Oleh
Mirantika Audina
I 4061172033
Pembimbing
dr. Muhammad Asroruddin, Sp.M
2. Katarak Senilis
Katarak berasal dari Yunani Ketarrhakies, Inggris Cataract, dan Latin Cataracta berarti
air terjun. Bahasa Indonesia disebut bular karena pengelihatan seperti tertutup air akibat
lensa yang keruh. Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus
cahaya menjadi keruh.
Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa
keruh cahaya sulit menembus retina dan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina.
Katarak adalah kekeruhan lensa terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif
dan tidak mengalami perubahan dalam waktu lama. Kekeruhan lensa mengakibatkan lensa
tidak transparan, sehingga pupil berwarna putih atau abu-abu.
Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia
diatas 50 tahun.2 Pada katarak senilis terjadi penurunan pengelihatan secara bertahap dan
lensa mengalami penebalan secara progresif. Katarak senilis menjadi salah satu penyebab
kebutaan di dunia saat ini.
2.2. Epidemiologi
Katarak atau kekeruhan lensa mata merupakan salah satu penyebab kebutaan
terbanyak Indonesia maupun di dunia.13 Perkiraan insiden katarak adalah 0,1%/tahun
atau setiap tahun di antara 1.000 orang terdapat seorang penderita baru katarak.
Penduduk Indonesia juga memiliki kcenderungan menderita katarak 15 tahun lebih
cepat dibandingkan penduduk di daerah subtropis, sekitar 16-22% penderita katarak
yang dioperasi berusia di bawah 55 tahun.14 Prevalensi katarak pada individu berusia
65-74 tahun adalah sebanyak 50%; prevalensi ini meningkat hingga 70% pada
individu di atas 75 tahun.10
Menurut WHO, jumlah total orang dengan gangguan penglihatan di seluruh
dunia pada tahun 2010 adalah 285 juta dan katarak bertanggung jawab atas 51%
kebutaan di dunia, yaitu sekitar 20 juta orang.10
2.9. Komplikasi
Komplikasi katarak yang tersering adalah glaukoma yang dapat terjadi karena proses
fakolitik, fakotopik, fakotoksik.
a. Fakolitik
Pada lensa yang keruh terdapat kerusakan maka substansi lensa akan keluar
yang akan menumpuk di sudut kamera okuli anterior terutama bagian kapsul lensa
Dengan keluarnya substansi lensa maka pada kamera okuli anterior akan
bertumpuk pula serbukan fagosit atau makrofag yang berfungsi mereabsorbsi
substansi lensa tersebut. Tumpukan akan menutup sudut kamera okuli anterior
sehingga timbul glaukoma.
b. Fakotopik
Fakotopik berdasarkan posisi lensa. Oleh karena proses intumesensi, iris
terdorong ke depan sehingga sudut kamera okuli anterior menjadi sempit sehingga
aliran humor aqueous tidak lancer sedangkan produksi berjalan terus, akibatnya
tekanan intraokuler akan meningkat dan timbul glaucoma.
c. Fakotoksik
Substansi lensa di kamera okuli anterior merupakan zat toksik bagi mata
sendiri (auto toksik). Terjadi reaksi antigen-antibodi sehingga timbul uveitis, yang
kemudian akan menjadi glaukoma
BAB III
PENYAJIAN KASUS
A. Identitas Pasien
1. Nama : Tn. Suparman
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Usia : 60 tahun
4. Alamat : Jl. Purwasal 9 Gg. Hidayat
5. Pekerjaan : Petani
6. Suku : Madura
7. Tanggal Periksa : 7 September 2018
Anamnesis telah dilakukan pada tanggal 7 September 2018, autoanamnesis.
B. Keluhan Utama:
Kabur pada kedua mata
F. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
Tanda vital :
Tekanan Darah: 130/80mmHg;
Frekuensi napas: 22 x/menit
Suhu: 36,6°
Nadi: 80x/menit
• Kepala : Normochepal
• Telinga, Hidung, Tenggorokan : Tidak Dilakukan
• Thoraks : Tidak Dilakukan
• Abdomen : Tidak Dilakukan
• Ekstremitas : Tidak Dilakukan
• Kelenjar Getah Bening : Tidak didapatkan pembesaran
G. Status oftalmologis:
1. Tajam penglihatan :
OD : 6/15 -0,75 6/9 + ph tetap
OS : 1/300
2. Pergerakan bola mata :
OD OS
+ +
+
+ + +
+ +
+ +
+ + +
+ + +
3. Tekanan Intraokular:
OD : Normal perpalpasi
OS : Normal perpalpasi
4. Tes lapang pandang:
OD : dalam batas normal
OS : dalam batas normal
5. Shadow test :
a. OD : positif
b. OS : negatif
I. Diagnosis
OD : Katarak Imatur
OS : Katarak Matur
J. Diagnosis Banding
Glaukoma
Retinopati
K. Tatalaksana
Tindakan Bedah
Dilakukan tindakan bedah berupa Phacoemulsifikasi
Non-Medikamentosa
Menjaga kebersihan mata, dengan tidak mengucek mata dengan tangan
Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vit C untuk proses epitelisasi
kornea
Menggunakan alat pelindung diri terutama mata pada saat bekerja
L. Prognosis
OD
Ad Vitam : Dubia ad Bonam
Ad Functionam : Dubia ad Bonam
Ad Sanactionam : Dubia ad Bonam
OS
Ad Vitam : Bonam
Ad Functionam : Bonam
Ad Sanactionam : Dubia ad Bonam
DAFTAR PUSTAKA