Anda di halaman 1dari 15

← Mollusca

Makalah Kependudukan
Posted on Juli 14, 2011by biologymayscience
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar Negara-negara
berkembang di dunia. Hal yang paling mendasar yang umum dijumpai dalam suatu
Negara berkembang adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Indonesia
merupakan slah satu Negara dengan jumlah penduduk yang terbanyak. Hal ini dapat
dilihat dari hasil sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Dalam
pengetahuan tentang kependudukan dikenal sebagai istilah karakteristik penduduk
yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial
ekonomi penduduk.
Dibanding dengan negara-negara yang sedang berkembang lainnya, Indonesia
menempati urutan ketiga dalam jumlah penduduk setelah Cina dan India. Indonesia
merupakan negara yang sedang membangun dengan mempunyai masalah
kependudukan yang sangat serius disertai dengan, yaitu jumlah penduduk yang
sangat besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi dan persebaran
penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal ,
tetapi juga akan merupakan beban dalam pembangunan. .
Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan kemiskinan dan
kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen
demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan,
perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu
kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program
pembangunan kependudukan dan peningkatan ksesejahteraan masyarakat yang
tepat pada sasarannya.
Dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi tersebut akan melahirkan beragam
masalah dalam kehidupan. Masalah utama yang dihadapi di bidang kependudukan
di Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang
seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Program kependudukan dan
keluarga berencana bertujuan turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi dan
sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian
penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik antara
jumlah dan kecepatan pertambahan penduduk dengan perkembangan produksi dan
jasa.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
dikaji dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari penduduk ?
2. Bagaimana dinamika kependudukan di Indonesia?
3. Faktor-faktor demografi apa yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk ?
4. Bagaimana konsep transisi demografis dalam konsep kependudukan?
C. TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari penduduk
2. Untuk mengetahui dinamika kependudukan di Indonesia
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi laju
pertumbuhan penduduk
4. Untuk mengetahui konsep transisi demografis.

D. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai
Konsep kependudukan Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDUDUK
Penduduk adalah Orang yang secara hukum berhak tinggal di dalam suatu daerah.
Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di daerah
tersebut. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah
geografi dan ruang tertentu
Pada hakekatnya, pengertian mengenai penduduk lebih ditekankan pada komposisi
penduduk. Pengertian ini mempunyai arti yang sangat luas, tidak hanya meliputi
pengertian umur, jenis kelamin dan lain-lain, tetapi juga klasifikasi tenaga kerja dan
watak ekonomi, tingkat pendidikan, agama, ciri sosial, dan angka statistik lainnya
yang menyatakan distribusi frekuensi. Penduduk atau warga suatu negara atau
daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain
orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti
kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah
Demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard.
John Graunt adalah seorang pedagang di London yang menganalisis data kalahiran
dan kematian, migrasi dan perkawinan yang berkaitan dalam proses pertumbuhan
penduduk. Sehinnga John Graunt dianggap sebagai bapak Demografi.
Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu demografi. Berbagai aspek
perilaku manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonimi, dan geografi. Demografi
banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit
ekonomi, seperti pengencer hingga pelanggan potensial. Kependudukan atau
demografi adalah ilmu yang mempelajari dianmika kependudukan manusia.
Meliputi didalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana
jumlah penduduk setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.
Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau
kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan,
agama, atau etnisitas tertentu.
B. DINAMIKA KEPENDUDUKAN
Dinamika kependudukan adalah perubahan kependudukan untuk suatu daerah
tertentu dari waktu ke waktu. pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan
tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik
perpindahan ke luar maupun ke luar. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan
atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada suatu
daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal. Pertumbuhan
penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari luar ke
dalam lebih besar dari jumlah kematian dan perpindahan penduduk dari dalam ke
luar.
Dinamika kependudukan adalah perubahan penduduk. Perubahan tersebut selalu
terjadi dan dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 Tentang ´Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera disebut sebagai
Perkembangan Kependudukan. Perkembangan kependudukan terjadi akibat adanya
perubahan yang terjadi secara mauoun karena perilaku yang terkait dengan upaya
memenuhi kebutuhannya. Perubahan alami tersebut adalah karena kematian dan
kelahiran. Sedangkan yang terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan adalah
migrasi atau pindahan tempat tinggal.
Setiap perubahan yang diakibatkan salah satu faktor perubahan penduduk tersebut
akan berdampak pada keseluruhan, misalnya jumlah menurut umur penduduk dan
jenis kelamin penduduk. Hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran dinamika
kependudukan adalah :
1. Indikator
Indikator diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepat berbagai
keadaan atau perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu negara. Indikator
dalam demografi terdiri dari beberapa hal, yaitu :
a. Jumlah penduduk
b. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, suku bangsa, pendidikan,
agama, pekejaan, dan lain-lain
c. Proses demografi yang mempengaruhi jumlah dan komposisi penduduk
2. Parameter
Ukuran atau satuan yang memberikan penilaian kuantitatif. Ada dua macam
pengukuran, yaitu :
a. Angka Absolut
b. Angka Relatif
Dinamika kependudukan menjelaskan bahwa di samping jumlah absolutnya yang
tetap tinggi, persoalan kependudukan di Indonesia meliputi persebaran serta
kualitas penduduk dipandang dari sudut sumberdaya manusia secara keseluruhan.
Pemahaman terhadap dinamika penduduk sangat penting dalam demografi. Manfaat
dari memahami dinamika penduduk adalah sebagai berikut.
1) Mengetahui jumlah penduduk pada suatu waktu dan wilayah tertentu.
2) Memahami perkembangan dari keadaan dahulu, sekarang dan perkiraan yang
akan datang.
3) Mempelajari hubungan sebab akibat keadaan penduduk dengan aspek kehidupan
lain misalnya ekonomi, pendidikan, sosial, kesehatan dan lain-lain.
4) Merancang antisipasi menghadapi perkembangan kependudukan yang terjadi
baik hal yang menguntungkan maupun merugikan.
C. FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFIK YANG MEMPENGARUHI LAJU
PERTUMBUHAN PENDUDUK
1. ANGKA KELAHIRAN (fertilitas)
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan seorang wanita secara riil
untuk melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi yang senyatanya dilahirkan.
Tinggi rendahnya kelahiran erat hubungannya dan tergantung Pada struktur umur,
banyaknya kelahiran, banyaknya perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi,
tingkat pendidikan, status pekerjaan, serta pembangunan.

Beberapa fertilitas yang sering digunakan adalah :


1) Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)
Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran
pertahun di satu tempat per seribu penduduk.
CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.

Keterangan :
Cbr : crude birth rate (angka kelahiran kasar)
L : jumlah kelahiran selama 1 tahun
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1.000 : konstanta
Kriteria angka kelahiran kasar (cbr) di bedakan menjadi tiga macam.
– cbr 30, termasuk kriteria tinggi

2) Angka kelahiran khusus (age specific birth rate/asbr)


Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi
setiap 1.000 penduduk wanita pada kelompok umur tertentu. asbr dapat dihitung
dengan rumus berikut ini.

keterangan :
– asbr: angka kelahiran khusus
– li : jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
– pi : jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun
1.000 : konstanta
3) angka kelahiran umum (general fertility rate/gfr)
Angka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran setiap
1.000 wanita yang berusia 15 – 49 tahun dalam satu tahun. gfr dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut ini.

keterangan :
gfr = angka kelahiran umum
l = jumlah kelahiran selama satu tahun
w(15 – 49) = jumlah penduduk wanita umur 15 – 49 tahun pada pertengahan tahun.
1.000 = konstanta besar kecilnya angka kelahiran (natalitas) dipengaruhi oleh
beberapa faktor.
Berikut ini faktor pendorong dan faktor penghambat kelahiran.
A. faktor pendorong kelahiran (pronatalitas)
1) anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
2) sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan.
3) pernikahan usia dini (usia muda).
4) adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika dibandingkan
dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak laki-laki
akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki.
5) adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum
memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak.

B. Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas)


1) adanya program keluarga berencana (kb).
2) kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan.
3) adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjungan anak bagi pns.
4) adanya uu perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan.
5) penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karir.
6) adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak
2. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu angka kematian kasar, angka
kematian khusus, dan angka kematian bayi.
a. Angka kematian kasar (crude death rate/cdr)
Aangka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap
1.000 penduduk dalam waktu satu tahun. cbr dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut ini.

keterangan :
asdr = angka kematian kasar
m = jumlah kematian selama satu tahun
p = jumlah penduduk pertengahan tahun
1.000 = konstanta
kriteria angka kematian kasar (cdr) dibedakan menjadi tiga macam.
– cdr kurang dari 10, termasuk kriteria rendah
– cdr antara 10 – 20, termasuk kriteria sedang
cdr lebih dari 20, termasuk kriteria tinggi
b. Angka kematian khusus (age specific death rate/asdr)
Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap
1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. asdr dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.

Keterangan :
Asdr = angka kematian khusus
Mi = jumlah kematian pada kelompok umur tertentu
Pi = jumlah penduduk pada kelompok tertentu
1.00 = konstanta

c. Angka kematian bayi (infant mortality rate/imr)


Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi (anak
yang umurnya di bawah satu tahun) setiap 1.000 kelahiran bayi hidup dalam satu
tahun.
Tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor pendorong dan faktor penghambat.
1) faktor pendorong kematian (promortalitas)
(a) adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya.
(b) adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
(c) kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.
(d) adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya.
(e) tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat.
2) faktor penghambat kematian (antimortalitas)
(a) tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
(b) negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.
(c) adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai macam penyakit
dapat diobati.
(d) adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak melakukan
tindakan bunuh diri atau membunuh orang lain, karena ajaran agama melarang hal
tersebut.
3. MIGRASI
Migrasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi angka pertumbuhan
penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk. Orang dikatakan telah
melakukan migrasi apabila orang tersebut telah melewati batas administrasi wilayah
lain.
Jenis-jenis migrasi
a. Transmigrasi; Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah
untuk menetap ke daerah lain di dalam wilayah republik indonesia.
b. Urbanisasi; Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota besar
c. Emigrasi; perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap di luar
negeri.
d. Imigrasi; Perpindahan penduduk dari luar negeri dan menetap di dalam negeri.
e. Re-emigrasi (kembali ke tempat asal)
1) migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain
dan bertujuan untuk menetap di wilayah yang didatangi.
2) migrasi masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilayah
dengan tujuan menetap di wilayah tujuan. Migrasi keluar adalah orang yang
melakukan migrasi ditinjau dari daerah asalnya, sedangkan migrasi masuk adalah
orang yang melakukan migrasi ditinjau dari daerah tujuannya.
Migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ketempat lain dengan
tujuan untuk menetap dalam waktu 6 bulan atau lebih. Terdapat beberapa kriteria
migran diantaranya:

a. Migran seumur hidup (life time migrant)


b. Migran Risen (recent migrant)
c. Migran total (total m igrant)
4. Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan (Depedency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah
penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan
dapat dilihat menurutr usia yakni rasio ketergantungan muda dan rasio
ketergantungan tua.
Rasio ketergantungan merupakan indicator demografi yang sangat penting. Semakin
tingginya presentase dependency ratio menunjukan semakin tingginya beban yang
harus ditanggung penduduk yang produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan
presentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukan semakin rendahnya
beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk memembiayai penduduk
yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Rasio ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah pnduduk usia
belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun
keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).

Dimana
RK Total = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RK Muda = Rasio Ketergantungan Panduduk Usia Muda
RK Tua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P (0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P (65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P (15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64)
5. Angka Perkawinan Umum
Angka perkawinan umum (APU) menunjukan proporsi penduduk yang berstatus
kawin terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas pada pertengahan tahun
untuk satu tahun tertentu.
Konsep perkawinan lebih difokuskan kepada keadaan dimana seorang laki-laki dan
seorang perempuan hudup bersama dalam kurun waktu yang lama. Dalam hal ini
hidup bersama dapat dikukuhkan dengan perkawinan yang syah sesuai dengan
undang-undang atau peraturan hukum yang ada (Perkawinan de jure) ataupun
tanpa pengesahan perkawinan (de facto). Tetapi untuk keperluan studi demografi,
badan pusat statistic mendefinisikan seseorang berstatus kawin apabila mereka
terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan baik yang tinggal bersama maupun
terpisah yang menikah secara syah maupun yang hidup bersama yang oleh
masyarakat disekelilingnya dianggap syah sebagai suami isteri (BPS, 200). Indikator
perkawinana berguna bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan program
kependudukan terutama dalam pengembangan program-program peningkatan
kualitas keluarga dan perencanaan keluarga.
6. Pengaruh Program KB
Berikut ini adalah beberapa istilah yang digunakan dalam analisa keluarga
berencana (KB) beserta definisinya.
a. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia 15-
49 tahun.
b. Pemakai alat/cara KB adalah seseorang yang sedang atau pernah memakai
alat/cara KB.
c. Pernah memakai alat/cara KB (ever user) adalah seseorang yang pernah memakai
alat/cara KB.
d. Pemakai alat/cara KB aktif (Current User) adalah seseorang yang sedang memakai
alat/cara KB.
e. Alat/cara KB adalah alat/cara yang digunakan untuk mengatur kelahiran.
Kebutuhan KB yang tidak dipenuhi (Unment need) adalah presentase perempuan
usia subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi, atau ingin menunda kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara KB.

D. TRANSISI DEMOGRAFI
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang besar.
Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat
kelahiran tinggi, menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah.
A. Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih
alami tingkat kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah,
sehingga kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan
dan kejadian penyakit tinggi sehingga tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra
intervensi/pembangunan).
B. Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan teknologi,
misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi
ekonomi makin membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk
meningkat sehingga kesehatan semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap
tinggi (makin sehat) tetapi angka kematian menurun (akibat kesehatan dan lain-
lain). Pada kondisi ini akan terasa tingginya laju pertumbuhan penduduk alami,
seperti dialami indonesia pada periode tahun 1970 sampai 1980 dengan angka
pertumbuhan 2,32 % per tahun.
C. Pada keadaan III
Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk,
maka sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit, maka
turunnya tingkat kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga
pertumbuhan penduduk menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat
pada pertumbuhan penduduk indonesia periode 1980 sampai 1990 yang turun
menjadi 1,85 %.
D. Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka
akan mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah indonesia
sedang menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah
sangat rendah atau tanpa pertumbuhan. Demikian lah gambaran transisi demografi
yang dapat dipercepat dengan peningkatan pembangunan terutama bidang ekonomi,
kesehatan, pendidikan, dan kb.
Menurut blacker (1947) ada 5 phase dalam teori transisi demografi, dimana
khususnya phase 2 dan 3 adalah phase transisi.
Tahap-tahap dalam transisi demografi
1. Tahap stasioner tinggi
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: tinggi
Tingkat kematian: tinggi
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
2. Tahap awal perkembangan
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: tinggi (ada budaya pro natalis)
Tingkat kematian: lambat menurun
Pertumbuhan alami: lambat
Contoh: india sebelum pd ii
3. Tahap akhir perkembangan
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: menurun
Tingkat kematian: menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: cepat
Contoh: australia, selandia baru tahun ‘30an
4. Tahap stasioner rendah
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: rendah
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: perancis sebelum pd ii
5. Tahap menurun
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: negative
Contoh: jerman timur & barat tahun ‘75
Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi bagi negara-
negara berkembang. Bila di eropa, penurunan mortalitas lebih dikarenakan
pembangunan sosio ekonomi, namun penurunan mortalitas dan fertilitas di negara-
negara berkembang lebih karena pengaruh faktor-faktor lain seperti: peningkatan
pemakaian kontrasepsi, peningkatan perhatian pemerintah, modernisasi,
pembangunan.
E. Masalah Kependudukan di Indonesia
Masalah kependudukan merupakan masalah yang serius, tidak saja bagi negara-
negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara
maju. Masalah kependudukan dewasa ini sudah menjadi masalah besar bagi dunia
secara keseluruhan disamping masalah ekonomi secara global. Perkembangan
penduduk tanpa disertai dengan kontrol untuk mengatur jumlah penduduk yang
diinginkan, hanya akan menimbulkan problema sosial dan ekonomi dengan segala
akibatnya. Pertambahan penduduk yang besar dari tahun ke tahun memerlukan
investasi dan sarana di bidang pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya.
Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan
distribusi yang tidak merata. Hal ini dibarengi dengan masalah lain yang lebih
spesifik, yaitu angka fertilitas dan angka mortalitas yang relatif tinggi.
Indonesia adalah negara yang mempunya banyak penduduk, Jumlah penduduk
Indonesia menempati urutan pertama negara di kawasan Asia Tenggara sedangkan
menempati urutan ke-5 . Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke-4
(215,27 ju ta jiwa), setelah Cina (1,306 milyar jiwa), India (1,068 milyar jiwa).
Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia memiliki masalah-masalah
kependudukan yang cukup serius dan harus segera diatasi agar tidak terjadi ledakan
penduduk. Faktor terjadinya ledakan penduduk antara lain adalah :
1. Jumlah penduduk yang besar.
2. Pertumbuhan penduduk yang cepat.
3. Penyebaran penduduk yang tidak merata.
Menurut saya dalam menanggapi masalah ini, Pemerintah harus dapat menjamin
terpenuhinya kebutuhan hidupnya dan juga menyediakan lapangan kerja, sarana
dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan
kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu
pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
Peran serta swasta yang telah dilakukan antara lain pembangunan pabrik/industri,
sekolah swasta, rumah sakit swasta dan lain-lain.
F. Pertumbuhan Penduduk Indonesia dan Permasalahannya
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat
dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi
menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk
merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering
digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk,
dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil
dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk
pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai
persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat
dituliskan dalam rumus:
P = Poekt

Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio,
bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai
persentase populasi ketika dimulainya periode. Yang merupakan:

G. Persebaran Kepadatan Penduduk dan Permasalahannya


Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu
wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak.
Kepadatan ppenduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata
ppenduduk pada setiap Km2 pada suatu wilayah negara.
Faktor-faktor yang memppengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap
daerah atau negara sebagai berikut:
1. Faktor Fisiografis
2. Faktor Biologis
3. Faktor Kebudayaan dan Teknologi
Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Kepadatan penduduk aritmatik sangat mudah dalam perhitungannya.
Data kepadatan penduduk aritmatik sangat bermanfaat. Contohnya adalah dengan
diketahui tingkat kepadatan penduduk di suatu wilayah, maka dapat digunakan
untuk perencanaan penyediaan fasilitas sosial. Jika pada suatu daerah memiliki
kepadatan penduduk aritmatik yang rendah, maka penyediaan fasilitas kesehatan,
seperti puskesmas dapat digabung dengan daerah yang berdekatan.
2. Kepadatan penduduk Indonesia antara pulau yang satu dan pulau yang lain tidak
seimbang.
Selain itu, kepadatan penduduk antara provinsi yang satu dengan provinsi yang lain
juga tidak seimbang. Hal ini disebabkan karena persebaran penduduk tidak merata.
Sebagian besar penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa dan Madura.
Padahal, luas wilayah pulau Jawa dan Madura hanya sebagian kecil dari luas wilayah
negara Indonesia. Akibatnya, pulau Jawa dan Madura memiliki tingkat kepadatan
penduduk yang tinggi, sedangkan di daerah-daerah lain tingkat penduduknya
rendah. Provinsi yang paling padat penduduknya adalah Daerah Khusus Ibu Kota
Jakarta.
Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung
kehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di
Indonesia tidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi
dibandingkan dengan pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa
dapat mendukung kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di
Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra.
Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya. Apabila
kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau, dapat berakibat pada
terjadinya tekanan=tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa daya dukung
lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah ter sebut
dalam mendukung kehidupan.
H. Struktur Umur Penduduk dan Permasalahannya
Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin secara grafik dapat digambarkan
dalam bentuk piramida penduduk. Piramida penduduk adalah cara penyajian lain
dari struktur umur penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah
penduduk, dan badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan menunjukkan
banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan menurut umur.
Kegunaan Dengan melihat proporsi penduduk laki-laki dan perempuan dalam tiap
kelompok umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai
sejarah perkembangan penduduk masa lalu dan mengenai perkembangan penduduk
masa yang akan datang. Struktur umur penduduk saat ini merupakan hasil
kelahiran, kematian dan migrasi masa lalu. Sebaliknya, struktur umur penduduk
saat ini akan menentukan perkembangan penduduk di masa yang akan datang.
Indonesia telah mengalami perubahan bentuk piramida yang disebabkan oleh
penurunan kelahiran dan penurunan kematian bayi beberapa dekade yang lalu.
Dalam hal ini dapat diidentifikasi 3 macam bentuk piramida penduduk secara
umum, yaitu:
1. Piramida penduduk yang mempunyai dasar lebar menunjukkan terjadinya
kelahiran yang tinggi diwaktu-waktu yang lalu.
2. Piramida penduduk yang berbentuk kerucut menunjukkan kelahiran besar di
waktu yang lalu tetapi kematian bayi yang tinggi menyebabkan proporsi penduduk
yang dapat hidup terus keusia dewasa dan menjadi tua lebih sedkit.
3. Piramida penduduk dengan badan gemuk dan dasar yang sama atau lebih kecil
dan dengan ujung atas yang membesar menunjukkan bahwa beberapa waktu yang
lalu telah terjadi jumlah kelahiran yang cukup besar, tetapi tingkat kematian bayi
menurun sehingga jumlah bayi yang lahir dan tetap hidup mencapai usia dewasa
lebih banyak dari jumlah sebelumnya.
Dengan melihat gambar piramida penduduk, secara sekilas kita mengetahui struktur
umur penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan pelayanan kebutuhan dasar
penduduk (baik balita, remaja, dewasa, laki-laki dan perempuan, dan lansia)
sekaligus melihat potensi tenaga kerja serta membayangkan kebutuhan akan
tambahan kesempatan kerja yang harus diciptakan.
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam piramida penduduk adalah hasil
Sensus Penduduk (SP). Untuk membuat piramida penduduk berdasarkan data SP,
data yang dibutuhkan adalah jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan
kelompok umur 5 tahunan : 0-4; 5-9; 10-14; 15-19; 20-24; 25-29; 30-34; 35-39; 40-
44; 45-49; 50-54; 55-59; 60-64; 65-69; 70-74; 75 tahun ke atas.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masalah kependudukan adalah masalah yang paling penting dalam pembangunan
suatu negara karena dapat menghambat pembangunan nasional yang sedang
dilaksanakan. Dengan persebaran penduduk yang lebih merata dimaksudkan untuk
membantu mengurangi berbagai beban sosial, ekonomi dan ling¬kungan yang
ditimbulkan akibat tekanan kepadatan penduduk yang semakin meningkat. Di
samping itu persebaran penduduk yang lebih merata juga dimaksudkan untuk
membuka dan mengem¬bangkan wilayah baru guna memperluas lapangan kerja
dan me¬manfaatkan sumber daya alam sehingga lebih berhasil guna. Jumlah
penduduk yang lebih sedikit akan mempermudah pemerintah untuk meningkatkan
derajat hidup, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan demikian
hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di
wilayah yang berkepadatan tinggi maupun di wilayah baru.
B. Saran
Saran yang saya berikan dalam makalah ini adalah sebaiknya topic permasalahan
dibatasi karena materi konsep kependudukan sngat luas sekali.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia .com
http://warnawarnidina.blogspot.com/2010/10/kependudukan-dan-mobilitas-
sosial.html
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/83/115/
http://www.hprory.com/transisi-demografi/

Anda mungkin juga menyukai