Anda di halaman 1dari 16

COOLING TOWER DI NEGARA EMPAT MUSIM

Cooling tower merupakan peralatan yang digunakan untuk menurunkan


temperature atau suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan
mengemisikan panas ke atmosfer. Cooling tower memanfaatkan air dan udara
pada proses perpindahan panas yang akan dibuang ke atmosfer. Komponen dari
cooling tower terdiri atas fan, distribution system, spray nozzle (springkel), fill
(packing), basin dan juga pump (Pratiwi, 2014).
Kegunaan utama dari cooling tower adalah untuk membuang panas yang
diserap akibat sirkulasi air sistem pendingin yang digunakan pada pembangkit
daya, kilang petroleum, pabrik petrokimia, pabrik pengolahan dan lainya. Pabrik
yang tidak dilengkapi dengan cooling tower hanya menggunakan sirkulasi air
pendingin yang sekali pakai. Air pendingin yang telah digunakan mengalami
kenaikkan temperatur kemudian air tersebut akan dibuang ke laut atau sungai.

1. Jenis-Jenis Cooling Tower


Cooling tower dirancang dan diproduksi dalam beberapa tipe dengan
banyak ukuran dan model yang tersedia dalam tipe lainnya sesuai dengan
kebutuhan industri. Cooling tower merupakan salah satu jenis heat exchanger
yang terjadi kontak secara langsung antara air yang bertemperatur tinggi dengan
udara yang digunakan sebagai pendingin. Prinsip dan cara kerja dari cooling
tower berbeda-beda sesuai dengan aplikasinya untuk beban panas.
1.1. Wet Cooling Tower
Wet cooling tower mempunyai sistem distribusi air panas yang
disemprotkan secara merata ke nozzle, lubang yang berbentuk horizontal pada sisi
menara yang disebut isian. Udara masuk dari luar menara melalui sisi cooling
tower yang berbentuk celah-celah horizontal yang terpancang pada sisi menara.
Celah ini biasanya mengarah miring ke bawah supaya air tidak keluar. Pertemuan
antara air dan udara menyebabkan terjadinya perpindahan kalor sehingga air
menjadi dingin. Air yang telah dingin itu berkumpul di kolam atau bak di dasar
menara dan dari situ diteruskan ke dalam kondensor atau dibuang keluar sehingga
udara yang keluar lebih panas dan lembab lalu keluar melalui sisi atas menara.
Berdasarkan alat penggerak udaranya wet cooling tower dikelompokkan menjadi
natural draft cooling tower (penggerak alami), mechanical draft cooling tower
(penggerak bermesin), dan combined draft cooling tower (penggerak gabungan).
Natural draft cooling tower tidak menggunakan kipas (fan). Aliran
udaranya bergantung pada tekanan dorong alami. Udara akan mengalir ke atas
akibat adanya perbedaan massa jenis antara udara atmosfer dengan udara kalor
lembab di dalam cooling tower yang bersuhu lebih tinggi daripada udara atmosfer
di sekitarnya. Natural draft cooling tower dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
natural draft cooling tower aliran counter flow dan aliran cross flow.
Sistem mechanical draft cooling tower dilengkapi dengan beberapa kipas
(fan) yang digerakkan secara mekanik sehingga dapat mengalirkan udara. Fungsi
kipas yang digunakan pada mechanical draft cooling tower dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu tipe aliran angin dorong (forced draft) dan tipe aliran angin tarik
(induced draft). Aliran udara akan masuk ke menara pada bagian bawah
horizontal, tetapi aliran di dalam bahan pengisi ada yang horizontal seperti yang
terdapat pada cooling tower, aliran silang (cross flow) dan ada pula yang vertikal
seperti aliran berlawanan arah (counter flow). Aliran berlawanan arah lebih sering
dipakai karena efisiensi termalnya lebih baik (Vijayaragavan, 2016).
Keunggulan mechanical draft cooling tower adalah terjaminnya jumlah
aliran udara dalam jumlah yang diperlukan pada segala kondisi beban dan cuaca
serta biaya investasi dan konstruksinya lebih rendah serta ukuran dimensinya
lebih kecil. Mechanical draft cooling tower memiliki beberapa kelemahan
beberapa diantaranya adalah membutuhkan daya yang besar, biaya operasi dan
pemeliharaan yang besar, dan menghasilkan bunyi yang mengganggu.
Natural draft cooling tower biasanya mempunyai ukuran yang besar dan
membutuhkan lahan yang luas, tetapi dengan konsumsi daya dan biaya operasi
yang kecil. Berbeda dengan mechanical draft cooling tower ukurannya lebih kecil,
namun membutuhkan daya yang besar. Kedua hal tersebut kemudian digabungkan
di dalam combined draft cooling tower. Menara ini disebut juga cooling tower
hiperbola berkipas (fan assisted hyperbolic tower). Menara hibrida ini terdiri dari
kerangka beton, tetapi ukurannya lebih kecil dan diameternya sekitar dua pertiga
diameter mechanical draft cooling tower. Menara pendingin ini memiliki
sejumlah kipas listrik untuk mendorong angin. Menara ini dapat dioperasikan
pada musim dingin tanpa menggunakan kipas, sehingga lebih hemat listrik.

Gambar 1. Combined draft cooling tower


(Sumber: Nasution, 2010)

1.2. Dry Cooling Tower


Dry cooling tower adalah cooling tower yang air sirkulasinya dialirkan di
dalam tabung-tabung bersirip yang dialiri udara. Semua kalor yang dikeluarkan
dari air sirkulasi mengalami perubahan. Dry cooling tower dirancang untuk
dioperasikan dalam ruang tertutup. Cooling tower jenis ini banyak mendapat
perhatian akhir- akhir ini karena keunggulannya mulai dari tidak memerlukan
pembersihan berkala sesering cooling tower basah dan tidak memerlukan zat
kimia aditif yang banyak. Dry cooling tower mempunyai beberapa kelemahan,
yaitu efisiensinya lebih rendah, sehingga mempengaruhi efisiensi siklus.
1.3. Wet-Dry Cooling Tower
Wet-dry cooling tower merupakan gabungan antara dry cooling tower dan
wet cooling tower. Cooling tower ini mempunyai dua jalur udara paralel dan dua
jalur udara seri. Bagian atas menara di bawah kipas adalah bagian kering yang
berisi tabung-tabung bersirip. Bagian bawah adalah ruang lebar yang merupakan
bagian yang basah yang terdiri dari bahan pengisi (filling material). Air sirkulasi
yang panas masuk melalui kepala yang terletak di tengah. Air mula - mula
mengalir naik turun melalui tabung bersirip di bagian kering, kemudian
meninggalkan bagian kering dan jatuh ke isian di bagian basah menuju basin.
Udara kemudian ditarik ke dalam dua arus melalui bagian kering dan
basah. Kedua arus menyatu dan bercampur di dalam menara sebelum keluar. Arus
pertama dipanaskan secara kering dan keluar dalam keadaan kelembaban yang
relatif rendah daripada udara sekitar, sedangkan arus kedua biasanya jenuh.
Keunggulan wet-dry cooling tower, yaitu penyusutan karena penguapan
berkurang karena air mengalami pendinginan awal di bagian kering.

2. Konstruksi Menara Pendingin (Cooling Tower)


Kipas merupakan bagian terpenting dari sebuah menara pendingin karena
berfungsi untuk menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara tersebut di
dalam menara untuk mendinginkan air. Apabila kipas tidak berfungsi maka
kinerja menara pendingin tidak akan optimal. Kipas digerakkan oleh motor listrik
yang dikopel langsung dengan poros kipas. Fan aksial (jenis baling-baling) dan
fan centrifugal, keduanya digunakan dalam menara pendingin. Fan dengan
baling-baling dapat digunakan pada menara induced draft. Pada fan propeller dan
fan sentrifugal kedua fan tersebut ditemukan dalam forced draft.
Jenis fan propeller yang digunakan bisa dipasang tetap atau diubah-ubah
tergantung pada ukuran dari jenis fan itu sendiri. Sebuah fan dengan baling-baling
yang dapat diatur tidak secara otomatis dapat digunakan diatas range yang cukup
luas sebab fan dapat disesuaikan untuk mengirim aliran udara yang dikehendaki
pada pemakaian energi terendah. Baling-baling yang dapat diatur secara otomatis
dapat beragam aliran udaranya dalam rangka merespon kondisi beban.
Cooling tower biasanya memiliki rangka terstruktur yang dapat menunjang
wadah ,motor, fan, dan komponen lainnya. Rancangan yang lebih kecil, seperti
unit fiber glass, wadahnya dapat menjadi rangka. Menara pendingin yang terbuat
dari kayu masih tersedia, namun beberapa komponen dibuat dari bahan yang
berbeda, seperti wadah casing fiber glass disekitar rangkanya terbuat dari kayu,
saluran masuk udara louvers terbuat dari fiber glass, bahan pengisi dari plastik
dan kolam air dingin terbuat dari baja. Banyak wadah cooling tower terbuat dari
baja galvani. Pada atmosfer yang korosif, menara dan dasarnya dibuat dari
stainless steel. Menara yang lebih besar terbuat dari beton (Nasution, 2010).
Fiber glass juga banyak digunakan untuk wadah dan basin cooling tower,
karena dapat memperpanjang umur menara pendingin dan memberi perlindungan
terhadap bahan kimia yang berbahaya. Bahan pengisi atau filling material
merupakan bagian dari menara pendingin yang berfungsi untuk mencampurkan
air yang jatuh dengan udara yang bergerak naik. Air yang masuk mempunyai suhu
yang cukup tinggi sekitar 33oC dan akan disemprotkan ke filling.
Filling material ini menyebabkan air yang mengalir turun ke water basin
akan bertukar kalor dengan udara segar dari atmosfer yang suhunya 28oC. Filling
material harus menimbulkan kontak yang baik antara air dan udara agar terjadi
laju perpindahan kalor yang baik. Filling material harus kuat, ringan, dan tahan
korosi. Biasanya cooling tower menggunakan bahan pengisi untuk memfasilitasi
perpindahan panas dengan memaksimalkan kontak udara dengan air.
Fill adalah jantungnya cooling tower. Fill berfungsi sebagai media kontak
air dengan udara sehingga terjadi perpindahan kalor, dan dapat menghambat laju
aliran air didalam cooling water. Filling material mempunyai peranan didalam
cooling tower salah satunya adalah dapat memecah air menjadi butiran-butiran air
dengan maksud untuk memperluas permukaan pendinginan sehingga proses
perpindahan panas dapat dilakukan seefisien dan semaksimal mungkin. Filling
material ini umumnya terdiri dari dua jenis lapisan.Lapisan filling terdiri dari
filling first level packing dan filling second level packing.
First level packing merupakan filling material lapisan atas yang
mempunyai celah lebih besar dari sarang lebah yang dimaksudkan untuk
pendinginan tahap pertama. Fluida yang akan didinginkan pertama kali akan
dialirkan ke lamella. Second level packing merupakan filling material yang lebih
lembut untuk second stage pendinginan. Pabrikan package menara pendingin
umumnya merancang filling material pada stage ini lebih tebal sehigga dapat
menampung kapasitas fluida dengan skala yang lebih banyak.
Wadah air dingin pada cooling tower terletak pada bagian bawah menara,
dan dapat menerima air dingin yang mengalir turun melalui menara dan bahan
pengisi. Wadah biasanya memiliki sebuah lubang atau titik terendah untuk
pengeluaran air dingin. Dalam beberapa desain, wadah air dingin berada dibagian
bawah. Inlet louver berfungsi sebagai tempat masuknya udara melalui lubang-
lubang yang ada. Melalui inlet louver akan terlihat kualitas dan kuantitas air yang
akan didistribusikan. Inlet louver terbuat dari seng. Saluran udara yang masuk
merupakan titik masuk bagi udara menuju menara. Saluran masuk bisa berada
pada seluruh sisi menara dengan desain aliran yang searah atau aliran yang berada
pada bagian bawah menara dengan desain aliran yang berlawanan arah.
Nozzle berfungsi untuk mendistribusikan air yang digunakan untuk
membasahi bahan pengisi atau filling material. Distribusi air yang seragam pada
bagian puncak sangat penting dilakukan untuk distribusi air yang merata dari
seluruh permukaan bahan pengisi atau filling material. Nozzle dapat dipasang dan
menyemprot dengan pola bundar atau segi empat, atau dapat berputar seperti pada
menara dengan beberapa bagian melintang yang memutar. Nozzle sendiri terbuat
dari kuningan, dan polipropilen. Ada beberapa tipe dari sistem distribusi air, yaitu
distribusi air gravitasi, air spray distribusi, dan air distribusi putaran.
Dstribusi gravitasi sebagian besar dapat digunakan pada menara pendingin
aliran cross current. Terdiri dari suatu bejana kemudian air panas mengalir ke
dalam bejana tersebut dan dengan gaya gravitasi air akan mengalir melalui
lubang-lubang pada bejana sehingga air jatuh ke fill yang ada dibawahnya. Spray
distribusi sebagian besar dapat digunakan pada menara pendingin aliran cross
current, terdiri dari susunan pipa yang menyilang dengan menggunakan spray
jenis nozzle. Distribusi putaran terdiri dari dua slot lengan distributor yang
berputar melalui poros utama dan air mengalir dengan tekanan yang rendah.

3. Masalah Pada Penggunaan Cooling Tower


Cooling tower pada umumnya dapat beroperasi menurut prinsip difusi,
adanya perubahan temperatur yang dapat mengakibatkan perbedaan besarnya laju
perpindahan massa dan panas yang terjadi. Besarnya laju perpindahan massa dan
panas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas daerah kontak antara fluida
panas dengan fluida dingin, waktu kontak, kecepatan fluida, dan temperatur
fluida. Sedangkan cooling water adalah air pendingin yang digunakan untuk
mendinginkan peralatan yang ada di dalam industri. Gangguan pada cooling water
akan menyebabkan terjadinya pengurangan produksi atau akan menyebabkan
kerusakan alat baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Peran cooling water adalah sebagai pendingin air proses ataupun
pendingin peralatan proses. Cooling tower dirancang agar dapat melakukan
kontak antara udara dan air dengan baik . Cooling tower pada musim panas dapat
menurunkan kinerja dari cooling tower karena formasi es selama musim dingin.
Operasi menara pendingin yang tepat dalam suhu musim dingin memerlukan
langkah yang tepat. Langkah-langkah tertentu harus diambil untuk memastikan
bahwa cooling tower tidak hanya melakukan tugasnya secara efektif serta efisien.
Tujuan dari pemilihan langkah yang tepat yaitu untuk meminimalkan
kerusakan yang tidak perlu terjadi pada menara pendingin. Cooling tower menurut
sifatnya, dapat beroperasi dalam berbagai suhu dingin maupun suhu panas.
Berberapa langkah yang perlu diambil untuk memastikan bahwa cooling tower
dapat melakukan tugasnya dengan baik sepanjang musim dingin.
Langkah pertama adalah menghilangkan scale, mengurangi jumlah
penumpukan scale, dan kontaminan biologis yang ada dalam menara pendingin.
Cara terbaik untuk memastikan bahwa cooling tower beroperasi seefisien
mungkin. Penumpukan scale di bagian dalam cooling tower akan mempengaruhi
perpindahan panas pada cooling tower. Penghilangan scale tidak hanya dilakukan
pada musim panas melainkan juga dilakukan pada musim dingin.
Langkah kedua yaitu menghilangkan penumpukan salju dan es akibat
musim dingin yang terjadi. Fan blade bebas yang terjadi akibat dari es musim
dingin akan terkumpul di fan. Umunya fan pada menara pendingin di industri
berputar dengan kecepatan yang cepat. Ketidakseimbangan yang disebabkan oleh
penumpukan salju atau es yang berlebihan dapat mengurangi efisiensi dari kipas
atau fan. Dampak terburuk yang dapat terjadi adalah kerusakan pada kipas.
Anti freeze digunakan tergantung pada suhu udara sekitar. Cooling tower
harus memiliki jumlah glikol tertentu yang ada dalam sistem pendingi. Glikol
bekerja seperti anti beku dalam kendaraan, bergunan untuk menurunkan titik beku
sehingga akan beku pada suhu yang lebih rendah. Cara terbaik untuk memastikan
cooling tower tidak terkena dampak negatif oleh suhu udara yang rendah adalah
membuatnya tetap hangat semaksimal mungkin. Cara yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan panas pada cooling tower adalah dengan menambah antibeku.

3. Cooling Tower Di Musim Berbeda


Setiap musim memiliki karakteristik udara yang berbeda-beda.Selama
musim dingin membuat udara sekitar mengandung uap air yang cukup banyak
sehingga menyebabkan tingkat kelembaban udara lebih tinggi. Udara yang
lembab memiliki kemampuan menyerap air lebih sedikit dibandingkan udara
kering, maka diperlukan jumlah udara yang cukup banyak untuk menurunkan
suhu air. Selama musim panas dara memiliki tingkat kelembaban yang rendah
sehingga mampu menarik air lebih banyak. Cooling tower dibedakan menjadi
beberapa bagian berdasarkan perbedaan musim diantaranya sebagai berikut
3.1. Cooling Tower and Heat Exchanger
Selama musim panas sistem cooling tower and heat exchanger beroperasi
sebagai sistem pendingin atau pendingin konvensional. Selama musim dingin, air
dingin yang dihasilkan oleh menara pendingin akan mendinginkan peralatan.
Sistem jenis ini telah berhasil dioperasikan dalam keadaan iklim dingin dan juga
ekonomis dalam keadaan iklim yang hangat atau musim panas.

Gambar 2. Cooling tower and heat exchanger free cooling system


(Sumber: Jagadeesh, 2013)

3.2 Closed Circuit Cooling Tower


Dalam system closed circuit cooling tower ini, menara pendingin sirkuit
tertutup akan menggantikan menara pendingin dan penukar panas di loop. Selama
musim panas, air dari menara akan disirkulasikan dalam lingkaran tertutup
melalui kondensor pendingin. Selama musim dingin terjadi, air dingin dari
menara ini akan disirkulasikan dalam closed loop, disirkulasikan secara langsung
melalui sirkuit air dingin. Sistem ini menggabungkan kesederhanaan operasi
sirkuit tunggal dengan kemampuan loop air dingin tertutup. Tipe aplikasi ini layak
dengan menara pendingin sirkuit tertutup karena kontaminan dalam air resirkulasi
tidak pernah masuk kontak langsung dengan air sistem.

Gambar 3. Closed circuit cooling tower free cooling system


(Sumber: Jagadeesh, 2013)

4. Peran Cooling Tower di Negara Empat Musim


Cooling tower sangat dibutuhkan oleh industri sebab cooling tower
merupakan bagian dari utilitas yang banyak digunakan. Cooling tower memproses
air yang panas menjadi air dingin yang dapat digunakan kembali dan bisa
dirotasikan. Cooling tower juga salah satu alat yang berfungsi mengolah air untuk
mengatasi masalah polusi lingkungan. Semua mesin pendingin yang bekerja akan
melepaskan kalor melalui kondensor, refrigerant akan melepas kalornya kepada
air pendingin sehingga air menjadi panas. Selanjutnya air panas ini akan
dipompakan ke menara pendingin. Menara pendingin secara garis besar berfungsi
untuk menyerap kalor dari air tersebut dan menyediakan sejumlah air yang relatif
sejuk atau dingin agar dapat digunakan kembali pada suatu instalasi pendinginan.
Efek meteorologi dari interaksi antara efluen menara pendingin di wilayah
Sion dan angin danau yang setiap tahun terjadi pada 40 sampai 45 persen. Danau
yang besar dan dalam memiliki pengaruh kuat pada iklim dalam beberapa mil dari
garis pantai, dan interaksi danau dengan atmosfer bervariasi antar musim.
Penelitian karakteristik meteorology ini kemudian mendapatkan kemungkinan
kesimpulan dari sirkulasi angin danau, disimpulkan bahwa interaksinya dengan
kebocoran menara pendingin Sion. Hasil kesimpulan yang ditarik dianggap akan
menghasilkan hujan salju tambahan di bawah kondisi cuaca tertentu.
Pada suatu hasil analisis yang dilakuka ketika musim semi, menunjukkan
bahwa ada hari-hari di mana awan di wilaya Sion akan menebalkan kabut, tetapi
sebagian besar waktu kabut ini tidak akan bertahan lebih dari satu hingga dua mil
ke daratan. Hanya terkadang akan ada situasi cuaca di mana badai konvektif dapat
diintensifkan oleh interaksi angin dimenara danau (Huff, 1971).
Efek modifikasi dari menara pendingin pada awan dan curah hujan sangat
sulit untuk dinilai. Sebelum mencoba melakukannya, akan berguna untuk
memeriksa output energi, fluks massa, dan sifat-sifat lain yang terkait dengan
meteorologi dari pabrik sion dan membandingkannya dengan sifat-sifat serupa
dari sistem atmosfir. Pabrik Zion akan menghasilkan daya listrik 2200 megawatt,
dan dengan asumsi efisiensi sepertiga maka akan melepaskan sekitar 4400
megawatt ke atmosfer sebagai panas jika menara pendingin digunakan.
Perangkat ini terdiri dari 100 pembakar minyak yang didistribusikan di atas area
410 oleh 410 kaki. Setiap burner mengkonsumsi sekitar 13 liter minyak per menit
dan total panas yang dilepas ke udara diberikan pada 700 megawatt (Huff, 1971).
Faktanya, sebagian besar menara pendingin yang digunakan di Amerika
Serikat membuang daya lebih banyak ke udara daripada meteotron. Perbedaan
mendasar dalam mode penambahan panas ke udara oleh meteotron dan menara
pendingin basah. Meteotron menambahkan panas ke udara pada suhu tinggi
dengan nyala api terbuka, menghasilkan gaya apung besar dan kecepatan vertikal
tinggi. Menciptakan konvergensi yang kuat di permukaan tanah.
Output energi dari menara pendingin wet sebagian besar disimpan sebagai
panas laten penguapan, meninggalkan udara yang dipancarkan pada suhu yang
cukup rendah dengan menghasilkan gaya apung yang lebih rendah dan kecepatan
vertikal yang lebih rendah. Energi yang disimpan sebagai panas laten dalam arus
keluar menara basah akhirnya akan dikembalikan ke udara dengan kondensasi.
Dalam hal meminimalkan efek atmosfer, proses ini akan dilakukan selama
beberapa waktu dan disertai dengan pencampuran yang cukup besar.
Performa kinerja draft cooling tower berbeda-beda di berbagai musim.
Menara pendingin udara digunakan untuk mendinginkan air hangat yang berasal
dari kondensor. Desain atau konfigurasi menara pendingin memiliki banyak
macam. Menara pendingin alami adalah menara yang bergantung pada cerobong
atau tumpukan untuk mendorong pergerakan udara melalui menara. Menara
rancangan mekanis adalah menara yang menggunakan kipas untuk memindahkan
udara ambien melalui menara. Hiperbolik adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan bentuk paling umum dari menara natural draft. Menara
pendingin tipe wet adalah menara tempat air pendingin dibawa bersentuhan
langsung dengan aliran udara dan panas didisipasi terutama oleh evaporasi.
Natural draft towers adalah menara yang bergantung pada cerobong atau
tumpukan untuk mendorong pergerakan udara melalui menara. Menara rancangan
mechanical draft cooling towers adalah menara yang menggunakan kipas untuk
memindahkan udara ambien melalui menara. Hiperbolik adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan bentuk paling umum dari menara alam-draft.
Menara pendingin tipe basah atau evaporatif adalah menara, tempat air pendingin
dibawa akan bersentuhan langsung dengan aliran udara dan panas akan didisipasi
terutama oleh evaporasi. Natural draft towers digunakan untuk pembangkit listrik
termal yang sangat besar dan pada pabrik kimia. Ukuran menara yang besar
digunakannya untuk laju aliran air di atas 45.000 m³ per jam.
Mechanical draft cooling towers memanfaatkan kipas besar untuk
menghisap udara melalui air yang disirkulasikan. Mechanical draft cooling towers
cenderung memiliki struktur yang relatif kecil di mana aliran udara didorong oleh
kipas. Perbedaan densitas antara udara hangat di dalam menara dan udara ambien
dingin di luar menara akan mengakibatkan percepatan perpindahan energi.
Klasifikasi lebih lanjut adalah antara aliran counter dan menara pendingin aliran
silang. Pada menara pendingin aliran silang, udara mengalir pada beberapa sudut
ke arah aliran air dan menara pendingin aliran counter, udara mengalir ke arah
yang berlawanan dengan arah aliran air. Natural draft counter flow cooling tower
merupakan jenis menara yang ditemukan di pembangkit listrik besar. Terdapat
tiga zona, yang pertama spray zone, kedua fill zone, dan yang ketiga rain zone.
Efisiensi natural draft counter flow akan tinggi di musim dingin
dibandingkan dengan musim panas. Efisiensi menara pendingin di musim dingin
78,9 persen. Efisiensi menara pendingin di musim panas yaitu sebanyak 63,8
persen, perbedaan efisiensi natural draft counter flow cooling tower antara musim
panas dan musim dingin adalah sebesar 15,10 persen (Sumber : Jagadeesh, 2013).

Gambar 4. Natural draft counter flow cooling tower


(Sumber : Jagadeesh, 2013)
Menara pendingin berkaitan erat dengan berbagai jenis kerugian yang
dihasilkan. Losses pada menara pendingin lebih tinggi di musim dingin
dibandingkan dengan musim panas. Meningkatkan efisiensi menara pendingin
yang dibangun di daerah non pesisir (kelembaban rendah) dapat meningkatkan
efisiensi menara pendingin tersebut karena kelembaban udara yang rendah.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Menara Pendingin


5.1 Suhu Dry Bulb Dan Suhu Wet Bulb
Suhu bola kering atau dry bulb adalah suhu udara yang diukur dengan
termometer yang bebas terkena udara tetapi terlindung dari radiasi dan
kelembaban. Thermometer bulb biasa dengan berdasarkan bulb dalam keadaan
kering. Satuan untuk suhu ini bisa dalam celcius, kelvin, fahrenheit. Thermometer
menggunakan prinsip pemuaian zat cair yang berada di dalam thermometer
tersebut. Zat cairnya dapat berupa raksa, al-kohol, dan lainnya. Mengukur suhu
udara dengan thermometer biasa akan terjadi perpindahan kalor dari udara ke bulb
thermometer. Zat cair (misalkan: air raksa) yang ada di dalam thermometer
mengalami pemuaian sehingga tinggi air raksa tersebut naik.
Wet bulb temperature (temperatur bola basah) adalah suhu bola basah.
Sesuai dengan namanya, suhu ini diukur dengan menggunakan thermometer yang
bulbnya dilapisi dengan kain yang basah kemudian dialiri udara yang ingin diukur
suhunya. Perpindahan kalor terjadi dari udara ke kain basah. Kalor dari udara
akan digunakan untuk menguapkan air pada kain basah tersebut, setelah itu baru
digunakan untuk memuaikan cairan yang ada dalam thermometer. Suhu wet bulb
merupakan faktor penting dalam kinerja peralatan pendingin air evaporative.
3.2 Humidity of The Ambient Air
Proses humidifikasi merupakan proses yang dapat menambah kadar air di
dalam gas. Prosesnya ini terdiri dari dua cara yaitu dengan pemanasan dan tanpa
pemanasan. Sebaliknya untuk mengurangi uap air di dalam gas disebut dengan
dehumidifikasi. Proses keduanya memiliki perbedaan dalam arah alirannya.
Semuanya itu tergantung dari cara mengatur valve yang ada. Gas yang masuk
mengalir pada pipa orifice yang mempunyai beda tekanan tertentu. Adapun
perbedaannya yaitu, pada proses humidifikasi, gas dikontakkan dengan air yang
berada di dalam labu secara counter current yaitu di mana air mengalir dari atas
sedangkan gas atau udara mengalir dari bawah ke atas dengan laju sirkulasi air.
Operasi humidifikasi dilakukan dengan cooling tower atau menara dingin.
Cooling tower yang digunakan memiliki sekat-sekat pada dinding cooling tower
yang dipasang secara horizontal dan berselang-seling, sekat-sekat tersebut
dimaksudkan agar bidang pertemuan atau kontak antara air dan udara semakin
besar, sehingga akan didapatkan humidity yang besar pula. Pada cooling tower
terjadi transfer massa dari zat cair ke udara dan terjadinya tranfer panas dari air ke
udara karena temperatur air lebih tinggi daripada temperatur di cooling tower, hal
ini menyebabkan temperatur air menurun saat meninggalkan cooling tower
sebagai efek yang timbul saat terjadinya operasi humidifikasi.
Secara teori, apabila temperatur air masuk yang lama-kelamaan
menyebabkan temperatur udara naik, maka nilai humidity yang akan didapat akan
semakin besar. Jadi antara kenaikan temperatur air yang masuk dan nilai humidity
berbanding lurus. Temperatur dry dan wet bulb yang didapat, maka dapat dihitung
nilai humidity dengan menggunakan psychrometric chart. Nilai humidity yang
didapat memberikan bukti bahwa semakin tinggi temperatur air yang masuk,
maka semakin tinggi nilai humidity yang didapatkan, berdasarkan nilai temperatur
dry dan temperatur wet bulb yang didapat. Hal ini terjadi karena adanya
perpindahan panas yang diikuti oleh adanya perpindahan massa.
Informasi tentang bagaimana efluen menara pendingin mempengaruhi
suhu dan kelembaban lokal telah mendapat sedikit perhatian dalam literatur.
Elemen cuaca memiliki efek yang nyata kecuali elemen cuaca yang berkontribusi
pada kabut dan masalah icing. Beberapa informasi tentang efek kelembaban
diperoleh dari laporan yang tidak dipublikasikan dari central electricity board dari
Inggris Raya. Central electricity board melaporkan satu rangkaian pengukuran
yang dilakukan selama satu minggu di pembangkit listrik. Pengukuran
kelembaban tersebut dilakukan setiap jam. Hasilnya tidak terdeteksi adanya
peningkatan kelembaban yang signifikan pada 100 hingga 500 meter melawan
arah angin dari menara menggunakan pengukuran psychrometric chart.
Studi lain mencoba melakukan pengukuran kelembaban terus menerus
pada titik 500 meter dari menara pendingin selama delapan bulan. Tidak mungkin
untuk mengamati peningkatan kelembaban ketika instrumen berada di bawah
menara, dibandingkan dengan saat-saat ketika angin bertiup ke arah lain. Daerah-
daerah yang memiliki suhu sangat rendah serta mengalami penambahan uap air
akan dibangun menara pendingin, sehingga secara signifikan dapat mempengaruhi
kelembaban relative dan diimbangi sebagian dengan penambahan panas.
Tabel 5.1 Perbandingan karakteristik udara saat winter dan summer
Parameters Winter Summer
Dry bulb temperature 33˚C 36.05˚C
Wet bulb temperature 27˚C 28.06˚C
Hot water temperature
40.05˚C 42.82˚C
(T1)
Cold water
29.75˚C 33.4˚C
temperature(T2)
Relative humidity 63% 55%
Mass flow rate of water 64146.83× 1000 Kg per 63196.74 ×1000 Kg per
in cooling tower hour hour
(Sumber : Jagadeesh, 2013)

6. Performa Cooling Tower


Menara pendingin didefinisikan sebagai alat penukar kalor yang fluida
kerjanya adalah air dan udara. Menara pendingin berfungsi mendinginkan air
secara kontak langsung dengan udara yang mengakibatkan sebagian kecil air
menguap. Kebanyakan menara pendingin yang bekerja pada sistem pendinginan
udara menggunakan pompa sentrifugal untuk menggerakkan air vertikal ke atas
melintasi menara. Kemampuan menara pendingin biasanya dinyatakan dalam
range dan approach seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar 5. Range and of approach of cooling tower


(Sumber: Nasution, 2010)

Range adalah perbedaan suhu antara tingkat suhu air masuk menara
pendingin dengan tingkat suhu air yang keluar menara pendingin atau selisih
antara suhu air panas dan suhu air dingin. Range bukan ditentukan oleh menara
pendingin tersebut namun oleh proses yang telah dilakukannya. Range pada suatu
alat penukar kalor ditentukan seluruhnya oleh beban panas dan laju sirkulasi air
yang melalui penukar panas dan menuju ke air pendingin. Menara pendingin
biasanya dikhususkan untuk mendinginkan laju aliran tertentu dari satu
temperatur ke temperatur lainnya pada temperatur wet bulb tertentu.
Approach adalah perbedaan antara temperatur air dingin keluar menara
pendingin dan temperatur wet bulb ambien. Semakin rendah approach semakin
baik kinerja menara pendingin. Approach merupakan indikator yang baik untuk
melihat kinerja menara pendingin. Efektivitas ini adalah rasio antara kisaran dan
rentang ideal, yaitu perbedaan antara suhu air masuk pendingin dan suhu wet blub.
DAFTAR PUSTAKA

Huff, F., A., dkk. 1971. Effect of Cooling Tower Effluents on Atmospheric.
Urbana; Department Of Registration And Education
Jagadeesh, K., dan Reddy, K., S. 2013. Performance Analysis of the Natural
Draft Cooling Tower in Different Seasons. Journal of Mechanical and
Civil Engineering (IOSR-JMCE). Vol. 7(5): 19-23.
Nasution, D., M. 2010. Penelitian Kinerja Induced Draft Cooling Tower Dengan
Potongan Pipa Pvc 1 Inci Sebagai Filling Material. Skripsi. Sumatera
Utara: Departemen Teknik Mesin.
Pratiwi, N., P., Nugroho, G., dan Hamidah, N.,L. 2014. Analisa Kinerja Cooling
Tower Induced Draft Tipe Lbc W-300 Terhadap Pengaruh Temperatur
Lingkungan. Jurnal Teknik Pomits. Vol. 7(7): 1-6.
Vijayaragavan, A., dkk. 2016. Performance And Analysis Of Cooling Tower.
IRJET. Vol. 3(4): 1321-1234.

Anda mungkin juga menyukai