Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

UPAYA PENGOBATAN DASAR


“HIPERTENSI, HIPERKOLESTEROLEMIA DAN OBESITAS ”

Pendamping:
dr. H. Ari Windy Hardhanu, MM

NIP. 197504072006041008

Disusun oleh:
dr. Dienia Nop Ramliana

UPT PUSKESMAS CIMANGGU II


KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH
PERIODE NOVEMBER 2017-MARET 2017
No ID dan Nama Peserta : dr. Dienia Nop Ramliana
No ID dan Nama Wahana : Puskesmas Cimanggu II
Topik : Hipertensi, Hiperkolesterolemia dan Obesitas
Tanggal (kasus) : 10 Januari 2017
Nama Pasien : Ny. Ss
Alamat : Dusun Cikondang, Desa Panimbang
Pendamping : dr. H. Ari Windy H, MM
Obyektif Presentasi
o Keilmuan o Ketrampilan o Penyegaran o Tinjauan Pustaka
o Diagnostik o Manajemen o Masalah o Istimewa
o Neonatus o Bayi o Anak o Remaja o Dewasa o Lansia o Bumil
Deskripsi

Pasien mengeluhkan merasakan nyeri kepala cekot-cekot yang memberat sejak 3 hari
yang lalu. Nyeri yang dirasakan hilang timbul dan semakin parah bila pasien kelelahan.
Nyeri kepala yang dirasakan terkadang terasa menjalar sampai ke tengkuk. Selain itu pasien
juga merasa mudah lelah, lemas disertai pegal-pegal diseluruh tubuhnya. Keluhan mata
berkunang kunang, nyeri dada, mual, muntah, perubahan nafsu makan, sering BAK dalam
jumlah banyak, kesemutan semuanya disangkal.
Tujuan
1. Menentukan diagnosis Hipertensi, Hiperkolesterolemia dan Obesitas
2. Penelusuran faktor risiko Hipertensi, Hiperkolesterolemia dan Obesitas
3. Melakukan pengobatan Hipertensi, Hiperkolesterolemia dan Obesitas
4. Melakukan edukasi mengenai promotif, preventif, dan kuratif
Bahan Bahasan
5. Tinjauan Pustaka 6. Riset 7. Kasus 8. Audit
Cara Membahas
9. Diskusi 10. Presentasi dan 11. E-mail 12. Pos
Diskusi
Data Pasien
Nama :Ny. Ss No. Registrasi : Terdaftar sejak : -
Nama Klinik : Puskesmas Salaman I
Data Utama untuk Bahan Diskusi
1. Diagnosis/ Pasien mengeluhkan merasakan nyeri kepala cekot-cekot
Gambaran Klinis yang memberat sejak 3 hari yang lalu. Nyeri yang
dirasakan hilang timbul dan semakin parah bila pasien
kelelahan. Nyeri kepala yang dirasakan terkadang terasa
menjalar sampai ke tengkuk. Selain itu pasien juga
merasa mudah lelah, lemas disertai pegal-pegal
diseluruh tubuhnya. Keluhan mata berkunang kunang,
kesemutan kadang-kadang
2. Riwayat Pasien belum pernah periksa atau berobat
Pengobatan
3. Riwayat Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama
Kesehatan/ sebelumnya.
Penyakit HT disangkal, DM disangkal, Stroke disangkal, Penyakit
Sebelumnya Jantung disangkal
4. Riwayat Pasien menyangkal di keluarga terdapat penyakit sama
Keluarga
5. Riwayat Sosial Pasien seorang ibu rumah tangga, tinggal di rumah
Ekonomi bersama suami dan dua anaknya
6. Lain – Lain  Tanda – Tanda Vital
 TD : 170/90 mmHg
 Nadi : 90x/menit
 Nafas : 20x/menit
 Suhu : 37,0 ◦C (Afebris)
 TB : 150 cm
 BB : 75 kg
 IMT : 33,33 kg/m2 (Obesitas)
 Pemeriksaan Fisik
 KU/Kes: Tampak Sakit Sedang/ComposMentis
 Status Generalis
Kepala : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
refleks cahaya +/+, pupil bulat isokor,
diameter 3mm/3mm.
Telinga : Auricula simetris, discharge -/-
Hidung : Sekret -/-, deviasi septum -
Mulut : Bibir sianosis -, atrofi papil lidah -, uvula
di tengah, tonsil T1/T1
Leher
KGB : Tidak teraba
Tiroid : Tidak terdapat pembesaran
JVP : normal
Dada
Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada
simetriskanan=kiri, retraksi (-/-),
ketinggalangerak (-/-), pectus
excavatum (-), pectus carinatum(-),
sikatriks (-),
Palpasi : Krepitasi(-), massa (-), fremitus taktil
lapang paru kiri=kanan
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, Rbh-/-,
Rbk -/-, Wh-/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC 5, 2 jari
medial linea midklavikularis kiri,
tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kiri atas di SIC II
LPSS, kanan atas di SIC II LPSD,
kanan bawah di SIC IV LPSD, dan
kiri bawah di SIC V 2 jari medial
LMCS, dan batas jantung kanan
bawah di SIC IV LPSD
Auskultasi : S1>S2, regular, gallop (-), murmur(-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : timpani
Palpasi : Dinding abdomen supel, nyeri tekan
(-), hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas
Superior : edema -/-, tidak ada gangguan gerak,
pucat -/-
Inferior : edema -/-, tidak ada gangguan gerak,
pucat -/-

 Pemeriksaan Laboratorium :
Kolesterol : 251 mg/dl
Asam urat : 5,7 mg/dl
GDS : 79 mg/dl
Daftar Pustaka
Almatsir. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Ashen, M.D, Blumenthal, R.S. 2005. Low HDL cholesterol levels. N Engl J
Med353:1252-1260.
Brashers, Valentina. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan &
Manajemen, Ed 2 (Terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta;
2004.
Cooper K.H. 1988.Controlling Cholesterol. Bantam Books : NewYork
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.EGC
: Jakarta
Kwiterovich P.O. 1989.Beyond Cholesterol. John Hopkins Unversity Press:
London
Leny Gunawan. Hipertensi : Tekanan darah tinggi. Yogyakarta: Percetakan
Kanisus; 2001.
Marks Dawn B, Marks Allan D, Smith Colleen M. 2000.Biokimia kedokteran
dasar : Sebuah pendekatan klinis, Edisi 1. EGC : Jakarta.
Soedirjo. Hipertensi dan Klinis. Farmacia. Jakarta; 2008.
Sudoyo, Aru W., et. al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid 1.
Interna Publishing. Jakarta; 2009.
Syaiful et al.2012. Buku Saku Asuhan Gizi di Puskesmas. Bakti Husada
Stapleton, P.A., Goodwill, A.G., James, M.E., Brock, R.W., Frisbee, J.
2010.Hypercholesterolemia and microvascular dysfunction:
interventionalstrategies. Journal of Inflammation. 7:54
WHO. Hypertension Report. WHO Technical Report Series. Geneva. 2007
Hasil Pembelajaran
1. Menentukan diagnosis Hipertensi, Hiperkolesterolemia dan Obesitas
2. Penelusuran faktor risiko Hipertensi, Hiperkolesterolemia dan Obesitas
3. Melakukan pengobatan Hipertensi, Hiperkolesterolemia dan Obesitas
4. Melakukan edukasi mengenai promotif, preventif, dan kuratif

Rangkuman Hasil Pembelajaran


1. Subyektif
Pasien mengeluhkan merasakan nyeri kepala cekot-cekot yang memberat sejak 3
hari yang lalu. Nyeri yang dirasakan hilang timbul dan semakin parah bila pasien
kelelahan. Nyeri kepala yang dirasakan terkadang terasa menjalar sampai ke
tengkuk. Selain itu pasien juga merasa mudah lelah, lemas disertai pegal-pegal
diseluruh tubuhnya. Keluhan mata berkunang kunang, kesemutan kadang-kadang.
2. Obyektif
Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang mendukung.
Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan:
a. Berdasarkan anamnesis pasien mengeluhkan nyeri kepala cekot-cekot terasa
menjalar sampai ke tengkuk. Selain itu pasien juga merasa mudah lelah, lemas
disertai pegal-pegal diseluruh tubuhnya. Keluhan mata berkunang kunang,
kesemutan kadang-kadang.
b. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 170-90mmHg (HT grade II), IMT 33,33
kg/m2 (Obesitas)
c. Pemeriksaan penunjang laboratorium menunjukkan kolesterol tinggi 251
mg/dl. Menunjukkan bahwa pasien berada dalam keadaan hiperkolesterolemia
3. Assesment (Penalaran Klinis)

A. Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar
dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan
cukup istirahat (tenang). Hipertensi didefinisikan oleh Joint National
Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan,
yaitu:
- Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 %
kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik,
lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-
angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca
intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti
obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.
- Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus.
Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit
ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan
sindrom Cushing, feokromositoma, koartasio aorta, hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
(JNC VII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi
kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat I dan derajat II.

2. Patofisiologi
Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan
tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang
berusaha untuk mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam
jangka panjang reflek kardiovaskular melalui sistem saraf termasuk
sistem kontrol yang bereaksi segera. Kestabilan tekanan darah jangka
panjang dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuh
yang melibatkan berbagai organ terutama ginjal.
1) Perubahan anatomi dan fisiologi pembuluh darah
Aterosklerosis adalah kelainan pada pembuluh darah yang ditandai
dengan penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. Aterosklerosis
merupakan proses multifaktorial. Terjadi inflamasi pada dinding pembuluh
darah dan terbentuk deposit substansi lemak, kolesterol, produk sampah
seluler, kalsium dan berbagai substansi lainnya dalam lapisan pembuluh
darah. Pertumbuhan ini disebut plak. Pertumbuhan plak di bawah lapisan
tunika intima akan memperkecil lumen pembuluh darah, obstruksi
luminal, kelainan aliran darah, pengurangan suplai oksigen pada organ
atau bagian tubuh tertentu.
Sel endotel pembuluh darah juga memiliki peran penting dalam
pengontrolan
pembuluh darah jantung dengan cara memproduksi sejumlah vasoaktif
lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida endotelium. Disfungsi
endotelium banyak terjadi pada kasus hipertensi primer.
2) Sistem renin-angiotensin
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya
angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme
(ACE). Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
a. Meningkatkan sekresi Anti-Diuretic Hormone (ADH) dan rasa haus.
Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan
ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler
akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler.
Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah.
b. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Untuk mengatur
volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi
NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal.
Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah.
3) Sistem saraf simpatis
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah.
3. Faktor-faktor Risiko Hipertensi
1) Usia: Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia.
Pada laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada
wanita meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.
2) Ras/etnik: Hipertensi bisa mengenai siapa saja. Bagaimanapun, biasa
sering muncul pada etnik Afrika Amerika dewasa daripada Kaukasia
atau Amerika Hispanik.
3) Jenis Kelamin: Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita
hipertensi daripada wanita.
4) Kebiasaan Gaya Hidup tidak Sehat: Gaya hidup tidak sehat yang dapat
meningkatkan hipertensi, antara lain minum minuman beralkohol,
kurang berolahraga, dan merokok.
4. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan
berbahaya sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat
menyerang berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh
darah arteri, serta ginjal. Sebagai dampak terjadinya komplikasi hipertensi.
Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
1) Jantung
- hipertrofi ventrikel kiri
- angina atau infark miokardium
- gagal jantung
2) Otak: stroke atau transient ishemic attack
3) Penyakit ginjal kronis
4) Penyakit arteri perifer
5) Retinopati
B. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana meningkatnya
konsentrasi kolesterol dalam darah yang melebihi nilai normal (Guyton &
Hall, 2008). Kolesterol telah terbukti mengganggu dan mengubah struktur
pembuluh darah yang mengakibatkan gangguan fungsi endotel yang
menyebabkan lesi, plak, oklusi, dan emboli. Selain itu juga kolesterol diduga
bertanggung jawab atas peningkatan stress oksidatif (Stapleton et al., 2010).
Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan akan dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yang berakibat
hiperkolesterolemia (Soeharto, 2004). Salah satu penyakit tersering yang
disebabkan oleh meningkatnya kadar kolesterol dalam darah adalah
aterosklerosis (Guyton & Hall, 2008).
1. Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein)
LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada manusia.
Partikelnya mengandung trigliserida sebanyak 10% dan kolesterol 50%. LDL
berfungsi membawa kolesterol ke jaringan perifer. Kadar LDL plasma
tergantung dari banyak faktor termasuk kolesterol dalam makanan, asupan
lemak jenuh, kecepatan produksi dan eliminasi LDL dan VDL.
2. Kolesterol HDL(High Density Lipoprotein)
HDL kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat “baik” atau
menguntungkan, karena mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali
ke hati untuk dimetabolisme, selanjutnya LDL membawa kolesterol ke sel-sel
yang memiliki molekul reseptor untuk LDL.
Kolesterol HDL adalah suatu lipoprotein berdensitas tinggi yang
mengandung protein dalam jumlah yang lebih tinggi dan persentase
triasilgliserolnya yang lebih rendah daripada lipoprotein darah yang lainnya,
sehingga kolesterol HDL disebut sebagai partikel yang paling tinggi densitas
atau kepadatannya. Kolesterol HDL sendiri disintesis dalam bentuk nascent
(imatur) di hati dan usus halus (Marks et al., 2000).
Kolesterol HDL ini memiliki peran sebagai pengangkut atau penyerap
kolesterol dari permukaan sel dan dari lipoprotein lain lalu mengubahnya
menjadi kolesterol ester. Kolesterol ester ini lalu dikembalikan ke hati,
sehingga HDL dikatakan berperan dalam transport kolesterol terbalik (reverse
cholesterol transport) (Marks et al., 2000). Untuk dapat menilai tinggi
rendahnya kadar HDL, terdapat suatu standar dari National Cholesterol
Education Program (NCEP) yaitu kadar HDL rendah, < 40 mg/dl dan kadar
HDL tinggi, ≥ 60 mg/dl (Soeharto, 2004).
Komponen HDL ialah 13% kolesterol, kurang dari 5% trigliserida dan
50% protein. HDL penting untuk bersihan trigliserida dan kolesterol dalam
plasma. Kadar HDL menurun pada kegemukan, perokok, penderita diabetes
yang tidak terkontrol (Suyatna, 1995). Ada dua jenis lipoprotein yang penting
dalam distribusi kolesterol, yakni HDL dan LDL. HDL mengangkat kolesterol
ke hati untuk dimetabolisme, selanjutnya LDL membawa kolesterol ke sel-sel
yang memiliki molekul reseptor untuk LDL, dan dengan bantuan reseptor ini
LDL dapat memasuki sel untuk dimanfaatkan oleh sel tersebut.
Hal-hal yang dapat meningkatkan kolesterol HDL adalah sebagai berikut:
a. Latihan
Dengan melakukan latihan aerobik yang teratur kita dapat
meningkatkan kadar kolesterol HDL sebesar 3 sampai 9%. Peningkatan ini
dikaitkan dengan frekuensi dan intensitas latihan aktivitas fisik yang rutin
yang sering digunakan adalah 30 menit setiap hari. Hal ini terbukti
meningkatkan kadar kolesterol HDL selama 8 minggu latihan rutin.
Mekanisme terjadinya peningkatan kadar kolesterol HDL ini dengan
merangsang produksi pra betta kolesterol HDL dan peningkatan
transportasi kolesterol balik ke hati (Ashen & Blumenthal, 2005).
b. Berhenti merokok
Merokok dihubungkan dengan penurunan kolesterol HDL. Menurut
penelitian dengan berhenti merokok kolesterol HDL dapat meningkat rata-
rata 4 mg/dl (Ashen & Blumenthal, 2005).
c. Pengendalian Berat Badan
Obesitas dihubungkan dengan penurunan kadar kolesterol HDL dan
trigliserida darah. Sebuah penelitian meta-analisis terdapat korelasi yang
negatif antara kolesterol HDL dengan indeks massa tubuh. Dengan
menurunkan berat badan kita dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL
sebesar 0,35 mg/dl per kilogram berat badan. Penurunan berat badan
selama 6 minggu ini dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL, LPL dan
peningkatan aktivitas LCAT kolesterol sehingga dapat menyebabkan
peningkatan esterifikasi dan transportasi kolesterol balik ke hati (Ashen &
Blumenthal, 2005).
d. Diet Asupan Lemak
Penurunan asupan lemak jenuh makanan dapat menurunkan kadar
koleterol LDL dan kadar kolesterol plasma. Dalam sebuah penelitian
dengan mengkonsumsi diet rendah lemak jenuh dapat menurunkan kadar
kolesterol LDL dan menurunkan kadar kolesterol HDL. Penelitian ini
dilakukan dengan mengesampingkan terkait penurunan kadar kolesterol
HDL. Namun, dengan mengkonsumsi makanan yang kaya n-3 asam lemak
tak jenuh yang memiliki kadar kolesterol HDL yang tinggi, kita dapat
meningkatkan kadar kolesterol HDL meskipun tidak menunjukan
perubahan yang sangat signifikan tetapi dapat direkomendasikan untuk
meningkatkan kadar kolesterol HDL dalam darah (Ashen & Blumenthal,
2005).
e. Perubahan gaya hidup
Peningkatan kadar kolesterol HDL dihubungkan dengan olahraga, konsumsi
alkohol, dan penurunan berat badan. Terkait dengan perubahan gaya hidup ini
terdapat interaksi antara gen dan lingkungan yang dapat mempengaruhi
besarnya peningkatan kadar kolesterol HDL. Perubahan gaya hidup ini sangat
direkomendasikan secara rutin, baik untuk meningkatkan kadar koleterol HDL
dan untuk menurunkan kadar kolesterol LDL (Ashen & Blumenthal, 2005).

Kolesterol LDL HDL Trigliserid


Total (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl)
(mg/dl)
Rendah < 40
Optimal <200 <100 <150
Mendekati 100-129
optimal
Borderline 200-239 130-159 150-199
Tinggi ≥ 240 160-189 ≥ 60 200-499
Sangat tinggi ≥ 190

Diet pada hiperkolesterolemi


a. Pengaturan diet dasar
1. Makanan harus rendah lemak, terutama yang kadar lemak jenuhnya
tinggi
Terdapat dua macam lemak di dalam makanan yaitu lemak jenuh
dan tidak jenuh. Lemak tidak jenuh terdiri dari lemak tidak jenuh
tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. Untuk menurunkan kadar
kolesterol maka harus diet rendah lemak. Lemak merupakan sumber
kalori yang besar sehingga dengan mengurangi lemak makan akan
dengan sendirinya mengurangi jumlah kalori.
Bila berat badan berlebih maka menurunkan berat badan juga dapat
menurunkan kadar kolesterol. Bila berat badan normal maka kalori
yang berasal dari lemak dapat diganti dengan makanan tinggi
karbohidrat. Dengan diet rendah lemak maka akan mengurangi lemak
jenuh dan kalori.
Contoh lemak jenuh adalah lemak berasal dari hewan, seperti
daging, mentega, keju, susu murni, es krim. Ayam, bebek, dan seafood
juga mengandung lemak jenuh namun lebih sedikit dibanding daging.
Lemak nabati seperti minyak kacang, minyak coklat dan minyak
kelapa sawit mengandung lemak jenuh yang tinggi.
2. Mengganti susunan makanan yang mengandung lemak jenuh menjadi
lemak tidak jenuh
Contoh lemak tidak jenuh antara lain jagung, kacang kedelai,
minyak wijen. Selain itu minyak ikan, ikan salmon, ikan haring dan
ikan tawar yang mengandung asam lemak omega 3 dapat menurunkan
kadar LDL kolesterol.
3. Makanan rendah kolesterol
Kolesterol terkandung banyak pada telur puyuh, kuning telur, hati,
otak dan lain sebagainya. Makanan yang sama sekali tidak terdapat
kolesterol yaitu sayur-sayuran, buah-buahan, beras, dan gandum.
Contoh makanan yang tinggi lemak dan kolesterol adalah susu dan
hasil olahannya serta daging, sehingga harus banyak dikurangi.
b. Diet spesifik
1. Kalori yang berasal dari lemak sejumlah 30% dari total kebutuhan
kalori perhari
2. 10% berasal dari lemak jenuh
10% dari lemak tidak jenuh ganda
10-15% dari lemak tidak jenuh tunggal
50-60% dari kebutuhan kalori total berasal darikarbohidrat
4. Plan
 Diagnosis Penegakkan diagnosis sudah cukup optimal ditegakan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang menunjukan bahwa pasien mengalami
Hipertensi, obesitas dan hiperkolesterolemia
 Pengobatan a. Edukasi secara pendekatan personal bertujuan agar
pasien dapat mengenal penyakit yang diderita,
mengenal komplikasi penyakit yang mungkin, serta
prognosis lanjutan bahwa penyakit ini perlu di pantau
seterusnya, agar diharapkan terjadi perubahan haya
hidup dan perilaku yang lebih baik.
b. Mengatur pola makan yang sehat, meningkatkan
aktivitas fisik dan olahraga target penurunan berat
badan yang ideal. Bila perlu Konsultasi gizi
c. Mengonsumsi dan menggunakan obat anti hipertensi
dan hiperkolesterolemia ataupun obat lainnya secara
aman dan teratur.
Terapi obat
R/ Amlodipin 10mg No X
S 1 dd 1 malam
R/ Simvastatin 10 mg No X
S 1 dd 1
R/ Vitamin B1 No. VI
S2 dd 1
 Edukasi  Edukasi cara pengaturan diit
 Minum obat teratur setiap hari
 Kontrol teratur untuk mendapatkan pengobatan
hipertensi dan hiperkolesterolemi yang dialami
 Pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan EKG
karena pasien hipertensi dan dislipidemia memiliki
risiko mengalami penyakit jantung.
 Mulai membiasakan diri berolahraga minimal 2x dalam
seminggu
 Konsultasi Konsultasi Gizi
 Rujukan Direncanakan jika terjadi komplikasi yang cukup serius dan
tidak dapat ditangani di Puskesmas.
 Kontrol Pada pasien ini, kontrol diperlukan untuk melihat respon dari
terapi yang diberikan.

Cimanggu, 15 Januari 2017

Dokter Internsip Dokter Pendamping

dr. Dienia Nop Ramliana dr. H. Ari Windy Hardhanu, MM

NIP. 197504072006041008

Anda mungkin juga menyukai