Anda di halaman 1dari 60

Topik Bahasan :

 Menyampaikan SAP dan aturan main PBM (aturan perkuliahan, sistem evaluasi dan
bobot evaluasi

1. Konsep Dasar Rangkaian Listrik , Sistem Satuan, Struktur Atom Bohr dan Muatan

2. Bahan Konduktor, Isolator dan Semi Konduktor

3. Arus Listrik
• Arah Aliran Arus Listrik Dan Elektron
• Penulisan Arah Arus Listrik Secara Matematis
• Macam-Macam Arus Listrik

4. Potensial Dan Tegangan :


• Titik-Titik Potensial
• Definisi Tegangan, Simbul Tegangan
• Macam-Macam Tegangan
Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari materi tersebut, diharapkan


mahasiswa dapat :

 Menyebutkan definisi tentang muatan, arus, potensial,


tegangan dan electro magnetic force (EMF) dengan benar
tanpa melihat catatan.

 Memberikan ilustrasi tentang titik-titik potensial,


potensial dan tegangan.

 Menyebutkan beberapa contoh sumber tegangan DC dan


aplikasinya pada kehidupan sehari-hari.
LAMPU
I
(beban)
saklar
R
E
Sumber
tegangan
Penghantar

Ilustrasi Rangkaian Pengganti


MKS meter , kilo , second

Panjang waktu
BERAT

Satuan 10 pangkat 100 = 1x102


0,01 = 1x 10 -2

Titik desimal kekiri, maka pangkat positip.


Titik desimal kekanan, maka pangkat negatip
Pelengkap Satuan Dasar

Awalan Simbol Nilai/bobot Contoh Penggunaan :

Pico p 10-12
Nano n 10-9 40 ms = 40 x 10-3 s
Micro  10-6 25 ns = 25 x 10-9 s
Milli m 10-3 0,1 k Ohm = 0,1 x 103 = 1 x 102 Ohm
Kilo k 103 0,5 MOhm = 0,5 x 106 = 5 x 105 Ohm
Mega M 106 2 G Volt = 2 x 109 Volt
Giga G 109
Tera T 1012
Lambang huruf Alphabet yang digunakan sebagai Simbul
dalam Rangakain Listrik.

Nama Huruf Huruf Lambang


besar kecil untuk

Alpha, beta A, B   sudut


gamma   redaman
delta   ,
hub. segitiga
epsilon E  permitivitas
zeta Z  redaman
eta H  effisiensi
Lambda /\  panjang gelb.
miu M  permiabilitas
pi
  waktu periode
rho p  resistifitas
sigma   konduktivitas
tau T  konst. waktu
phi   sudut phase
satuan resistor,
Omega 
kecep. sudut
STRUKTUR ATOM BOHR

K
ATOM
M

+
nukleus Elektron ( e- )
Nukleus

e- L

Proton
Neutron

Jumlah elektron kulit ke-n = 2 n2


Elektron pada kulit terluar = elektron bebas
Jenis bahan ditinjau dari jumlah elektronnya

Tembaga (Cu)
Susunan Elektronnya : 2 , 8 , 18 dan 1
29 elektron

Silikon (Si) Susunan Elektronnya : 2 , 8 dan 4 Elektron


bebas
14 elektron

Germanium (Ge)
Susunan Elektronnya : 2 , 8 , 18 dan 4
32 elektron
Konduktor, Semi Konduktor dan Isolator

• Konduktor : Bahan yang mempunyai banyak elektron bebas (per unit volume)
• Isolator : Bahan yang mempunyai sedikit elektron bebas ( per unit volume)
• Semi Konduktor : Bahan yang mempunyai sifat diantara kedua bahan tersebut.

Contoh : Tembaga Jumlah elektron = 29


Kulit ke K = 2
Kulit ke L = 8
Kulit ke M = 18
Bahan konduktor
Kulit ke N = 1 ( elektron bebas)
Bahan Semi Konduktor

Jumlah elektron = 14
Kulit ke K = 2
Silikon (Si) Kulit ke L = 8
Kulit ke M = 4 ( elektron bebas)

Jumlah elektron = 32
Kulit ke K = 2
Germanium (Ge) Kulit ke L = 8
Kulit ke M = 18
Kulit ke N = 4 ( elektron bebas)
Contoh Aplikasi Bahan Listrik

 Tembaga (Cu) : Kabel power, Unshielded Twisted Pair,


Shielded Twisted Pair dan konduktor lainnya.
 Silikon (Si) : Transistor, Diode dan Integrated Circuit (IC)
 Germanium : Transistor, Diode dan Komponen Elektronik
(Ge) lainnya.

Kabel Transmisi
 Simbul = q Satuan = Coulomb -

Jika 2 buah muatan sejenis yang terpisah pada jarak 1 meter di ruang hampa,
menimbulkan gaya tolak menolak sebesar F = 10-2 x C2 (Newton) Maka
muatan itu disebut 1 Coulomb.

1 meter
10-2 x C2 (Newton) = F + + F = 10-2 x C2 (Newton)

C = kecepatan cahaya
Muatan + 1 C
Arus Listrik = banyaknya muatan yang mengalir per satuan waktu

Simbul = I atau i(t)


Satuan Dasar = Amper ( A )

Arus 1 amper = muatan 1 coulomb mengalir pada konduktor selama 1 second

Persamaan arus :
1 Coulomb
1 Ampere =
1 Second
dq
i(t) =
dt
Arah Aliran Elektron dan Arus Listrik

Aliran arus listrik


_ _ _ _ _
_ Polaritas
+ + + + Tinggi
+ _
+ +
E Polaritas
_ +
Rendah
+ + + + _
_ _ _ _ _ arus
Aliran elektron

• Arus Listrik berlawanan arah dengan Aliran Elektron


• Arah arus searah dengan perpindahan hole yang ditinggalkan
oleh elektron.
Untuk lebih jelasnya

hole hole
ditarik

Terlepas menjadi Terlepas menjadi


hole (+) hole (+) Elektron
bebas

Arus listrik adalah pergerakan hole ( dari + ke -)


Arus elektron adalah pergerakan elektorn (dari - ke +)
Penulisan Arah Arus Secara Matematis

titik/node

+I -I

 Arus yang menuju ke sebuah titik/node dalam


rangkaian listrik diberi tanda (+).
 Arus yang meninggalkan titik/node dalam
rangkaian listrik diberi tanda (-).
Macam-macam arus listrik

Arus Listrik
(Current)

Arus Campuran
Arus DC
(Periodic)
Direct Current Arus AC
Alternating Current

I (A)
I (A)
Komponen DC
DC I (A)

2
0 0 
0  2
t t t
Contoh Soal :

1. Berapa besar arus pada konduktor, jika muatan sebesar 0,012 C melalui
konduktor selama 1 menit ?
Jawab : t = 1 menit = 60 second
I = 0,012 C / 60 s = 0,0002 A = 0,2 mA

2. Berapa Coulomb muatan yang mengalir pada konduktor selama 3 menit, jika
arus yang terukur 10 mA ?
Jawab : I=q/t q=I.t
q = 10.10-3 A x 3 . 60 s = 18. 10-2 C = 1,8 C

3. Berapa lama muatan sebesar 25 mC, melalui konduktor


jika arus yang terukur 18 mA ?
Jawab : t = q / I = 25.10-3 C / 18.10-3A = 1,39 s
Potensial adalah Suatu kemampuan untuk mempertahankan
muatan pada titik tertentu terhadap titik netral.

Satuan Volt (V)

Jika untuk mempertahankan muatan +1 C pada


titik tertentu diperlukan usaha sebesar 1 joule, 1 Joule
1 Volt =
berarti titik tersebut mempunyai potensial 1 Coulomb
sebesar 1 V positip.
Titik-titik Potensial

Titik-titik berpotensial
F=1 Joule F=1 Joule
1 Volt

+ q = +1C + q = +1C
F= 0
Titik-titik
netral
+
q = -1C - - q = -1C

F= 0 F= 0
q = -1C
-
Titik-titik berpotensial F=1 Joule
-1 Volt
Simbul E , V dan U
Satuan Volt (V)

definisi Beda
Potensial

Potensial = 25 V
A
Potensial = 17,5 V
EAC = 25 – 10 = 15 Volt
B
EBA = 17,5 – 25 = - 7,5 Volt
EBC = 17,5 – 10 = 7,5 Volt
C EAD = 25 – (-5) = 30 Volt
Potensial = 10 V
EDB = -5 – (17,5) = -22,5 Volt
D
Potensial = -5 V
Macam-macam Tegangan

Tegangan
Tegangan
Tegangan Campuran
DC
Tegangan
AC
E(V) E(V)
komponen DC
DC E(V)

2
0 0 
0  2
t t t

Catatan : Tegangan Campuran banyak terdapat pada gelombang non sinusoida


maupun pada gelombang diskontinyu.
Simbul Tegangan

• • •

~
E ~ -
e(t)

• • •
Tegangan DC Tegangan AC Tegangan AC/DC

Simbul Tegangan sangat penting untuk diketahui, karena akan selalu


digunakan pada waktu membuat rangkaian maupun pada waktu
membaca diagram rangkaian listrik.
Contoh aplikasi sumber tegangan DC pada
kehidupan sehari-hari

 Baterai : banyak digunakan pada lampu senter,


radio, tape, walkman dll.
 Aki : banyak digunakan pada mobil, sepeda
motor, lampu penerangan dll.
 Dinamo : banyak digunakan pada sepeda angin.
Topik Bahasan :

 Rangkaian Listrik Dengan Sumber Tegangan DC


 Hukum Ohm
 Hukum Kirchhoff Untuk Tegangan (KVL)
 Hukum Kirchhoff Untuk Arus (KCL)
Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari materi tersebut, diharapkan


mahasiswa dapat :
 Mhs dpt memberikan ilustrasi tgg hk ohm dan hk kirchoff (KCL dan
KVL dg bantuan rumus yang telah diberikan.

 Menghitung tegangan dan arus pada rangkaian seri, paralel dan


campuran menggunakan hukum ohm dan hukum kirchhoff.
Rangkaian Listrik dengan Sumber
Tegangan DC

 Ada sumber tegangan, penghantar


R (beban) dan beban.
E  Merupakan rangkaian/loop tertutup.

Syarat Rangkaian Listrik

Arah arus dalam rangkaian selalu dari potensial positip ke


potensial negatip pada sumber tegangannya.
Analogi I

Masak, nggak
mampu !!
VR R
E

Kemampuan = Arus
Parit = R (hambatan)
Energi keluar = Drop
Parit
tegangan pada R (VR).

Orang tersebut harus mengeluarkan


kemampuan energi yang dimilikinya
untuk melompati parit. VR = I x R
Persamaan Hukum Ohm

VR = E = I x R
E

I R

E
I=
R

Dimana : E , VR dalam Volt (V)


E I dalam Amper (A)
R=
I R dalam Ohm ()
Hubungan E , I dan R pada Hukum Ohm

I
Perhitungan untuk harga R (konstan),
E diubah-ubah.
E R

E(V) 2 4 6 8
R= 10 
I(A) 0,2 0,4 0,6 0,8 I(A)

E(V) 2 4 6 8 0,8
R= 20 
I(A) 0,1 0,2 0,3 0,4

E(V) 2 4 6 8 0,4
R= 25  0,32
I(A) 0,08 0,19 0,24 0,32
0,16
E(V) 2 4 6 8 E(V)
R= 50  0 8
I(A) 0,04 0,08 0,12 0,16
Grafik hub. E dan I
Hubungan E , I dan R pada Hukum Ohm

I
Perhitungan untuk harga E (konstan),
R diubah-ubah.
E R

R() 10 50 100 200


E= 10 V
I(A) 1 0,2 0,1 0,05 I(A)

R() 20 40 80 160 1
E= 40 V
I(A) 2 1 0,5 0,25
R () 40 75 100 300
E= 60 V 0,2
I(A) 1,5 0,8 0,6 0,2
0,1
R () 100 160 320 800 0,05 R()
E= 80 V 0 10 50 100
I(A) 0,8 0,5 0,25 0,1 200
Grafik hub. R dan I
Hukum Kirchoff

• Hukum Kirchoff I (KCL) : Menyatakan bahwa jumlah aljabar


arus –arus yang mengalir ke suatu titik simpul sama dengan
nol.

• Hukum Kirchoff II (KVL) : Menyatakan bahwa jumlah aljabar


gaya gerak listrik (GGL) dalam suatu rangkaian tertutup sama
dengan jumlah aljabar tegangan lawannya.
Hukum Kirchoff I
Kirchhoff Current Law (KCL) :

I1

I R R
 I=I1+I2+I3
I2
Titik
Percabangan
I3
Aplikasi KCL

Instalasi Rumah
A B C
   
IB IL IP IR
ITV
220
Volt  TV


IB=IL+ITV+IP+IR
Hukum Kirchoff II
R1 E2
Kirchhoff Voltage Law (KVL)

R2 Hukum Ohm
E1
I E3 V 1 = I R1 V 3 = I R3
V 2 = I R2 V 4 = I R4
R3

E4
R4
- E1+V1+E2+V2- E3+V3+V4+E4 = 0
220 Volt

VL2
E VL1
VL3
Aplikasi KVL

VL6 VL4
VL5

E = VL1 + VL2 + VL3 + VL4 + VL5 + VL6


Soal Latihan :
5V

1. E=? Jawab :
20 V Menurut KVL : jumlah aljabar tegangan
dalam rangkaian tertutup sama dengan nol.
12 V
 E  12  10  15  20  5  0
15 V Sehingga :
E  12  10  5  20  15
 8 Volt
10 V

Jadi besarnya E = 8 Volt,


Pada gambar diatas, hitung dengan catatan bahwa
besar E. polaritas harus dibalik.
Penyelesaian :
50 V
2. 5V
V1=? - 40 V
100 
100  V1=? 50 V

V2=? 25  V2=? 25  - 10 V
15 V

20 V
50V
I  0,4 A
I 125
50 V Jadi :
125 
Pada gambar diatas, V1  0,4 A 100  40V
hitung besar V1 dan V2. V2  0,4 A  25  10V
Topik Bahasan :

 Rangkaian Seri
 Rangkaian Paralel
 Rangkaian Campuran
 Daya DC
Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari materi tersebut, diharapkan


mahasiswa dapat :
 Menghitung arus dan tegangan pada rangkaian seri, paralel dan
campuran menggunakan current devider dan voltage devider.

 Menghitung daya DC pada rangkaian seri dan paralel dengan beban


tetap dan beban berubah.
R1
Rangkaian Seri

R2
E E
I I Rt

R3

R4

E=IR1+IR2+IR3+IR4 E = I Rtotal
E=I(R1+R2+R3+R4)
R1
 
R2 Rangkaian Seri

Rtotal Rt Arus pada masing-masing R


adalah sama.
Tegangan total = jumlah
R3 tegangan pada masing-
 
masing R.
R4 R total = jumlah semua R
pada rangkaian tersebut.

R total = R1+R2+R3+R4
Contoh-Rangkaian Seri
I
E V1 V2
I  
v1 R1 R1  R2 R1 R2
E
R1
v2 V1  E
R2 R1  R2
R2
V2  E
R1  R2
Voltage Devider
Rangkaian Paralel
I I

I1 I2 I3 V1=I1R1
E V2=I2R2 E

R1 R2 R3 V3=I3R3 Rt

I1=V1/R1
I=I1+I2+I3 I=E/R
I2=V2/R2
E/R t=V1/R1+V2/R2+V3R3 I3=V3/R3 E=V1=V2=V3
 
Rangkaian Paralel

Rt Rt Tegangan total sama


R1 R2 R3
dengan tegangan pd
masing-masing R.
  Arus total = jumlah
senua arus yang
terdapat pada masing-
1 1 1 1 masing R
  
Rtotal R1 R2 R3
Contoh Rangkaian Paralel

E=V1=V2  R1R2 
I    I1  R1  I 2  R2
I  R1  R2 
I1 I2 R2
I1  I
E R1  R2
V1 R1
V2 R2 R1
I2  I
R1  R2

Curent Devider
Rangkaian Campuran I R1
I R1 I2
R2
RP E
E RP
I1 RS R5

R4 R3
R4

RS  R2  R3
RS R5 Rtot= R1+ R2+ RP
RP 
RS  R5
Soal –Soal (1) :
It
1. R1 2.
R2
I1 I2
E E
R1 R2
R3
R4

Diketahui : E=220 V, R1= R2= Diketahui : E=100 V, R1=20 ,


R3= R4= 55 . R2=20 
Hitung : It
Hitung : Tegangan pada
masing-masing R
Soal –Soal (2) :
I R1 I2
I
3. 4.
R2
10

E E
R I1 R5
250
R L R4 R3
0

Jika : E = 175 V ; RL=150 Ohm Jika : R1=R2=R3=R4=R5 = 50  dan


I2= 0,2 A
Hitung : Tegangan pada RL
Hitung : E dan I1
DAYA DC  Daya pada beban R saja
 Disebut sbg Daya resistif

Daya : Kecepatan perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lain per
satuan waktu.
Gen

Energi Listrik
Energi gerak Energi Listrik

Energi Listrik Energi Gerak


Energi Cahaya
Definisi Satuan Daya :
Contoh Fisis : Untuk mengangkat beban secara vertikal, diperlukan gaya
sebesar 3 Newton dalam waktu 2 menit. Tempat yang dituju berjarak 2m,
berapa usaha yang dilakukan ?

Jawab : Usaha yang dilakukan sebesar = 3 N  2 m = 6 joule


Daya rata-rata = 6 joule / (2x60sec) = 0,05 J/s

Satuan Daya Elektris :


Joule J C J
Watt      Watt
Second C s s

J Watt  Volt  Amper


 satuan tegangan  Volt
C
atau :
C
 satuan arus  Amper PEI
s
Daya Listrik (P) :

E
P  E  I ( watt )  E  I  R dan I 
R
E2
maka : P  I2 R atau P 
R
Energi Listrik (W) :

W  P  t  watt jam ( watt hour )


W  E  I  t  wh
Daya Yang Dihubung Seri :
I I
R1 2
V1 P1= I2xR1= V1xI = V

1

E P1 E R1


2
V
P2= I2xR2= V2xI = 2
P2 V2
R2 R2

PT= I 2 x RT
I I
PT= I 2 (R1+R2)

E
PT
 E
RT PT= ( I2xR1)+( I2xR2)
PT= P1+ P2
Daya Yang Dihubung Paralel :
I I I

I1 I2
E E
E P1  P 2 R1 R2 RT

E2 1 1 
P1= I12xR1= ExI1 = PT  E   
2

R1  R1 R2 
E2 E2 E2
P2= I22xR2= ExI2= PT  
R2 R1 R2
PT  P1  P2
Dari penjelasan sebelumnya diperoleh
bahwa, besarnya daya total untuk
rangkaian seri dan paralel merupakan
penjumlahan dari masing-masing
daya.
Hal ini karena daya adalah merupakan
energi per satuan waktu, sehingga
energi baik dihubung seri maupun
paralel jumlah totalnya adalah sama.
Contoh Soal :

1.
I Jika : P1= 100 W dan P2= 50 W
R1
V1 P1 Hitung : I , V1 , V2 , R1 , R2

Jawab :
E
100V Pt  P1  P2  150 W
V2 R2 P2 Pt 150
I   1.5 A
E 100

P1 100 V1 66.67
V1    66.67 Volt R1    44.45 
I 1.5 I 1.5
P2 50 V2 33.33
V2    33.33 Volt R2    22.22 
I 1.5 I 1.5
2. Nilai R1 dan R2dari soal no.1, dihubung paralel satu sama
lain. Kemudian diberi tegangan sumber sebesar 100 V.

Maka hitung : arus total dan arus pada masing-masing R


serta Ptotal.

3. Dari soal no. 2 agar daya dipertahankan konstan yaitu


P1= 100 W dan P2 = 50 W. Berapa Sumber tegangan
yang harus dipasang ?
Soal Latihan Pertemuan IV:
I R I2
1.
R Jika : R = 50  dan
PR=100 W.
E Hitung :
I1 R PR
E pada rangkaian tsb.

R R

2. Sebuah instalasi rumah diberi beban 4 buah lampu “dop”, masing-masing


lampu memerlukan arus sebesar 500 mA sama rata. Jika sumber tegangan
yang digunakan adalah 220V dan lampu menyala selama 8 jam per hari.
Berapa biaya yang harus dibayar ke PLN selama 30 hari, jika tarip listrik
Rp 25.000,- per Kwh.
I R a
4.
Diketahui : Vab = 50 Volt dan I = 2 A
E Tentukan : nilai R
R R

b
I
5.
50

50 PR
E
100
Jika Diketahui : PR = 12,5 W

100 100 Hitung : I dan E

50

Anda mungkin juga menyukai