud gabungan dari ketiga jenis travel yang sudah

disebut di atas adalah travel agent yang dalam kegiatannya mencakup

keseluruhan kegiatan tersebut di atas, baik secara lokal, nasional

maupun internasional. Di Indonesia, travel agent jenis ini jumlahnya

paling banyak. Sekarang ini travel agent pertama di Indonesia sudah

dibagi dalam dua golongan, yaitu Biro Perjalanan Umum (BPU) dan

Agen Perjalanan (AP). Selain itu, Biro Perjalanan Umum boleh

memiliki cabang yang disebut Cabang Biro Perjalanan Wisata


14

(CBPW).

2. Menurut pemilik modalnya

Menurut pemilik modalnya, travel agent dapat dibagi atas foreign

travel agent dan domestic travel agent.

a. Foreign travel agent

Foreign travel agent adalah sebuah travel agent yang modal

usahanya sedikitnya 51% merupakan modal asing (sesuai dengan UU

PMA di Indonesia). Akan tetapi, untuk memberikan proteksi atau

perlindungan bagi travel agent domestic, maka travel agent seperti ini

dilarang beroperasi di Indonesia.

b. Domestic travel agent

Domestic travel agent adalah sebuah travel agent yang seluruh

modalnya atau sekurang-kurangnya 51% modalnya dimiliki Warga

Negara Indonesia.

3. Menurut besar kecilnya usaha yang dilakukan

Menurut besar kecilnya usaha yang dilakukan, travel agent dapat

dibagi atas wholesaler travel agent dan retail travel agent.

a. Wholesaler travel agent


15

Wholesaler travel agent adalah travel agent yang hanya menjual

jasa-jasa/ produknya kepada para perantara (middlemen), tanpa

menjualnya langsung kepada consumer akhir (wisatawan). Yang

termasuk travel agent jenis ini adalah travel agent yang luas

operasinya tergolong ke dalam international travel agent dan sudah

termasuk atau merupakan anggota dari organisasi travel internasional,

seperti IATA (I nternatioanl Air Transport Association) atau PATA

(Pasific Area Travel Association). Travel agent ini akan memberikan

komisi kepada perantara/ retail travel agent. Di Indonesia travel agent

yang dapat digolongkan ke dalam wholesaler travel agent, misalnya:

Nitour, Natrabu, Antaruang, Vayatour, Satriavi, dan lain-lain.

b. Retail travel agent

Retail travel agent ini adalah travel agent yang memperboleh

fasilitas dan jasa-jasa (seperti tour, sight seeing tour, tiket, dll) dari

wholesaler travel agent. Kemudian travel agent ini menjual produk-

produk tadi kepada konsumen.

Bagi konsumen, retail travel agent merupakan badan atau tempat

di mana ia dapat memperoleh kebutuhannya. Bagi wholesaler, retail

travel agent merupakan penyalur atau outlet bagi barang-barang yang

dihasilkannya yang merupakan sumber untuk kelangsungan hidup


16

perusahaannya.

C. Istilah-Istilah Dalam Travel Agent

Dalam dunia kepariwisataan, banyak sekali istilah yang dipergunakan

untuk menyebut perusahaan perjalanan itu. Istilah-istilah yang dikenal di

antaranya:

1. Tour Service/ Travel Bureau/ Travel Agency

Tour Service/ Travel Bureau/ Travel Agency dapat diartikan sebagai

perusahaan jasa perjalanan yang bertindak hanya sebagai agen atau

perantara dari jasa angkutan, akomodasi, wisata, dan lain-lain.

2. Tours and Travel/ Tourist Bureau/ Tour Operator

Tours and Travel/ Tourist Bureau/ Tour Operator dapat diartiakan

sebagai perusahaan penyelengara atau pelaksana perjalanan wisata (tour)

dengan segala kelengkapannya untuk memenuhi kebutuhan perjalanan

wisatawan.

3. Ticket Agency

Ticket Agency adalah agen penjual tiket atau badan perantara yang

memberikan jasa pengurusan untuk orang lain yang berhubungan dengan


17

tiket perjalanan yang dikeluarkan oleh badan lain atau perusahaan

angkutan.

4. Tour Travel Wholesaler

Tour Travel Wholesaler adalah perusahaan perjalanan yang bertindak

sebagai pembeli atau penjual sekaligus sebagai penyelenggara atau

pelaksana semua kegiatan perjalanan atau tour beserta seluruh

kelengkapan dan kebutuhan wisatawan dalam perjalanan yang dilakukan.

D. Hubungan Travel Agent Dengan Pramuwisata

Pada umumnya, travel agent merupakan suatu badan usaha yang dapat

memberikan penerangan atau informasi tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan dunia perjalanan wisata pada khususnya. Ada dua fungsi

khusus travel agent, yaitu:

1. Travel agent sebagai perantara

Sebagai perantara, travel agent bertindak atas nama perusahaan lain

dan menjual produk atau atau jasa-jasa perusahaan yang diwakilinya.

Posisi travel agent berada di antara wisatawan di satu pihak dan

perusahaan-perusahaan industri pariwisata di pihak lain.


18

2. Travel agent sebagai pengorganisir

Sebagai pengorganisir, perusahaan perjalanan itu merencanakan dan

menyelenggarakan perjalanan wisata (ready made tour) yang disusun oleh

perusahaan perjalanan. Travel agent ini mempunyai tanggung jawab dan

menghadapi risiko untung rugi atas semua yang dikerjakannya.

Dalam industri pariwisata modern, travel agent sangat berperan dalam

menentukan daerah tujuan (destination) bagi para wisatawan. Sebuah

travel agent dapat mempromosikan dan memberikan kesan atas suatu

daerah tujuan wisata baru dan kemudian mengkoordinirnya untuk

menciptakan suatu paket perjalanan wisata.


BAB III

PRAMUWISATA

A. Pengertian Pramuwisata

Pramuwisata adalah seseorang yang bertugas memberikan bimbingan,

penerangan dan petunjuk tentang objek dan daya tarik wisata yang dalam

bahasa Inggris dikenal dengan istilah Guide. Sebelum melaksanakan sebagai

seorang pramuwisata. Perlu diketahui dan dipahami tentang tugas dan

tanggung jawab pramuwisata.

Seorang pramuwisata dituntut untuk dapat memberikan pelayanan

yang baik dan memuaskan kepada wisatawan dengan tetap memperhatikan

tatakrama. Tatakrama timbul dari hakekat kedudukan, tugas serta tanggung

jawab sebagai pramuwisata.

Dalam The Shorter Oxford English Dictionary on Historical Principle,

Voll, pengertian pramuwisata dirumuskan “In general sense of the term, he

guide is a person who is hired to conduct a traveler or tourist and to point out

objects of interest”. Dalam rumusan itu, dikatakan bahwa secara umum

pengertian pramuwisata adalah seseorang yang dibayar untuk menemani

19
20

wisatawan dalam perjalanan, mengunjungi, melihat dan menyaksikan objek

dan atraksi wisata.

Dalam International Travel Dictionary yang diterbitkan The Academic

International du Tourisme of Monte Carlo Principality of Manaco, pengertian

pramuwisata dirumuskan “From yhe tourist point of view, the tour guide is a

person employed, either directly, by the traveller, an official or private tourist

organization or Travel Agent to inform directly and advice the tourists before

and during bis journey”. Dalam rumusan itu, dikatakan bahwa dari sudut

pandang wisatawan, pramuwisata adalah seseorang yang bekerja pada suatu

Biro Perjalanan atau suatu Kantor Pariwisata yang bertugas memberikan

informasi petunjuk secara langsung kepada wisatawan sebelum dan selama

perjalanan wisata berlangsung.

Dalam Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi

No: KM.82/ PW.102/ MPFT-88 yang dikeluarkan pada tanggal 17 September

1988, tai pengertian pramuwisata dirumuskan “Pramuwisata adalah seseorang

yang bertugas memberikan bimbingan, penerangan dan petunjuk tentang

objek dan daya tarik wisata, serta membantu segala sesuatu yang diperlukan

wisatawan. Pada umumnya, pramuwisata atau tour guide diartikan sebagai

seseorang yang memimpin kelompok yang terorganisir untuk jangka waktu


21

singkat maupun jangka waktu yang panjang. Tugas tour guide memiliki

beberapa spesifikasi tergantung dari tugas apa yang sedang dia lakukan

(sesuai dengan kemampuannya). Seorang guide khusus di lokasi disebut Local

Guide yang biasanya menjadi petugas tetap di lokasi tersebut (contoh:

Museum, Botanical Garden, dan lain-lain). Pengertian inilah yang berlaku di

Indonesia, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi No: KM 82/ PW.102/ MPPT-88.

B. Persyaratan Pramuwisata

Tidak sembarang orang dapat begitu saja menjadi pramuwisata. Ada

syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang pramuwisata. Di

Indonesia, syarat-syarat untuk menjadi pramuwisata diatur dalam Surat

Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No: KM 82/ PW.102/

MPPT-88 pasal 8 dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pariwisata No: Kep-

17/ U/ IV/ 89 tentang Pedoman Pembinaan Pramuwisata dan Pengatur Wisata

.Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No:

KM 82/ PW.102/ MPPT-88 pasal 8 menyebutkan syarat-syarat untuk menjadi

pramuwista sebagai berikut:


22

1. Untuk menjadi pramuwisata dan pengatur wisata disyaratkan memiliki

sertifikat sebagai hasil mengikuti kursus dan ujian, serta diberikan tanda

pengenal (badge) sebagai izin operasional.

2. Materi ujian, bentuk sertifikat, dan tanda pengenal (badge) pramuwisata

dan pengatur wisata ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pariwisata.

3. Sertifikat dan tanda pengenal (badge) pramuwisata dikeluarkan oleh

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I atau pejabat yang ditunjuk.

4. Sertifikat dan tanda pengenal (badge) pramuwisata dikeluarkan oleh

Direktur Jenderal Pariwisata atau pejabat yang ditunjuk.

Surat Keputusan Direktur Jenderal Pariwisata no: Kep 17/ U/ IV/ 89

tentang Pedoman Pembinaan Pramuwisata dan Pengatur Wisata secara

rinci menyebut persyaratan pramuwisata dan pengatur wisata, sebagai

berikut:

Pengatur wisata harus memenuhi syarat-syarat, sebagai berikut:

a. Warga Negara Indonesia (WNI).

b. Umur serendah-rendahnya 25 tahun.

c. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengn baik.
23

d. Menguasai pengetahuan dan ketrampilan dalam memimpin dan

mengatur perjalanan wisata.

e. Memiliki sertifikat Pramuwisata Madya.

f. Mempunyai pengetahuan dan mampu secara mendalam menjelaskan

mengenai ilmu bumi pariwisata, kependudukan, pemerintahan, sejarah

dan kebudayaan serta atraksi pariwisata di seluruh Indonesia.

g. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Tingkat Atas atau

Sekolah Menengah Industri Pariwisata.

h. Lulus ujian Pengatur Wisata yang diselenggarakan oleh Direktorat

Jenderal Pariwisata.

Untuk mengikuti kursus dan ujian pramuwista muda disyaratkan:

a. Warga Negara Indonesia (WNI).

b. Umur serendah-rendahnya 18 tahun.

c. Berkelakuan baik.

d. Menguasai Bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan baik.

e. Menguasai pengetahuan ddan mampu menjelaskan secara mendalam


24

mengenai ilmu bumi pariwisata, kependudukan, pemerintahan, sejarah

dan kebudayaan Daerah Tingkat II tempat pramuwisata muda

berdomisili.

f. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Tingkat Atas atau

Sekolah Menengah Industri Pariwisata.

g. Lulus ujian Pengatur Wisata yang diselenggarakan oleh Direktorat

Jenderal Pariwisata.

Untuk mengikuti kursus dan ujian pramuwisata madya disyaratkan:

a. Warga Negar Indonesia (WNI).

b. Umur serendah-rendahnya 22 tahun.

c. Berkelakuan baik.

d. Menguasai Bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan baik.

e. Memiliki ketrampilan membawa rombongan wisatawan.

f. Menguasai pengetahuan dan mampu menjelaskan secara mendalam

mengenai pemerintahan, sejarah dan kebudayaan aerh Tingkat I

tempat pramuwisata madya beromisili dan Indonesia secara umum.


25

g. Memiliki sertifikat Pramuwisata Muda atau telah berpengalaman di

bidang pramuwisata selama 3 tahun.

h. Pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Tingkat Atas atau

Sekolah Mengah Industri Pariwisata.

i. Memiliki pengalaman kerja sebagai Pramuwisata Muda sekurang-

kurangnya 3 tahun secara aktif.

j. Lulus ujian Pramuwisata Madya yang diselenggarakan oleh

pemerintah Daerah Tingkat I setempat.

Pramuwisata Khusus harus memenuhi syarat-syarat, sebagai berikut:

a. Warga Negara Indonesia (WNI).

b. Umur serendah-rendahnya 24 tahun.

c. Menguasai Bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan baik.

d. Mempunyai keahlian dan ketrampilan khusus serta mampu

menjelaskan objek wisata tertentu.

e. Lulus ujian yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Tingkat I

setempat.
26

Dalam pramuwisata dikenal istilah SERVICE:

S: Smile for everyone.

(senyum untuk semua orang).

E: Excellent in everything to do.

(terampil dalam segala hal yang dilakukan).

R: Reaching out every guest with hospitality.

(memberikan keramahan pada setiap tamu).

V: Viewing every guest as special.

(semua tamu adalah istimewa).

I: Inviting the guest to return.

(mengundang tamu untuk datang kembali).

C: Creading awarm atmosphere.

(membuat suasana menjadi hangat).

E: Eye contact that shows we are.


27

(kontak mata yang menunjukkan siapa anda).

C. Karakteristik Wisatawan

Dalam buku Pengetahuan Keparawisataan, Happy Marpaung

menguraikan profil wisatawan berkaitan dengan kebiasaan dan tingkah laku

wisatawan tersebut. Berdasarkan karakteristiknya, beberapa profil wisatawan

dikategorikan menurut: a) kebangsaan, b) umur, c) jenis kelamin dan status, d)

kelompok sosio ekonomi, e) konvensi dan konferensi, dan f) kategori minat

lainnya.

Kebangsaan merupakan kategori penting karena merupakan ciri-ciri

kebudayaan, seperti cara berpikir, bertingkah laku, dan kepercayaan.

Beberapa karkteristik wisatawan berasal dari Perancis, Jerman, Inggris, Italia,

Belanda, Amerika, Australia, Jepang, Singapura, dan Malaysia.

a. Perancis

Beberapa ciri-ciri yang dapat dikenali dari orang Perancis adalah:

1. Tertarik dengan kebudayaan, termasuk kebudayaan tradisional,

cara hidup masyarakat, tarian, drama, music dan seni, upacara


28

keagamaan dan desa-desa tradisional yang masih murni.

2. Tertarik untuk mempelajari dan mengunjungi atraksi wisata yang

spesifik, khususnya tempat-tempat arkeologi, candi-candi kuno.

3. Suka mencoba pengalaman dan aktivitas baru atau berpetualang.

4. Dalam berbelanja lebih menyukai kerajinan tangan dan barang-

barang antik.

5. Biasanya lambat dalam memilih restaurant dan barang antik.

6. Bersahabat, disiplin, memiliki tingkah laku yang baik tetapi mudah

kecewa apabila tidak menyukai sesuatu.

7. Suka berbicara dengan bahasa mereka dan lebih suka pramuwsata

yang berbicara bahasa Perancis walaupun mereka dapat bebicara

bahasa Inggris.

8. Cenderung berpakaian individualistis.

b. Jerman

Beberapa ciri-ciri yang dapat kita dikenali dari orang Jerman adalah:

1. Tertarik pada kebudayaan-kebudayaan tradisional,


29

upacara-upacara keagamaan, tari-tarian dan tempat

bersejarah.

2. Lebih suka mengunjungi daerah yang masih murni, menyaksikan

atraksi wisata sampai selesai.

3. Sangat tertarik dalam mendengarkan penjelasan dari pramuwisata

dan suka mendetail.

4. Dalam berbelanja lebih menyukai benda-benda yang terbuat dari

kayu dan batu.

5. Toleransi pada fasilitas dan pelayanan yang berbeda.

6. Sopan, mempunyai tingkah laku yang baik, mengomentari

langsung setiap pengalaman mereka.

7. Umunya mereka menyukai perjalanan dengan bangsa sesama

mereka, terkadang bila merka bergabung dengan bangsa lain dapat

menimbulkan masalah.

c. Inggris

Beberapa ciri-ciri yang dapat dikenali dari orang Inggris adalah:

1. Tertarik pada kebudayaan tradisional dan karakteristiknya,


30

menyenangi pantai.

2. Sopan, bersahabat tapi kurang terbuka, serta mempunyai

kepribadian yang kuat.

3. Mandiri, tidak menyukai perjalanan dengan kelompok lebih

menyukai perjalanan sendiri.

4. Teliti dalam mengeluarkan uang dan biasanya tidak tinggal di hotel

yang mewah.

d. Italia

Beberapa ciri-ciri yang dapat dikenali dari orang Italia adalah:

1. Menyukai kebudayaan dan seni, juga pemandangan yang romantic

seperti pantai yang indah.

2. Terbuka, komunikatif, romantis, ekspresif dan agak cerewet,

khususnya dengan orang-orang sebangsa.

3. Kurang disiplin dan sulit ditangani dalam perjalanan, tetapi mudah

beradaptasi dengan keadaan setempat.

4. Menyukai tempat dan hotel mewah tetapi juga hemat.


31

5. Sering membutuhkan pramuwisata yang dapat berbahasa Italia.

e. Belanda

Beberapa ciri-ciri yang dapat dikenali dari orang Belanda adalah:

1. Suka bernostalgia dan merasa mempunyai hubungan sejarah yang

kuat dengan Indonesia.

2. Tertrik dengan bentuk-bentuk kebudayaan dan pemandangan alam

yang indah.

3. Membutuhkan informasi secara spesifik dan akurat.

4. Bersahabat dan suka humor.

5. Memperhatikan kesehatan dan sanitasi, khususnya makanan dan

minuman.

f. Amerika

Beberapa ciri-ciri yang dapat dikenali dari orang Amerika:

1. Menyukai kebudayaan trdisional seperti tari-tarian dan upacara

adat tetapi tidak secara mendalam.

2. Menyukai hotel-hotel yang mewah dengan pelayanan yang baik


32

dan transportasi yang menggunakan pendingin.

3. Tidak menyukai perjalanan yang panjang, memilih yang singkat

dan suka berpindah-pindah.

4. Terbuka, langsung dan jujur dalam mengekspresikan pendapat.

5. Sopan, tingkah lakunya baik, sedikit formal dan bersahabat.

g. Australia

Beberapa ciri-ciri yang dapat dikenali dari oranbg Australia adalah:

1. Menyukai kebudayaan, desa-desa dan aktivitas pantai yang

tradisional tetapi tidak secara mendalam.

2. Bersahabat, terus terang, humoris dan tidak formal serta suka

berasosiasi dengan penduduk setempat.

3. Lebih suka melakukan perjalanan sendiri.

4. Menerima dan menyukai fasilitas dan pelayanan yang sederhana.

h. Jepang

Beberapa ciri-ciri yang dapat dikenali dari orang Jepang adalah:

1. Tidak begitu tertarik pada kebuayaan dan atraksi-atraksi.


33

2. Melakukan perjalanan dengan kelompok.

3. Memiliki disiplin yang baik, mudah ditangani tetapi kadang-

kadang cerewet dan kasar.

4. Lebih menyukai masakan Jepang dan Eropa.

5. Senang membeli jenis barang lokal dan berbelanja tanpa batas.

6. Senang dengan hotel yang mewah dan pelayanan yang berkualitas

tinggi.

7. Membutuhkan pramuwisata yang dapat berbahasa Jepang.

8. Menyukai kehidupan malam dan wanita.

9. Menyukai fotografi.

i. Singapura

Beberapa ciri-ciri yang dapat dikenali dari orang Singapura adalah:

1. Tertarik dengan atraksi wisata dan pemandangan alam.

2. Minat khususnya adalah berjudi dan menikmati kehidupan malam.

3. Suka membeli semua jenis barang lokal, termasuk mkanan.


34

4. Menerima akomodasi dan pelayanan yang sederhana.

5. Mudah ditangani.

j. Malaysia

Beberapa ciri-ciri yang dapat dikenali dari orang Malaysia adalah:

1. Sangat tertarik pada keindahan alam, termasuk pantai.

2. Menerima akomodasi dan pelayanan hotel yang sederhana.

3. Mudah ditangani dalam perjalanan, tetapi harus disiplin.

4. Tidak terlalu tertarik dalam berbelanja.

D. Fungsi Pramuwisata

Dalam melaksanakan tugasnya selama di perjalanan bersama wisatawan,

pramuwisata berfungsi untuk:

1. Membimbing perjalanan bersama wisatawan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab pramuwisata.

2. Memberikan penerangan mengenai perjalanan secara keseluruhan,

khususnya mengenai objek-objek wisata yang dikunjungi.


35

3. Memperkenalkan hal-hal yang dirasakan baru bagi wisatawan atau sesuai

dengan hal-hal yang perlu diketahui serta dijumpai selama perjalanan bagi

wisatawan yang sedang dibimbing perjalanannya.

4. Memberikan saran kepada wisatawan untuk melakukan suatu tindakan

atau kegiatan yang mungkin timbul yang ada sangkut pautnya dengan

perjalanan yang sedang dibimbing.

Tugas pramuwisata:

1. Mengantar wisatawan, baik perorangan maupun rombongan( group ).

2. Memberikan penjelasan/ informasi tentang:

a. Rencana perjalanan wisata.

b. Objek dan daya tarik wisata maupun atraksi wisata.

c. Perturan yang berlaku dalam hal dokumen perjalanan (Travel

Document), seperti : Visa, Passport, Exit Permit, Fiscal Certificate,

Health Certificate.

3. Memberikan petunjuk dan penjelasan mengenai: Objek wisata, Tempat-

tempat bersejarah, Museum, Budaya, dan Objek wisata lainnya.

4. Membantu wisatawan dalam hal:


36

a. Cara mengatur barang-barang bawaan.

b. Mengirim pesanan.

c. Menawar harga cinderamata.

5. Memberikan pengarahan dalam hal mematuhi peraturan dan ketentuan

yang berlaku/ ditetapkan oleh:

a. Imigarasi (Immigration).

b. Bea cukai (Customs).

c. Karantina (Quarantine)

d. Otorita Bandar Udara.

e. Pelabuhan laut/ Fery.

f. Objek-objek wisata.

6. Membantu wisatawan yang mengalami:

a. Sakit.

b. Kecelakaan.

c. Kehilangan.
37

d. Kecurian.

e. Dan musibah lainnya.

Selain tugas pramuwisata yang sudah disebutkan, ada dua lagi tugas

seorang pramuwisata, yaitu tugas dalam kantor dan tugas pramuwisata di

lapangan.

1. Tugas dalam kantor

Seorang pramuwisata dapat bertugas sebagai reception agent.

Seorang pramuwisata bertugas menemui dan menemani seorang

wisatwan atau suatu rombongan wisatawan yang datang atau

berangkat di bandara. Tugas dalam kantor, antara lain:

a. Sebagai penerima tamu.

b. Sebagai penerima telepon dan memberikan informasi mngenai

hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan paket wisata

yang dijual.

2. Tugas pramuwisata:

a. Pelayanan regular tour.

b. Tugas picking-up dan dropping-off services.


38

c. Tugas antar jemput wisatawan.

Keberhasilan pramuwisata dalam melaksanakan tugasnya,pada

dasarnya sangat tergantung pada kepribadian dan sikapnya. Sikap yang

baik sebagai pramuwisata adalah:

1. Selalu tersenyum dan bersemangat dalam melaksanakan tugasnya.

2. Dapat mengenali pribadi diri yang sebenarnya.

3. Menghargai pribadi orang lain, terutama wisatawan.

4. Bekerja dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas.

5. Mampu berprestasi secara konsisten.

6. Siap dan berani menghadapi tugas yang diberikan.

7. Mampu menyesuaikan diri terhadap segala situasi dan kondisi.

8. Bersikap rendah hati dan murah hati.

BAB IV

TUGAS-TUGAS PRAMUWISATA
39

A. Persyaratan dan Penggolongan Pramuwisata

Di dalam pasal 2 Bab II Surat Keputusan Menteri Pariwisata,

Pos dan Telekomunikasi Nomor. KM 82/ PW.102/ MPPT – 88

diebutkan bahwa pramuwisata dgolongkan menjadi dua, yaitu

Pramuwisata Muda dan Pramuwisata Madya.

Pramuwisata Muda adalah pramuwisata yang bertugas di

wilayah Daerah Tingkat I tempat sertifikat keahliannya diberikan.

Pramuwisata Madya adalah pramuwisata yang bertugas dalam wilayah

Daerah Tingkat I tempat sertifikat diberikan.

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat lebih mengenal istilah

guide daripada pemandu wisata maupun pramuwisata. Guide selalu

dikaitkan dengan “orang bule, turis” (wisatawan). Setiap orang yang

menemani wisatawan makan di restoran, mengantar wisatawan

mengunjungi objek wisata, menonton pertunjukan, belanja di souvenir

shop, dan lain-lain selalu dikonotasikan sebagai guide. Untuk itulah,

pertama-tama perlu kita pahami apa dan siapa sebenarnya pramuwisata

itu.

Pramuwisata (guide) pada hakekatnya adalah seseorang yang

menemani, memberikan informasi dan bimbingan serta saran kepada


40

wisatawan dalam melakukan aktivitas wisatanya. Aktivitas tersebut,

antara lain mengunjungi objek dan atraksi wisata, berbelanja, makan di

restoran, dan aktivitas wisata lainnya dan untuk itu ia mendapatkan

imbalan tertentu.

Penting pula untuk diketahui bahwa tidak semua orang yang

menemani wisatawan itu disebut sebagai pramuwisata, karena masih

ada profesi lain yang kegiatannya berhubungan dengan wisatawan,

antara lain sebagai berikut :

Penterjemah (Interpreter)

Penerjemah adalah seseorang yang bertugas menerjemahkan bahasa

tertentu ke dalam bahasa yang dikehendaki oleh wisatawan. Ia hanya

menyampaikan apa yang disampaikan oleh orang lain atau

menjelaskan percakapan dalam suatu bahasa tertentu

Penerima Tamu (Hostess)

Penerima tamu adalah seseorang yang bertugas menjemput tamu di

bandara, pelabuhan laut, stasiun atau terminal serta hotel atau

memberikan ucapan selamat jalan kepada tamu yang akan kembali ke

tempat asal atau melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Kegiatannya,

antara lain memberi ucapan selamat datang dengan mengalungkan

rangkaian bunga, membantu tamu pada saat pemeriksaan keimigrasian


41

dan bea cukai, menghubungkan atau memperkenalkan tamu dengan

orang-orang tertentu.

Pengawal atau Pendamping (Escortist)

Pengawal adalah seseorang yang bertugas mendampingi wisatawan

dalam berbagai aktivitas, seperti tur, belanja, pertemuan, termasuk

kegiatan-kegiatan yang sifatnya pribadi. Ruang lingkup kegiatan

Escortist lebih luas dibandingkan dengan pramuwisata atau profesi

sejenis lainnya.

Penggolongan Pramuwisata

Pramuwisata dapat dikelompokan sesuai dengan sudut pandang

sebagai berikut:

Beradasarkan ruang lingkup kegiatannya.

1. Transfer Guide: Transfer guide adalah pramuwisata yang

kegiatannya menjemput wisatawan di bandara, pelabuhan laut,

stasiun atau terminal menuju ke hotel atau sebaliknya atau

mengantar wisatawan dari satu hotel ke hotel lainnya

2. Walking Guide/Tour Guide: Walking guide adalah pramuwisata

yang kegiatannya memandu wisatawan dalam suatu tour


42

3. Local/Expert Guide: Local guide adalah pramuwisata yang

kegiatannya khusus memandu wisatawan pada suatu objek atau

transaksi wisata tertentu, misalnya museum, wisata agro, river

rafting, goa, gedung bersejarah, dan lain-lain

4. Common Guide: Common guide adalah pramuwisata yang dapat

melakukan kegiatan baik transfer maupun tour

5. Driver Guide: Driver guide adalah pengemudi yang sekaligus

berperan sebagai Pramuwisata. Ia bertugas mengantarkan

wisatawan ke objek atau atraksi wisata yang dikehendaki sekaligus

memberikan informasi yang diperlukan. Tak jarang pula seseorang

pramuwisata pengemudi ikut turun ke objek untuk memberikan

penjelasan tentang objek tersebut jika tidak ada local guide.

Kadang-kadang ia juga menemani wisatawan saat berbelanja atau

makan. Jadi, pada dasarnya driver guide menjalankan dua fungsi,

yakni sebagai pengemudi dan pramuwisata.

Berdasarkan Status

1. Payroll Guide: Payroll Guide adalah pramuwisata yang berstatus sebagai

pagawai tetap perusahaan perjalanan dengan mendapat gaji tetap di samping

komisi dan tip yang diterima dari wisatawan


43

2. Part Timer/Freelance Guide: Part Timer/Freelance guide adalah

pramuwisata yang bekerja pada suatu perusahaan perjalanan untuk kegiatan

tertentu dan dibayar untuk tiap pekerjaan yang dilakukan, serta tidak terikat

oleh suatu perusahaan perjalanan tertentu dan bebas melakukan kegiatannya

sesuai permintaan wisatawan atau perusahaan perjalanan lain yang

membutuhkannya

3. Member of Guide Association: Member of guide association adalah

pramuwisata yang berstatus sebagai peserta dari suatu asosiasi pramuwisata

dan melakukan kegiatannya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh asosiasi

tersebut

4. Government Officials: Government officials adalah pegawai pemerintah

yang bertugas untuk memberikan informasi kepada tamu tentang suatu

aktivitas ,objek, gedung, atau suatu wilayah tertentu

5. Company Guide: Company guide adalah karyawan sebuah perusahaan yang

bertugas memberikan penjelasan kepada tamu tentang aktivitas atau objek

perusahaan.

Berdasarkan Karakteristik Wisatawan Yang Dipandu

1. Individual Tourist Guide: Individual tourist guide adalah pramuwisata yang


44

khusus memandu wisatawan individu

2. Group Tour Guide: Group tour guide adalah pramuwisata yang memandu

wisatawan rombongan

3. Domestic Tourist Guide: Domestic tourist guide adalah pramuwisata yang

memandu wisatawan nusantara/ domestik

4. Foreign Tourist Guide: Foreign tourist guide adalah pramuwisata yang

memandu wisatawan mancanegara

Peranan Pramuwisata

Pramuwisata adalah orang yang pertama kali dijumpai oleh wisatawan dalam rangka

mewujudkan harapan dan impian atas tour yang telah dibayarnya. Wisatawan

bagaikan seorang bocah kecil di tengah hiruk pikuknya pasar. Ia tidak tahu harus

melangkah kemana, ia membutuhkan bimbingan untuk mendapatkan apa yang

diinginkannya. Adalah tugas Pramuwisata untuk menemani, mengarahkan,

membimbing, menyarankan wisatawan di tengah-tengah ketidaktahuannya itu.

Wajarlah jika wisatawan mempercayakan aktivitasnya kepada Pramuwisata, karena ia

yang lebih tahu dan berpengalaman. Maka jadilah Pramuwisata itu sebagai teman

perjalan bagi wisatawan. Sebagai teman yang baik maka akan sangat ironi jika

seorang pramuwisata memanfaatkan ketidaktahuan wisatawan untuk mengail

keuntungan untuk diri sendiri, misalnya dengan menaikan harga barang yang dibeli

wisatawan, memaksa untuk memberikan imbalan lebih, dan sebagainya.


45

Dalam skala yang lebih luas pramuwisata adalah duta bangsa atau setidaknya duta

daerah tempat ia melakukan tugasnya. Apa yang diekspresikan oleh pramuwisata

dianggap oleh wisatawan sebagai cerminan karakter masyarakat setempat, demikian

pula apa yang disampaikan oleh pramuwisata akan dipercaya oleh wisatawan sebagai

pengetahuan yang akan selalu diingat hingga kembali ke tempat asal. Mengingat hal

tersebut, maka seorang pramuwisata hendaknya dapat memberikan informasi dengan

benar dan baik menyangkut negara, kota, maupun suatu desa, objek wisata, budaya,

dan lain sebagainya.

Persyaratan Pramuwisata

Pramuwisata adalah seseorang yang memegang peranan penting dalam kegiatan tur

maupun transfer. Ia menjadi tumpuan harapan wisatawan, perusahaan yang

mempekerjakannya, bahkan daerah atau negara tempat ia bekerja. Untuk itulah, ia

harus memenuhi persyaratan tertentu agar dapat mengemban amanat yang demikian

berat secara profesional. Persyaratan tersebut menyangkut hal-hal yang bersifat fisik

maupun psikis

1. Syarat fisik/Penampilan Pramuwisata: Pakaian dalam pengertian ini

mengandung makna yang luas, tidak sekedar baju, celana, rok, sendal, dan

sebagainya akan tetapi keseluruhan yang tampak dari luar diri seseorang itu.

Secara manusiawi kesan seseorang terhadap orang lain pertama-tama biasanya

dipengaruhi oleh penampilan orang yang dihadapi tersebut. Sebagai petugas


46

yang pertama kali berhubungan dengan wisatawan saat penyelenggaraan tur,

maka pramuwisata harus dapat berpenampilan secara maksimal, karena apa

yang ditampilkan pertama kali itu akan berdampak terhadap kesan wisatawan

selanjutnya

2. Syarat Psikis/Kepribadian Pramuwisata: Secara teori yang dimaksud

dengan kepribadian adalah integritas psiko-fisik sebagai resultan dari

hereditas, lingkungan dan kematangan yang bersifat unik dan dinamis serta

berbeda satu dengan yang lainnya. Jelasnya, kepribadian lahir karena

perpaduan tiga faktor, yakni keturunan, lingkungan atau pergaulan, dan waktu

atau kematangan. Ketiga unsur ini saling berkaitan dalam membentuk satu

wujud kepribadian. Karena sifatnya yang spesifik, maka setiap orang memiliki

kepribadiannya masing-masing.

Menurut ilmu jiwa, kepribadian seseorang dapat berkembang karena dua hal, yaitu

bakat dan didikan. Kepribadian karena faktor bakat sulit untuk diubah atau

diciptakan, akan tetapi kepribadian itu dapat pula dikembangkan melalui proses

pendidikan. Agar dapat mengembangkan kepribadian yang menarik maka seseorang

pramuwisata hendaknya menampilkan sifat-sifat: ( penuh perhatian, ketajaman daya

ingatan, pandai bergaul, periang, jujur dan dapat dipercaya, penuh inisiatif, humoris,

suka menolong, empati, pemimpin yang baik)


47

Kode Etik Pramuwisata

Kode etik Pramuwisata Indonesia ditetapkan melalui Keputusan Musyawarah

Nasional I Himpunan Pramuwisata Indonesia dengan Keputusan Nomor

07/MUNAS.I/X/1988, meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Pramuwisata harus mampu menciptakan kesan penilaian yang baik atas

daerah, negara bangsa, dan kebudayaan

2. Pramuwisata dalam menjalankan tugasnya harus mampu menguasai diri,

senang, segar, rapi, bersih serta berpenampilan yang simpatik (menghindari

bau badan, perhiasan, dan parfum yang berlebihan)

3. Pramuwisata harus mampu menciptakan suasana gembira dan sopan menurut

kepribadian Indonesia

4. Pramuwisata harus mampu memberikan pelayanan dan perlakuan yang sama

kepada wisatawan dengan tidak meminta tip, tidak menjajakan barang dan

tidak meminta komisi

5. Pramuwisata mampu memahami latar belakang asal usul wisatawan serta

mengupayakan untuk meyakinkan wisatawan agar mematuhi hukum,

peraturan, adat kebiasaan yang berlaku dan ikut melestarikan objek

6. Pramuwisata mampu menghindari timbulnya pembicaraan serta pendapat

yang mengundang perdepatan mengenai kepercayaan, adat istiadat, agama, ras

dan sistem politik sosial negara asal wisatawan


48

7. Pramuwisata berusaha memberikan keterangan yang baik dan benar. Apabila

ada hal-hal yang belum dapat dijelaskan maka pramuwisata harus berusaha

mencari keterangan mengenai hal tersebut dan selanjutnya menyampaikan

kepada wisatawan dalam kesempatan berikutnya

8. Pramuwisata tidak dibenarkan mencemarkan nama baik perusahaan, teman

seprofesi dan unsur-unsur pariwisata lainnya

9. Pramuwisata tidak dibenarkan untuk menceritakan masalah pribadinya yang

bertujuan untuk menimbulkan rasa belas kasihan dari wisatawan

10. Pramuwisata saat perpisahan mampu memberikan kesan yang baik agar

wisatawan ingin berkunjung kembali

Hubungan Pramuwisata dengan Perusahaan dan Organisasi Terkait

Pramuwisata dapat dikatakan sebagai jantung dari sebuah tur atau transfer sebab ia

adalah seseorang yang harus dapat memompa dan menghidupkan suasana sehingga

wisatawan benar-benar dapat memperolah pengalaman menarik sebagimana

diharapkan. Oleh karenanya Pramuwisata harus memahami organ atau komponen lain

yang dapat membentuk pengalaman-pengalamanitu. Untuk itulah penting baginya

menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan serta organisasi terkait dengan

tujuan, antara lain sebagai berikut

1. Mendapatkan informasi yang akurat dari sumber yang kompeten

2. Mengetahui perkembangan terkini atas informasi yang disampaikan


49

3. Menjalin komunikasi yang lebih baik dengan perusahaan dan organisasi

terkait

Hubungan yang baik tersebut pada akhirnya akan bermuara pada efektifitas dan

efisiensi rencana pemanduan yang dibuat serta tercapainya pemanduan yang

berkualiatas. Adapun perusahaan dan organisasi yang erat kaitannya dengan kegiatan

Pramuwisata antara lain adalah: (perusahaan perjalanan, Himpunan Pramuwisata

Indonesia/HPI, Association of Indonesian Travel Agencies/ASITA, objek dan atarksi

wisata, toko cinderamata, Hotel dan Restaurant, Perusahaan transportasi,

Pemerintah).

Pengetahuan yang perlu dimiliki oleh Pramuwisata

Agar dapat melaksanakan kegiatannya dengan baik, maka seorang pramuwisata harus

membekali dirinya dengan pengetahuan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas

dalam kegiatan tersebut.

Secara umum pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang pramuwisata meliputi

pengetahuan tentang diri sendiri, pengetahuan tentang wisatawan dan pengetahuan

tentang kegiatan yang dilakukan.

Sumber Informasi

Informasi yang dibutuhkan oleh pramuwisata haruslah digali dari sumber-sumber

yang benar-benar relevan dan dapat dipercaya sehingga informasi yang didapat

benar-benar berkualitas dan memberikan manfaata sebagaimana diharapkan, sumber


50

informasi bagi pramuwisata antara lain adalah: (pengalaman pribadi, penyedia

fasilitas, kantor pemerintah, organisasi/asosiasi, perpustakaan, media massa).

Pembaruan Informasi

Salah satu ciri informasi yang berkualitas adalah Up to date atau terkini yang

mengandung makna bahwa informasi tersebut merupakan kondisi yang paling akhir

dari apa yang diinformasikan. Untuk mendapatkan informasi terkini pramuwisata

harus senantiasa memperbaharuinya dengan selalu mengikuti perkembangannya

melalui sarana-sarana yang tersedia.

Beberapa informasi yang sering mengalami perubahan dan perlu mendapat perhatian

utama untuk dilakukan pembaharuan antara lain kurs mata uang, tanggal, waktu, data,

statistik, temperatur udara, kondisi politik, dan lain-lain.

Sarana yang dapat dipergunakan untuk memperbaharui informasi, antara lain sebagai

berikut:

1. Mengikuti seminar, kursus singkat, pelatihan-pelatihan, talk show

2. Membaca, baik dalam bentuk buku panduan, artikel, majalah dan surat kabar,

brosur, maupun media cetak yang lain

3. Mengunjungi situs internet

4. Melibatkan diri dalam kegiatan organisasi profesi

5. Mengunjungi pameran-pameran

6. Mengunjungi dan mendengarkan informasi dari personel perusahaan


51

perjalanan, hotel, restoran, transportasi, objek dan atraksi wisata maupun juga

wisatawan

Teknik Berbicara:

Berbicara bagi seorang pramuwisata adalah suatu seni penyampaian informasi yang

dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi yang mendengarkannya. Dilihat dari cara

penyampaiannya maka bahasa yang digunakan dalam berbicara dapat dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu:

1. Bahasa Lisan: Yaitu berbicara dengan menggunakan lisan sebagai sarananya.

Informasi disampaikan melalui simbol-simbol suara saja, akan tetapi berbicara juga

merupakan seni, yang menarik dan dapat membangkitkan minat wisatawan untuk

menikmati informasi yang disampaikan. Unsur-unsur yang harus dikuasai agar dapat

berbicara dengan bahasa lisan secara baik adalah: (kosa kata, tata bahasa dan teknik

suara)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa lisan antara lain:

1. Berbicara pada waktu yang tepat

2. Tunjukan kesan ramah selama berbicara

3. Hindari penggunaan bahasa dan logat daerah, kecuali jika bahasa tersebut

dijadikan sebagai materi pemanduan

4. Bersikap dengan baik selama berbicara

5. Padukan bahasa lisan dengan bahasa tubuh secara harmonis


52

2. Bahasa Tubuh: Menurut keterangan para ahli bahwa dalam ketrampilan

berkomunikasi apa yang kita katakan pentingnya hanyalah 7%, bagaimana kita

mengatakan 38% dan bahasa tubuh pentingnya adalah 55% (Peter

Thomson,1997:57). Hal ini dapat dipahami karena pada umumnya pendengar lebih

percaya terhadap apa yang mereka lihat dari pada apa yang mereka dengar, dan

bahasa tubuh adalah kenyataan yang mereka lihat pada saat informasi diterima.

Unsur-unsur bahasa tubuh meliputi : (penampilan, gerakan tubuh, ekspresi wajah dan

kontak mata)

Pelayanan Transfer

Transfer adalah kegiatan perpindahan wisatawan dari satu tempat ke tempat lain.

Tempat-tempat yang dimaksud dapat berupa airport, pelabuhan, terminal maupun

hotel. Dilihat dari asal dan tujuan perpindahan tersebut maka transfer dapat dibedakan

menjadi:

1. Transfer in atau Arrival Transfer: Adalah kegiatan penjemputan tamu dari

tempat kedatangan (airport, pelabuhan atau terminal) untuk dibawa dan

melakukan check in di suatu hotel

2. Transfer out atau Departure Transfer: Adalah kegiatan pengantaran tamu

dari hotel ke tempat keberangkatan (airport, pelabuhan atau terminal) untuk

kembali ke tempat asal atau melanjutkan perjalanan ketempat lain


53

3. Transfer Hotel: Adalah kegiatan pengantaran kepindahan tamu dari hotel

yang satu ke hotel yang lain karena sebab-sebab tertentu baik atas permintaan

tamu sendiri atau keinginan pihak hotel

4. Intercity Transfer: Adalah kegiatan pengantaran tamu dari satu kota ke kota

lain. Adakalanya dalam perjalanan selama transfer tersebut diselingi dengan

kegiatan tur.

B. Permaslahan Dalam Pramuwisata

1. Maslah komunikasi

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam

pramuwisata. Maslah komunikasi merupakan masalah yang sering

terjadi dalam pramuwisata. Hal-hal yang menimbulkan maslah

komunikasi antara lain :

a. Faktor Motivasi

Faktor motivasi adalah dorongan yang timbul dalam diri

seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu

tindakan tertentu. Motivasi dapat diartikan sebagai usaha yang


54

dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tergerak

melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang

dikehendakinya.

b. Faktor Prasangka

Bila seorang wisatawan atau pramuwisata sudah

dihinggapi rasa prasangka terhadap sesuatu, misalnya golongan,

ras, bangsa dan sebagainya maka dapat mendorong wisatawan

atau pramuwisata tidak objektif lagi dalam memberikan penilaian.

c. Faktor Semantik

Faktor Semantik adalah bagian struktur bahasa yang

berhubungan dengan makna ungkap[an atau struktur makna suatu

bicara. Hal komunikasi, faktor semantic berhubungan dengan

penggunaan bahasa. Kata-kata sering mempunyai arti tidak sama

atau ejaannya berbeda, tetapi bunyinya hamper sama.

d. Faktor Suara

Masalah komunikasi bias timbul karena factor suara. Terjadi

karena komunikasi antara wisatawan dengan

pramuwisataterganggu karena ada gangguansuara dari luar.


55

Dapata juga terjadi karena volume suara pramuwisata memang

kurang keras sehinggainformasi yang diberikan kepada wisatawan

menjadi tidak jelas.

e. Faktor Kemampuan Bahasa

Seringkali komunikasi antara wisatawan dan pramuwisata

tidak lancar karena ternyata pemahaman pramuwisata terhadap

bahsa asli wisatawan sangat terbatas.

f. Faktor Pengetahuan Akan Objek Wisata

Sering komunikasi tidak lancer karena pramuwisata tidak

mengetahui secara rinci dan detail tentang objek wisata yang

sedang mereka jelaskan kepada wisatawan. Hal ini dapat

menyebabkan komunikasi antara wisatawan dengan pramuwisata

tidak nyambung dan tidak berkembang. Akibatnya, rasa ingin tahu

sang wisatawan tidak terpenuhi. Hal ini dapat mengecewakan

wisatawan.

2. Masalah Perjalanan
56

Maslah yang dialami wisatawan adalah masalah yang berkaitan

dengan perjalanan itu sendiri. Maslah-masalah dalam perjalanan itu,

anatar lain:

a. Pembukuan di biro perjalanan tidak ada

b. Pembukuan di hotel tidak ada

c. kondisi kendaraan wiata yang tidak memuaskan

C. Objek dan Atraksi Wisata

Wisatawan datang ke suatu tempat dan mengahabiskan dan uangnya

bukan untuk tidur di hotel saja. Mereka dating jauh-jauh meninggalkan

tempat tinggalnya untuk mengetahui lebih banyak tentang objek dan atraksi

wisata yang terdapat di negara-negara lain. Meraka ingin melihat,

mengenal dan mengetahui masyarakatnya, sejarah, adat-istiadat, gaya

hidup dan seni budayanya.

Seorang pramuwisata harus mempunyai pengetahuan yang cukup

tentang objek dan atraksi wisata yang akan dikunjungi. Yang perlu

diketahui pramuwisata adalah objek dan atraksi wisata, alam, budaya, dan

masyarakatnya.
57

Sejarah atau kisah suatu objek dan atraksi wisata perlu terlebih dahulu

dipelajari oleh seorang pramuwisata kalau ingin berhasil dalam memandu

wisatawan. Kalau objek itu sebuah makam, maka latar belakangnya harus

dipelajari dengan baik. Kalau atraksi yang diberikan adalah upacara

budaya, seperti Ngaben, maka seluk-beluk upacara Ngabenharus diketahui

oleh seorang pramuwisata.

Sebelum tour dimulai, seperti halnya pada saat transfer, seorang

pramuwisata harus siap dengan:

1. pakaian rapi

2. uang secukupnya untuk biaya tour

3. pengetahuan tentang objek-objek wisata di Jakarta

4. memiliki pengetahuan dan penguasaan bahasa asing yang baik

5. kendaraan, bahan baker yang mencukupi

D. Sapta Pesona

Makna logo Sapta Pesona dilambangkan dengan Matahari yang bersinar

sebanyak 7 buah yang terdiri atas unsur Kemanan, Ketertiban, Kebersihan,

Kesejukan, Keindahan, Keramahan, dan Kenangan. Tujuan diselenggarakan program


58

Sapta Pesona adalah untuk meningkatkan kesadaran, rasa tanggung jawab segenap

lapisan masyarakat, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat luas untuk mampu

bertindak dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sapta Pesona merupakan kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka menarik

minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah atau wilayah di Negara kita. Sapta

Pesona terdiri dari tujuh unsur yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah

dan kenangan. Kita harus menciptakan suasana indah dan mempesona, dimana saja

dan kapan saja. Khususnya ditempat-tempat yang banyak dikunjungi wisatawan dan

pada waktu melayani wisatawan.

Dengan kondisi dan suasana yang menarik dan nyaman, wisatawan akan betah

tinggal lebih lama, merasa puas atas kunjungannya dan memberikan kenangan indah

dalam hidupnya.

1. AMAN

Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat apabila merasa aman, tenteram,

tidak takut, terlindungi dan bebas


59

dari :

1. Tindak kejahatan, kekerasan, ancaman, seperti kecopetan, pemerasan,

penodongan, penipuan dan lain sebagainya.

2. Terserang penyakit menular dan penyakit berbahaya la innya

3. Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas yang kurang

baik, seperti kendaraan, peralatan, untuk makan dan minum, lift, alat

perlengkapan rekreasi atau olah raga.

4. Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa pemaksaan oleh pedagang

asongan tangan jail, ucapan dan tindakan serta perilaku yang tidak bersahabat

dan lain sebagainya.

Jadi, aman berarti tejamin keselamatan jiwa dan fisik, termasuk milik (barang)

wisatawan

2. TERTIB
60

Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang sangat didambakan oleh setiap orang

termasuk wisatawan. Kondisi tersebut tercermin dari suasana yang teratur, rapi dan

lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan

masyarakat, misalnya :

1. Lalu lintas tertib, teratur dan lancar, alat angkutan datang dan berangkat tepat

pada waktunya.

2. Tidak nampak orang yang berdesakan atau berebutan untuk mendapatkan atau

membeli sesuatu yang diperlukan

3. Bangunan dan lingkungan ditata teratur dan rapi

4. Pelayanan dilakukan secara baik dan tepat

5. Informasi yang benar dan tidak membingungkan

3. BERSIH

Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan suasana

bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran. Wisatawan akan

merasa betah dan nyaman bila berada di tempat-tempat yang bersih dan sehat seperti :

Lingkungan yang bersih baik di rumah sendiri maupun di tempat-tempat umum,


61

seperti di hotel, restoran, angkutan umum, tempat rekreasi, tempat buangair

kecil/besar dan lain sebagainya. Bersih dari sampah, kotoran, corat-coret dan lain

sebagainya.

1. Sajian makanan dan minuman bersih dan sehat

2. Penggunaan dan penyajian alat perlengkapan yang bersih seperti sendok,

piring, tempat tidur, alat olah raga dan lain sebagainya

3. Pakaian dan penampilan petugas bersih, rapi dan tidak mengeluarkan bau

tidak sedap dan lain sebagainya

4. SEJUK

Lingkungan yang serba hijau, segar, rapi memberi suasana atau keadaan sejuk,

nyaman dan tenteram. Kesejukan yang dikehendaki tidak saja harus berada di luar

ruangan atau bangunan, akan tetapi juga di dalam ruangan, misalnya ruangan

kerja/belajar, ruangan makan, ruangan tidur dan lain sebagainya. Untuk itu hendaklah

kita semua :

1. Turut serta aktif memelihara kelestarian lingkungan dan hasil penghijaun yang

telah dilakukan masyarakat maupun pemerintah


62

2. Berperan secara aktif untuk menganjurkan dan memelopori agar masyarakat

setempat melaksanakan kegiatan penghijauan dan memelihara kebersihan,

menanam berbagai tanaman di halaman rumah masing-masing baik untuk

hiasan maupun tanaman yang bermanfaat bagi rumah tangga, melakukan

penanaman poho/tanaman rindang di sepanjang jalan di lingkungan masing-

masing di halaman sekolah dan lain sebagainya

3. Membentuk perkumpulan yang tujuannya memelihara kelestarian lingkungan.

4. Menghiasi ruang belajar/kerja, ruang tamu, ruang tidur dan tempat lainnya

dengan aneka tanaman penghias atau penyejuk.

5. Memprakarsai berbagai kegiatna dan upaya lain yang dapat membuat

lingkungan hidup kita menjadi sejuk, bersih, segar dan nyaman.

5. INDAH

Keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap

dipandang disebut indah. Indah dapat dilihat dari berbagai segi, seperti dari segi tata

warna, tata letak, tata ruang bentuk ataupun gaya dan gerak yang serasi dan selaras,

sehingga memberi kesan yang enak dan cantik untuk dilihat.


63

Indah yang selalu sejalan dengan bersih dan tertib serta tidak terpisahkan dari

lingkungan hidup baik berupa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa maupun hasil karya

manusia.

Karena itu kita wajib memelihara lingkungan hidup agar lestari dan dapat dinikmati

oleh umat manusia.

6. RAMAH TAMAH

Ramah tamah merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan

keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati.

Ramah tamah tidaklah berarti bahwa kita harus kehilangan kepribadian kita ataupun

tidak tegas dalam menentukan sesuatu keputusan atau sikat. Ramah, merupakan

watak dan budaya bangsa Indonesia pada umumnya, yang selalu menghormati

tamunya dan dapat menjadi tuan rumah yang baik. Sikap ramah tamah ini merupakan

satu daya tarik bagi wisatawan, oleh karena itu harus kita pelihara terus.

7. KENANGAN
64

Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan

seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya. Kenangan dapat

berupa yang indah dan menyenangkan, akan tetapi dapat pula yang tidak

menyenangkan. Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan perasaan

wisatawan dari pengalaman berpariwisata di Indonesia, dengan sendirinya adalah

yang indah dan menyenangkan. Kenangan yang indah ini dapat pula diciptakan

dengan antara lain :

1. Akomodasi yang nyaman, bersih dan sehat, pelayanan yang cepat, tepat dan

ramah, suasana yang mencerminkan ciri khas daerah dalam bentuk dan gaya

bangunan serta dekorasinya

2. Atraksi seni budaya daerah yang khas dan mempesona baik itu berupa seni

tari, seni suara dan berbagai macam upacara

3. Makanan dan minuman khas daerah yang lezat, dengan penampilan dan

penyajian yang menarik. Makanan dan minuman ini merupakan salah satu

daya tarik yang kuat dan dapat dijadikan jati diri (identitas daerah).

4. Cenderamata yang mungil yang mencerminkan ciri-ciri khas daerah bermutu

tinggi, mudah dibawa dan dengan harga yang terjangkau mempunyai arti
65

tersendiri dan dijadikan bukti atau kenangan dari kunjungan seseorang ke

suatu tempat/daera/Negara.

Sapta Pesona dan tujuan pelaksanaanya begitu luas dan tidak untuk kepentingan

pariwisata semata. Memasyarakatkan dan membudidayakan Sapta Pesona dalam

kehidupan sehari-hari mempunyai tujuan yang jauh lebih luas, yaitu untuk

meningkatkan disiplin nasional dan jati diri bangsa yang juga akan meningkatkan

citra baik bangsa dan Negara.

BAB V
66

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam isi materi karya tulis ini

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Peranan seorang pramuwisata sangatlah penting dalam Bidang Pariwisata baik

itu pariwisata Indonesia maupun pariwisata dunia, juga sangatlah penting dalam

peranan wisatawan.

2. Keberhasilan seorang pramuwisata tergantung pada pramuwisata itu sendiri,

bagaimana cara melaksanakannya dan juga dukungan dari sekitarnya.

3. Dapat menyadarkan tugas dan tanggung jawab yang dimiliki pramuwisata.

4. Berdasarkan pembuatan karya tulis ini penulis dapat memberikan informasi

menegnai seluruh pramuwisata.

5. Dengan penyusunan ini, maka penulis mendapatkan pengetahuan yang lebih

banyakmengenai pramuwisata.

B. Saran-Saran
67

Dalam bab ini penulis memberikan saran-saran untuk pembaca agar dapat

meningkatkan kualitas seorang pramuwisata. Berikut adalah saran-saran yang

disampaikan oleh penyusun:

1. Melakukan perbaikan atau koreksi kiranya hal apa saja yang membuat

pramuwisata kurang professional.

2. Mencoba lebih baik dalam bekerja.

3. Bersikap jujur dan rendah hati dalam melakukan pekerjaan.

4. Pramuwisata dapat lebih baik dalam memberikan informasi kepada wisatawan.

Anda mungkin juga menyukai