Anda di halaman 1dari 12

MODUL KETERAMPILAN KLINIK

BLOK 6.6

SESAK NAFAS

Tim Penyusun:
dr. Madya Ardi Wicaksana, M.Si

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2017
Daftar Isi:
1. Pendahuluan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
2. Ilustrasi kasus
3. Pengelolaan Pasien
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang
d. Diagnosis dan DD
e. Tatalaksana
(a) Farmakologis
(b) Non farmakologis
(c) Edukasi
4. Prosedur pengelolaan pasien
5. Aktifitas pembelajaran
6. Form penilaian mahasiswa
7. Pustaka
8. Suplemen
PRAKATA
Modul sesak nafas dilaksanakan di semester 6, setelah mahasiswa mendapatkan modul
pemeriksaan fisik paru dan jantung fisiologis di semester 2 serta modul pemeriksaan fisik paru
dan jantung patologis di semester 4. Dalam modul ini mahasiswa akan belajar melakukan
proses klinik pada pasien dengan keluhan sesak nafas.

1. PENDAHULUAN
Sesak nafas merupakan keluhan subjektif yang timbul bila ada perasaan tidak nyaman
akibat gangguan/kesulitan lainnya saat bernafas (dyspnea), maupun nafas pendek
(Shortness Of Breath ). Sesak nafas sering menjadi masalah medis yang membuat pasien
mencari pertolongan. Banyak kondisi klinis yang menimbulkan gejala dan tanda sesak
nafas melibatkan berbagai penyebab, dari respon fisiologi hingga proses patologis akibat
berbagai penyakit di berbagai sistem tubuh. Gangguan sistem tubuh yang dapat
menimbulkan keluhan sesak nafas meliputi Sistem respirasi, Sistem kardiovaskular,
Sistem hematologi, Sistem neuromuskular, Sistem ginjal / metabolik, Sistem endokrin,
Intoksikasi, Psikogenik, Obesitas. Sesak nafas psikogenik terjadi pada somatisasi,
kecemasan, depresi, yang mana tidak ada gangguan pada organ tubuh. Sesak nafas dapat
pula menjadi tanda kegawatan yang harus segera dikenali dan diatasi oleh dokter.
Modul ini disusun sebagai panduan bagi mahasiswa belajar mengintegrasikan berbagai
keterampilan klinis secara sistematis. Penyakit dengan keluhan utama sesak nafas yang
menjadi “triger” dalam modul ini adalah Gagal jantung, Efusi pleura, Edema paru,
Pneumotoraks, PPOK, dan Cor pulmonal. Mahasiswa diharapkan dapat memecahkan
masalah saat menghadapi kasus dalam kegiatan klinis khususnya kasus sesak nafas.

a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan klinik untuk
menentukan diagnosis dan penatalaksanaan kasus sesak nafas secara terstruktur dan
komprehensif.
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan klinik untuk
menentukan diagnosis dan penatalaksanaan masalah pasien (simulasi) secara
terstruktur dan komprehensif, untuk kasus :
a) Gagal jantung
b) Efusi pleura
c) Edema paru
d) Pneumotoraks
e) PPOK
f) Cor pulmonal

2. ILUSTRASI KASUS
Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan sesak nafas.

3. PENGELOLAAN
Pendekatan awal diagnosis sesak nafas mencakup:
o Anamnesis
o Pemeriksaan fisik
o Hemogram, electrolit, kreatinin
o Chest radiograph
o Spirometry
o EKG
Pada kasus tertentu dapat membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut:
o Tes fungsi paru
 Monitor Peak flow
 Volume paru
 Kapasitas Difusi
 Methacholine challenge
 Exercise testing
o Pemeriksaan Imaging
 CT scan dada
o Pemeriksaan Esophageal
 Monitor pH (plus manometry)
 Pemeriksaan Barium
 Endoskopi
o Evaluasi jantung
 Exercise testing
 Echocardiogram (mungkin dengan exercise)
o Evaluasi Psikiatrik
a. Anamnesis
Seperti prosedur pemeriksaan klinis pada umumnya, anamnesis menggunakan Sacred
Seven dan Fundamental Four. Dalam anamnesis ada beberapa hal yang perlu
ditekankan sesuai keluhan utama pasien. Pada pasien dengan keluhan sesak nafas, perlu
ditanyakan ada tidaknya mengi, demam, riwayat alergi, riwayat alergi, bengkak pada
ekstremitas, riwayat lemah, letih, lesu yang mengarah pada anemia, dan Kecemasan,
yang mengarah pada kasus psikiatrik.

Pertanyaan pada Foundamenal Four yaitu menggali :


1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Riwayat penyakit sekarang (RPS) meliputi keluhan utama dan anamensis lanjutan.
Keluhan utama adalah keluhan yang membuat pasien datang ke tempat pelayanan
kesehatan untuk mencari pertolongan. Setelah menanyakan keluhan utama
dilanjutkan dengan anamnesis untuk menanyakan 7 hal (Sacred Seven), yaitu :
a. Lokasi
b. Onset/awitan dan kronologis
c. Kuantitas keluhan
d. Faktor-faktor yang memperberat keluhan
e. Faktor-faktor yang memperingan keluhan
f. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama

2. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)


Menanyakan kepada pasien apakah pernah sakit serupa sebelumnya. Mencari
penyakit yang relevan dengan penyakit sekarang dan riwayat penyakit kronik.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Menanyakan untuk mencari adakah penyakit yang sekarang diderita berkaitan
dengan riwayat sakit pada keluarga, baik itu yang bersifat diturunkan maupun
ditularkan.

4. Riwayat Sosial dan Ekonomi


Menanyakan status sosial pasien seperti pendidikan, pekerjaan, pernikahan,
kebiasaan pasien, aktivitas seksual, sumber keuangan, asuransi kesehatan dan
kepercayaan.
b. Pemeriksaan Fisik
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan fisik dada dan jantung adalah :
- Stetoskop
- Pen light
- Jam
- Tempat tidur/bed
- penerangan

prinsip umum
- inform konsen
- persiapan pasien: Pasien dipersiapkan dengan diminta untuk membuka baju
sampai pinggang, selain itu diperlukan penerangan/lampu yang cukup.
- Menjaga privasi
- Mencuci tangan sebelum & sesudah pemeriksaan.
- Melakukan pemeriksaan secara lege artis

Pemeriksaan fisik pada kasus sesak nafas.


Pemeriksaan fisik pada kasus sesak nafas tanpa tanda kegawatan dan tidak
memerlukan penanganan segera dilakukan secara komprehensif guna menegakkan
diagnosis, mencari faktor risiko & penyebab, mencari perubahan anatomik &
fungsional yang dapat berhubungan dengan diagnosis, patogenesis, patofisiologi, dan
komplikasi yang sudah terjadi. Temuan tanda saat pemeriksaan fisik dapat menguatkan
maupun menyingkirkan penyakit Gagal jantung, Efusi pleura, Edema paru,
Pneumotoraks, PPOK, Cor pulmonal. Pemeriksaan fisik dapat pula menemukan kondisi
lain yang berhubungan dengan penyakit tersebut.
Pemeriksaan fisik pada sesak nafas mencakup antropometrik ( BB,TB,IMT),
keadaan umum, kesadaran, tanda vital dan pemeriksaan umum dari kepala hingga
ekstremitas).

c. Diagnosis dan DD
Diagnosis banding sesak nafas akut
o Jantung: gagal jantung kongestif, penyakit arteri koroner, aritmia,perikarditis,
infark miokard akut.
o Darah: anemia
o Paru: PPOK, asthma, pneumonia, pneumothorax, emboli paru, efusi pleural,
penyakit metastasis, edema paru, gastroesophageal reflux disease dengan aspirasi,
penyakit paru restriktif.
o Psikogenik: serangan panik, hiperventilasi, nyeri, kecemasan
o Obstruksi saluran nafas atas: epiglottitis, benda asing, Croup
(Laringotrakeobronkitis)
o Endokrin: asidosis metabolik, obat
o sentral: gangguan neuromuskular, nyeri, overdosis aspirin
o Pediatrik: bronkiolitis, Croup (Laringotrakeobronkitis), epiglottitis, aspirasi benda
asing, miokarditis
Diagnosis banding sesak nafas kronik:
o Jantung: gagal jantung kongestif, penyakit arteri koroner, aritmia jantung, penyakit
Pericardial, penyakit katub jantung.
o Paru: PPOK, asthma, penyakit paru Interstitial, efusi pleura, keganasan (primer,
metastasis), bronkiektasis
o Non jantung – paru (jarang):
Penyakit tromboemboli, Psikogenik (gangguan cemas menyeluruh, PTSD (Post-Traumatic
Stress Disorder), dangguan panik), hipertensi Pulmonal, Obesitas (masif), anemia berat,
GERD, asidosis, uremia, sirosis hepatis, penyakit tiroid, gangguan Neuromuskular (myasthenia
gravis, amyotrophic lateral sclerosis), deformitas dinding dada (kyphoscoliosis), obstruksi
saluran nafas atas (penyakit laryngeal, stenosis trakeal)

d. Tatalaksanaa:
Penatalaksaan pasien oleh dokter umum sesuai standar kompetensi dokter umum.
Apabila termasuk kompetensi 4 dapat dikelola secara mandiri, sedangkan kompetensi
3 perlu dilakukan rujukan kepada dokter spesialis yang sesuai setelah tatalaksana
sementara/ awal diberikan.
o Farmakologis:
i. Kausatif:
ii. Simtomatik:
iii. Suportif: bila diperlukan: vitamin, imunomodulator dll
o Non farmakologis:
i. Asupan nutrisi
o Edukasi:
i. Terkait Penyebab, tanda & gejala, penularan, pengobatan, komplikasi,
kesembuhan
ii. Hal – hal yang sebaikya dilakukan & yang sebaikya dihindari

4. PROSEDUR PENGELOLAAN
a. Perkenalan
b. Inform konsen
c. Anamnesis
d. Cuci tangan & persiapan pemeriksaan
e. Pemeriksaan fisik: (antropometri, KU, kesadaran, TV, status generalis
f. Cuci tangan sesudah pemeriksaan, membereskan peralatan
g. Penentuan & interpretasi PF penunjang
h. Penegakan diagnosis
i. Penatalaksanaan
j. Edukasi
k. penutup

5. AKTIFITAS PEMBELAJARAN
Waktu Aktivitas Mahasiswa Trainer Material
10 menit Pendahuluan Mendengarkan Menjelaskan
14 menit Latihan Melakukan anamnesis ( Observasi Kasus
anamnesis 2 mhs) PS
7 menit Umpan balik Mendengarkan Memberikan umpan
balik
5 menit Perencanaan Mendiskusikan DD, Memberikan umpan
pemeriksaan PF & penunjang balik
fisik &
penunjang
30 menit Latihan Melakukan Observasi Kasus
pemeriksaan pemeriksaan fisik (3 PS
fisik mhs) Manikin
7 menit Umpan balik Mendengarkan, Memberikan umpan
mengamati balik (dan
mendemonstrasikan
bila diperlukan)
7 menit Latihan Melakukan Memberikan umpan Kasus
pemeriksaan pemeriksaan balik (dan PS
penunjang penunjang &/ mendemonstrasikan Manikin
interpretasikan bila diperlukan) Intrumen
7 menit Diagnosis Mendiskusikan Dx & Memberikan umpan
rencana tatalaksana, Penulisan balik
tatalaksana resep
7 menit Tatalaksana Menjelaskan dx, Memberikan umpan Kasus
tatalaksana dan balik PS
memberikan edukasi (
1 mhs)
7 menit Evaluasi Bertanya, Evaluasi, penutupan
mendengarkan sesi

6. FORM PENILAIAN MAHASISWA


Nama Mahasiswa :
NIM :
No Aspek yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
4. Diagnosis dan Diagnosis
Banding
5. Terapi dan Tata Laksana
6. Komunikasi
7. Profesionalisme
Jumlah

Keterangan :
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan tetapi kurang sempurna
2 : dilakukan dengan sempurna

Purwokerto, …………………….
Evaluator,

(………………………………...)
1. Form Penilaian Mahasiswa
No. Kompetensi 0 1 2 3 Bobot

1 Anamnesis Peserta ujian Peserta ujian mampu Peserta ujian mampu Peserta ujian mampu 2
tidak memfasilitasi pasien memfasilitasi pasien memfasilitasi pasien
memfasilitasi untuk menceritakan untuk menceritakan untuk menceritakan
pasien untuk kesakitannya dengan kesakitannya dengan kesakitannya dengan
menceritakan menggali 1-3 dari 7 menggali 4-6 dari 7 menggali seluruh
kesakitannya. pertanyaan berikut: pertanyaan berikut: pertanyaan berikut:
1. Keluhan utama 1. Keluhan utama 1. Keluhan utama
dan riwayat penyakit dan riwayat penyakit dan riwayat penyakit
sekarang sekarang sekarang
2. Faktor pemicu 2. Faktor pemicu 2. Faktor pemicu
3. Faktor yang 3. Faktor yang 3. Faktor yang
memperberat memperberat memperberat
4. Faktor yang 4. Faktor yang 4. Faktor yang
memperingan memperingan memperingan
5. Riwayat 5. Riwayat 5. Riwayat
penyakit dahulu penyakit dahulu penyakit dahulu
6. Riwayat 6. Riwayat 6. Riwayat
pengobatan pengobatan pengobatan
7. Riwayat 7. Riwayat 7. Riwayat
keluarga dan sosial keluarga dan sosial keluarga dan sosial
2 Pemeriksaan Peserta ujian Peserta ujian melakukan Peserta ujian melakukan Peserta ujian melakukan 2
Fisik tidak melakukan pemeriksaan fisik sesuai cuci tangan sebelum cuci tangan sebelum dan
pemeriksaan fisik masalah klinik pasien, dan setelah pemeriksaan, setelah pemeriksaan,
yang sesuai namun tidak melakukan melakukan pemeriksaan melakukan pemeriksaan
dengan masalah cuci tangan sebelum fisik sesuai masalah klinik fisik sesuai masalah klinik
klinik pasien dan atau setelah pasien dengan pasien dengan
menerapkan prinsip
pelakukan pemeriksaan menggunakan teknik
sebagai berikut:
fisik pemeriksaan yang
● Menggunakan teknik
Atau benar tetapi tidak runut pemeriksaan yang
Peserta ujian melakukan benar
cuci tangan sebelum dan ● Sistematik/runut
setelah pemeriksaan,
melakukan pemeriksaan
fisik sesuai masalah klinik
pasien dengan
menggunakan teknik
pemeriksaan yang tidak
benar
3 Interpretasi Peserta ujian Peserta ujian dapat Peserta ujian dapat Peserta ujian dapat 2
Pemeriksaan tidak dapat menentukan sebagian menentukan sebagian menentukan seluruh
Penunjang menentukan atau seluruh pemeriksaan penunjang pemeriksaan penunjang
pemeriksaan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan dan yang dibutuhkan dan
penunjang yang yang dibutuhkan tetapi melakukan interpretasi melakukan interpretasi
diperlukan tidak dapat melakukan yang tepat yang tepat
interpretasi yang tepat
4 Menentukan Peserta ujian Peserta ujian mampu Peserta ujian mampu Peserta ujian mampu 2
diagnosis dan tidak dapat menentukan diagnosis, menentukan diagnosis menentukan diagnosis
diagnosis menentukan tetapi tidak dapat dan satu diagnosis dan dua diagnosis
banding diagnosis dan menentukan diagnosis banding banding dengan tepat
diagnosis banding bandingnya
5 Tatalaksana Peserta ujian Peserta ujian memilih Peserta ujian memilih Peserta ujian memilih 2
Farmakoterapi memilih obat yang obat dengan obat dengan tepat sesuai obat dengan tepat sesuai
tidak tepat menerapkan beberapa seluruh prinsip berikut: seluruh prinsip berikut:
Atau prinsip berikut: 1. Tepat indikasi 1. Tepat indikasi
Peserta ujian 1. Tepat indikasi 2. Tepat dosis 2. Tepat dosis
tidak dapat 2. Tepat dosis 3. Tepat sediaan 3. Tepat sediaan
memilih obat 3. Tepat sediaan 4. Tepat cara 4. Tepat cara
4. Tepat cara pemberian pemberian
pemberian 5. Tepat harga 5. Tepat harga
TETAPI tidak DAN
menuliskan resep ● menuliskan resep
dengan lengkap dengan lengkap dan
benar.
6 Komunikasi Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian 2
dan Edukasi sama sekali tidak menunjukkan menunjukkan menunjukkan
melakukan 4 kemampuan kemampuan kemampuan
prinsip komunikasi berkomunikasi dengan berkomunikasi dengan berkomunikasi dengan
menerapkan salah satu menerapkan 2-3 dari 4 menerapkan seluruh
prinsip berikut: prinsip berikut: prinsip berikut:
1. mampu membina 1. mampu membina 1. mampu membina
hubungan baik hubungan baik hubungan baik
dengan pasien dengan pasien dengan pasien
secara verbal non secara verbal non secara verbal non
verbal (ramah, verbal (ramah, verbal (ramah,
terbuka, kontak terbuka, kontak terbuka, kontak
mata, salam, mata, salam, empati mata, salam,
empati dan dan hubungan empati dan
hubungan komunikasi dua hubungan
komunikasi dua arah, respon) komunikasi dua
arah, respon) 2. mampu memberikan arah, respon)
2. mampu kesempatan pasien 2. mampu
memberikan untuk bercerita dan memberikan
kesempatan pasien mengarahkan cerita kesempatan
untuk bercerita dan 3. mampu untuk pasien untuk
mengarahkan melibatkan pasien bercerita dan
cerita dalam membuat mengarahkan
3. mampu untuk keputusan klinik, cerita
melibatkan pasien pemeriksaan klinik. 3. mampu untuk
dalam membuat 4. mampu memberikan melibatkan pasien
keputusan klinik, penyuluhan yang dalam membuat
pemeriksaan klinik. isinya sesuai keputusan klinik,
4. mampu dengan masalah pemeriksaan
memberikan pasien klinik.
penyuluhan yang 4. mampu
isinya sesuai memberikan
dengan masalah penyuluhan yang
pasien isinya sesuai
dengan masalah
pasien

7 Perilaku Peserta ujian tidak Meminta izin secara lisan Meminta izin secara lisan Meminta izin secara lisan 2
profesional meminta izin dan 1-2 poin berikut : dan 3 poin berikut: dan melakukan di bawah
secara lisan dan 1. melakukan 1. melakukan ini secara lengkap:
sama sekali tidak setiap tindakan setiap tindakan 1. melakukan
melakukan poin dengan berhati- dengan berhati- setiap tindakan
berikut: hati dan teliti hati dan teliti dengan berhati-
1. melakukan sehingga tidak sehingga tidak hati dan teliti
setiap tindakan membahayakan membahayakan sehingga tidak
dengan berhati- pasien dan diri pasien dan diri membahayakan
hati dan teliti sendiri sendiri pasien dan diri
sehingga tidak 2. memperhatikan 2. memperhatikan sendiri
membahayakan kenyamanan kenyamanan 2. memperhatikan
pasien dan diri pasien pasien kenyamanan
sendiri pasien
2. memperhatikan 3. melakukan 3. melakukan 3. melakukan
kenyamanan tindakan sesuai tindakan sesuai tindakan sesuai
pasien prioritas prioritas prioritas
3. melakukan 4. menunjukan 4. menunjukan 4. menunjukan
tindakan sesuai rasa hormat rasa hormat rasa hormat
prioritas kepada pasien kepada pasien kepada pasien
4. menunjukan 5. mengetahui 5. mengetahui 5. mengetahui
rasa hormat keterbatasan keterbatasan keterbatasan
kepada pasien dengan dengan dengan
5. mengetahui merujuk atau merujuk atau merujuk atau
keterbatasan melakukan melakukan melakukan
dengan konsultasi bila konsultasi bila konsultasi bila
merujuk atau diperlukan diperlukan diperlukan
melakukan
konsultasi bila
diperlukan

7. PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

Anda mungkin juga menyukai