Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya kehidupan manusia selalu berjalan seiring denganwaktu yang
terus berputar. Dalam menjalani kehidupannya, manusiamengalami suatu proses yang
sangat panjang, dimulai dari masa bayi hinggamenginjak masa dewasa. Namun
kehidupan manusia tidaklah monoton,artinya dalam setiap jenjang kehidupannya
manusia akan mengalami perubahan-perubahan yang terjadi lambat tetapi pasti baik
dari segi fisik maupun psikisnya. Antara pria dan wanita, mengalami siklus kesehatan
yang berbeda, siklus kesehatan wanita dirasa lebih rumit daripada siklus kesehatan
pria. Hal ini salah satunya dikarenakan pria dan wanita mempunyai organreproduksi
yang berbeda. Oleh karena itu siklus kesehatan antara pria danwanita tidaklah sama.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana fase yang dialami oleh wanita pada siklus kehidupannya
b. Bagaimana perubahan dari tiap-tiap fase tersebut ?
c. Apa saja fa%tor-faktor yang mempengaruhi setiap fase tersebut ?

1.3Tujuan
a. Mengetahui fase yang dialami oleh wanita pada siklus kehidupannya.
b. Mengetahui perubahan dari tiap-tiap fase tersebut.
c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi setiap fase tersebut

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. SIKLUS KEHIDUPAN WANITA
Dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia mengalami beberapa
perubahan, baik pertumbuhan fisik maupun perkembangan kejiwaan
dankehidupan sosial. Proses pertumbuhan ini terjadi secara bertahap, mulai
darikonsepsi, bayi, masa anak-anak, remaja, masa reproduksi, sampai usia
lanjut.Proses pertumbuhan ini disebut proses tumbuh kembang.'elama proses
tumbuh kembang tersebut berlangsung, wanita perludilakukan pemantauan
sepanjang daur kehidupan dengan menggunkan pendekatan siklus hidup (Life
Cycle approach).
Pendekatan siklus hidup berarti memperhatikan kebutuhan khas penanganan
system reproduksi dankesinambungan antar siklus hidup tersebut. Oleh karena
wanita mempunyaikebutuhan khusus dibandingkan pria (wanita mengalami
menstruasi,kehamilan, melahirkan, dan menyusui serta menopause), maka
wanitamemerlukan perawatan uyang lebih intensif selama daur kehidupannya.
Dengan begitu masalah reproduksi pada setiap tahap siklus hidupdapat
diperkirakan dan ditangan dengan baik sesuai dengan kebutuhan tahapitu,
sehingga kemungkinan munculnya akibat buruk pada tahap siklus
hidupselanjutnya dapat dicegah. Adapun dalam siklus kehidupan wanita,
yaitukonsepsi, bayi dan anak-anak, remaja, usia, subur, dan usia lanjut. Tahap
pertama dan kedua terutama kesehatan ibu dan bayi baru lahir, tahap
ketigadengan kesehatan reproduksi remaja. Tahap keempat terkait dengan
keluarga berencana, tahap kelima dengan kesehatan reproduksi usia lanjut.

2. FASE KONSEPSI
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengansel telur
didalam tuba falopi. Hanya satu sperma yang mengalami proseskapasitasi
yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum.setelah itu,
zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapatdilalui oleh sperma.
konsepsi dapat terjadi, jika beberapa kriteria berikut di penuhi
a. senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanitayang tepat.
b. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.

2
c. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehatselama
ejakulasi.
d. tidak ada barier atau hambatan yang mencegah spermamencapai penetrasi
dan akhirnya membuahi ovum.

PERUBAHAN YANG TERJADI PADA FASE KONSEPSI


a. fertilisasi
fertilisasi merupakan kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu sperma
bertemu dengan ovum terjadi penyatuan sperma dengan ovum sampai
dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi ovum-sperma sehingga
menjadi buah kehamilan. berikut adalah fase-fase dalam konsepsisampai
dengan fertilisasi
1. sperma memasuki vagin
sperma di ejakulasikan di forniks vagina saat coitus, menuju keampula
tuba sebagai tempat fertilisasi.
2. Proses kapasitas sperma mengalami perubahan biokimiawi agar lebih
kuat mencapai ampula tuba.
3. reaksi akromosom sperma mengadakan pengeluaran cairan
hyaluronidase dan tripsin agar bisa menembus lapisan oosit (ovum).
4. sperma memasuki zona pellusida dan korona radiat yang dikeluarkan
melalui reaksi akromosom akan mengencerkan korona radiata dan
zona pellusida.
5. reaksi granulla kortikal3ranulla korrtikal merupakan sel-sel granulose
yang berada disekitar oosit yang akan menutup setelah satu buah
sperma masuk ke dalam oosit sehingga mencegah sperma yang lain
untuk masuk.

Dalam proses ini akhirnya kedua proneklous bersatu danmembentuk zigot


yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria. Dalam beberapa jam
setelah konsepsi, mulailah terjadi proses pembelahan zigot. setelah
pembelahan sel terjadi, maka pembelahan - pembelahan selanjutnya akan
berjalan dengan lancar dan akhirnya dalam waktu 5 hari terbentuk suatu
kelompok sel sel yang sama besarnya disebut morulla. Proses selanjutnya

3
adalah perubahan morulla menjadi blastula. Hasil konsepsi tiba kedalam
kavum uteri pada tingkat blastula.

b. Implantasi (nidasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam
endometrium. blastula diselubungi oleh suatu simpai,disebut
trofoblast,yang mampu menghancurkan atau mencairkan jaringan.ketika
blastula mencapai rongga rahim,jaringan endometrium berada pada fase
sekresi. jaringan endometrium ini banyak mengandung nutrisi untuk buah
kehamilan.blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner cell
mass) akan mudah masuk kedalam desidua,menyebabkan luka kecilyang
kemudian sembuh dan menutup lagi.

Itulah sebabnya kadang kadang pada saat nidasi terjadi sedikit pendarahan
akibat luka desidua yang disebut dengan tanda Hartman.Umumnya nidasi
terjadi pada di depan atau belakang rahim(korpus)dekat fundus uteri.Bila
nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel sel blastula. Sel sel lebih
kecil yang terletak dekat ruang exoceloma membentuk entoderm dan yolk
sac,sedangkan sel sel yang lebih besar menjadi entoderm dan membentuk
ruang amnion.terbentuklah lempeng embrional diantara amnion danyolk
sac.sel-sel trofoblast mesoderma yang tumbuh disekitar mudigah akan
melapisi bagian dalam trofoblast,sehingga terbentuklah sekat korionik
yang kelak menjadi korion. sel sel trofoblast tumbuh menjadi 2
lapisan,yaitu sititrofoblast (sebelah dalam) dan sinsiotrofoblast(sebelah
luar) Vili korialis yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh
bercabang cabang dan disebut sebagai korion frondosum,sedangkan yang
berhubungan dengan desidua kapsularis (korion leace) kurangmen dapat
makanan sehingga akhirnya menghilang. Dalam peringkat nidasi trofoblast
dihasilkan hormon Human cholionic gonadotropin (HCG) .

c. Gestasi
Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari
dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. usia janin sendiri adalah38
minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi(tanggal bersatunya

4
sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya. Dalam dunia
kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan
pertumbuhan fisik bayi. masing-masing fase tersebut disebut trimester.
berikut adalah perkembangan janin pada tiap-tiap trimester menurut usia
janin, yaitu sejak konsepsi sampai kelahiran (38 minggu).
a. trimester Pertama (minggu 0-12 )
1. Periode germinal (minggu 0-3 )Pembuahan telur oleh sperma
terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi terakhir.
telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan
menempel ke dinding uterus (endometrium ).
2. Periode /mbrio (minggu 3-8 ) sistem syaraf pusat, organ-organ
utama dan struktur anatomi mulai terbentuk. mata, mulut dan lidah
terbentuk. Hati mulai memproduksi sel darah. janin berubah dari
blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang
besar.
3. Periode fetus (minggu 9-12 ) semua organ penting terus bertumbuh
dengan cepat dan saling berkait. Aktifitas otak sangat tinggi. B
b. Trimester kedua (minggu 12-24 )
Pada minggu ke-18 ultrasongrafi sudah bisa dilakukan untuk mengecek
kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar.
jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada
minggu ke 20-21.indera penglihatan dan pendengaran janin mulai
berfungsi. kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup.janin
(fetus ) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm
c. Trimester ketiga (minggu24-40)
semua organ tumbuh sempurna. janin menunjukkan aktifiitas motorik
yang terkoordinasi (nendang, nonjok) serta periode tidur dan bangun.
rasa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru
berkembang pesat menjadi sempurna. Pada bulan ke-9 janin
mengambil posisi kepala di bawah, siap untuk dilahirkan.

5
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FASE KONSEPSI
1. Keturunan
2. Fertilitas
3. Kecukupan gizi
4. Kondisi sperma dan ovum
5. Faktor hormonal
6. Faktor psikologis

3. FASE BAYI DAN BALITA


1. BAYI
Pada bayi lahir cukup bulan, pembentukan genetalia interna sudah
selesai jumlah folikel primordial dalam kedua ovum telah lengkap
sebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan
selanjutnya. tuba, uterus, vagina dan getalia eksterna sudah
terbentuk,labia mayora menutupi labia minora, tetapi pada bayi
prematur vagina kurang tertutup dan labia minora lebih kelihatan. Pada
minggu pertamadan kedua pada kehidupan dunia luar, bayi masih
mengalami pengaruh estrogen yang sewaktu hamil memasuki tubuh
janin melalui plasenta.karena itu uterus bayi baru lahir lebih besar
dibandingkan dengan uterus anak kecil. Disamping itu estrogen juga
menyebabkan pembengkakan pada payudara bayi wanita maupun pria
pada 10 hari pertama dari kehidupannya, kadang kadang disertai
dengan sekresi cairan seperti air susu.selanjutnya 10-15 % dari bayi
wanita sempatt timbul perdarahan per vaginam dalam minggu minggu
pertama yang bersifat with drawal bleeding. genetalia bayi wanita yang
baru lahir itu basah karena sekresi cairan yang jernih. epitel vagina
relatif tebal dan Ph vagina 5, setelah 2-3 minggu epitel vagina tipis dan
Ph naik menjadi 7,Pada 1/3 dari bayi wanitaendoserviks tidak terhenti
pada osteum uteri eksternum, tetapi menutupi juga sebagian dari porsio
servisi uteri, sehingga terdapat apa yangdinamakan pseudoerosio
kongenitalis. setelah lebih kurang satu setengah tahun,erosis ini hilang
dengan sendirinya.Pada waktu lahir perbandingan serviks dan korpus
uteri 1:1 karena hipertrofi korpus, setelah pengaruh estrogen tidak ada
perbandingan.

6
lambat laun menjadi 2:1 .Pada pubertas dengan pengaruh estrogen
yangdihasilkan sendiri oleh anak, perbandingan berubah lagi, dan pada
wanitadewasa menjadi 1:2.Perubahan pada bayi lahir cukup bulan
adalah sebagai berikut :
a. Pembentukan genetalia interna telah sempurna
b. Folikel pada kedua ovarium telah lengkap
c. Genitalia eksterna telah terbentuk
d. Minggu pertama dan kedua setelah lahir, bayi masih membawa
pengaruhestrogen yang didapat saat dalam kandungan. Pengaruh
ini seperti :
1. Epitel vagina relatif tebal dan Ph vagina 5
2. 1/3 bayi perempuan endoserviksnya tidak terhenti pada ostium
uterieksternum tetapi menutupi juga sebagian dari portio
servisis uteri(pseudoerosio kongenitalis ).
Pengertian bayi adalah makluk yang hadir ke dunia dengan
sebuahmekanisme bawaan untuk menyenangkan orang lain, dan
hanya meminta balasan berupa kondisi lingkungan yang tepat,
yang memungkinkan bertumbuh kembangnya benih sifat pengasih
yang secara alami telah ada dalam dirinya ( Dalai Gam ) menurut
Sara Gewis : bayi merupakan individu dengan pola pertumbuhan
dan perkembangan yang unik menurut Husaini 2002 : bayi adalah
anak berusia 0-12 bulan .
Bayi mengalami fase petumbuhan dan perkembangan dalam setiap
tahapan umurnya
a. umur 1-4 bulan
Terjadi pertumbuhan berat badan mencapai 700-1000
gram.Perkembangan motorik kasar ditandai dengan mengangkat
kepala saat tengkurap.Perkembangan motorik halus ditandai
dengan upaya memegang obyek. Perkembangan bahasa ditandai
dengan kemampuan bersuara dan tersenyum, tertawa,
mengoceh.
b. umur 5-8 bulan
Pada masa ini terjadi pertumbuhan berat badan dua kali lipat
berat badan saat lahir. Perkembangan motorik kasar berupa

7
perubahan aktifitas seperti telungkup, mengangkat kepala.
Perkembangan motorik halus ditandai dengan mengamati benda
menggunakan ibu jari, dan telunjuk untuk memegang.
Perkembangan bahasa ditandai dengan dapat menirukan bunyi
atau kata - kata, tertawa, menjerit.
c. umur 9-12 bulan
Pada masa ini terjadi perubahan berat badan 3kali lipat dari
berat badan lahir. Perkembangan motorik kasar diawali dengan
duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit terus
berdiri. Perkembangan motorik halus ditandai dengan mencari
dan meraih benda kecil.Perkembangan bahasa ditandai dengan
mengatakan nama bapak ibu tetapi belum spesifik.Pada masa
bayi alat reproduksi juga belum berfungsi. Kebutuhan masa ini
berupa ASI secara eksklusif dan MP-ASI pada waktu yang
diperlukan yakni lebih dari usia 6 bulan, hal ini supaya gizi
dapat terpenuhi seperti imunisasi, MTBS, dan lainnya.

Faktor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa


bayi :
a. Lingkungan
b. kondisi ibu
c. sikap orang tua
d. aspek psikologis pada masa bayi
e. sistem reproduksi
2. Balita
Bayi lima tahun atau sering disingkat sebagai balita merupakan salah
satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang
usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa
digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan.Perubahan yang
sering terjadi pada tahap ini yaitu pengutamaan jenis kelamin, kurang
gizi (malnutrisi).yang khas pada balita adalah perangsangan oleh
hormone kelamin sangat kecil. Pada masa ini alat-alat genitalnya tidak
menunjukan pertumbuhan yang berarti hingga pada permulaan pubertas
tetapi pengaruh hipofisis sangat terlihat pada pertumbuhan badannya.

8
Pada masa ini sudah nampak perbedaan antara perempuan dan laki-laki
terutama pada tingkah lakunya yang juga ditentukanoleh lingkungan
dan pendidikan.
Faktor yang mempengaruhi
a. Faktor dalam
a)Hal-hal yang diwariskan dari orang tua, misalnya bentuk tubuh
b)Kemampuan intelektual
c)Keadaan hormonal tubuh
d)Emosi dan sifat
b. Faktor luar
a)Keluarga
b)Gizi
c)Budaya setempat

4. FASE ANAK-ANAK
Masa kanak kanak adalah saat umur 1 tahun sampai 6 tahun,walaupun ada
yang menyebut hingga 12 tahun.
1. Perkembangan Ovarium
Sebenarnya pada masa kanak-kanak ovarium tidak diam. Folike
lterus tumbuh dan mencapai stadium antrum. Dengan USG ukuran
folikel sebesar 2-15 mm. Proses atresia membantu meningkatkan
sisa folikel membentuk stroma, sehingga besar ovarium mencapai
10 kali lipat. Fungsi ovarium tidak dibutuhkan sampai masa
pubertas.
Hingga enam tahun volume ovarium masih tetap sebesar 1-2
cm3.Peningkatan olume dimulai setelah umur 6 tahun. Pada masa
prapubertasdan pubertas (7-10tahun) volume 1,2-2,3 cm3, pada
pasca menarke volume rata-rata 8 cm3. Uterus neonatus
berkembang dengan mengalami perubahan histologi endometrium,
vaskularisasi uterus, serta pembesaran seluruh organ genetalia
2. Sekresi hormon
Hipotalamus, glandula pituitari anterior, dan gonad dari
fetus,neonatus, bayi, kanak-kanan semuanya mampu menyekresi
hormon dengan konsentrasi sama dengan dewasa. !ahkan,selama

9
kehidupan fetus,terutama pertengahan kehamilan, konsentrasi serum
FSH dan LH mencapai batas lebih tinggi atau sama dengan
konsentrasi dewasa. Akan tetapi,kemudian menurun setelah
pertengahan kehamilan, melahirkan,masa kanak-kanak dan
meningkat lagi pada masa dewasa

5.FASE REMAJA
Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak kemasa dewasa.
Antara kedua masa ini tidak ada batasan yang terlihat, akantetapi pada masa
pubertas diawali dengan berfungsinya ovarium dan berakhir pada saat ovarium
berfungsi dengan mantap dan teratur. Pada masa ini terjadi perubahan organ-
organ fisik secara cepat dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan
perubahan kejiwaannya dan terjadi kematangan seksual atau alat-alat
reproduksi.tahapan pubertas remaja
a. masa remaja awal ( 10-12 tahun)
1. Merasa lebih dekat dengan teman sebaya
2. Merasa ingin bebas
3. Lebih banyak memperhatikan keadan tubuhnya dan mulai suka
berkhayal
b. masa remaja tengah ( 13-15 tahun)
1. Ingin mencari identitas diri
2. Ada keinginan untuk berken%an atau mulai tertarik dengan lawan
jenis
3. Timbul perasaan cinta yang mendalam
4. Kemampuan berpikir abstrak makin berkembang
5. Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual
c. masa remaja akhir (16-19tahun)
a. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
b. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
c. Memiliki citra terhadap dirinya
d. Dapat mewujudkan perasaan cinta
e. Memiliki kemampuan berpikir abstrak

10
TANDA-TANDA PERUBAHAN PADA REMAJA WANITA
1. Perubahan fisik
a. Tanda-tanda primer
Adanya perubahan kematangan organ-organ reproduksinya yang
ditandai dengan datangnya haid.Ovarium mulai berfungsi dengan
matang dibawah pengaruh hormone gonado tropin dan hipofisis, folikel
mulai tumbuh meski belum matang tetapi sudah dapat mengeluarkan
estrogen. korteks kelenjar suprarenal membentuk androgen yang
berperan pada pertumbuhan badan. selain pengaruh hormone
somatotropin diduga kecepatan pertumbuhan wanita dipengaruhi juga
oleh estrogen.

b.Tanda-tanda sekunder
1. Rambut
Tumbuhnya rambut pada kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan
payudara mulai berkambang. Bulu ketiak dan bulu pada wajah mula
itampak setelah datang haid. Rambut yang mula-mula berwarna terang
berubah menjadi lebih subur, gelap, kasar, keriting.
2. Pinggul
Pinggul berubah menjadi lebih memebesar dan membulat. Hal ini
disebabkan karena membesranya tulang pinggul dan lemak dibawah
kulit.
3. Payudara
Bersamaan dengan membesarnya pinggul maka payudara juga
membaesar dan puting susu ikut menonjol. Disini makin membesarnya
kelenjar susu maka payudara semakin besar dan bulat.
4. Kulit
Kulit menjadi semakin kasar, lebih tebal dan pori-pori lebih
membesar.Tetapi kulit wanita lebih lembut daripada kulit pria.
5. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif. Pada masa ini sering
timbul masalah jerawat karena adanya sumbatan kelenjar keringat dan
baunya menusuk pada saat sebelum dan sesudah haid.

11
6. Otot
Menjelang akhir masa puber, otot menjadi semakin membesar dan
kuat.Akibat akan terbentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
7. Suara
Suara berubah menjadi merdu.
2. Perubahan kejiwaan
a. Perubahan emosi
Remaja lebih peka atau sensitif sehingga lebih mudah menangis,cemas,
frustasi, bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. selain itu, mudah
bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan luar yang
mempengaruhinya. Pada masa ini ada kecenderungan tidak patuh pada
orangtua, lebih suka pergi sama teman, tidak betah tinggal dirumah.
3.Perkembangan intelegensia
Pada perkembangan ini remaja cenderung mengembangkan cara berpikir
abstrak dan ingin mengetahui hal-hal baru yang mendorong
perilakuingin coba-coba.

KEBUTUHAN KHAS PADA USIA REMAJA


Remaja memiliki beberapa jenis kebutuhan yang lebih menonjol untuk mendapatkan
perhatian dan pemenuhan dibanding dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Ini bukan
berarti bahwa kebutuhan dasarnya lalu menjadi hilang. Menurut Andi Mappiare
(1982) ada dua jenis kebutuhan remaja, yaitu:
1. Kebutuhan Primer, menyangkut kebutuhan makan, minum, tidur, dan lain-lain.
2. Kebutuhan Sekunder, berupa kebutuhan untuk dihargai, untuk mendapat pujian,
memperoleh kedudukan dalam kehidupan orang lain, menghasilkan sesuatu, dan
sebagainya.
Rumusan jenis kebutuhan remaja dikemukakan oleh Komisi Perencanaan Pendidikan
pada National Education Assosiation American (dikutip Andi Mappiare: 1982)
mengemukakan beberapa kebutuhan yang bersifat khas pada usia remaja sebagai
beriku
1. Remaja merasa butuh untuk mengembangkan keterampilan yang dapat digunakan
sebagai bekal untuk bekerja (yang menghasilkan uang).
2. Remaja sangat memerlukan informasi untuk memelihara kesehatan dan kesegaran
fisiknya.

12
3. Remaja membutuhkan suatu informasi atau pengetahuan tentang hak dan
kewajiban seorang warga Negara yang baik.
4. Memerlukan pengetahuan tentang masalah keluarga dan maknanya bagi individu
maupun masyarakat.
5. Perlu pengetahuan dan informasi bagaimana memperoleh dan memanfaatkan
fasilitas yang ada dan bagaimana cara pemeliharaannya.
6. Butuh informasi tentang peranan Ilmu Pengetahuan (Science) bagi kehidupan
manusia.
7. Membutuhkan peresapan makna (apersepsi) dan penghargaan terhadap seni,
musik, dan keindahan alam.
8. Memerlukan informasi bagaimana cara memanfaatkan waktu luangnya dengan
bauk
9. Membutuhkan pengetahuan tentang cara mengembangkan rasa hormat (respect)
pada orang lain.
10. Membutuhkan wawasan dan pengetahuan untuk mampu berfikir secara rasional.

Jenis-jenis kebutuhan tersebut sangat diperlukan untuk bekal awal bagi remaja dalam
mensikapi lingkungannya dengan sangat baik agar mereka dapat diterima oleh
lingkungannya. Dengan penguasaan dan pemenuhan kebutuhan itu, remaja dapat
hidup layak sesuai dengan tuntutan lingkungan mereka. Disamping rumusan tersebut,
ada tujuh jenis kebutuhan khas remaja yang dikemukakan oleh Garrison (dikutip oleh
Andi Mappiare: 1982) yaitu:
1. Kebutuhan untuk memperoleh kasih saying
2. Kebutuhan untuk diikutsertakan dan diterima oleh kelompoknya.
3. Kebutuhan untuk mampu mandiri.
4. Kebutuhan untuk mampu berprestasi.
5. Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan dari orang lain.
6. Kebutuhan untuk dihargai
7. Kebutuhan untuk mendapatkan falsafah hidup.

Urgensi dari setiap kebutuhan tersebut antara individu yang satu dengan yang lainnya
tidak sama persis, karena dipengaruhi oleh faktor individu, faktor sosial, faktor
kultural, dan faktor religius (termasuk nilai-nilai yang dianut). Masing-masing faktor

13
tersebut dapat mewarnai tinggi rendahnya tingkat pengharapan atas pemenuhan setiap
kebutuhan tersebut.
1. Usaha-Usaha yang Dapat Dilakukan Orang Tua dan Guru untuk Memenuhi
Kebutuhan Remaja.
Pemenuhan kebutuhan sosial-psikologis sama pentingnya dengan pemenuhan
kebutuhan fisiologis. Apabila kebutuhan makan, minum tidak terpenuhi,
akibatnya orang akan mati karenanya. Begitu pula halnya kebutuhan sosial-
psikologis tidak terpenuhi dengan baik, secara tidak langsung dapat menimbulkan
permasalahan bagi yang bersangkutan dan dapat pula mempercepat
kematian.Menurut Andi Mappiare (1982) apabila kebutuhan sosial-psikologis
tidak terpenuhi, maka akan mengakibatkan timbulnya rasa tidak puas, menjadi
frustasi, dan terhambatnya pertumbuhan serta perkembangan sikap positif
terhadap lingkungan masyarakat dan dirinya, sehingga merasa tidak berarti dalam
hidupnya. Sebaliknya bilamana kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik, maka
dapat mewujudkan keseimbangan pribadi, serta menimbulkan rasa gembira,
harmonis dan menjadi orang yang produktif untuk kepentingan dirinya maupun
kepentingan orang lain.
Medinnus dan Johnson (1976) menyatakan kehangatan dan kasih sayang orang tua
dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian yang kuat dan akan berkembang
lebih baik bilamana mereka remaja.
Lingkungan keluarga dan guru/sekolah mempunyai peranan penting dalam
mengarahkan sikap dan perilaku untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu
pihak-pihak tersebut perlu melakukan berbagai usaha membantu memenuhi
kebutuhan remaja, agar tidak menimbulkan kesulitan atau permasalahan bagi
remaja. Sebagai pedoman berikut ini disampaikan saran-saran yang dapat
dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan remaja.
1. Meningkatkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, melalui
ceramah dan kegiatan kerohanian lainnya.
2. Memberikan bimbingan kepada remaja/siswa untuk mencapai cita-citanya
dengan penuh kasih sayang, sehingga dapat menimbulkan citra positif.
3. Memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari, untuk dapat
dijadikan sebagai model bagi remaja sesuai dengan peran jenis kelaminnya
masing-masing.

14
4. Menyediakan fasilitas yang memadai untuk membantu remaja
mengembangkan potensinya kea rah positif dan bermanfaat bagi remaja itu
sendiri dalam hidupnya.
5. Menghargai dan memperlakukan remaja sebagai individu yang sedang
berkembang menuju kedewasaannya.
6. Membantu remaja mengatasi problem-problem yang sedang dialami, agar
tidak menimbulkan dampak negatif dalam kehidupannya
7. Mengikutsertakan remaja dalam mengatasi masalah (keluarga, sekolah) yang
memerlukan pemecahan sesuai dengan batas-batas kemampuannya
8. Sekolah perlu menyediakan sarana/fasilitas dan program kegiatan yang dapat
berfungsi sebagai wahana untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
9. Sekolah perlu melakukan berbagai kegiatan kelompok sebagai wahan untuk
mengembangkan sifat kebersamaan dan memenuhi kebutuhan,
diikutsertakannya dalam kelompok.
10. Membimbing dan memberi kesempatan untuk berprestasi melalui berbagai
kegiatan ko-kurikuler maupun ekstra-kurikuler.
11. Pengaruh Kebutuhan yang Tidak Terpenuhi Terhadap Tingkah Laku Remaj

Apabila kebutuhan remaja tidak terpenuhi akan timbul perasaan kecewa atau
frustasi perasaan konflik dan kecewa dapat dipastikan terjadi pada siswa remaja
yang berupaya untuk mencapai dua tujuan yang bertentangan. Misalnya remaja
yang berprilaku preman dengan tujuan ditakuti kelompoknya dan sekaligus
bersikap terpelajar dengan tujuan dihormati akan menemui kesulitan dalam
hidupnya. Siswa remaja yang kebutuhan-kebutuhannya tidak terpenuhi dapat
melakukan tingkah laku mempertahankan diri seperti tingkah laku agresif,
egosentris, dan menarik diri.
Usaha memenuhi kebutuhan bagi remaja tidaklah mudah, melainkan sangat rumit,
kompleks dan bervariasi sebagai contoh kebutuhan remaja yang sering kurang
memperoleh kebutuhan adalah kebutuhan akan kasih sayang dari orang tua
maupun orang dewasa lainnya. Hal ini akan mengakibatkan remaja cenderung
mencari penyelesaiannya sendiri dengan cara membanci orang tua, suka mencari
perhatian orang lain, lebih betah berkumpul dengan teman sebayanya, mencari
orang lain sebagai pengganti orang tuanya, yang dapat memenuhi kebutuhannya

15
itu seperti gurunya, pemuka masyarakat, mencintai orang yang lebih dewasa dan
sebagainya.
Apabila kebutuhan sosial-psikologis tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan
timbulnya rasa tidak puas, menjadi frustasi dan terhambatnya pertumbuhan serta
perkembangan sikap positif terhadap lingkungan dan dirinya. Sebagai contoh
masa remaja disebut pula sebagai masa sosial hunger (kehausan sosial), yang
ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan
kelompok sebayanya (per kelompok). Penolakan dari per kelompok dapat
menimbulkan frustrasi dan menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah
diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh rekan sebayanya dan
bahkan menjadi.idola tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki kehormatan
dalam dirinya.
Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya,
namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan
guru di sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal
akan ditandai adanya keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan
untuk melepaskan ketergantungan dan dapat menentukan pilihannya sendiri,
namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua, terutama secara ekonomis.
Pada masa remaja juga ditandai dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba
dan menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak terbimbing, mungkin saja
akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupun dengan
lingkungannya.Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri
(self identity).
Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku
coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan
identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion,
sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan
menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi
emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat
berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering merasa
tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku
agresif. Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan
emosinya.Selain yang telah dipaparkan di atas, tentunya masih banyak problema
keremajaan lainnya. Timbulnya problema remaja dipengaruhi oleh berbagai

16
faktor, baik internal maupun eksternal. Agar remaja dapat terhindar dari berbagai
kesulitan dan problema kiranya diperlukan kearifan dari semua pihak. Upaya
untuk memfasilitasi perkembangan remaja menjadi amat penting. Dalam hal ini,
peranan orang tua, sekolah, serta masyarakat sangat diharapkan.

6. FASE DEWASA
Masa reproduksi adalah masa pada perempuan umur 15-48 tahun.selama masa
reproduksi akan terjadi maturasi folikel yang khas, termasuk ovulasi dan
pembentukan korpus luteum. Proses ini terjadi akibat interaksi hipotalamus -
hipofisis - gonad dimana melibatkan folikel dan korpusluteum, hormon
steroid, gonadotropin hipofisis dasn faktor autokrin ataupun parakrin bersatu
untuk menimbulkan ovulasi. Proses fertilisasi dan kesiapan ovarium untuk
menyediakan hormon, memerlukan pengaturan endokrin, autokrin, parakrin
vintrakrin,neuron, dan sistem imun.. Ovarium dengan panjang 2,5-5,0 cm,
lebar 1,5-3,0 cm, dan tebal 0,7-1,5 cm, normalnya bisa asimetri.Dapat
ditemukan lebih dari 6 folikel tiap ovarium setelah umur 8,5 tahundan pada
masa remaja didapatkan folikel sebesar 1,3 cm.uterus telah siap memasuki
masa haid, masa implantasi, masa kehamilan dan masa pascapersalinan.
Pertumbuhan tulang setelah remaja hanya ada sedikit penambahan massa
tulang total, yang berhenti sekitar usia 30 tahun.
setelah usia 30 tahun, pada sebagian besar orang terjadi penurunan yang
lambat dari densitas massa tulang sekitar 0,7 % per tahun.
Faktor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa
dewasa
a. Perkembangan organ reproduksi
b. Tanggapan seksual
c. Kedewasaan psikologis
gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang
ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat
berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air
kecil.Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang
tidak mengalami gejala apa-apa
1. kehamilan dan persalinan yang aman

17
2. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan
bayi
3. menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan
alat kontrasepsi ( KB )
4. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
5. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
6. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
7. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
8. Pencegahan dan manajemen infertilitas.
9. Masalah yang mungkin ditemui : Kesakitan dan kematian ibu yang
disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi / anemia, kemandulan,
pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan
pengaturan kesuburan.
10. Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan,
suplemen,konseling, pencegahan primer, pengobatan IMS pendidikan
tentang perilaku seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan
pengobatan KB , pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan
kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi
Asuhan yang diberikan
a. kehamilan dan persalinan yang aman
b. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan
bayi
c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan
alat kontrasepsi (KB)
d. PenCegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
f. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h. Pencegahan dan manajemen infertilitas.

6 FASE USIA LANJUT


1. Patofisiologi menopause
klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksimenuju
fase usia tua (senium). Penurunan produksi hormon estrogen menimbulkan

18
berbagai keluhan pada seorang wanita, sedangkan penurunan fertilitas
sangat bergantung pada usia wanita tersebut, dan jarang menimbulkan
keluhan yang berarti. menopause merupakan kejadian sesaat yaitu
perdarahan haid yang terakhir. klimakterik yaitu fase peralihan antara
pramenopause dan pascamenopause. Disebut pascamenopause bila telah
mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke senium. senium adalah
pascamenopause lanjut, yaitu setelah usia 65 tahun.klimakterium bukan
suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal,
yang beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. kita
menjumpai kesulitan dalam menentukan awal dan akhir klimakterium,
tetapi dapat dikatakan bahwa klimakteriummulai kira - kira 6 tahun
sebelum menopause, berdasarkan keadaan endokrinologik (kadar estrogen
mulai turun dan kadar gonadrotopin naik)dan jika ada gejala - gejala
klinis.klimakterium kira - kira berakhir 6-7 tahun sesudah menopause.Pada
saat ini kadar estrogen telah mencapai nilai yang rendah sesuai keadaan
senium, dan gejala - gejala neurovegetatif telah terhenti. Dengan demikian
lama klimakterium lebih kurang 13 tahun.mengenai dasarnya
klimakterium dapat dikatakan bahwa jika puberta disebabkan oleh
dimulainya suntesis hormone gonadotropin oleh hipofisis, klimakterium
disebabkan oleh kurang bereaksinya ovarium terhadap rangsangan
hormone itu. Hal ini disebabkan oleh karena ovarium menjadi tua, bisa
dianggap bahwa ovarium menjadi lebih dahulu tua dari pada alat - alat
tubuh lainnya.Proses menjadi tua sudah mulai pada umur 40 tahun. jumlah
folikel waktu lahir 750.000 buah, pada waktu menopause tinggal beberapa
ribu buah dan folikel yang tersisa ini lebih reisiten terhadap rangsagan
gonadotropin. Dengan demikian siklus ovarium yang terdiri atas
pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus luteuml ambat laun
terhenti. Pada wanita diatas 40 tahun siklus haid untuk 25% tidak disertai
ovulasi, jadi bersifat anovulator.Pada klimakterium terdapat penurunan
produksi estrogen dan kenaikan gonadotropin. kadar hormone akhir ini
tetap tinggi sampai kira - kira 15 tahun setelah menopause, kemudian
mulai menurun. tinggi kadar gonadotropin disebabkan oleh berkurangnya
estrogen, sehingga negative feedback terhadap gonadotropin
berkurang.Pada wanita dalam klimakterium terjadi perubahan – perubahan

19
tertentu, yang dapat menyebabkan gangguan - gangguan ringan dan
kadang 8- kadang berat. klimakterium merupakan masa perubahan,
umumnya masa itu dilalui oleh banyak wanita tanpa keluhan, hanya pada
sebagian kecil (25 % pada wanita eropa, pada wanita indonesia berkurang)
ditemukan keluhanyang cukup berat yang menyebabkan wanita yang
bersangkutan minta bantuan dokter. Perubahan dan gangguan itu sifatnya
berbeda - beda menurut waktunya klimakterium. Pada perkumaan
klimakterium kesuburan menurun, pada masa pramenopause terjadi
kelainan perdarahan sedangkan pada pascamenopause terdapat gangguan
vegetative, psikis dan organis.gangguan vegetative biasanya berupa rasa
panas dengan keluar malam dan perasaan jantung berdebar - debar. Dalam
masa pasca menopause,dan seterusnya dalam masa senium, terjadi atrofi
alat - alat genital. Ovariummenjadi lebih kecil dari seberat 10-12gr pada
wanita dalam masa reproduksimenjadi 40 gr pada wanita usia 60
tahun.uterus juga lambat laun mengecil dan endometrium mengalami
atrofi.uterus masih tetap dapat bereaksi terhadap estrogen, pemberian
estrogen dari luar yang diikuti dengan penghentiannya, dapat
menimbulkan withdrawal bleeding pitel vagina menipis, tetapi karena
msih ada estrogen (walaupun sudah berkurang), atrofi selaput selaput
lendir vagina belum seberapa jelas danapus vagina memperlihatkan
beberapa gambaran campuran (spread pattern).mammae mulai menjadi
lembek dan proses ini berlangsung terus selama senium.sumber estrogen
dalam klimakterium selain ovarium juga glandula suprarenal, sumber
utama dalam pasca menopause adalah konversi dari
androstenedion.metabolisme sekitar menopause memperlihatkan beberapa
perubahan,misalnya hiperlipemi yang salah satu faktor kearah
bertambahnya penyakit koroner pada masa ini. Pada wanita yang banyak
merokok, yang diberi estrogen, dan yang menderita hipertensi,
kemungkinan timbulnya penyakit diatas lebih besar
2. fase fase dalam klimakterium
a. Pramenopause
Pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulaiya fase
klimakterium. fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak
teratur,dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah

20
haid yang relatif banyak, kadang- kadang disertai nyeri haid
(dismenorea).Perubahan endokrinologik yang terjadi adalah berupa
fase folikuler yang memendek,kadar estrogen yang tinggi, kadar FSH
juga biasaya tinggi, tetapi dapat juga ditemukan kadar LH yang
normal. Akibat kadar LH yang tiggi ini dapat terjadi perangsangan
ovarium yang berlebihan (hiperstimulasi) sehingga kadang- kadang
dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi.
1) Perimenopause
Perimenopause adalah fase peralihan antara pramenopause
dan pascamenopause. fase ini ditandai dengan siklus haid
yang tidak teratur.
2) menopause jumlah folikel yang mengalami atresia makin
meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel
yang cukup. Produksi estrogen pun berkurang dan tidak
terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause.
Oleh karena itu, menopause diartikan sebagai haid alam
iterakhir, dan hal ini tidak terjadi bila wanita menggunakan
kontrasepsi hormonal pada usia perimenopause. Perdarahan
lucut terus terjadi selama wanita masih menggunakan pil
kontrasepsi secara siklik dan wanita tersebut tidak mengalami
keluhan klimakterik. bila pada perimenopause ditemukan
kadar LH dan estradiol yang berVariasi maka setelah
memasuki usia menopause akan selalu ditemukan kadar LH
yang tinggi(>40 Miu/ml). kadar estradiol pada awal
menopause dijumpai rendah hanya pada sebagian wanita,
sedangkan pada sebagian wanita lain, apalagi pada wanita
gemuk kadar estradiol dapat tinggi. Hal ini dapat terjadi
akibat proses aromatisasi androgen menjadi estrogen di dalam
jaringan lemak. bila seorang wanita tidak haid selama 1 bulan
dan dijumpai kadar LH darah >40Miu/ml dan kadar estradiol
<30 pg/ml, telah dapatdikatakan wanita tersebut telah
mengalami menopause.

21
b. Pascamenopause
Pascamenopause adalah fase dimana ovariumsudah tidak berfungsi
samasekali. kadar estradiol berada antara 20-30 pg/ml dan kadar
hormon gonadotropin biasanya meningkat. Peningkatan hormon
gonadotropin inidisebabkan oleh terhentinya produksi inhibin akibat
tidak tersedianya folikel dalam jumlah yang cukup. Pada usia
reproduksi folikel memproduksi inhibin dalam jumlah yang cukup dan
inhibin inilah yang menekan sekresi FSH, bukan sekresi LH. Pada
wanita pasca menopause masih saja dapat dijumpai jenis steroid seks
lain dengan kadar normal didalam darah. ternyata, ovarium wanita
pascamenopause masih memiliki kemampuan untuk menyintesis
steroid seks. sel- sel hilus dan kortek ovarium masih dapat
memproduksi androgen, estrogen, dan progesteron dalam jumlah
tertentu. selain itu, jaringan tubuh tertentu seperti lemak,uterus, hati,
otot, kulit, rambut, dan bahkan bagian dari sistem neural sumsum
tulang memiliki kemampuan mengaromatisasi androgen menjadi
estrogen. kelenjar adrenal merupakan sumber androgen utama bagi
wanita pascamenopause.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause
a. faktor genetik kemungkinan berperan terhadap usia menopause
baik usia pertama haid (menars), melahirkan pada usia muda,
maupun berat badan tidak terbukti mempercepat datangnya
menopause. wanita perokok berat, kurang gizi, wanita vegetarian,
wanita dengan sosio ekonomi rendah akan memasuki menopause
lebih awal. Ianita multipara dan wanita yang banyak
memgkonsumsi daging atau minum alkohol akan
mengalamimenopause lebih lambat.
1. umur saat Haid Pertama kali (menarche)
Menarche biasanya terjadi pada usia 12 tahun di negara -
negara maju,menunjukkan bahwa seorang wanita telah
memasuki usia subur.menurut Giewellyn dan jones (2005)
menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang
mengalami menarche dianggap sudah masanya melakukan
tugas - tugas sebagai seorang wanita.beberapa ahli yang

22
melakukan penelitian menemukan adanya hubungan antara usia
pertama kali mendapat haid dengan usia wanita memasuki
masa menopause. kesimpulan dari penelitian ini mungkapkan
bahwa semakin muda seorang mengalami haid pertama kali,
semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.
2. Paritas
beberapa penelitian menemukan bahwa semakin sering
seseorang melahirkan maka semakin tua atau semakin lama
mereka memasuki menopause. Penelitian yang dilakukan beth
israel Deaconesscentre di!oston mengungkapkan bahwa wanita
yang masih melahirkan diatas usia 40 tahun akan mengalami
usia menopause lebih tua.
3. faktor Psikis
keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga
mempengaruhi perkermbangan psikis seorang wanita. menurut
beberapa penelitian, mereka akan mengalami masa menopause
lebih muda dibandingkan mereka yang menikah dan tidak
bekerja.bekerja atau tidak menikah dan tidak bekerja.selain
fisik, perubahan psikis juga sempat mempengaruhi kualitas
hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause,
termasuk pengetahuannya tentang menopause. Pengetahuan
yang cukup akan membantu mereka memahami dan
mempersiapkan dirinya mempersiapkan diri dengan baik..
4. Pemakaian alat kontrasepsi
Pemakaian alat kontrasepsi ini, khususnya kontrasepsi
hormonal. Halini bisa terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang
menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel
telur. Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi ini akan
lebih lama atau tua memasuki masa usia menopause.
5. merokok
Ada dugaan bahwa wanita perokok akan lebih cepat memasuki
masa menopause
6. Nutrisi

23
wanita yang kesehatan dan asupan gizinya baik cenderung akan
lebih lambat memasuki masa menopause.<
d. Perubahan tubuh menjelang menopause
Perubahan - perubahan yang terjadi menjelang menopause meliputi

a) Perubahan pada organ reproduksi.


1. uterus (rahim) rahim mengalami atrofi (keadaan
kemunduran gizi jaringan), panjangnya menyusut
dan dindingnya menipis. Jaringan myometrium (otot
rahim), menjadi sedikit yang lebih banyak
mengandung jaringan fibriotik (besifat serabut
secara berlebihan
2. tuba fallopii (saluran telur)
lipatan- lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis
dan mengerut.rambut getar yang ada di sepanjang
ujung saluran telur atau fimbriae menghilang.
3. Ovarium
setelah wanita melewati akhir usia 40an, produksi
indung telur berangsur - angsur menurun. Dengan
demikian, pelepasan sel telur tidak selalu pada
setiap siklus haid. Pada saat ini jarak menjadi agak
tidak teratur, yaitu terjadi pada selang waktu yang
lebih lama, pola cairan haid berubah menjadi lebih
sedikit atau semakin banyak.sampai akhirnya,
pelepasan sel telur tidak lagi terjadi.
4. serviks (leher rahim)
seperti halnya rahim dan indung telur, serviks juga
mengalami pengerutan dan memendek.
5. Vagina
vagina mengalami kontraktur (melemahnya otot
jaringan), panjang dan lebar vagina juga mengalami
pengecilan. vorniks (dinding vagina bagian
belakang dekat mulut rahim) menjadi dangkal.Atrofi
vagina berangsur- angsur menghilang, selaput

24
lender alat kelamin akan menipis dan tidak lagi
mempertahankan elastisitasnya akibat fibrosis
(pembentukan jaringan ikat dalam alat atau bagian
tubuh dalam jumlah yang melampaui keadaan
biasa.Perlu diketahui, perubahan ini dalam batas
tertentu dipengaruhi oleh keberlangsungan dalam
aktifitas seksual. Artinya, makin lama kegiatan
tersebut dilakukan makin kurang laju pendangkalan
atau pengecilan alat kelamin bagian luar wanita
(genetalia eksterne).
6. vulva (mulut rahim)
jaringannya menipis karena berkurang dan
hilangnya jaringan lemak serta jaringan elastik.
kulitnya menipis dan pembuluh darah berkurang,
sehingga menyebabkan pengerutan lipatan
vulva.terjadi gangguan rasa gatal dan juga hilangnya
secret kulit serta mengerutnya lubang masuk
kemaluan. berkurangnya selaput pembuluh darah
dan serabut elastik. semua keadaan in
imempengaruhi munculnya gangguan nyeri waktu
senggama.
b) Perubahan Hormon
sesuatu yang belebihan atau kurang, tentu
mengakibatkan timbulnya suatu reaksi. Pada kondisi
menopause reaksi yang nyata adalah perubahan
hormone estrogen yang menjadi berkurang.meskipun
perubahan terjadi juga pada hormon lainnya, seperti
progesterone, tetapi perubahan yang mempengaruhi
langsung kondisifisik tubuh maupun organ reproduksi,
juga psikis adalah akibat perubahan hormon estrogen..
c) Perubahan fisik pada usia lanjut meliputi
a. Perubahan kulit : lemak dibawah kulit berkurang
sehingga kulit menjadi kendur, tumbuh bintik hitam

25
pada kulit, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga
kulit menjadi kering dan keriput.
b. Perubahan metabolisme tubuh : terjadi perubahan
pada makan yang mengandung banyak serat.
c. Perubahan metabolisme genetalia : liang sanggama
terasa kering sehingga mudah terjadi infeksi
d. Perubahan pada tulang : terjadi pengapuran pada
tulang sehingga mudah patah, terutama dibagian
sendi paha
4. Permasalahan Psikologi Lansia
Permasalahan psikologis yang dialami oleh lansia pada umumnya antara lain
a. Kesepian, kehilangan pasangan hidup atau berada jauh dengan anak-anak
yang telah mempunyai kesibukannya masing-masing kadang membuat para
lansia merasa kesepian. Namun ada juga lansia yang memiliki aktivitas sosial
yang tinggi tidak merasa kesepian ketika ditinggal atau berada jauh dengan
orang yang dicintainya.
b. Duka cita, duka cita akibat kehilangan orang yang dicintai adalah hal yang
dapat menimbulkan depresi yang sangat mendalam pada lansia sehingga
memicu gangguan fisik dan kesehatannya. Depresi dikarenakan duka cita
biasanya bersifat self limiting
c. Depresi, beragam permasalahan hidup seperti kemiskinan, penyakit yang tak
kunjung membaik, kematian pasangan, keturunan yang tidak bisa
merawatnya dapat menyebabkan depresi.
d. Kecemasan yang berlebihan, gangguan kecemasan biasanya terjadi karena
depresi, efek samping obat ataupun penghentian konnsumsi suatu obat.
e. Parafenia, merupakan suatu bentuk scizofenia yang berbentuk pada rasa
curiga yang berlebihan. Hal ini terjadi pada lansia yang terisolasi atau
menarik diri dari kehidupan sosial.
f. Sindroma diganose, keadaan dimana seorang lansia menunjukan tingkah atau
prilaku yang mengganggu seperti bermain-main dengan urin atau menumpuk
barang-barangnya dengan tidak teratur.

5. Cara Menyikapi Perubahan Psikologi Lansia

26
Hal penting dalam menyikapi perubahan psikologi yang dialami lansia adalah
peran penting keluarga dalam membina kondisi psikisnya. Pada umumnya
lansia yang masih memiliki keluarga masih sangat beruntung karena masih
memiliki keluarga yang merawat dan memperhatikan dengan penuh
kesabaran. Namun, pada lansia yang sudah tidak punya pasangan hidup, anak-
anak atau kerabat dan ada pula yang memang memilih membujang sepanjang
hidupnya seringkali menjadi terlantar karena tidak ada yang merawatnya.
Upaya yang bisa dilakukan keluarga dalam membina psikis lansia yaitu :
1. Keluarga harus menyediakan waktu untuk mengajak lansia berbicara dari
hati ke hati sehingga lansia tersebut tidak merasa kesepian dan
mengungkapkan segala keluh kesahnya.
2. Memberikan perhatian, kasih sayang yang tulus dan rasa aman serta
motivasi.
3. Memahami apa yang mereka rasakan dan mencari penyebab
permasalahannya.
4. Keluarga harus dapat memberi penjelasan agar lansia tersebut menerima
perubahan dirinya dengan lapang dada dan dengan senang hati memasuki
tinkatan kehidupan yang baru.
5. Berusaha meningkatkan rasa percaya diri mereka dengan membuat dirinya
bermanfaat bagi orang lain.
6. Apabila lansia menghadapi masalah gangguan mental yang cukup
menggangu diharapkan segera dikonsultasikan kepada ahli.

Pada intinya perubahan psikis yang terjadi pada lansia semata-mata hanya
karena mereka merasa kesepian dan ingin mendapatkan perhatian dari orang-
orang terdekat yang dicintainya. Maka sebagai anak atau kerabat, luangkanlah
waktu untuk merawat mereka dengan kasih sayang dan perhatian yang tulus
seperti mereka merawat kita sejak kecil. Dengan kasih sayang dan perhatian
mereka akan mendapatkan kebahagian hidup di masa senjanya. Sekian artikel
kali ini, semoga bermanfaat. Terima kasih.

27
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup kesehatan reproduksi
adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan
penanganan system reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase
kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase
kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat
berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal
lima tahap, yaitu :.Konsepsi,bayi dan balita remaja-.Dewasa usia lanjut

B.SARAN
Kami selaku penyusun merasa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.kami berharap semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
bacaanyang bermanfaat dan dapat digunakan sebaik-baiknya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono.2001.ilmu kndungan (edisi ketiga).jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo
Widyastutik,yani.2008.kesehatan reproduksi .yogyakarta:Fitramaya
Baharudin H. 2009.psikologi pendidikan refleksi teoritis terhadap fenomena.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Grup )


Baziad, Ali.2003.menopouse dan andropause .jakarta :yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo Hal 1-5


Sibagariang Ellya,Eva 2010.kesehatan reproduksi wanita.jakarta:TIM.Hal:196-197

29

Anda mungkin juga menyukai