Anda di halaman 1dari 5

Pengertian limbah gas dapat didefinisikan sebagai bahan sisa berbentuk

gas yang dihasilkan dari proses pembakaran atau pembusukan suatu


bahan. Limbah ini dapat diidentifikasi dari adanya warna udara, bau, atau
rasa. Kendati begitu, beberapa gas berbahaya justru tidak menunjukan ciri
spesifik, sehingga akan sangat berbahaya bila sampai terhirup masuk ke
dalam paru-paru. Nah, berikut ini adalah beberapa contoh limbah gas yang
umum terdapat di sekitar lingkungan kita beserta karakteristik dan resiko
bahaya yang dapat ditimbulkannya.

1. Karbon Monoksida (CO)


Karbon monoksida adalah contoh limbah gas yang dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak
sempurna. Bila kita memanaskan mesin kendaraan di dalam ruangan tertutup, maka mobil akan
mengeluarkan gas ini dari knalpotnya. Karbon monoksida sendiri adalah gas yang tidak berasa,
berbau, dan bahkan tidak berwarna. Kendati begitu, jika kita sampai menghirupnya resiko
keracunan bahkan kematian bisa menjadi sangat tinggi.

2. Karbon Dioksida (CO2)


Karbon dioksida adalah contoh limbah gas yang umumnya dihasilkan dari proses pembakaran
senyawa karbon. Setiap hari kita menghasilkan gas ini melalui proses pernafasan. Gas karbon
dioksida dibutuhkan untuk pertumbuhan beberapa organisme, termasuk tumbuhan, fungi, dan lain
sebagainya. Kendati begitu, keberadaan gas ini diudara haruslah berada dalam jumlah seimbang.
Bila lebih dari 5000 ppm akan menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, sedangkan bila
konsentrasi lebih dari 50.000 ppm dapat membahayakan kehidupan hewan. Cerobong asap pada
pabrik-pabrik pengolahan dibuat tinggi menjulang supaya karbon dioksida terlepas pada udara di
ketinggian yang jauhg dari jangkauan manusia bernapas.

3. Sulfur Dioksida (SO2)


Sulfur dioksida adalah contoh limbah gas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan yang
mengandung sulfur. Pembangkit listrik tenaga uap (batu bara) akan menghasilkan gas ini dalam
jumlah banyak. Keberadaan gas sulfur dioksida dalam jumlah berlebih dapat membahayakan
kesehatan pernapasan pada hewan dan manusia, selain itu, karena bersifat asam gas ini juga dapat
menyebabkan terjadinya korosi terutama iritasi pada kulit.

4. Gas Amonia (NH3)


Gas amoniak adalah contoh limbah gas yang memiliki aroma yang sangat kuat. Gas ini umumnya
dihasilkan dari proses penguraian protein yang dilakukan mikroorganisme. Bau busuk dari bangkai,
makanan sisa, dan sampah-sampah di sekitar kita adalah disebabkan karena adanya gas amoniak
ini. Keberadaannya sendiri sangat mengganggu kenyamanan, sehingga perlu ditangani secara
serius.

5. Gas Metan (CH4)


Gas metan adalah gas yang dihasilkan dari proses pembusukan anaerobik beragam bahan organik.
Ia dapat terbentuk secara alami akibat gundukan sampah, di daerah rawa, selokan, atau septictank.
Selain itu, sektor industri seperti penambangan batu bara, minyak bumi, dan gas alam juga
menyumbang terelapasnya contoh limbah gas ini ke udara. Keberadaan gas metan sendiri pada
konsentrasi tertentu dapat mengakibatkan masalah serius bagi kehidupan manusia, misalnya
menimbulkan mual muntah, keracunan, gagal jantung, hingga kematian. Selain itu, sifatnya yang
mudah terbakar dapat menyebabkan terjadinya kebakaran besar dan ledakan yang membahayakan.

E. Penanganan Limbah Gas

Pencemaran udara sebenarnya dapat berasal dari limbah berupa gas atau materi partikulat yang
terbawah bersama gas tersebut. Berikut akan dijelaskan beberapa cara menangani pencemaran
udara oleh limbah gas dan materi partikulat yang terbawah bersamanya.

1) Mengontrol Emisi Gas Buang


· Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon
dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida dapat dihilangkan dari
udara hasil pembakaran bahan bakar dengan cara desulfurisasi menggunakan filter basah (wet
scrubber).
· Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan berikutnya, yaitu
mengenai metode menghilangkan materi partikulat, karena filter basah juga digunakan untuk
menghilangkan materi partikulat.
· Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dengan cara
menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil
pembakaran kendaraan bermotor dapat dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik
(catalytic converter) untuk menyempurnakan pembakaran.
· Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang jugadapat dikurangi kegiatan
pembakaran bahan bakar atau mulai menggunakan sumber bahan bakar alternatif yang lebih sedikit
menghasilkan gas buang yang merupakan polutan.

2) Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan

a. Filter Udara
Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack, agar tidak ikut terlepas
ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang saja yang keluar dari cerobong. Filter udara yang
dipasang ini harus secara tetap diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah penuh dengan abu/
debu) harus segera diganti dengan yang baru.
Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas buangan yang keluar dari proses
industri, apakah berdebu banyak, apakah bersifat asam, atau bersifat alkalis dan lain sebagainya

b. Pengendap Siklon
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu yang ikut dalam gas
buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah
pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara / gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi
dinding tabung siklon sehingga partikel yang relatif “berat” akan jatuh ke bawah.
Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 5 u – 40 u. Makin besar
ukuran debu makin cepat partikel tersebut diendapkan.

c. Filter Basah
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerja filter basah adalah
membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan
udara yang kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka
debu akan ikut semprotkan air turun ke bawah.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter basah
digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut menghasilkan suatu
alat penangkap debu yang dinamakan.

d. Pegendap Sistem Gravitasi


Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran partikelnya
relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja alat ini sederhana sekali, yaitu dengan
mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu
terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan jatuh terkumpul di bawah
akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi alatnya.

e. Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor dalam jumlah
(volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat
membersihkan udara secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.
Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan antara
25 – 100 kv. Alat pengendap ini berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif,
sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung,
diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan menimbulkan corona
discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara kotor seolah – olah
mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion negatif sedangkan udara bersih menjadi ion positif
dan masing-masing akan menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan
ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan
kemudian terhembus keluar.

Proses Pencemaran Udara / Gas

Semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer yang "bersih"
disebut kontaminan. Kontaminan pada konsentrasi yang cukup tinggi dapat
mengakibatkan efek negatif terhadap penerima (receptor), bila ini terjadi,
kontaminan disebat cemaran (pollutant).

Cemaran udara diklasifihasikan menjadi 2 kategori menurut cara cemaran


masuk atau dimasukkan ke atmosfer yaitu: cemaran primer dan cemaran
sekunder. Cemaran primer adalah cemaran yang diemisikan secara langsung
dari sumber cemaran. Cemaran sekunder adalah cemaran yang terbentuk oleh
proses kimia di atmosfer.

Sumber cemaran dari aktivitas manusia (antropogenik) adalah setiap


kendaraan bermotor, fasilitas, pabrik, instalasi atau aktivitas yang
mengemisikan cemaran udara primer ke atmosfer. Ada 2 kategori sumber
antropogenik yaitu: sumber tetap (stationery source) seperti: pembangkit
energi listrik dengan bakar fosil, pabrik, rumah tangga, jasa, dan lain-lain dan
sumber bergerak (mobile source) seperti: truk, bus, pesawat terbang, dan
kereta api.

Lima cemaran primer yang secara total memberikan sumbangan lebih dari 90%
pencemaran udara global adalah:

a. Karbon monoksida (CO),

b. Nitrogen oksida (Nox),

c. Hidrokarbon (HC),

d. Sulfur oksida (SOx)

e. Partikulat.

Selain cemaran primer terdapat cemaran sekunder yaitu cemaran yang


memberikan dampak sekunder terhadap komponen lingkungan ataupun
cemaran yang dihasilkan akibat transformasi cemaran primer menjadi bentuk
cemaran yang berbeda. Ada beberapa cemaran sekunder yang dapat
mengakibatkan dampak penting baik lokal, regional maupun global yaitu:

a. CO2 (karbon monoksida),

b. Cemaran asbut (asap kabut) atau smog (smoke fog),


c. Hujan asam,

d. CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon),

e. CH4 (metana).

Anda mungkin juga menyukai