Posisi dan Pelekatan (latch on) menyusui mungkin bagi sebagian orang dianggap hal yang
mudah, sederhana, dan tidak perlu dipelajari. Beberapa tahun lalu ketika kampanye mengenai
ASI dan Menyusui belum terdengar gaungnya di Indonesia, istilah Posisi dan Pelekatan
(latch on) terdengar asing/aneh dan cara menyusui secara umum diajarkan turun temurun
(dari Ibu/ Ibu mertua/ keluarga terdekat yang sudah berpengalaman melahirkan dan mengurus
bayi).
Sebenarnya seberapa penting para Mama mengetahui dan mempelajari mengenai Posisi dan
Pelekatan (latch on) menyusui? Dalam tulisan saya kali ini, saya akan membahasnya. Hal ini
merupakan kompilasi dari berbagai sumber, para Mama yang pernah saya dampingi, dan juga
pengalaman pribadimenyusui 2 anak laki-laki saya.
Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, tulisan saya kali ini fokusnya pada
prinsip dasar menyusui yang pertama. Para Mama dan calon Mama perlu
mendapatkan kesempatan mempelajari teknik-teknik menyusui sehingga pada saatnya
(pasca melahirkan), Mama dapat memilih yang mana yang terbaik/paling nyaman
untuk bayi dan Mama.
Kalau Mama tidak memiliki kesempatan belajar mengenai hal ini sebelum melahirkan
dan pasca melahirkan Mama mengalami kesulitan dalam menyusui, tidak perlu
sungkan meminta bantuan kepada kelompok-kelompok pendukung ASI, para
Konselor Laktasi dll. Dalam pengalaman saya membantu para Mama mempelajari
teknik menyusui, saya menggunakan alat bantu berupa boneka dan breast model
selain menggunakan video and flip chart.
*Sumber: dokumen pribadi saat sesi konseling menyusui. Seorang Ibu yang
mengalami kesulitan dalam posisi dan pelekatan saat bayinya berusia 1,5 bulan.
Para Mama perlu mengetahui bahwa menyusui tidak menyakitkan baik bagi bayi
maupun Mama. Mama juga perlu didukung agar percaya diri untuk mencari posisi
menyusui yang nyaman dan proses belajar menyusui ini akan membuat Mama lebih
mengenal bayinya.
Dua pertanyaan utama untuk menilai posisi dan pelekatan (latch on) adalah:
Apabila bayi mendapatkan ASI dengan baik, tanda-tanda kecukupan ASI-nya terpenuhi dan
Mama tidak merasakan nyeri maka posisi dan pelekatan (latch on) baik/tepat. Agar bayi
mendapatkan ASI dari payudara Mama maka bayi harus melekat/latch on. Kata “latch”
sendiri mendeskripsikan cara bayi memasukkan payudara Mama ke dalam mulutnya. Makin
baik bayi melekat maka bayi akan makin mudah mendapatkan ASI Mama dan Mama juga
akan terhindar dari nyeri pada puting dan payudara secara umum.
Untuk beberapa posisi menyusui yang akan dibahas berikutnya, beberapa Mama perlu
menopang payudara Mama dengan tangan, terutama bagi Mama yang memiliki ukuran
payudara besar. Yang perlu diperhatikan adalah jangan menopang/memegang payudara
terlalu dekat dengan puting, usahakan menopang payudara di luar areola (area gelap sekitar
puting). Bentuklah jari tangan Mama denganbentukhuruf C / U, tidak disarankan menopang
dengan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) berbentuk gunting karena akan menghambat
aliran ASI dan menghalangi bayi menyusu dengan nyaman. Setelah beberapa saat payudara
Mama ditopang (denganbentukhuruf C / U) dan dirasakan bayi sudah menyusu dengan
nyaman maka Mama dapat mencoba melepaskan topangan pada payudara supaya Mama juga
dapat menyusui lebih santai dan nyaman.
Bagaimanakah pelekatan/latch on yang baik?
Ada 4 kriterianya, yaitu:
Sila perhatikan gambar di bawah ini yang merupakan salah satu contoh pelekatan yang baik.
Sementara gambar di bawah ini adalah tahapan bayi melekat pada payudara Mama (yang
perlu saya tekankan adalah pastikan mulut bayi terbuka lebar sebelum melekat pada payudara
Mama).
Apabila ketika bayi sudah melekat pada payudara Mama dan Mama/bayi/Mama &bayi tidak
merasa nyaman maka Mama dapat melepaskan isapan bayi dengan menekan-menarik ke
bawah dengan pelan dagu bayi / masukkan sedikit kelingking Mama ke ujung bibir bayi.
Setelah bayi melepas payudara Mama, proses pelekatan dapat diulang kembali.
Sementara untuk posisi menyusui, ada beberapa panduan untuk para Mama sebagai berikut:
Sebelum Mama mulai menyusui, siapkan barang-barang yang dapat mendukung Mama
misalnya kursi yang nyaman (bila Mama tidak menyusui di kasur), bantal, guling, penyangga
kaki, dll. Di bawah ini adalah contoh gambar seorang Mama yang menyusui di kursi yang
nyaman. Tangan Mama dan bayi ditopang dengan bantal.
Selanjutnya akan saya uraikan dengan singkat beberapa posisi menyusui yang umumnya
dipilih para Mama.
1. Cradle Position
Posisi ini umum digunakan setelah beberapa minggu kelahiran bayi. Posisi ini
memberikan Mama keleluasaan mengontrol posisi badan Mama dan bayi.
2. Cross-cradle position
3. Clutch/Football position
Posisi ini bisa dipilih Mama yang melahirkan melalui SC (Section Cesaria) karena
posisi ini dapat menjaga agar bayi tidak terlalu dekat dengan luka/jahitan SC.
4. Side-lying position
Posisi ini sering digunakan terutama saat menyusui malam hari atau saat Mama lelah
dan ingin beristirahat.
Apapun posisi yang dipilih Mama dan bayi, tidak ada jawaban benar dan salah. Yang utama,
dua pertanyaan utama yang sudah saya kemukakan di atas yaitu: Apakah bayi menyusu
dengan efektif dan Apakah bayi dan Mama merasa nyaman? Keduanya jawabannya: Ya.
Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi para Mama, calon Mama, dan para tim pendukung
suksesnya ASI. :)
https://theurbanmama.com/articles/posisi-dan-pelekatan-latch-on-menyusui.html