Anda di halaman 1dari 3

DASAR TEORI

Protein adalah suatu makromolekul yang tersusun atas molekul-molekul asam amino yang berhubungan satu dengan
yang lain melalui suatu ikatan yang dinamakan ikatan peptida. Sejumlah besar asam amino dapat membentuk suatu
senyawa protein yang memiliki banyak ikatan peptida, karena itu dinamakan polipeptida. Secara umum protein
berfungsi dalam sistem komplemen, sumber nutrisi, bagian sistem buffer plasma, dan mempertahankan
keseimbangan cairan intra dan ekstraseluler. Berbagai protein plasma terdapat sebagai antibodi, hormon, enzim,
faktor koagulasi, dan transport substansi khusus (anonim,2010).
Protein-protein kebanyakan disintesis di hati. Hepatosit-hepatosit mensintesis fibrinogen, albumin, dan 60 – 80 %
dari bermacam-macam protein yang memiliki ciri globulin. Globulin-globulin yang tersisa adalah imunoglobulin
(antibodi) yang dibuat oleh sistem limforetikuler (anonim,2010).
Albumin dapat meningkatkan tekanan osmotik yang penting untuk mempertahankan cairan vaskular. Penurunan
albumin serum dapat menyebabkan cairan berpindah dari dalam pembuluh darah menuju jaringan sehingga terjadi
edema(anonim,2010).
Rasio A/g merupakan perhitungan terhadap distribusi fraksi dua protein yang penting, yaitu albumin dan globulin.
Nilai rujukan A/G adalah > 1.0. Nilai rasio yang tinggi dinyatakan tidak signifikan, sedangkan rasio yang rendah
ditemukan pada penyakit hati dan ginjal. Perhitungan elektroforesis merupakan perhitungan yang lebih akurat dan
sudah menggantikan cara perhitungan rasio A/G(anonim,2010).
Penurunan Kadar albumin terjadi pada penderita sirosis hati, gagal ginjal akut, luka bakar yang parah, malnutrisi
berat, preeklampsia, gangguan ginjal, malignansi tertentu, kolitis ulseratif, enteropati kehilangan protein,
malabsorbsi. Pengaruh obat : penisilin, sulfonamid, aspirin, asam askorbat(anonim,2010).
____________________________
Semua protein pada semua makhluk, dibangun oleh oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20
macam asam amino baku yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologis sedang protein
sebagai enzim dan hormon mempunyai fungsi khusus. Di samping itu, protein dapat berfungsi
sebagai pembangun struktur, sumber energi, penyangga racun, pengatur pH dan bahkan sebagai
pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi (Patong, 2012).
Albumin adalah protein yang larut dalam air. Albumin disintesis di hati dan berfungsi utama
untuk mempertahankan tekanan koloid osmotik darah. Hal ini karena albumin merupakan protein
dengan berat molekul besar yang tidak dapat melintasi dinding pembuluh atau dinding kapiler
sehingga dapat membantu mempertahankan cairan yang ada di dalam sistem vascular (Sutedjo,
2007).
Dasar Teori
Protein adalah suatu makromolekul yang tersusun atas molekul-molekul asam amino
yang berhubungan satu dengan yang lain melalui suatu ikatan yang dinamakan
ikatan peptida. Sejumlah besar asam amino dapat membentuk suatu senyawa protein
yang memiliki banyak ikatan peptida, karena itu dinamakan polipeptida. Secara umum
protein berfungsi dalam sistem komplemen, sumber nutrisi, bagian sistem buffer plasma,
dan mempertahankan keseimbangan cairan intra dan ekstraseluler. Berbagai protein
plasma terdapat sebagai antibodi, hormon, enzim, faktor koagulasi, dan transport
substansi khusus.

Protein-protein kebanyakan disintesis di hati. Hepatosit- hepatosit mensintesis


fibrinogen, albumin, dan 60 – 80 % dari bermacam-macam protein yang memiliki ciri
globulin. Globulin-globulin yang tersisa adalah imunoglobulin (antibodi) yang dibuat oleh
sistem limforetikuler.
Penetapan kadar protein dalam serum biasanya mengukur protein total, dan
albumin atau globulin. Ada satu cara mudah untuk menetapkan kadar protein total, yaitu
berdasarkan pembiasan cahaya oleh protein yang larut dalam serum. Penetapan ini
sebenarnya mengukur nitrogen karena protein berisi asam amino dan asam amino berisi
nitrogen.

Total protein terdiri atas albumin (60%) dan globulin


(40%). Bahan pemeriksaan yang digunakan untuk
pemeriksaan total protein adalah serum. Bila menggunakan bahan pemeriksaan plasma,
kadar total protein akan menjadi lebih tinggi 3 – 5 % karena pengaruh fibrinogen
dalam plasma.

PEMBAHASAN
Praktikum pemeriksaan kadar albumin pada smpel serum bertujuan untuk menentukan kadar albumin dengan
tujuan diagnosa penyakit. Pada pemeriksaan ini didapatkan kadar albumin 1,29 g%, ini menunjukkan hasil
menurun dari nilai normal (3-4 gr/100 ml).
Penurunan kadar albumin disebut hipoalbumin. Hipoalbumin dapat disebabkan oleh penurunan produksi albumin,
sintesis yang tidak efektif karena kerusakan sel hati, kekurangan intake protein, peningkatakan albumin karena
penyakit lain dan inflamasi akut maupun kronis.
Malnutrisi protein
Asam amino diperlukan dalam sintesa albumin, akibat dari defisiensi intake protein terjadi kerusakan pada
rediculum endoplasma sel yang berpengaruh pada sintesis albumin dalam sel hati.

Sintesis yang tidak efektif


Pada pasien dengan sirosis hepatitis terjadi penurunan sintesis albumin karena berkurangnya jumlah sel hati.
Selain itu terjadi penurunan alirah darah portal ke hati yang menyebabkan maldistribusi nutrisi dan oksigen ke
hati.

Kehilangan protein ekstravaskuler


Kehilangan protein masiv pada penderita sindrom nefrotik. Darah terjadi kebocoran protein 3,5 gram dalam 24
jam. Kehilangan albumin juga dapat terjadi pada pasien dengan luka bakar yang luas.

Hemodilusi
Pada pasien ascites, terjadi peningkatan cairan tubuh mengakibatkan penurunan kadar albumin walaupun sintesis
albumin normal/meningkat.

Inflamasi akut dan kronis


Kadar albumin rendah karena inflamasi akut dan akan menjadi normal dalam beberapa minggu setelah inflamasi
hilang. Pada inflamasi terjadi pelepasan cytokine sebagai akibat respons inflamasi pada sress fisiologis (infeksi,
bedah, trauma) mengakibatkan penurunan kadar albmin melalui mekanisme berikut:
Peningkatan permeabilitas vaskuler
Peningkatan degradasi albumin
Enurunan sintesis albumin

Anda mungkin juga menyukai