Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Luh Utami
Endang Sri Midiawati
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan
kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “ Activity
Based Coasting System”
Makalah ini disusun guna memenuhi kelengkapan tugas mata kuliah
Akuntansi Manajemen. Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. H. Akram,SE, Msi., CMA selaku Dosen Mata Kuliah Pengantar
Akuntansi, dan
2. Teman-teman Kelas Reguler Magister Akuntansi Akuntansi angkatan 2016
Kami berharap dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat
memberikan informasi dan ilmu pengetahuan kepada pembaca dan berbagai pihak
yang membutuhkan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, kritik ataupun
masukan yang membangun demi kesempurnaan pembuatan makalah ini untuk
masa yang akan datang dan lebih bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Kelompok II
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 KONSEP ACTIVITY BASED COASTING
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk dapat mencapai produk yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
pelanggan perusahaan harus mampu hanya menghasilkan produk yang sesuai
dengan keinginan pelanggan.Untuk menwujudkan perlu satu filosopi menghilangkan
pemborosan. Selain itu, usaha untuk menghasilkan produk yang bermutu hanya
dapat dicapai bila proses bermutu dapat dicapai. Perbaikan- perbaikan yang dapat
dilakukan penghematan diberbagai bidang hanya dapat dilakukan dalam suatu
proses yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan.
1
menggunakan pemicu biaya aktual untuk masing – masing aktivitas, sehingga dapat
menentukan biaya dengan tepat ke produk.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep Activity Based Costing
2. Untuk mengetahui manfaat, kelebihan dan kekurangan dari Activity Based
Costing
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Ray H. Garrison
3
(aktivitas) dalam suatu organisasi yang berlaku sebagai pemacu biaya.
Biaya overhead kemudian dialokasikan ke produk dan jasa dengan dasar
jumlah dari kejadian atau transaksi produk atau jasa yang dihasilkan tersebut.
3. Douglas T. Hicks
4. L. Gayle Rayburn
4
Konsep tentang ABC System berubah sesuai dengan perkembangan
implementasi ABC System itu sendiri. Pada awal perkembangannya,
ABC System dipakai sebagai alat untuk memperbaiki akurasi perhitungan biaya
produk, namun perkembangannya terkini, ABC System telah berkembang
sedemikian rupa sehingga menjadi ”cara baru dalam menjalankan bisnis”. Tabel 1.
menggambarkan mitos dan realitas tentang ABC System dalam perkembangannya.
MITOS REALITAS
5
diselenggarakan secara hasilnya jika diselesaikan dengan
manual teknologi infornasi.
6
sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Sumber daya dibebankan ke
aktivitas, kemudian aktivitas dibebankan ke objek biaya berdasarkan
penggunaannya. Jika dikaitkan dengan penentuan harga pokok per unit, maka
dengan metode ABC akan dihasilkan perhitungan yang lebih akurat, karena metode
ini dapat mengidentifikasi secara teliti aktivitas- aktivitas yang dilakukan oleh
manusia, mesin dan peralatan dalam menghasilkan produk barang atau jasa.
7
5. Objek Biaya ( Cost Objects), adalah tempat biaya dimana biaya atau aktivitas
diakumulasikan atau diukur, objek ini biasanya digunakan untuk menelusuri
biaya dan menentukan seberapa obyektif biaya tersebut dapat digunakan.
Obyek biaya dapat berupa pelanggan, produk, jasa layanan, kontrak, proyek,
atau unit kerja lain yang memerlukan pengukuran biaya tersendiri.
1. Tahap I
Tahap utama dan pertama dalam menerapkan Activity Based Costing (ABC)
adalah mengidentifikasikan aktivitas yang menjadi dasar dalam sistem
tersebut.Tahapan ini mungkin agak sulit dilakukan, karena memakan waktu dan
membutuhkan pertimbangan yang sukup rumit. Prosedur umum yang dilakukan
pada tahap ini, dengan melakukan wawancara terhadap semua orang yang terlibat
atau setingkat supervisi atau semua manajer yang menimbulkan overhead dan
meminta mereka untuk menggambarkan aktivitas utama yang mereka lakukan,
biasanya akan diperoleh catatan aktivitas yang cukup beragam dan rumit.
Analisis aktivitas meliputi pengumpulan data dari dokumen dan catatan yang
ada, dan penelitian/survei dengan menggunakan daftar pertanyaan, observasi, dan
wawancara secara terus-menerus terhadap orang-orang kunci. Anggota tim proyek
ABC biasanya menanyakan hal-hal ini kepada karyawan atau manajer kunci :
8
Di dalam sistem absorbsi biaya yang tradisional, biaya yang belum terpakai
atau idle, kapasitas dibebani utnuk produk. Jika tingkat aktivitas budget menurun,
maka tingkat overhead dan biaya produk per unit akan meningkat karena
meningkatnya kapasitas yang menganggur merata ke semua basis yang lebih kecil.
Sebaliknya, di dalam sistem ABC, produk hanya dibebani biaya-biaya sebesar
kapasitas yang digunakan, dan bukan dibebankan kepada kapasitas yang tidak
digunakan.
Lima tingkatan aktivitas dalam Activity Based Coasting (ABC) antara lain :
Dilakukan oleh setiap unit produksi. Biaya aktivitas unit bersifat proporsional
dengan jumlah unit yang diproduksi, contoh: Contoh aktivitas berlevel unit
(berdasarkan volume atau unit) adalah pemakaian bahan, pemakaian jam kerja
langsung, memasukkan komponen, inspeksi setiap unit, dan aktivitas
menjalankan mesin,biaya pekerja untuk operator peralatan produksi, ini menjadi
aktivitas tingkat unit, karena pekerja tersebut cenderung dikonsumsi secara
proporsional dengan jumlah unit produksi.
Dilakukan setiap batch yang diproses, tanpa memperhatikan jumlah unit yang
terdapat dalam batch tersebut, contoh: membuat pesana pelanggan, penataan
peralatan, pengaturan pengiriman pesanan pelanggan, setup, mesin, pembelian,
penjadwalan produksi, inspeksi untuk setiap batch dan penanganan bahan. Ini
merupakan aktivitas tingkat batch. Biaya tingkat batch lebih tergantung pada
jumlah batch yang dihasilkan, bukan pada jumlah unit yang diproduksi, jumlah
unit yang dijual atau ukuran lainnya.
9
3. Aktivitas tingkat produk
Aktivitas ini berkaitan dengan produk yang spesifik dan umumnya dikerjakan
tanpa memperhatikan berapapun unit yang diproduksi atau berapapun batch
yang dihasilkan atau dijual, contoh: biaya peracangan produk, biaya untu
mengiklankan produk, merancang produk, administrasi suku cadang, penerbitan
formulir pesanan untuk mengubah teknik rekayasa dan ekspedisi, biaya gaji staf
dan manajer produksi.
2. Tahap II
Tahap kedua dalam menerapkan Activity Based Costing (ABC) adalah sejauh
mungkin menelusuri biaya overhead secara langsung ke objek biaya, yang
10
menyebabkan timbulnya biaya, kemudian menentukan pemicu biayanya, seperti
produk, pesanan pelanggan, dan pelanggan
3. Tahap III
4. Tahap IV
11
5. Tahap V
Membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas dan
ukuran aktivitas.
Langkah berikut dalam penerapan Activity Based coasting (ABC) yaitu tarif
aktivitas diginakan untuk membebankan biaya ke produk atau pelanggan,
dengan cara mengalikan tarif pool aktivitas dengan ukuran aktivitas yang
dikonsumsi masing- masing produk atau jasa layanan.
6. Tahap VI
Menyiapkan laporan untuk manajemen
Tahap ini adalah tahap pelaporan yang disusun, Dengan menggabungkan
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead yang keproduk
atau jasa layanan berdasarkan aktivitas. Kemudian menghitung marjin produk
atau jasa, melalui laporan hasil penjualan dikurangi dengan biaya biaya yang
dibutuhkan manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan.
Beberapa perbandingan antara sistem biaya tradisional dan sistem biaya Activity-
Based Costing (ABC) yang dikemukakan oleh Amin Widjaya dalam bukunya
“Activity-Based Costing untuk manufakturing dan pemasaran”, adalah sebagai
berikut:
12
2. Sistem biaya ABC memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor waktu. Sistem
biaya tradisional terfokus pada performansi keuangan jangka pendek seperti
laba. Apabila sistem biaya tradisional digunakan untuk penentuan harga dan
profitabilitas produk, angka-angkanya tidak dapat diandalkan.
3. Sistem biaya ABC memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor waktu. Sistem
biaya ABC memerlukan masukan dari seluruh departemen persyaratan ini
mengarah ke integrasi organisasi yang lebih baik dan memberikan suatu
pandangan fungsional silang mengenai organisasi.
4. Sistem biaya ABC mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk analisis
varian dari pada sistem tradisional, karena kelompok biaya (cost pools) dan
pemacu biaya (cost driver) jauh lebih akurat dan jelas, selain itu ABC dapat
menggunakan data biaya historis pada akhir periode untuk menghilang biaya
aktual apabila kebutuhan muncul.
5. Pada sistem biaya tradisional penentuan tarif suatu produk berdasar aktivitas
level unit (bahan baku dan tenaga kerja). Sedangkan
pada ABC System pembebanan biaya overhead berdasarkan aktivitas berlevel
unit maupun non unit sehingga penentuan biaya lebih akurat karena ditelusuri
ke masing-masing produk.
Sistem biaya tradisional mengutamakan satu atau dua pemacu biaya yang berbasis
unit sebagai pembeban biaya sehingga menciptakan biaya produk yang terdistorsi.
Distorsi yang terjadi berupa subsidi silang (cross subsidy) antar produk, satu produk
mengalami kelebihan biaya (overcosting) dan produk lainnya mengalami kekurangan
biaya (undercosting). Tingkat distorsi yang terjadi tergantung pada proporsi
biaya overhead terhadap biaya produksi total. Semakin besar proporsinya, semakin
besar distorsi yang terjadi demikian juga sebaliknya. Hal inilah yang melandasi
dikembangkannya sistem biaya Activity-Based Costing.
13
menghasilkan banyak jenis produk dengan membebankan biaya overhead pabrik ke
produk-produk tersebut. Dalam aplikasi akuntansi biaya tradisional, konsep volume-
related drivers digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik ke pabrik,
sehingga beban biaya produk yang dihasilkan dari cara pembebanan ini menjadi
tidak akurat. Pada sistem ABC menawarkan dasar pembebanan yang lebih
bervariasi, seperti batch-related drivers, product sustaining drivers dan facility
sustaining drivers untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada berbagai jenis
produk yan dihasilkan oleh perusahaan . Dengan berbagai drivers yang sesuai
dengan jenis produk yang dihasilkan maka akuntansi biaya dapat menghasilkan
informasi beban biaya produk yang akurat, sehingga hal ini akan memudahkan pihak
manajemen dalam proses pengambilan keputusan tentang harga jual dan dalam
melakukan analisis profitabilitas setiap jenis produk.
14
sistem biaya tradisional. Sistem ABC merupakan suatu sistem yang baru sehingga
konsepnya masih dan terus berkembang, sehingga ada berbagai definisi yang
menjelaskan tentang sistem biaya ABC itu sendiri.
Meskipun secara teoritis dapat diketahui bahwa ABC System memberikan banyak
manfaat bagi perusahaan, namun tidak semua perusahaan dapat menerapkan
sistem ini. Ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi oleh perusahan yang akan
menerapkan ABC System, yaitu :
15
5. Meningkatkan kemampuan manajemen dalam menyusun cashflow
perusahaan dengan memisahkan biaya ke dalam Cost Pooling Activity.
Activity Based Costing System timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen
akan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam
berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk. Kebutuhan akan informasi biaya yang
akurat tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
Beberapa keunggulan dari sistem biaya Activity Based Costing (ABC) dalam
penentuan biaya produksi adalah sebagai berikut :
d. Sistem biaya ABC memfokuskan perhatian pada sifat riil dari perilaku biaya
dan membantu dalam mengurangi biaya dan mengidentifikasi aktivitas yang
tidak menambah nilai terhadap produk.
16
banyak dari pemacu biaya tersebut adalah berbasis transaksi (transaction-
based) dari pada berbasis volume produk.
f. Sistem biaya ABC memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan dari
biaya produk variabel jangka panjang (long run variabel product cost) yang
relevan terhadap pengambilan keputusan yang strategik.
Suatu temuan yang konsisten dari buku akuntansi biaya tradisional adalah
ketidaktepatan dalam menggunakan informasi biaya untuk menjalankan suatu pabrik
manufakturing. Hal ini berbeda dengan sistem biaya ABC yang memberikan
informasi biaya yang lebih akurat. Sistem biaya ABC menelusuri biaya produksi tidak
langsung ke unit, batch, lintasan produk, dan seluruh fasilitas berdasarkan aktivitas
tiap level. Metode penentuan biaya ini menghasilkan biaya akhir produk yang lebih
akurat dan lebih realistis.
Disamping terdapat kelebihan ABC juga memiliki beberapa kelemahan yang pada
umumnya cenderung dihadapi manajemen, yaitu :
17
3) Mudahnya data Activity Based Coasting disalah artikan dan digunakan secara
hati- hati, ketika penga,mbilan keputusan. Biaya yang akan dibebankan ke
produk, pelanggan dan obyek lainnya hanya dilakukan bilamana secara
potensial relevan. Sebelum mengambil keputusan yang signifikan dengan
menggunakan Activity Based Coasting, para pengambil keputusan harus dapat
mengidentifikasikan biaya mana yang betul betul relevan dengan keputusan saat
itu.
4) Bentuk laporan kurang sesuai.
Umumnya laporan yang disusun dengan menggunakan Activity Based Coasting
tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Konsekuensi
perusahaan yang menerapkan Activity Based Coasting, harus menyusun
laporan biaya yang berlainan satu untuk internal dan satu lagi untuk pelaporan
external, hal itu membutuhkan waktu biaya tambahan.
Para manajemen puncak akan setuju untuk menerapkan suatu sistem yang
baru dilingkungan organisasi mereka, jika mereka percaya bahwa mereka
akan memperoleh manfaat lebih, jika dibandingkan dengan sitem yang lama.
Manfaat yang diperoleh dalam penerapan Activity Based Coasting ( ABC ),
antara lain:
1) Memberi kemudahan dalam pengambilan keputusan
Activity Based Coasting (ABC) menyediakan informasi biaya yang
berhubungan dengan berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk atauu
jasa layanan, bagi manajemen akan memperoleh kemudahan dalam
mendapat informasi yang relevan dalam pengambilan keputusanyang
akan diambil dalam aktivitas perusahaan secara menyeluruh. Contoh:
Jika manajemen mempertimbangkan untuk melakukan perbaikan fasilitas
produk atau jasa layanan, Activity Based Coasting (ABC) akan cepat
menyediakan informasi biaya yang berhubungandengan aktivitas batch,
sehingga memungkinkan manajemen mempertimbangkan akibat atau
dampak keputusan yang diambil terhadap konsumsi sumber daya yang
ada dalam perusahaan.
2) Memperbaiki kualitas pengambilan keputusan
18
Para manajemen puncak yang telah menerapkan Activity Based
Coasting ( ABC), percaya bahwa semakin akurat perhitungan biaya atau
layanan yang digunakan Activity Based Coasting ( ABC ), akan
mengurangi kemungkinan kesalahan dalam pengambilan keputusan.
3) Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan secara terus- menerus.
Banyak perusahaan berusaha untuk mengurangi biaya, guna
menawarkan produk atau jasa yang beranekaragam yang diinginkan oleh
pelanggan. Tetapi untuk menghasilkan produk atau jasa layanan yang
beraneka akan meningkatkan biaya. Dengan menggunakan Activity
Based Coasting (ABC), biaya yang dikeluarkan akan terlihat dengan jelas
pada setiap aktivitas, dimana biaya yang tidak mempunyai nilai tambah
bagi pelanggan akan dieliminasi lebih cepat.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ABC system adalah system analisis biaya, system informasi biaya untuk segala
macam organisasi, system mencakup seluruh biaya, system berfokus ke
pengurangan biaya, dan system menyediakan informasi bagi seluruh personil
organisasi.
20
DAFTAR PUSTAKA
Bustami Bastian & Nurlela. 2009. Akuntansi Biaya Melalui Pendekatan Manajerial,
Jakarta: Mitra Wacana Media
Eti Rochaety dan Ratih Tresnati. 2005 Kamus Istilah Ekonomi, Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Hansen & Mowen. 2006. Management Accounting, Jakarta: Salemba Empat, Buku
Satu
http://d-ekatnadi.blogspot.com/2010/11/makalah-paper-activity-based-costing.html
21