PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang
upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang.
Salah satu komponen pelayanan di rumah sakit adalah pelayanan gawat darurat.
Petugas kesehatan di instalasi gawat darurat di rumah sakit terdiri dari dokter ahli,
kegawat daruratan yang dibantu oleh perwakilan dari unit lain yang bekerja di
Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit yang
menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang
berbagai spesialis bersama sejumlah perawat dan juga asisten dokter. Saat tiba di
penyakit serius biasanya lebih sering mendapat visite lebih sering oleh dokter
daripada mereka yang penyakitnya tidak begitu parah. Setelah penaksiran dan
penanganan awal, pasien bisa dirujuk ke rumah sakit (RS), distabilkan dan
buka 24 jam, meski pada malam hari jumlah staf yang ada di sana akan lebih sedikit.
1
2
total seluruh kunjungan di RSU dengan jumlah kunjungan 12% dari kunjungan
IGD berasal dari rujukan dengan jumlah Rumah Sakit Umum 1.033 Rumah Sakit
Umum dari 1.319 Rumah Sakit yang ada. Jumlah yang signifikan ini kemudian
memerlukan perhatian yang cukup besar dengan pelayanan pasien gawat darurat
(Kepmenkes, 2010).
pertolongan segera yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan
kecacatan, atau pelayanan pasien gawat darurat memegang peranan yang sangat
penting (Time saving is life saving) bahwa waktu adalah nyawa. Response time
perawat dalam waktu kurang dari 5 menit dari pertama kedatangan pasien di IGD,
Waktu tanggap pada sistem realtime, didefinisikan sebagai waktu dari saat
kejadian (internal atau eksternal) sampai instruksi pertama rutin layanan yang
response time adalah tepat waktu atau tidak terlambat apabila waktu yang
diperlukan tidak melebihi waktu rata-rata standar yang ada. Salah satu indikator
memberikan pertolongan yang memadai kepada penderita gawat darurat baik pada
lain karakter pasien, penempatan staf, ketersediaan stretcher dan petugas kesehatan,
penanganan yang dipilih. Hal ini bisa menjadi pertimbangan dalam menentukan
analisa beban kerjanya dapat dilihat dari aspek-aspek seperti tugas-tugas yang
dikerjakan, jumlah pasien yang harus dirawat, kapasitas kerjanya sesuai dengan
tugasnya sesuai dengan jam kerja yang berlangsung setiap hari, serta kelengkapan
diberikan pada pasien yang datang ke IGD memerlukan standar sesuai dengan
gawat darurat dengan response time yang cepat dan penanganan yang tepat.Hal ini
dapat dicapai dengan meningkatkan sarana, prasarana, sumber daya manusia dan
semua kasus pasien yang masuk ke rumah sakit. Dengan kompleksitas kerja yang
sedemikian rupa, maka perawat yang bertugas di ruangan UGD dituntut untuk
memiliki response time di banding dengan perawat yang melayani pasien di ruang
yang lain. Sehingga setiap perawat yang bertugas di ruang UGD wajib menangani
pasien secara cepat dan tepat sesuai dengan kasus yang masuk ke UGD terutama
tanpa harus menunggu karena pelayanan yang diberikan oleh perawat terlambat.
pelayanan terhadap pasien gawat darurat dilayani oleh petugas UGD rumah sakit
lebih 5 menit, karena respon time itu sendiri adalah tindakan life saving yang
ditujukan untuk menyelamatkan jiwa sedang terancam akibat luka atau sakit yang
dideritanya.
Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum (UGD RSUD) Cut Nyak Dhien
dipimpin oleh seorang kepala instalasi dan jabatan fungsional pelayanan medisnya
pada instalasi ini adalah 25 orang terdiri dari dokter, 27 orang perawat dan 1 orang
petugas administrasi UGD. Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Cut Nyak Dhien
dokter dan perawat dalam jangka waktu 6 jam sekali atau 4 kali shift dalam sehari
berganti petugas, di mana setiap satu kali shift terdiri dari 3 dokter, 5 perawat dan
1 petugas admnistrasi UGD yang yang selalu siap membantu menangani korban
Saat ini jumlah rata-rata pasien yang dilayani adalah 40 pasien per hari
administrasi untuk pelayanan pagi hari (shift 1). Pelayanan relatif menyeluruh
Cut Nyak Dhien pada tahun 2015 diketahui terdapat 1.276 kasus kecelakaan dari
bulan januari 180 kasus, februari 250 kasus, maret 195 kasus, april 192 kasus, mei
185 kasus, juni 145 kasus dan juli 124 kasus (RSU Cut Nyak Dhien, 2015).
Selanjutnya berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan terhadap perawat yang
bertugas di ruang UGD bahwa dari jumlah kasus dengan rata-rata 40 orang sehari,
maka waktu tanggap keperawatan tergantung dari kecelakaan yang dialami oleh
pasien, seperti kecelakaan tabrakan mobil yang terdiri dari beberapa orang,
tentunya waktu tanggap yang diberikan masih belum tercapai, karena untuk
menanganinya diperlukan bantuan dari tenaga perawat lain yang tidak bertugas di
ruang UGD. Berbeda halnya dengan kecelakaan perorangan yang masih dapat
ditangani oleh tenaga keperawatan yang betugas di ruang UGD, meskipun dalam
mencapai 5-7 menit di mana pertolongan tersebut cukup ditangani oleh 1 orang
RSUD Cut Nyak Dhien, menurut tenaga keperawatan yang bertugas di ruang
penanganan pasien.
Survey awal yang peneliti lakukan terhadap pasien yang pernah mendapat
penanganan pertama di UGD RSUD Cut Nyak Dhien diketahui bahwa perlakuan
6
perawat meskipun sudah baik dalam menenangkan pasien, tapi pasien masih
ambulan. Lebih lanjut juga disebutkan bahwa pelayanan gawat darurat yang
diberikan perawat pun masih lebih dari 5 menit. Sedangkan tanggapan salah
dikarenakan masih ada perawat yang harus menunggu dokter untuk menanggani
pertolongan pertama yang pasiennya berhenti jantung, trauma kepala, atau pasien
Dari survey di atas, maka korban kecelakaan merupakan pasien yang dapat
dikatakan ada ketergantungan yang sangat tinggi terhadap perawat dan dokternya.
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis tulis di atas, maka yang
Unit Gawat Darurat RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat?
Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus sebagai
berikut:
Gawat Darurat RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
pasien korban kecelakaan di Unit Gawat Darurat RSUD Cut Nyak Dhien
1. Bagi Peneliti
1. Bagi Masyarakat
Darurat (UGD).