Anda di halaman 1dari 10

1

A. JUDUL

Pemanfaaatan Ekstrak kloroform daun ciplukan sebagai antibakteri terhadap


bakteri Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa.

B. LATAR BELAKANG

Penyakit akibat infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang


kesehatan yang terus berkembang. Infeksi dapat ditularkan dari satu orang ke
orang lain, dari hewan ke manusia. Beberapa mikroorganisme penyebab infeksi
diantaranya bakteri, virus, riketsia, jamur, dan protozoa. Salah satu bakteri
yang dapat menyebabkan infeksi (Isnaini, 2010) adalah Staphylococcus
epidermidis dan Eschericia coli.
Staphylococcus epidermidis adalah bakteri gram positif, salah satu
spesies bakteri dari genus Staphylococcus yang diketahui dapat menyebabkan
infeksi oportunistik (menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah). Beberapa karakteristik bakteri ini adalah fakultatif, koagulase negatif,
katalase positif, gram-positif, berbentuk kokus, dan berdiameter 0,5-1,5 µm.
Bakteri ini secara alami hidup pada kulit dan membran mukosa manusia.
Infeksi S. epidermidis dapat terjadi karena bakteri ini membentuk biofilm pada
alat-alat medis di rumah sakit dan menulari orang-orang di lingkungan rumah
sakit tersebut (infeksi nosokomial). Secara klinis, bakteri ini menyerang orang-
orang yang rentan atau imunitas rendah, seperti penderita AIDS, pasien kritis,
pengguna obat terlarang (narkotika), bayi yang baru lahir, dan pasien rumah
sakit yang dirawat dalam waktu lama ( Anonim, 2008). Bakteri ini berwarna
abu-abu sampai putih pada isolasi pertama, banyak koloni membentuk pigmen
hanya bila telah lama dieramkan. Pigmen tidak dihasilkan pada biakan
anaerobic atau pada kaldu ( Jawetz dkk,1996).

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan


sebagai berikut:
1. Apakah ekstrak kloroform daun ciplukan ( Physalis angulata L.)
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa dan
Staphylococcus epidermidis ?
2. Berapa konsentrasi Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh
Minimal (KBM) ekstrak kloroform daun ciplukan ( Physalis angulata L.)
terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus epidermidis?
3. Golongan senyawa apa saja yang terkandung dalam ekstrak kloroform
daun ciplukan ( Physalis angulata L.)?

D. TUJUAN
2

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah


sebagai berikut
1. Mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak kloroform ciplukan (
Physalis angulata L.) terhadap Pseudomonas aeruginosa dan
Staphylococcus epidermidis.
2. Mengetahui nilai Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh
Minimal(KBM) ekstrak kloroform ciplukan ( Physalis angulata L.)
terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus epidermidis.
3. Mengetahui golongan senyawa aktif dalam ekstrak kloroform ciplukan (
Physalis angulata L.) dengan menggunakan Kromatografi lapis Tipis.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Mendapatkan ekstrak daun ciplukan yang menghasilkan antibakteri. Ekstrak


ini berpotensi mendapatkan paten pada penelitian lanjutan terbukti
menghasilkan antibakteri baru.

F. KEGUNAAN

1. Memberikan informasi ilmiah bagi dunia kesehatan mengenai manfaat


ekstrak daun ciplukan sebagai salah satu sumber penghasil antibakteri.
2. Meningkatkan kegunaan dan memajukan Sumber Daya Alam yang ada di
Indonesia.
3. Dapat memberikan suatu informasi baru di dunia pendidikan dan kesehatan,
untuk dilakukan penelitian yang lebih lanjut agar dihasilkan suatu obat baru
dari bahan alam yang berkhasiat dan praktis.

G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Ciplukan

2. Bakteri
Bakteri adalah suatu mikroba bersel satu dan umumnya tidak
berklorofil. Bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasit, saprofit, atau
sebagai patogen pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Berdasarkan
pengecetan Gram dengan pewarna pertama ungu kristal dan pewarna kedua
safranin dapat membedakan bakteri menjadi bakteri Gram positif dan
negatif. Bakteri Gram positif adalah yang pada pengecatan Gram tahan
terhadap alkohol, sehingga tetap mengikat warna cat pertama (Gram A) dan
tidak mengikat warna yang kedua sehingga bakteri akan berwarna ungu.
Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang pada pengecatan Gram tidak tahan
terhadap alkohol sehingga warna cat yang pertama (Gram A) akan
dilunturkan dan bakteri akan mengikat warna yang kedua (warna merah
safranin) sehingga bakteri akan berwarna merah (Pelczar dan Chan, 1998).
3

Bakteri yang akan digunakan :


a. Staphylococcus epidermidis
Sistematika dari Staphylococcus aureus adalah divisi Protophyta:
kelas: Schyzomycetes; bangsa: Eubacteriales; suku: Micrococcaceae;
genus: Stphylococcus; jenis: Staphylococcus epidermidis (Salle,1961).
Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri gram positif
Staphylococcus aureus merupakan penyebab terjadinya infeksi
yang bersifat piogenik. Staphylococcus epidermidis dapat menyebabkan
gangguan kesehatan pada manusia karena dapart menghasilkan toksin
salah satunya adalah
b. Pseudomonas aeruginosa
Sistematika dari Pseudomonas aeruginosa adalah Kingdom:
bacteria; phylum: proteobacteria; class : gamma proteobacteria; orde:
enterobacteriales; family: enterobacteriaceae; genus: Escherichia ;
species: Escherichia coli (Salle,1961).

1. Antibakteri
Antibakteri merupakan Antimikroba dibagi menjadi lima kelompok
(Ganiswarna dkk, 1995).
a. Mengganggu metabolisme sel bakteri
Antibakteri yang termasuk dalam kelompok ini adalah sulfonamid,
trimetropim, asam p-amino salisilat (PAS) dan sulfon dengan efek
bakteriostatik. Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan
hidupnya, sedangkan kuman patogen harus mensintesis sendiri asam folat
dari asam para amino benzoat (PABA) untuk kenutuhan hidupnya.
Apabila sulfonamid atau sulfon menang bersaing dengan PABA untuk
diikutsertakan dalam pembentukan asam folat, maka terbentuk analog
asam folat yang non fungsional, akibatnya kehidupan bakteri akan
terganggu.
b. Menghambat sintesis dinding sel bakteri
Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah penisilin,
sefalosporin, basitrasin, vanin.komisin, dan sikloserin. Dinding sel
bakteri terdiri dari Peptidoglikan yaitu suatu kompleks polimer
polipeptida. Siloserin menghambat reaksi yang paling dini dalam proses
sintesis dinding sel, dilusi berturut-turut oleh basitrasin, vankomisin dan
diakhiri oleh penisilin dan sefalosporin yang menghambat reaksi terakhir
(traspeptidase) dalam rangkain tertutup. Oleh karena itu tekanan osmotic
dalam sel bakteri lebih tinggi daripada di luar sel, maka kerusakan
dinding sel bakteri akan menyebabkan terjadinya lisis yang merupakan
dasar efek bakterisid pada bakteri yang peka (Ganiswarna dkk, 1995).
c. Mengganggu permebilitas membran sel bakteri.
Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah polimiksin,
golongan polien serta berbagai antibakteri kemoterapetik, umpamanya
antiseptic surface active agent. Polimiksin sebagai senyawa amoium
kwartener dapat merusak membrane sel setelah bereaksi dengan fosfat
pada fosfolipid membrane sel bakteri. Antiseptic yang mengubah
4

tegangan permukaan dapat merusak permeabilitas selektif dari membran


sel bakteri. Kerusakan membrane sel bakteri menyebabkan keluarnya
berbagai komponen penting dari dalam sel bakteri yaitu protein, asam
nukleat, nukleotida dan lain-lain (Ganiswarna dkk, 1995).
d. Menghambat sintesis protein sel bakteri
Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah golongan
aminoglikosid, makrolid, linkomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol.
Untuk penghidupannya sel bakteri perlu mensintesis berbagi protein.
Sinteis protein berlangsung di ribosom dengan bantuan rRNA dan tRNA.
Pada bakteri, ribosom terdiri atas dua sub unit yang dinyatakan sebagai
ribosom 30S dan 50S.
Untuk berfungsi pada sintesis kedua komponen ini akan bertemu
pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 70S. penghambatan sintesis
penisilin menjadi berbagai cara. Streptomisin berikatan dengan
komponen ribosom 30S dan menyebabkan kode pada mRNA salah
dibaca oleh tRNA pada waktu sisntesis protein. Akibatnya akan terbentuk
protein yang abnormal dan non fungsional bagi sel mikroba. Antibiotik
aminoglikosid lainnya seperti gentamisin, kanamisin dan neomisin
memiliki mekanisme kerja yang sama, namun potensinya berbeda.
e. Menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel bakteri
Antibakteri yang termasuk kelompok ini adalah selosporin dan
golongan quinolon. Rifampisin berikatan dengan enzim polymerase
RNA, sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA. Golongan quinolon
menghambat enzim DNA girase pada bakteri yang berfungsi menata
kromosom yang sangat panjang menjadi bentuk spiral, sehingga bisa
muat dalam sel bakteri yang kecil.

H. METODE PELAKSANAAN
Secara garis besar, alur penelitian ini mengikuti skema seperti tercantum
pada gambar 1.

Pembuatan ekstrak etanol daun


ciplukan

Skrining fitokimia

Menyiapkan koloni bakteri


Pembuatan persediaan (stok) bakteri


5

Penyiapan suspensi bakteri


Uji aktivitas ekstrak etanol daun ciplukan sebagai antibakteri


Dengan metode dilusi cair
Gambar 1. Skema Alur Penelitian

1. Pembuatan ekstrak etanol daun ciplukan


Sebanyak 500 gram direndam dengan menggunakan penyari etanol
70 % dan diaduk dengan stirrer selama 3 jam dengan kecepatan putaran 400
rpm. Selanjutnya dilakukan pendiaman selama 24 jam. Penyarian dilakukan
sebanyak 3 kali. Rendaman disaring dengan kertas saring menggunakan
corong Buchner kemudian semua filtrat yang didapat digabung menjadi
satu dan diuapkan dengan rotary evaporator untuk memperoleh ekstrak
pekat tanpa adanya etanol ( Anita, 2008) .
2. Menyiapkan koloni bakteri
Koloni bakteri diperoleh dari biakan bakteri. Bakteri yang digunakan
adalah Eschericia coli dan Staphylococcus epidermidis.
3. Pembuatan persediaan (stok) bakteri
Bakteri diambil dari pertumbuhan ( stok bakteri) yang diperoleh dari
biakan bakteri di laboratorium Mikrobiologi . Bakteri yang digunakan
adalah Eschericia coli dan Staphylococcus epidermidis kemudian
digoreskan pada media padat agar miring TSA. Biakan diinkubasi pada

suhu 37 C selama 24 jam. Setelah bakteri tumbuh disimpan pada lemari es
sebagai stok bakteri.
4. Penyiapan suspensi bakteri
Bakteri dan stok, diambil satu ose dimasukkan dalam 1ml BHI cair,

diinkubasikan pada suhu 37 C selama 18-24 jam, selanjutnya diambil
100µl dimasukkan ke dalam 1 ml media BHI diinkubasi 4-8 jam pada suhu

37 C, kemudian diencerkan dengan NaCl 0,9 % sehingga didapat
kekeruhan suspensi bakteri yang sama dengan standar Mc Farland dengan
kekeruhan 108 CFU/ml ( colony forming unit/ml), suspense diencerkan
dengan media BHI DS sehingga diperoleh kekeurah 106 CFU/ml.
5. Uji aktivitas antibakteri
a. Uji pendahuluan aktivitas antibakteri
Uji pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kisaran kadar ( konsentrasi
terendah ) dari larutan sampel yang dapat menghambat maupun membunuh
pertumbuhan bakteri. Pada uji pendahuluan antibakteri dibuat larutan ekstrak
etanol dalam aquadest steril dengan beberapa seri konsentrasi untuk bakteri
Staphylococcus epidermidis 25,0% ; 20,0%; 15,0%; 10,0%; 5,0 %; 2,5% b/v sama
halnya untuk bakteri Pseudomonas aeruginosa .
6

b. Uji sesungguhnya
Uji sesungguhnya untuk Staphylococcus epidermidis dilakukan dengan
konsentrasi yang diperoleh pada uji pendahuluan, begitu juga dengan uji
sesungguhnya pada Pseudomonas aeruginosa. Konsentrasi ini akan menjadi
setengahnya karena dicampur dengan suspensi bakteri. Penentuan kadar hambat
minimum ( KHM).
Suspensi bakteri 106 CFU/ml Pseudomonas aeruginosa dan
Staphylococcus epidermidis diambil 0,5 ml dan dimasukkan ke dalam tiap-tiap
tabung uji yang berisi 0,5 ml larutan uji dalam berbagai konsentrasi. Tabung-
tabung tersebut selanjutnyadiinkubasi pada suhu 37◦ C selama 18-24 jam.
Pengamatan ada tidaknya kekeruhan larutan dibandingkan dengan larutan control,
untuk menentukan pada konsentrasi berapa ekstrak etanol daun ciplukan mulai
menghambat pertumbuhan bakteri.
c. Penentuan Kadar Bunuh Minimum ( KBM)
Kadar bunuh minimum ditentukan dengan menggoreskan larutan hasil uji
dilusi cair pada media agar, untuk Pseudomonas aeruginosa digunakan media
dan Staphylococcus epidermidis digunakan media. Dengan melihat ada tidaknya
pertumbuhan bakteri dalam goresan pada media yang dibandingkan dengan
control maka dapat ditentukan berapa konsentrasi terendah larutan ekstrak yang
dapat membunuh bakteri (KBM).

I. JADWAL KEGIATAN
7

J.
Bulan ke-
Kegiatan
1 2 3 4

Penyiapan bahan

Pembuatan ekstrak ciplukan

Penyiapan koloni bakteri

Pembuatan stok bakteri

Pembuatan suspensi bakteri


Staphylococcus epidermidis

Pembuatan suspensi bakteri


Pseudomonas aeruginosa

Metode dilusi cair

Pelaporan hasil penelitian

RANCANGAN BIAYA

1. Bahan Langsung
No Jenis Satuan (Rp) Volume Harga (Rp)
1 Rumput laut 10000/kg 2 kg 20.000
2 Aqua Steril 5000/20 ml 100 ml 500.000
3 Aquadest 7.500/ liter 3 Liter 22.500
4 NaCL 0,9% 2.000/ mg 100 ml 200.000
6 Media cair BHI 10.000/10ml 100 ml 100.000
7 Solluble Strach 496.000/100g 100 g 496.000
8 KNO3 3.000/g 5g 15.000
9 K2HPO4 2.000/g 5g 10.000
10 MgSO4.7H2O 2.000/g 5g 10.000
11 NaCl 1500/g 5g 75.000
12 FeSO4.7H2O 2500/g 5g 125.000
13 Bacteorogical agar 1.440.000/500g 500 g 1.440.000
14 Gliserol 3.000/g 5g 15.000
15 Sikloheksamid 1.360.000/kg 1 kg 1.360.000
16 Oatmeal 10.000/kg 500 gr 5.000
17 Agar Los 20.000/100g 200 g 40.000
18 Media padat MH 20.000/petri 50 petri 750.000
19 Pseudomonas aeruginosa 180.000/wadah 1 wadah 250.000
20 Staphylococcus epidermidis 240.000/wadah 1 wadah 300.000
Jumlah 5.773.500
8

2. Peralatan yang digunakan


No Jenis Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
Alat praktikum +
1 300.000 1set 300.000
glassware
2 Inkubator 80.000/hari 25 hari 2.000.000
3 Autoclave 75.000/hari 2 hari 150.000
4 Pengaduk mekanik 80.000/jam 1 buah 80.000
5 Cawan petri 30.000 25 750.000
6 Tabung konikel 15 ml 148.000/pack 1 pack 148.000
Jumlah 3.465.000

3. Lain-lain
No Jenis Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
1 Sewa Laboratorium 300.000 - 300.000
Jumlah 300.000

K. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Escherichia coli . Wikipedia berbahasa Indonesia .
http://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_coli . Diakses 22 mei 2012 pukul
21:45
Anonim. 2008. Staphylococcus epidermidis. Wikipedia berbahasa Indonesia .
http://id.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus_epidermidis. Diakses 21 Mei
2012 pukul 09:25
Ganiswarna, Sulistia G,. 1993. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. 545-553.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jawetz, Melnick, Adelberg’s. 2005. Mikrobiologi kedokteran ( medical
microbiology). Penerjemah bagian mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga. Jakarta : salemba medika.
M, Atlas, Ronald, Alfred E. Brown, Kenneth W. Dobra, Llonas Miller. 1984.
Experimental Microbiology Fundamentals and Applications. Third
Avenue, New York: Macmillan Publishing Company
Neal, M.J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis edisi kelima. Jakarta : PT
Gelora Aksara Pratama.
Pelezar, M dan Chan, E, C, S. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid II.
Penerjemah Ratna S, H, dkk. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Salle, A. 1961. Fundamental Principal of Bacteriology. Inc, New York : 5 rd
MC Graw Hill Book Company.
Volk, A. Wesley, Margaret F, Wheeker. 1993. Mikrobiologi Dasar edisi kelima
Jilid 2. Editor: Soenartono Adi Soemarto. Jakarta: Penerbit Erlangga
9

L. LAMPIRAN

1) BIODATA KETUA serta ANGGOTA KELOMPOK

. Ketua Pelaksana Kegiatan


Nama Lengkap : Breni Setyoko
NIM : 09023129
Fak/Program Studi : Farmasi
Perguruan Tinggi : Universitas Ahmad Dahlan
Waktu untuk kegiatan : 15 jam/minggu
Telepon : 085643682191

(Breni Setyoko)
1. Anggota Pelaksana 1
Nama Lengkap : Tria Devi Utami
NIM : 09023130
Fak/Program Studi : Farmasi
Perguruan Tinggi : Universitas Ahmad Dahlan
Waktu untuk kegiatan : 15 jam/minggu
Telepon : 085640421311

(Tria Devi Utami)


Anggota Pelaksana 2

Nama Lengkap : Novita Anggraini


NIM : 10023
Fak/Program Studi : Farmasi
Perguruan Tinggi : Universitas Ahmad Dahlan
10

Waktu untuk kegiatan : 15 jam/minggu


Telepon : 085652183202

( Novita Anggraini )
2) Biodata pembimbing

Anda mungkin juga menyukai