Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN PERBEDAAN PENDAPATAN USAHA

TERNAK AYAM RAS PEDAGING PADA POLA DAN SKALA USAHA


TERNAK YANG BERBEDA DI KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI
TENGGARA

Bahari, D. I.*, Z. Fanani**, B. A. Nugroho**


* Bagian Program Magister Ilmu Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
** Bagian Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik struktur biaya usaha ternak
ayam ras pedaging dan perbedaan tingkat pendapatan peternak antara pola usaha dan
skala yang berbeda. Penelitian dilakukan di Kota Kendari sulawesi tenggara pada
September-November 2011. Enam puluh tiga responden yang ditentukan dengan
metode sensus pada populasi peternak. Data penelitian diestimasi dengan (1) analisis
deskriptif dengan tambahan data kuantitatif sederhana seperti tabel distribusi frekuensi,
(2) tingkat pendapatan peternak dengan metode R/C ratio, (3) Uji-t Berbeda Mean.
Hasil analisis menunjukkan besar kecilnya skala menentukan tingkat biaya usaha
ternak. Skala yang lebih besar akan membutuhkan tingkat biaya produksi yang lebih
besar yang besar pula, namun dapat menurunkan biaya per satuan output produksi.
Secara keseluruhan tingkat R/C ratio peternak lebih dari 1 dengan rata-rata 1,14 namun
tingkat R/C ratio pada pola usaha mandiri lebih tinggi dari pola usaha kemitraan.
Tingkat pendapatan peternak pola usaha kemitraan sama dengan tingkat pendapatan
peternak pola usaha mandiri pada usaha ternak ayam ras pedaging di Kota Kendari,
namun baik pada pola usaha kemitraan dan pola usaha mandiri tingkat pendapatan
peternak skala besar lebih tinggi daripada tingkat pendapatan peternak skala kecil pada
usaha ternak ayam ras pedaging di Kota Kendari.

Kata kunci : Karakteristik Struktur Biaya, Tingkat Pendapatan, Pola Usaha


Kemitraan dan Mandiri

COST OF BROILER FARMS CHARATERISTIC AND INCOME


DIFFERENCES ANALYSIS OF BROILER FARM DIFFERENT OF PATTERN
AND SCALE FARM IN KOTA KENDARI SOUTH-EAST SULAWESI
PROVINCE

ABSTRACT

This research was aimed to analyze the cost of broiler farms charateristic and
difference of income rate between pattern of farm and farm scale. Research were
located in Kota Kendari Southeast Sulawesi while September to November 2011. Sixty

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1: 35-46, 2012 35


three respondents were determined with census method in farmer population. Research
data was estimated by : (1) discriptive analysis with additional quantitative data as
simple as a frequency distribution table, (2) income rate of farmers with the R / C
Ratio, (3) independet sample t-test. The result showed that size of scale determine cost
of broiler farms amount. Large scale would require more amount of production cost,
but it could reduce cost per unit of production output. Overall, The overall rate of R/C
ratio was more than 1 with an average of 1.14 but the independent farming rate of R/C
ratio was higher than partnerships farming. Income rate of partnership farming was
equal with income rate of independent farming, but both of partnerships farming and
independent farming, the income rate of large-scale farmer was higher than income
rate of small-scale farmer in broiler farm Kota Kendari.

Keywords : Cost of Broiler Farms Charateristic, Income Rate, Partnership And


Independent Pattern of Farm.

PENDAHULUAN kegiatan on-farm dan peternak untuk


Kontribusi PDB terbesar berasal mengembangkan produksinya.
dari komoditas daging unggas yaitu Permasalahan utama dalam
sebesar 64% yang didominasi oleh usaha ternak ayam ras pedaging yang
ayam ras pedaging sebesar 75% dari dilakukan oleh peternakan rakyat
total daging unggas. Subsektor adalah skala yang relatif kecil, sehingga
peternakan merupakan subsektor yang pendapatan layak sulit dicapai. Disisi
memiliki tingkat multiplier effect lain, sebagian besar peternak sangat
sebesar 7,23 untuk output bruto rentan terhadap gejolak perubahan
Indonesia dan 1,79 untuk pendapatan harga. Pada saat harga output turun,
rumah tangga (Ilham, 2007). Usaha biaya input produksi tidak otomatis
ternak ayam ras pedaging selain turun, sehingga pendapatan peternak
sebagai penyedia protein hewani juga rendah ataupun bahkan merugi maka
merupakan pertumbuhan ekonomi baru resiko usaha usaha ternak ayam ras
sebagai sumber mata pencaharian pedaging itu sangatlah besar (Deptan,
masyarakat masyarakat di seluruh 2005). Padahal, salah satu tolok ukur
indonesia dan tidak terkecuali pada keberhasilan dari usaha ternak ternak
Kota Kendari yang merupakan salah ayam ras pedaging secara mikro adalah
satu daerah potensial pemasaran hasil dengan melihat tingkat pendapatan
produksi ayam ras pedaging. Kondisi yang diterima peternak. Analisis
potensial tersebut disebabkan pendapatan ini mempunyai kegunaan
karakteristik perekonomian Kota yaitu selain dapat mengukur apakah
Kendari yang lebih didominasi oleh kegiatan usaha peternak pada saat ini
sektor perdagangan, hotel dan restoran berhasil atau tidak juga dapat serta
(BPS, 2010). Dengan begitu, terdapat dapat memberikan gambaran untuk
permintaan yang tinggi akan pasokan perencanaan dan tindakan lebih lanjut
produk ayam ras pedaging, maka dari pendapatan saat ini.
merupakan peluang bagi masyarakat Dalam menghadapi kondisi
Kota Kendari untuk ikut dalam tersebut maka terdapat pilihan usaha

36 Analisis struktur biaya dan perbedaanpendapatan usaha …........……. Bahari, dkk.


ternak yakni melalui bentuk pola usaha Penelitian ini menggunakan data primer
kemitraan. Manajemen pemeliharaan berupa data cross-section.
pola usaha ini mengikuti prosedur Pengumpulan data primer dilakukan
dalam hal kontrak produksi dan kontrak secara survey ke masing-masing
pemasaran yang berlaku. Dalam peternak melalui wawancara langsung
pelaksanaannya terdapat perbedaan dengan menggunakan daftar pertanyaan
antara pola usaha mandiri dan (questioner). Responden ditentukan
kemitraan yang akan berpengaruh pada secara sensus yaitu semua peternak
perbedaan tingkat pendapatan usaha ayam ras pedaging (populasi peternak)
ternak dalam hal manajemen produksi yang berada di wilayah Kota Kendari
yakni pada jenis dan jumlah faktor Provinsi Sulawesi Tenggara yang
produksi, standarisasi pemeliharaan berjumlah 63 peternak.
serta manajemen pemasaran dalam hal Analisis data primer dilakukan
harga jual dan satuan produk. dengan metode analisis deskriptif
Sebagaimana peternak merupakan dengan pada tabel distribusi struktur
seseorang yang memegang keputusan biaya usaha ternak, dan untuk analisis
dalam mengusahakan usaha ternaknya pendapatan dan uji beda dilakukan
akan memilih pola usaha ternak sesuai dengan analisis sebagai berikut :
dengan tujuan dan kemampuan
peternak dalam mengelola usaha 1.Analisis Pendapatan
ternak. Untuk menganalisis pendapatan,
Variasi Skala ternak ayam ras peternak dibedakan antara pola usaha
pedaging di Kota Kendari begitu besar, ternaknya dan skalanya yakni skala
kemudian pengembangan usaha ternak besar dan skala kecil yang berdasar
ayam ras pedaging dan usaha ternak rata-rata skala pada tiap pola usaha
lainnya sudah lama diperhadapkan pada ternak. Skala kecil merupakan peternak
pilihan terhadap ukuran/skala yang dengan skala dibawah rata-rata dan
mencapai tingkat pendapatan yang skala besar merupakan peternak dengan
layak, namun situasi ini akan skala diatas rata-rata. Rata-rata skala
berdampak pada biaya produksi yang pola usaha kemitraan yaitu 2.375 ekor
dihadapinya. Untuk itu maka penelitian dan rata-rata skala pola usaha mandiri
ini bertujuan memberikan yaitu 980 ekor. Berdasarkan kriteria
pertimbangan kepada peternak dalam tersebut maka peternak dibedakan
pemilihan pola usaha ternak dan tingkat dalam 4 kelompok yaitu strata skala
skala yang mampu memberikan kecil peternak mandiri yaitu strata skala
pendapatan yang tinggi maka perlunya < 980 ekor, strata skala besar peternak
dilakukan analisis pada karakteristik mandiri yakni skala > 980 ekor, strata
struktur biaya usaha ternak dan skala kecil peternak plasma yakni strata
perbedaan tingkat pendapatan peternak skala < 2.375 ekor serta strata skala
antara pola usaha dan skala yang besar peternak plasma yakni >2.375
berbeda. ekor.
Analisis pendapatan usaha
METODE PENELITIAN ternak ternak dilakukan dengan metode
Penelitian ini dilakukan pada analisis yang dikemukakan oleh
bulan September - November 2011.

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1: 35-46, 2012 37


Soekartawi (1993) yaitu sebagai berikut Analisis perbedaan tingkat
: pendapatan usahaternak ayam ras
pedaging pola usaha kemitraan dan
Pd = TR – TC mandiri pada skala yang berbeda
digunakan Uji-t Berbeda Mean
dimana : (Djarwanto dan Subagyo, 1998)
Pd = pendapatan usahaternak sebagai berikut :
TR = total penerimaan t hitung =
TC = total biaya ( ) ( )

Return/Cost (R/C) ratio adalah


merupakan perbandingan antara total Keterangan :
penerimaan dengan total biaya dengan X1 = rata-rata dari populasi peternak 1
rumusan sebagai berikut (Soekartawi, X2 = rata-rata dari populasi peternak 2
1993) : S1 = Standar Deviasi dari populasi
a = R/C peternak 1
R = Py x Y S2 = Standar Deviasi dari populasi
C = FC + VC peternak 2
a = Py x Y / (FC+VC) n1 = populasi peternak 1
n2 = populasi peternak 2
keterangan : Peternak 1 = peternak plasma ;
a = R / C ratio peternak skala besar
R = penerimaan Peternak 2 = peternak mandiri ;
(revenue) peternak skala kecil
C = biaya (cost)
Py = harga output Kriteria pengambilan
Y = output keputusannya adalah: apabila t hitung > t
FC = biaya tetap
tabel atau ―(t hitung) < ―(t tabel)
(fixed cost) maka berarti tingkat pendapatan
VC = biaya peternak 1 berbeda nyata secara
variable (variable statistik terhadap peternak 2 (μ1 ≠ μ2),
cost dan sebaliknya apabila ―(t tabel) ≤
thitung ≤ ttabel maka tingkat pendapatan
Kriteria keputusan: peternak 1 tidak berbeda nyata secara
R / C > 1, usahaternak untung statistik terhadap peternak 2 (μ1 =
R / C < 1, usahaternak rugi μ2).
R / C = 1, usahaternak impas (tidak
untung/tidak rugi)

Dari hasil tersebut dapat dikatakan


bahwa semakin besar R/C ratio maka
akan semakin besar pula keuntungan
yang diperoleh peternak.

2. Analisis uji beda pendapatan

38 Analisis struktur biaya dan perbedaanpendapatan usaha …........……. Bahari, dkk.


HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel
Struktur Biaya Usaha Ternak

Tabel 1. Biaya Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging Di Kota Kendari Pada Pola Usaha
Ternak Dan Strata Yang Berbeda Dalam Satu Periode.

Mandiri Plasma
No Jenis Biaya Skala Skala Skala Skala
(%) (%) (%) (%)
Kecil Besar Kecil Besar
Biaya Variabel
1 Bibit DOC 2.815.294 29.93 10.895.385 30.37 10.363.750 32.67 15.541.176 28.33
2 Pakan 5.899.412 62.71 22.930.385 63.92 19.308.313 60.86 36.456.471 66.45
3 Vaksin 50.206 0.53 138.077 0.38 140.063 0.44 193.412 0.35
4 Obat 60.676 0.64 216.000 0.60 173.781 0.55 253.235 0.46
5 Vitamin 58.176 0.62 136.231 0.38 166.594 0.53 261.579 0.48
Bahan Bakar
6 32.221 0.34 263.436 0.73 354.281 1.12 519.324 0.95
Brooder
7 Listrik 78.824 0.84 77.308 0.22 81.563 0.26 87.059 0.16
Nilai Tenaga
8 204.706 2.18 546.154 1.52 467.500 1.47 670.588 1.22
kerja

Biaya Tetap
Penyusutan
9 125.959 1.34 420.240 1.17 355.651 1.12 430.545 0.78
Kandang
Biaya
Penyusutan
Tempat
10 21.582 0.23 96.952 0.27 130.114 0.41 217.127 0.40
Pakan,
Minum dan
Peralatan
Pemeliharaan
11 60.294 0.64 153.846 0.43 184.375 0.58 232.353 0.42
Kandang

Total Biaya Usaha


9.407.350 35.874.013 31.725.983 54.862.868
Ternak
Biaya Per Ekor 25504 22741 18057 20230
Biaya Per
17.434 16.894 15.997 14.719
Kilogram
Sumber : Data terolah (2011)

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1: 35-46, 2012 39


Berdasarkan Tabel 1. tersebut yang diusahakan pada kedua pola
dapat diketahui bahwa baik peternak usaha ternak tersebut. Rata-rata skala
pola usaha kemitraan dan pola usaha pola usaha kemitraan yaitu 2.375 ekor
mandiri memiliki persentase biaya dan rata-rata skala pola usaha mandiri
pakan dari total biaya usaha ternak yaitu 980 ekor. Dengan rincian setiap
yang berkisar antara 60-70 persen. strata yakni pada pola usaha mandiri
Besarnya persentase biaya pakan rata-rata skala kecilnya sebesar 424
tersebut terhadap total biaya usaha ekor dan skala besarnya 1707 ekor.
ternak di kota kendari sesuai dengan Sedangkan pada pola usaha kemitraan
yang dikemukakan oleh Fadhilah rata-rata skala kecilnya sebesar 1869
(2004) yakni biaya untuk pembelian ekor dan skala besarnya 2.852 ekor.
pakan dalam usaha ayam broiler yakni Dengan begitu, secara rata-rata biaya
60-70 persen dari modal. Adapun peternak plasma akan lebih besar dari
persentase biaya pakan pada peternak peternak mandiri.
plasma skala besar merupakan Pada pembandingan biaya per
persentase pakan terbesar jika ekor pada Tabel 1. terlihat bahwa biaya
dibandingkan dengan strata lain per ekor pada pola usaha kemitraan
disebabkan oleh peternak plasma skala lebih kecil dari biaya pada pola usaha
besar mendapatkan harga pakan yang ternak mandiri yang diindikasikan
lebih mahal jika dibandingkan dengan adanya tingkat penggunaan pakan yang
peternak pada strata lainnya. lebih besar pada peternak pola usaha
Untuk persentase biaya bibit mandiri jika dibandingkan pada pola
hampir tidak terlalu berbeda jauh antar usaha kemitraan, hal ini dapat dilihat
strata yakni berkisar 30 persen. dari umur panen yakni pada pola usaha
Persentase tertinggi untuk biaya DOC mandiri rata-rata umur panennya
sebesar 32,67 pada strata pola usaha selama 29 hari dan pola usaha
ternak plasma skala kecil. Besarnya kemitraan selama 26 hari dan dengan
persentase biaya DOC pada strata perbedaan rata-rata umur panen
tersebut disebabkan disebabkan tersebut juga menyebabkan terdapat
kecilnya persentase biaya pakan. perbedaan biaya per ekor antara skala
Besarnya biaya pakan akan dalam masing-masing pola usaha
mempengaruhi persentase biaya ternak. Pada pola usaha mandiri, skala
variabel dan biaya tetap lainnya, yakni kecil umur panennya selama 30 hari
semakin besar biaya pakan dapat dan skala besar umur panennya 29 hari.
meningkatkan persentase biaya pakan Adapun pada pola usaha kemitraan,
dan menurunkan persentase biaya yang skala kecil umur panennya selama 25
lain. Adapun biaya selain biaya pakan hari dan skala besar umur panennya 28
dan biaya DOC hanya mempunyai hari.
persentase dibawah 2,5 persen saja. Pada pembandingan biaya per
Biaya usaha ternak pola usaha kilogramnya pada Tabel 1. terlihat
kemitraan dengan rata-rata 43.769.686 bahwa biaya pada pola usaha kemitraan
lebih besar dibanding biaya usaha lebih kecil dari biaya pada pola usaha
ternak pola usaha mandiri dengan rata- ternak mandiri dan semakin besar skala
rata 20.972.237 yang merupakan akibat usaha maka biaya per kilogramnya
perbedaan dari besarnya jumlah ternak semakin kecil. Biaya usaha ternak per

40 Analisis struktur biaya dan perbedaanpendapatan usaha …........……. Bahari, dkk.


kilogramnya yang semakin kecil usaha mandiri dan pola usaha
merupakan konsekuensi dari pemilihan kemitraan akan menghasilkan
skala usaha ternak. Skala usaha ternak penerimaan yang lebih besar. Selain itu,
yang diusahakan di Kota kendari belum secara rata-rata pola usaha kemitraan
secara rata-rata belum mencapai skala menunjukkan penerimaan yang lebih
ekonomisnya sehingga biaya akan terus besar yakni Rp.47.865.015 jika
menurun hingga mencapai skala usaha dibandingkan dengan pola mandiri
ekonomis tersebut. Adapun skala sekitar Rp.24.910.066. Adapun
ekonomis itu sendiri menurut Salvatore perbedaan penerimaan antara strata
(2005) skala ekonomis merujuk pada pada Tabel 2. disebabkan oleh skala
suatu situasi dimana pertumbuhan usaha sehingga membedakan tingkat
output secara proporional lebih cepat produksi peternak dalam strata, hal ini
dibandingkan pertumbuhan input. sejalan yang dikemukakan oleh
Dengan harga input yang konstan maka Harnanto (1992) dalam Hoddi dkk
akan menyebabkan biaya per unit (2011) yang menyatakan bahwa
output akan menjadi lebih rendah. penerimaan setiap responden bervariasi
Penerimaan tergantung pada jumlah populasi
Berdasarkan Tabel 2. dapat ternak.
diketahui bahwa seiring dengan
peningkatan skala usaha baik pada polaTabel

Tabel 2. Penerimaan Usahaternak Ayam Ras Pedaging Di Kota Kendari Pada Pola
Usaha Ternak dan Strata yang Berbeda.

Mandiri Plasma
No Jenis Penerimaan Skala Skala Skala Skala
Kecil Besar Kecil Besar
1 Penerimaan Total 11.521.412 42.418.308 34.022.404 60.893.355
2 Penerimaan Per Ekor 30.766 26.692 19.271 22.312
Penerimaan Per
3 20.941 19.892 17.083 16.307
Kilogram
Sumber : Data terolah (2011)

Adapun perbedaan antara Perbedaan tersebut disebabkan karena


penerimaan per ekor dan penerimaan harga jual ayam yang diterima oleh
per kilogram antar strata merupakan peternak pola usaha mandiri
akibat dari perbedaan harga jual ayam berdasarkan harga pasar yang berlaku
yang diterima antara strata. Perbedaan sedangkan harga jual ayam yang
penerimaan per ekor pada Tabel 2. diterima oleh peternak pola usaha
antara peternak mandiri maupun pada kemitraan berdasarkan kesepakantan
peternak plasma yang disebabkan oleh dengan perusahaan inti yang secara
harga jual per ekor peternak mandiri rata-rata lebih rendah dari harga pasar,
yang lebih besar dari peternak plasma. hal ini sesuai dengan hasil penelitian

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1: 35-46, 2012 41


Sarwanto (2004). Adapun pada Rp.4.095.329 lebih tinggi daripada
peternak pola usaha mandiri skala kecil pendapatan peternak mandiri yang
menunjukkan perbedaan penerimaan sebesar Rp.3.931.163 , yang
per ekor dan penerimaan per disebabkan karena tingkat produksi
kilogramnya lebih besar dari skala peternak plasma yang lebih besar yakni
besar, perbedaan tersebut disebabkan dengan skala rata-rata 2375 ekor.
oleh harga jual per ekor ayam oleh Perbedaan pendapatan antara skala
pemasaran yang dilakukan peternak pada usaha ternak menunjukkan bahwa
skala kecil lebih fleksibel untuk semakin besar skala usaha akan
memilih tujuan pemasaran. semakin besar pula pendapatannya.
Pada peternak plasma Kemudian pada Tabel 3. tingkat
penerimaan per ekor pada peternak pendapatan peternak mandiri skala
skala kecil yang lebih besar dari kecil lebih tinggi dari tingkat
peternak skala besar, hal ini pendapatan peternak pola usaha
menunjukkan bahwa harga jual per kemitraan skala kecil serta tingkat
ekor yang diterima oleh peternak pendapatan peternak mandiri skala
plasma skala kecil lebih murah dari besar lebih tinggi dari tingkat
peternak plasma skala besar, yang pendapatan peternak pola usaha
disebabkan karena bobot ayam panen kemitraan skala besar. Perbedaan
setiap peternak, yakni semakin besar tersebut merupakan hal yang
bobot ayam panen peternak pola disebabkan penerimaan peternak
kemitraan semakin mahal hrga jual per mandiri yang besar yang sebabkan pada
kilogramnya. Adapun dalam harga jual yang diterimanya.
penerimaan per kilogramnya terdapat Peternak mandiri skala kecil
perbedaan antara peternak skala kecil menunjukkan pendapatan per ekor dan
dan peternak skala besar dikarenakan pendapatan per kilogram yang lebih
harga jual per kilogram yang diteapkan besar dari peternak dengan skala besar,
oleh perusahan inti akan semakin hal ini disebabkan perbedaan
menurun, hal ini sesuai dengan penerimaan yang disebabkan oleh
penelitian Sarwanto (2004). perbedaan harga jual per ekor ayam
yang karena fleksibilitas
Pendapatan Usaha Ternak pemasarannya.Peternak plasma skala
Secara umum keseluruhan usaha besar menunjukkan pendapatan
peternak mempunyai nilai R/C ratio per ekor dan pendapatan per kilogram
yang lebih dari 1 dengan rata-rata 1,14, yang lebih besar dari peternak dengan
maka dengan hasil analisis R/C ratio skala kecil, hal ini disebabkan
tersebut maka bahwa usaha ternak perbedaan penerimaan karena harga
ayam ras pedaging pada skala usaha jual serta bobot ayam panen peternak
ternak yang berbeda baik kemitraan plasma skala besar yang lebih besar
maupun mandiri dapat memberikan dari peternak plasma skala kecil.
pendapatan kepada peternak.
Pendapatan peternak pola usaha
kemitraan secara rata-rata sebesar Tabel

42 Analisis struktur biaya dan perbedaanpendapatan usaha …........……. Bahari, dkk.


Tabel 3. Pendapatan Usaha ternak Ayam Ras Pedaging Di Kota Kendari Pada Pola
Usaha Ternak dan Strata yang Berbeda dalam Satu Periode.

Mandiri Plasma
No Jenis Pendapatan Skala
Skala Besar Skala Kecil Skala Besar
Kecil
1 Pendapatan 2.039.061 6.405.449 2.166.734 5.910.478
Pendapatan Per 5.262 3.952 1.214 2.082
2
Ekor
Pendapatan Per 3.507 2.998 1.086 1.589
3
Kilogram
4 R/C Ratio 1.21 1.19 1.07 1.11
Sumber : Data terolah (2011)

Tabel
Pendapatan Peternak Per Tahun

Tabel 4. Pendapatan Per Tahun Usaha ternak Ayam Ras Pedaging Di Kota Kendari
Pada Pola Usaha Ternak dan Strata yang Berbeda Dalam Satu Periode.

Mandiri Plasma
No Uraian Skala Skala Skala
Skala Kecil
Besar Kecil Besar
Pendapatan Total Per
1 12.104.622 33.018.222 19.101.414 48.679.890
Tahun Tiap Kandang
Periode Per Tahun
2 5 5 8 8
Tiap Kandang
Sumber : Data terolah (2011)

Berdasarkan Tabel 4. dapat dikarenakan secara rata-rata periode


diketahui bahwa peternak plasma usaha ternak per tahun yang lebih
mempunyai pendapatan per tahun banyak dilakukan oleh peternak
untuk tiap kandangnya yang lebih besar plasma, yang dilihat pada Tabel 4.
dari peternak mandiri, hal ini Dengan interpretasi tersebut dapat

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1: 35-46, 2012 43


dilihat bahwa meskipun tingkat usaha ternak di Kota Kendari per
pendapatan peternak mandiri skala tahunnya lebih sedikit dari peternak
kecil lebih tinggi dari tingkat plasma disebabkan karena adanya
pendapatan peternak pola usaha ketidaklancaran pembayaran ayam
kemitraan skala kecil serta tingkat panen dari pedagang terhadap peternak
pendapatan peternak mandiri skala dan memilih-milih waktu yang tepat
besar lebih tinggi dari tingkat untuk beternak agar waktu panen
pendapatan peternak pola usaha mampu mendapatkan harga jual ayam
kemitraan skala besar dalam satu yang sesuai yang sesuai.
periodenya namun dalam pendapatan
per tahunnya lebih besar untuk peternak Analisis Uji Beda Tingkat Pendapatan
plasma. Salah satu kendala yang Tabel
menyebabkan peternak mandiri periode

Tabel 5. Hasil Analisis Uji Beda Antara Pola Kemitraan Dan Pola Mandiri Dan Antara
Skala Kecil Dan Skala Kecil Pada Masing-Masing Pola Usaha

TTabel Kriteria
Penilaian Uji Beda Mean THitung
(α=0,05) keputusan

Pendapatan Mandiri 3.931.163


Peternak Kota Kemitraan -0.19513 -1.99962 Terima Ho
Kendari 4.095.329

Pendapatan Pola Skala Kecil 2.039.061


-4.2019 2.0484 Tolak Ho
Usaha Mandiri Skala Besar 6.405.449

Pendapatan Pola Skala Kecil 2.166.734


-4.3173 2.0395 Tolak Ho
Usaha Kemitraan Skala Besar 5.910.478

Sumber : Data terolah (2011)


keputusan bahwa tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan antara peternak pola usaha kemitraan sama
peternak pola usaha kemitraan dan dengan tingkat keuntungan peternak
peternak mandiri yang menunjukkan pola usaha mandiri pada usaha ternak
secara nominal dari rata-ratanya ayam ras pedaging di Kota Kendari.
berbeda Hasil Uji-t Berbeda Mean pada Tingkat pendapatan sangat
Tabel 5. yang telah dilakukan yang ditentukan oleh besarnya penerimaan
ditunjukkan bahwa ―(t tabel) ≤ suatu suaha ternak dan penerimaan
thitung ≤ ttabel maka tingkat pendapatan usaha ternak sangat ditentukan oleh
peternak pola usaha kemitraan tidak jumlah produksi ayam dan harga
berbeda nyata secara statistik terhadap jualnya. Jumlah produksi ayam
peternak pola usaha mandiri (μ1 = μ2) mencerminkan skala usaha peternak
dengan begitu hal ini menghasilkan tersebut, sedangkan perbedaan

44 Analisis struktur biaya dan perbedaanpendapatan usaha …........……. Bahari, dkk.


besarnya harga jual merupakan salah Jika dilihat berdasarkan
satu cerminan dari pola usaha ternak. subsistemnya, tingkat pendapatan
Disatu sisi harga jual peternak mandiri terkait pada subsistem pemasaran,
lebih besar dari peternak plasma namun sehingga antara tingkat pendapatan
skala usaha yang diusahakan oleh akan berbeda sifat hubungan antara
peternak mandiri sebagian besar biaya per satuan output terhadap skala
dibawah 1000 ekor dengan rata-rata dalam suatu usaha ternak. Menurut
keseluruhan 980 ekor. Berbeda halnya Kusnadi , dkk (2009) yang
pada pola usaha ternak kemitraan yang mengemukakan perbedaan sifat
sebagian besar mempunyai skala usaha hubungan biaya per satuan output
yang besar yakni diatas 1000 ekor dengan skala usaha pada maing-masing
namun menerima harga jual yang lebih subsistem dari sistem agribisnis. Dalam
kecil dari peternak mandiri. Dengan subsistem pemasaran, pengolahan dan
begitu, secara rata-rata pendapatan pengadaan sprodi, skala besar lebih
antara pola usaha ternak mandiri dan efisien dari skala kecil karena sifat
pola usaha ternak kemitraan tidak hubungan biaya per satuan output
berbeda secara statistik. dengan skala usaha bersifat menurun
Meskipun menunjukkan rata- (decreasing return to scale). Dengan
rata berbeda secara nominal dan pada begitu, sebagaimana hal yang
pengujian tingkat pendapatan antara dikemukakan Kusnadi, dkk dapat
peternak pola skala besar dan peternak diketahui bahwa pendapatan sangat
skala kecil baik pada pola usaha ditentukan oleh skala usaha karena
kemitraan dan pola usaha mandiri sangat berhubungan dengan hasil
dengan Uji-t Berbeda Mean pada Tabel produksinya.
5. yang telah dilakukan yang
menunjukkan bahwa ―(t hitung) < ―(t KESIMPULAN
tabel) maka tingkat pendapatan peternak 1. Besarnya skala menentukan
skala besar berbeda nyata secara besarnya tingkat biaya usaha ternak.
statistik terhadap tingkat pendapatan Skala yang lebih besar akan
peternak skala kecil (μ1 ≠ μ2) dengan membutuhkan tingkat biaya
begitu hal ini menghasilkan keputusan produksi yang lebih besar yang
bahwa tingkat pendapatan peternak besar pula, namun dapat
skala besar berbeda dengan tingkat menurunkan biaya per satuan
pendapatan peternak skala kecil pada output produksi.
usaha ternak ayam ras pedaging di Kota 2. Secara keseluruhan tingkat R/C
Kendari, yang dimana tingkat ratio peternak lebih dari 1 dengan
pendapatan peternak skala besar lebih rata-rata 1,14 namun tingkat R/C
tinggi dibanding peternak skala kecil ratio pada pola usaha mandiri lebih
pada masing-masing pola usaha ternak. tinggi dari pola usaha kemitraan.
Dengan begitu, untuk meningkatkan 3. Tingkat pendapatan peternak pola
pendapatan baik pada peternak plasma usaha kemitraan sama dengan
maupun peternak mandiri dapat tingkat pendapatan peternak pola
dilakukan dengan peningkatan skala usaha mandiri pada usaha ternak
usaha diatas rata-rata skala pada pola ayam ras pedaging di Kota Kendari,
usaha ternak masing-masing. namun baik pada pola usaha

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1: 35-46, 2012 45


kemitraan dan pola usaha mandiri Fadilah, R. 2004. Panduan Mengelola
tingkat pendapatan peternak skala Peternakan Aam Broiler Komersial.
besar lebih tinggi daripada tingkat Agromedia Pustaka. Jakarta.
pendapatan peternak skala kecil Hoddi, A.H., M.B. Rombe dan Fahrul.
pada usaha ternak ayam ras 2011. Analisis Pendapatan
pedaging di Kota Kendari. Peternakan Sapi Potong Di
Kecamatan Tanete Rilau,
Saran Kabupaten Barru. Jurnal Agribisnis
Dalam pemilihan pola usaha ternak Vol. 10 Ed.3 September 2011 Hal.
untuk mengusahakan ternak ayam ras 98-109.
pedaging di Kota Kendari berdasarkan Ilham, N. 2007. Alternatif Kebijakan
pendapatan dalam satu periode baik pola Peningkatan Pertumbuhan Pdb
kemitraan ataupun pola usaha mandiri Subsektor Peternakan Di Indonesia.
dapat menghasilkan pendapatan dengan Analisis Kebijakan Pertanian.
tingkat yang sama. Adapun besarnya skala Desember 2007. Vol. 5 No. 4 Hal.
usaha yang akan diusahakan sebaiknya 335-357 .
memilih skala usaha yang berada diatas Kusnadi, N., A. Fariyanti, D.
rata-rata skala usaha pada masing-masing Rachmina, S. Jaroh. 2009. Bunga
pola usaha ternak, yakni pada pola Rampai Agribisnis Seri Pemasaran.
kemitraan sebesar 2.375 ekor dan pola IPB Press. Bogor-Jawa Barat.
mandiri 980 ekor. Pemilihan tersebut Salvatore, D. 2005. Ekonomi
disarankan karena dengan skala usaha Manajerial Dalam Perekonomian
yang besar dapat menghasilkan Global. Buku 1- Edisi Kelima.
pendapatan yang lebih tinggi serta mampu Salemba Empat. Jakarta.
meminimalkan biaya per kilogramnya. Sarwanto, C. 2004. Kemitraan,
Untuk pemilihan pola usaha ternak dan Produksi dan Pendapatan Peternak
skala usaha berdasarkan pendapatan per Ayam Ras Pedaging (Studi Kasus
tahun disarankan untuk memilih pola di Kabupaten Karanganyar dan
usaha kemitraan dengan skala besar karena Sukohardjo). Sekolah Pascasarjana
dapat memberikan pendapatan per tahun Institut Pertanian Bogor (IPB).
yang terbesar diantara strata lainnya. Tesis (Tidak Dipublikasikan).
Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar
DAFTAR PUSTAKA Ekonomi Pertanian. Teori dan
Deptan. 2005. Prospek dan Arah Aplikasi. Grafindo Persada. Jakarta.
pengembangan Agribisnis Unggas.
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Departemen Pertanian-Jakarta. .
Djarwanto dan P. Subagyo. 1998.
Statistik Induktif. BPFE.
Yogyakarta. .

46 Analisis struktur biaya dan perbedaanpendapatan usaha …........……. Bahari, dkk.


J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1: 35-46, 2012 35

Anda mungkin juga menyukai