Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat dalam rangka untuk melakukan

upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang.

Salah satu komponen pelayanan di rumah sakit adalah pelayanan gawat darurat.

Petugas kesehatan di instalasi gawat darurat di rumah sakit terdiri dari dokter ahli,

dokter umum, atau perawat yang telah mendapatkan pelatihan penanganan

kegawat daruratan yang dibantu oleh perwakilan dari unit lain yang bekerja di

IGD (Instalasi Gawat Darurat) (Depkes, 2010).

Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit yang

menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang

dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat ditemukan dokter dari

berbagai spesialis bersama sejumlah perawat dan juga asisten dokter. Saat tiba di

UGD, pasien biasanya menjalani pemilahan terlebih dahulu, anamnesis untuk

membantu menentukan sifat dan keparahan penyakitnya. Penderita yang terkena

penyakit serius biasanya lebih sering mendapat visite lebih sering oleh dokter

daripada mereka yang penyakitnya tidak begitu parah. Setelah penaksiran dan

penanganan awal, pasien bisa dirujuk ke rumah sakit (RS), distabilkan dan

dipindahkan ke RS lain karena berbagai alasan, atau dikeluarkan. Kebanyakan UGD

buka 24 jam, meski pada malam hari jumlah staf yang ada di sana akan lebih sedikit.

1
2

Berdasarkan Kepmenkes tahun 2010 data kunjungan pasien ke IGD

(Instalasi Gawat Darurat) di seluruh Indonesia mencapai 4.402.205 (13,3%) dari

total seluruh kunjungan di RSU dengan jumlah kunjungan 12% dari kunjungan

IGD berasal dari rujukan dengan jumlah Rumah Sakit Umum 1.033 Rumah Sakit

Umum dari 1.319 Rumah Sakit yang ada. Jumlah yang signifikan ini kemudian

memerlukan perhatian yang cukup besar dengan pelayanan pasien gawat darurat

(Kepmenkes, 2010).

Pelayanan pasien gawat darurat adalah pelayanan yang memerlukan

pertolongan segera yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan

kecacatan, atau pelayanan pasien gawat darurat memegang peranan yang sangat

penting (Time saving is life saving) bahwa waktu adalah nyawa. Response time

menurut Kartikawati (2011) adalah pelaksanaan tindakan atau pemeriksaan oleh

perawat dalam waktu kurang dari 5 menit dari pertama kedatangan pasien di IGD,

Waktu tanggap pada sistem realtime, didefinisikan sebagai waktu dari saat

kejadian (internal atau eksternal) sampai instruksi pertama rutin layanan yang

dimaksud dieksekusi, disebut dengan event response time. Sasaran dari

penjadwalan ini adalah meminimalkan waktu tanggap angka keterlambatan

pelayanan pertama gawat darurat/emergency response time rate.

Menurut Moewardi (2003) dalam Haryatun dan Sudaryanto (2010)

response time adalah tepat waktu atau tidak terlambat apabila waktu yang

diperlukan tidak melebihi waktu rata-rata standar yang ada. Salah satu indikator

keberhasilan penanggulangan medik penderita gawat darurat adalah kecepatan

memberikan pertolongan yang memadai kepada penderita gawat darurat baik pada

keadaan rutin sehari-hari atau sewaktu bencana. Keberhasilan response time


3

sangat tergantung kepada kecepatan yang tersedia serta kualitas pemberian

pertolongan untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah cacat sejak di tempat

kejadian, dalam perjalanan hingga pertolongan rumah sakit.

Yoon et al (2003) dalam Yanty (2013) mengemukakan faktor internal dan

eksternal yang memengaruhi keterlambatan penanganan kasus gawat darurat antara

lain karakter pasien, penempatan staf, ketersediaan stretcher dan petugas kesehatan,

waktu ketibaan pasien, pelaksanaan manajemen dan, strategi pemeriksaan dan

penanganan yang dipilih. Hal ini bisa menjadi pertimbangan dalam menentukan

konsep tentang response time penanganan kasus di IGD rumah sakit.

Menurut Ilyas (2014), tenaga kesehatan khususnya perawat, dimana

analisa beban kerjanya dapat dilihat dari aspek-aspek seperti tugas-tugas yang

dijalankan berdasarkan fungsi utamanya, begitupun tugas tambahan yang

dikerjakan, jumlah pasien yang harus dirawat, kapasitas kerjanya sesuai dengan

pendidikan yang ia peroleh, waktu kerja yang digunakan untuk mengerjakan

tugasnya sesuai dengan jam kerja yang berlangsung setiap hari, serta kelengkapan

fasilitas yang dapat membantu perawat menyelesaikan kerjanya dengan baik,

Menurut Kepmenkes (2009) kecepatan dan ketepatan pertolongan yang

diberikan pada pasien yang datang ke IGD memerlukan standar sesuai dengan

kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu penanganan

gawat darurat dengan response time yang cepat dan penanganan yang tepat.Hal ini

dapat dicapai dengan meningkatkan sarana, prasarana, sumber daya manusia dan

manajemen IGD rumah sakit sesuai standar.

Berkaitan dengan kondisi kegawatan pasien maka dalam pelayanan

keperawatan rumah sakit, menurut Kartikawati (2011) UGD harus melayani


4

semua kasus pasien yang masuk ke rumah sakit. Dengan kompleksitas kerja yang

sedemikian rupa, maka perawat yang bertugas di ruangan UGD dituntut untuk

memiliki response time di banding dengan perawat yang melayani pasien di ruang

yang lain. Sehingga setiap perawat yang bertugas di ruang UGD wajib menangani

pasien secara cepat dan tepat sesuai dengan kasus yang masuk ke UGD terutama

bagi korban kecelakaan yang membutuhkan pertolongan pertama, dimana pasien

tanpa harus menunggu karena pelayanan yang diberikan oleh perawat terlambat.

Sebab Pelayanan pertolongan pertama gawat darurat dikatakan terlambat, apabila

pelayanan terhadap pasien gawat darurat dilayani oleh petugas UGD rumah sakit

lebih 5 menit, karena respon time itu sendiri adalah tindakan life saving yang

ditujukan untuk menyelamatkan jiwa sedang terancam akibat luka atau sakit yang

dideritanya.

Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum (UGD RSUD) Cut Nyak Dhien

dipimpin oleh seorang kepala instalasi dan jabatan fungsional pelayanan medisnya

dilaksanakan oleh dokter, perawat, staf administrasi dengan jumlah karyawan

pada instalasi ini adalah 25 orang terdiri dari dokter, 27 orang perawat dan 1 orang

petugas administrasi UGD. Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Cut Nyak Dhien

Meulaboh menangani pasien dalam waktu 1 x 24 jam dengan rotasi pergantian

dokter dan perawat dalam jangka waktu 6 jam sekali atau 4 kali shift dalam sehari

berganti petugas, di mana setiap satu kali shift terdiri dari 3 dokter, 5 perawat dan

1 petugas admnistrasi UGD yang yang selalu siap membantu menangani korban

yang membutuhkan layanan gawat darurat.

Saat ini jumlah rata-rata pasien yang dilayani adalah 40 pasien per hari

untuk pelayanan 24 jam. Pelayanan dilakukan dalam 3 shift dimana masing-


5

masing shift dilayani oleh 1 dokter, 3 perawat. Ditambah dengan 2 staf

administrasi untuk pelayanan pagi hari (shift 1). Pelayanan relatif menyeluruh

untuk pasien emergensi mulai dari triage, pelayanan emergensi, pelayanan

observasi, operasi. (RSU Cut Nyak Dhien, 2015).

Dilihat dari korban kecelakaan yang mendapat perawatan di UGD RSU

Cut Nyak Dhien pada tahun 2015 diketahui terdapat 1.276 kasus kecelakaan dari

bulan januari 180 kasus, februari 250 kasus, maret 195 kasus, april 192 kasus, mei

185 kasus, juni 145 kasus dan juli 124 kasus (RSU Cut Nyak Dhien, 2015).

Selanjutnya berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan terhadap perawat yang

bertugas di ruang UGD bahwa dari jumlah kasus dengan rata-rata 40 orang sehari,

maka waktu tanggap keperawatan tergantung dari kecelakaan yang dialami oleh

pasien, seperti kecelakaan tabrakan mobil yang terdiri dari beberapa orang,

tentunya waktu tanggap yang diberikan masih belum tercapai, karena untuk

menanganinya diperlukan bantuan dari tenaga perawat lain yang tidak bertugas di

ruang UGD. Berbeda halnya dengan kecelakaan perorangan yang masih dapat

ditangani oleh tenaga keperawatan yang betugas di ruang UGD, meskipun dalam

penanganannya melebihi dari waktu tanggap (response time) keperawatan yaitu

mencapai 5-7 menit di mana pertolongan tersebut cukup ditangani oleh 1 orang

dokter dan 3 perawat. Belum tercapainya waktu tanggap keperawatan di UGD

RSUD Cut Nyak Dhien, menurut tenaga keperawatan yang bertugas di ruang

UGD dikarenakan perawat memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

penanganan pasien.

Survey awal yang peneliti lakukan terhadap pasien yang pernah mendapat

penanganan pertama di UGD RSUD Cut Nyak Dhien diketahui bahwa perlakuan
6

perawat meskipun sudah baik dalam menenangkan pasien, tapi pasien masih

terlambat ditangani karena keterlambatan perawat menurunkan pasien dari

ambulan. Lebih lanjut juga disebutkan bahwa pelayanan gawat darurat yang

diberikan perawat pun masih lebih dari 5 menit. Sedangkan tanggapan salah

seorang perawat terhadap belum tercapainya response time keperawatan

dikarenakan masih ada perawat yang harus menunggu dokter untuk menanggani

korban kecelakaan, karena perawat yang belum mampu menangani pemberian

pertolongan pertama yang pasiennya berhenti jantung, trauma kepala, atau pasien

yang mengalami patah tulang, meskpun perawat di telah mengikuti pelatihan

BTCLS (Basic Trauma Cardiac Life Support).

Dari survey di atas, maka korban kecelakaan merupakan pasien yang dapat

dikatakan ada ketergantungan yang sangat tinggi terhadap perawat dan dokternya.

Karena terkadang pasien yang sedang mengalami kecelakaan, tidak jarang

ditemukan pasien tersebut hilang kesadarannya (pingsang), sehingga diperlukan

response time perawat untuk menyelamatkan pasien kritis. Maka diperlukan

ketepatan perlakuan, observasi dan kompetensi perawat dalam pemberian

penanganan pertama pada pasien korban kecelakaan khususnya di Unit Gawat

Darurat RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Response Time Perawat Dalam Pemberian

Penanganan Pertama Pasien Korban Kecelakaan Di Unit Gawat Darurat

RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat”.


7

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis tulis di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah response

time perawat dalam pemberian penanganan pertama pasien korban kecelakaan di

Unit Gawat Darurat RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus sebagai

berikut:

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis response time

perawat dalam pemberian penanganan pertama pasien korban kecelakaan di Unit

Gawat Darurat RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.

1.3.2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:

1. Menjelaskan analisis perlakuan perawat terhadap pasien dalam pemberian

penanganan pertama pasien korban kecelakaan di Unit Gawat Darurat

RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat..

2. Menjelaskan analisis keperawatan dalam pemberian penanganan pertama

pasien korban kecelakaan di Unit Gawat Darurat RSUD Cut Nyak Dhien

Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.

3. Menjelaskan analisis kompetensi perawat gawat darurat dalam pemberian

penanganan pertama pasien korban kecelakaan di Unit Gawat Darurat

RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.


8

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat teroritis dan praktis sebagai berikut:

1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan teoritis penulis tentang

kajian penelitian respons time perawat dalam menangani pasien.

2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar

Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan kajian

penelitian tentang response time perawat dalam menangani pasien di

rumah sakit korban kecelakaan yang membutuhkan pertolongan pertama.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat

terhadap response time perawat dalam menangani pasien korban

kecelakaan di Unit Gawat Darurat (UGD).

2. Bagi RSUD Cut Nyak Dhien

Penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi berkaitan dengan response

time perawat dalam menangani pasien korban kecelakaan di Unit Gawat

Darurat (UGD).

Anda mungkin juga menyukai