Anda di halaman 1dari 16

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA

Dosen Pembimbing :

Zora Olivia, S. Farm., M.Farm, Apt

GOLONGAN/KELOMPOK : A/3

Anindiya Tazkiyah (G42150152)

Aji Gesang Jati (G42150155)

Abrar Rivanio Putra (G42150157)

Siti Sofiya (G42150182)

Miranda Faradilla Rozziqa (G42150184)

Ani Rosa Putri Ayu Mujayana (G42150205)

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK

JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan
dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai ion positif.
Sedangkan basa secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan
dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion OH- sebagai ion negatif. Asam
merupakan larutan yang memiliki pH diatas 7 sedangkan basa merupakan larutan yang
memiliki pH kurang dari 7. Apabila kedua larutan tersebut memiliki kekuatan yang sama,
maka bila dicampurkan dengan volume yang sama, akan didapat larutan yang memiliki
pH netral.
Netralisasi dapat didefinisikan sebagai reaksi antara proton dan ion hidroksida
membentuk air. Dalam pembahasan netralisasi tentu kita akan mendapatkan istilah titrasi.
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan
zat yang lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Berdasarkan reaksi asam basa kita
dapat menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut
dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengetahui perbedaan sifat asam dan basa ?
2. Bagaimana cara mereaksikan asam basa sehingga menjadi produk bersifat netral ?
3. Bagaimana perbandingan pH menggunakan perhitungan dengan pengujian kertas
lakmus dan kertas indikator ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan sifat asam dan basa
2. Untuk mengetahui cara mereaksikan asam basa sehingga menjadi produk bersifat
netral
3. Untuk mengetahui perbandingan pH menggunakan perhitungan dengan pengujian
kertas lakmus dan kertas indikator

1.4 Manfaat
1. Mengetahui perbedaan sifat asam dan basa
2. Mengetahui cara mereaksikan asam basa sehingga menjadi produk bersifat netral
3. mengetahui perbandingan pH menggunakan perhitungan dengan pengujian kertas
lakmus dan kertas indikator.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Asam didefinisikan sebagai senyawa yang mengandung Hidrogen yang bereaksi dengan
basa. Kekuatan asam ditentukan oleh banyak-sedikitnya ion hidrogen yang dihasilkan. Semakin
banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya.

1. Sifat asam
Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap
b. Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air
c. Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7)
d. Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam.
e. Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan warna sebagai
berikut.
f. Lakmus biru -> berubah menjadi warna merah.
g. Lakmus merah -> tetap berwarna merah.
h. Menghantarkan arus listrik.
i. Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen.

2. Pengelompokan asam

Berdasarkan kekuatannya, asam itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam larutannya
(asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya).
b. Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya
(hanya terionisasi sebagian).

Basa adalah senyawa yang mengandung ion OH– atau menghasilkan OH– ketika bereaksi
dengan air. Basa bereaksi dengan asam untuk menghasilkan garam dan air. Semakin banyaknya
jumlah ion OH yang dihasilkan, maka semakin kuat lah sifat basanya. Basa juga dapat
menetralisasikan asam (H+) dan menghasilkan air (H2O).
1. Karakteristik basa

Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut punya sifat sebagai berikut.

a. Rasanya itu Pahit dan terasa licin pada kulit.


b. Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan akan menghasilkan ion OH-.
c. Memiliki pH di atas 7 (pH > 7).
d. Bersifat elektrolit.
e. Jika diuji menggunakan kertas lakmus akan memberikan hasil sebagai berikut.
f. Lakmus merah -> berubah warnanya menjadi biru.
g. Lakmus biru -> tetap berwarna biru
h. Menetralkan sifat asam.

2. Pengelompokan basa

Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH-, basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Basa kuat, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH- dalam jumlah yang besar. Basa
kuat biasanya disebut dengan istilah kausatik. Contohnya kayak Natrium hidroksida,
Kalium hidroksida, dan Kalsium hidroksida.
b. Basa lemah, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH- dalam jumlah
kecil.Contohnya kayak ammonia.

Garam ialah zat senyawa yang telah disusun oleh ion positif (anion) basa dan ion negatif
(kation) asam. Jika asam dan basa tepat habis bereaksi maka reaksinya disebut reaksi penetralan
(reaksi netralisasi). Berikut ini adalah karakteristik dari garam.
1. Memiliki titik lebur yang tinggi.
2. Merupakan senyawa ionik dengan ikatan kuat.
3. Dalam bentuk leburan atau larutan dapat menghantarkan listrik.
4. Sifat larutannya dapat berupa asam, basa, atau netral. Sifat ini tergantung dari jenis
asam/basa kuat pembentuknya.
Titrasi asam-basa sering disebut juga dengan titrasi netralisasi. Dalam titrasi ini, kita
dapat menggunakan larutan standar asam dan larutan standar basa. Pada prinsipnya, reaksi yang
terjadi adalah reaksi netralisasi yaitu :

H+ + OH- H2O

Dalam menganalisis sampel yang bersifat basa, maka kita dapat menggunakan kertas
lakmus biru,kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah jika diuji dengan asam dan akan
tetap biru juika diuji pada basa, sedangkan jika kita menentukan sampel yang bersifat asam, kita
akan menggunkan kertas lakmus merah, lakmus merah akan tetap merah jika terkena asam dan
berubah menjadi warna biru jika diuji dengan basa .Ada 2 cara mengetahui titik ekuivalen pada
titrasi asam-basa yaitu memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi
dilakukan dan memakai indikator asam-basa. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara
melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.
Reaksi asam dan basa yang sama kuatnya, akan menghasilkan suatu larutan netral. Asam
dan basa yang bereksi dapat keduanya kuat maupun keduanya lemah. Reaksi asam dan basa
dengan kekuatan yang berlainan akan menghasilkan larutan yang atau asam lemah atau basa
lemah, bergantung pada kekuatan asam konjugat dan basa konjugat yang dihasilkan. Jika asam
yang dihasilkan itu lebih kuat daripada basa yang dihasilkan, maka diperoleh larutan asam
lemah. Sebaliknya jika basa yang dihasilkan lebih kuat daripada asam yang dihasilkan, akan
diperoleh larutan basa lemah. Terlepas dari kekuatan relative asam dan basa yang terliat, semua
reaksi asam-basa semacam itu lazim dirujuk sebagai reaksi penetralan (Keenan, 1990).
Indikator sintetis yang umum ini digunakan di laboratorium adalah:
1. Kertas lakmus. Indikator lakmus tidak dapat menunjukkan nilai pH, tetapi hanya
mengidentlfikasikan apakah suatu zat bersifat basa atau asam. Jika lakmus berwarna
merah berarti zat bersifat asam dan jika lakmus berwarna biru berarti lakmus bersifat
basa.
2. Indikator sintesis, yang memiliki kisaran nilai pH adalah:
Nama indicator Trayek pH Perubahan warna
1. fenolftalein (pp) 8,3 -10 Tak berwarna-merah muda
2. Metil orange(Mo) 3,2 - 4,4 Merah-kuning
3. Metil merah (Mm) 4,8 - 6,0 Merah-kuning
4. Bromtimol biru (Bb) 6,0 - 7,6 Kuning-biru
5. Metil biru (Mb) 10,6 - 13,4 Biru-ungu

3. Indikator universal, yakni indikator yang punya warna standar yang berbeda untuk
setiap nilai pH 1 – 14. Fungsi indikator universal adalah untuk memeriksa derajat
keasaman (pH) suatu zat secara akurat. Mat yang termasuk indikator universal adalah
pH meter yang menghasilkan data pembacaan indikator secara digital.

Indikator biasanya ialah suatu asam atau basa organik lemah yang menunjukkan warna
yang sangat berbeda antara bentuk tidak terionisasi dan bentuk terionisasinya. Kedua bentuk ini
berikatan dengan pH larutan yang melarutkan indikator tersebut (Raymond. 2004).

Titik akhir titrasi terjadi bila indikator berubah warna. Namun, tidak semua indikator
berubah warna pada pH yang sama, jadi pilihan indikator untuk titrasi tertentu bergantung pada
sifat asam dan basa yang digunakan dalam titrasi (dengan kata lain apkah mereka kuat atau
lemah). Dengan demikian memilih indikator yang tepat untuk titrasi, kita dapat menggunakan
titik akhir untuk menentukan titik ekuivalen (Raymond. 2004).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat
1. 16 buah tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Batang pengaduk
4. Pipet tetes
5. Pipet mohr 5mL dan 1mL
6. Gelas kimia 50mL
7. Plat tetes

3.2 Bahan
1. Larutan HCl 3M, 2M, 1M dan 0,5M
2. Larutan NaOH 3M, 2M, 1M, dan 0,5M
3. Kertas lakmus merah dan biru
4. Kertas Indikator
5. Tisu

3.3 Bagan Prosedur

Membagi tabung reaksi Beri label Masing-masing isi


menjadi 2 kelompok yaitu pada tabung larutan asam dan
asam dan basa yang basa sebanyak 2ml
konsentrasinya berbeda

HCL dan NaOH Kemudian antara


direksikan secara larutan asam dan basa
berurutan pada direaksikan dengan
masing-masing mencampurkan dalam
konsentrasi satu tabung
ASAM HCL BASA NaOH
Hasil reaksi
3M 3M diambil
menggunakan pipet
2M 2M tetes lalu diteteskan
pada plat tetes
1M 1M
sebanyak dua tetes
0,5M 0,5M

Uji masing-masing
hasil reaksi pada plat Plat tetes diberi
tetes menggunakan label
kertas lakmus merah
dan biru

Sebagai standar larutan


HCl dan NaOH yang Tulis hasil
belum direaksikan juga dalam tabel
diuji menggunakan
lakmus diatas plat tetes
Tabel 1.1

Kode Larutan dan Konsentrasinya

HCl NaOH
A1 HCl 3M, 2Ml NaOH 3M, 2mL
A2 HCl 3M, 2mL NaOH 2M, 2mL
A3 HCl 3M, 2mL NaOH 1M, 2mL
A4 HCl 3M, 2mL NaOH 0,5M, 2mL
B1 HCl 2M, 2mL NaOH 3M, 2mL
B2 HCl 2M, 2mL NaOH 2M, 2mL
B3 HCl 2M, 2mL NaOH 1M, 2mL
B4 HCl 2M, 2mL NaOH 0,5M, 2mL
C1 HCl 1M, 2mL NaOH 3M, 2mL
C2 HCl 1M, 2mL NaOH 2M, 2mL
C3 HCl 1M, 2mL NaOH 1M, 2mL
C4 HCl 1M, 2mL NaOH 0,5M, 2mL
D1 HCl 0,5M, 2mL NaOH 3M, 2mL
D2 HCl 0,5M, 2mL NaOH 2M, 2mL
D3 HCl 0,5M, 2mL NaOH 1M, 2mL
D4 HCl 0,5M, 2mL NaOH 0,5M, 2mL
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

Tabel 1.1

KODE PERHITUNGAN (pH) PRAKTIKUM

A1 pH = 7 (Netral) pH = 0 (asam kuat) → kertas Ph

A2 pH = 1 – log 5 = 0,4 (Asam) Kertas lakmus biru → merah (Asam)

A3 pH = - log 1 = 0 (Asam) Kertas lakmus biru → merah (Asam)

A4 pH = 1 – log 12,5 = 0,9 (Asam) Kertas lakmus biru → merah (Asam)

B1 pH = 13 + log 5 = 13,6 (Basa) Kertas lakmus merah → biru (Basa)

B4 pH = 7 (netral) pH = 1 (asam kuat) → kertas pH

B3 pH = 1 – log 5 = 0,9 (Asam) Kertas lakmus biru → merah (Asam)

B4 pH = 1 – log 7,5 = 0,13 (Asam) Kertas lakmus biru → merah (Asam)

C1 pH = 14 + log 1 = 14 (Basa) Kertas lakmus merah → biru (Basa)

C2 pH = 13 + log 5 = 13,6 (Basa) Kertas lakmus merah → biru (Basa)

C3 pH = 7 (Netral) pH = 1 (asam kuat) → kertas pH

C4 pH = 1 – log 2,5 (Asam) Kertas lakmus biru → merah (Asam)

D1 pH = 13 + log 12,5 (Basa) Kertas lakmus merah → biru (Basa)

D2 pH = 12 + log 7,5 (Basa) Kertas lakmus merah → biru (Basa)

D3 pH = 12 + log 25 (Basa) Kertas lakmus merah → biru (Basa)

D4 pH = 7 (Netral) pH = 1 (asam kuat) → kertas pH


BAB V
PEMBAHASAN

Reaksi netralisasi merupakan reaksi penetralan asam oleh basa dan menghasilkan air.
Hasil air merupakan produk dari reaksi antara ion H+ pembawa sifat asam dengan ion hidroksida
(OH-) pembawa sifat basa, reaksinya adalah :

H+ + OH- → H2O

Asam adalah senyawa yang menghasilkan ion H+ ketika larut dalam air, pH < 7, bersifat
masam, dapat menghantarkan arus listrik,bersifat korosif dan apabila diuji menggunakan kertas
lakmus akan menghasilkan warna merah. Basa adalah senyawa yang menghasilkan ion OH-
ketika larut dalam air, rasanya pahit, pH > 7, bersifat elektrolit, menetralkan sifat asam dan
membirukan kertas lakmus merah. Garam adalah zat senyawa yang telah disusun oleh ion positif
(anion) basa dan ion negatif (kation) asam dan pH nya =7. Jika asam dan basa tepat habis
bereaksi maka reaksinya disebut reaksi penetralan (reaksi netralisasi).

pH merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan keasaman atau


kebasaan suatu zat. Uji pH dilakukan dengan menghitung dan melakukan percobaaan
menggunakan kertas lakmus. Jika didalam perhitungan terdapat larutan yang bersifat netral maka
diuji menggunakan kertas trayek pH. Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan
berubah warna jika dicelupkan kedalam larutan asam atau basa. Warna yang dihasilkan sangat
dipengaruhi oleh kadar pH dalam larutan yang ada. Terdapat dua macam pH indikator yaitu pH
indikator universal dan indikator dengan trayek pH tertentu. pH indikator universal memiliki
kemampuan berubah warna untuk keadaan asam dan basa mulai dari 1 hingga 14.

Reaksi yang terjadi antara HCl dan NaOH sehingga membentuk garam netral adalah
HCl + NaOH → NaCl + H2O. Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan,
tetapi hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Buktinya dalam praktikum ini hasil
perhitungan dengan hasil praktikum beberapa ada yang berbeda, dalam perhitungan
menghasilkan pH yang netral ketika diuji menggunakan kertas pH bersifat asam. Sifat asam basa
dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan basa penyusunnya.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral, disebut garam normal,
contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam
dan disebut garam asam, contohnya adalah NH4Cl. Garam yang berasal dari asam lemah dan
basa kuat bersifat basa dan disebut garam basa, contohnya adalah CH3COONa.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat.

Syarat terbentuknya garam netral adalah terbentuknya garam dari asam kuat dengan basa
kuat, dan apabila konsentrasi dan jumlah pereaktannya sama.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan dengan
hasil praktikum beberapa ada yang berbeda hasilnya terutama yang bersifat netral. Ketika
dihitung hasil pH nya netral, tapi setelah diuji dengan kertas pH bersifat asam
dikarenakan jumlah dan konsentrasi pereaktan tidak sama. Walaupun reaksi asam dengan
basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral.
Karena ada syarat-syarat tertentu untuk menghasilkan garam netral yaitu garam yang
terbentuk dari asam kuat dan basa kuat, jumlah dan konsentrasi pereaktan sama.

6.2 Saran

Dalam melakukan praktikum sebaiknya kita harus menjaga kondusifitas keadaan


ruangan agar praktikum berjalan dengan aman dan lancer. Serta, menjaga kebersihan alat
dan ketelitian dalam melakukan praktikum agar mendapatkan hasil yang maksimal sesuai
dengan prosedur yang ada. Kita juga harus jeli dalam melakukan perhitungan dan harus
memperhatikan larutan pereaktannya. Agar hasil perhitungan dan hasil praktikum sama.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Kimia Dasar, 2015.Buku Kerja Praktek Mahasiswa Kimia Dasar. Politeknik Negeri
Jember
file:///F:/MATA%20KULIAH/KIMIA%20DASAR/P.%20NETRALISASI/Pengertian%20Asam,%2
0Basa%20dan%20Garam%20-%20Klikbelajar.com.htm
file:///F:/MATA%20KULIAH/KIMIA%20DASAR/P.%20NETRALISASI/Titrasi%20Asam%20Bas
a%20%28netralisasi%29%20_%20Bisa%20Kimia.htm
https://www.academia.edu/9031531/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_TITRASI_ASAM_BASA

http://bajilfarmasiumi.blogspot.co.id/2011/10/netralisasi.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai