Anda di halaman 1dari 6

PENUGASAN I.

BLOK VII

Perjalanan Nervus XI dan Nervus XII beserta Korelasi Klinis

Oleh: Kelompok 8
Baiq Lely Aydhia H H1A017019
Diwasson Islamy H1A017025
Halidagia Reksadita L H1A017031
Wira Narayana H1A017034
Kadek Adi Sagita R H1A017040
Made Ratna Dewi H1A017046
Muhamad Ibnu Annafi H1A017053
Ngakan Putu Proudy L. H1A017058
Novita Wulandari H1A017065
Noni Trisna Dewi H1A017064
Putu Chika Radeanty H1A017071

Tutor: dr. Taufik, Sp.OT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

2018
1. Perjalanan CN XI (NERVUS ACCESORIUS)

(Netter, 2014)

(Snell, 2010)
2. Perjalanan CN XII (NERVUS HYPOGLOSUS)

(Paulsen, Waschke, 2010)


1. NERVUS ACCESORIUS (CN XI)
Nervus accesorious berasal dari radix cranialis dan radix spinales. Radix cranialis berasal
atau dilepaskan dari medulla oblongata tepatnya pada nucleus ambiguous, sedangkan radix
spinales dilepaskan pada columna pada bagian ventroateral cornu anterior medulla spinalis
vertebra C2-C6.
a. Perjalanan radix cranialis
Saraf berjalan ke lateral di dalam fossa cranii posterior dan bergabung dengan radix
spinalis. Kedua radix menyatu dan meninggalkan tengkorak melalui foramen jugulare. Radix
cranialis dan radix spinalis berpisah kembali. Radix cranialis bergabung dengan nervus vagus
dan didistribusikan melalui rami phariangiales dan rami laryngealis recurens ke otot-otot
palatum mole, pharing, laryng,
b. Perjalanan radix spinales
Serabut-serabut saraf muncul dari columna pada bagian ventroateral cornu anterior
medulla spinalis vertebra C2-C6. Serabut-serabut membentuk trunkus saraf yang naik
memasuki tengkorak melalui foramen magnum. Radix spinalis menuju lateral dan bergabung
dengan radix cranialis setelah melalui foramen jugalare, setelah jarak yang pendek, radix
cranialis dan spinalis berpisah dan berjalan ke bawah dan ke lateral lalu masuk ke permukaan
dalam musculus sternocleidomastoideus. Selanjutnya saraf tersebut menyilang trigonum colli
posterior, dan berjalan dibawah musculus trapezius yang mempersarafinya. (Snell, 2010)

Korelasi Klinis
-Sindrom vernet merupakan suatu bentuk kelainan yang disebabkan oleh cedera nervus
kranialis glossopharyngeal (IX), vagus (X) dan accessorius XI setinggi foramen jugulare.
Faktor penyebab dari hal tersebut dapat berupa tumor, infeksi maupun trauma yang
menyebabkan penyempitan foramen jugulare. Pada sebagian besar kasus, penyebab utama
dari sindrom Vernet yaitu tumor, seperti paraganglioma, meningioma dan schwannoma, dan
beberapa jenis tumor ganas yang menyerang basis cranii. Selain itu, pada sebagian besar kasus
sindrom Vernet juga disebabkan karena infeksi seperti halnya meningitis. Gejala klinis yang
timbul pada pasien berupa kesulitan dalam melakukan abduksi lengan, bahu terasa berat, serta
kesulitan melakukan pergerakan leher dan kepala. (Jo et al., 2013; Hayward et al., 2014)
-Lesi pada pars spinalis nervi accesorii menimbulkan paralisis musculus
sternocleiodomastoideus dan trapezius, Atrofi musculus sternocleidomastoideus dan dapat
terjadi kelemahan saat memutar kepala kesisi yang berlawanan. Musculus trapezius juga akan
mengalami atrofi dan bahu pada sisi sisi lesi akan turun dan juga terdapat kelemahan dan
kesulitan dalam gerakan mengangkat lengan lebih tinggi dari bidang horizontal. Lesi ini dapat
terjadi sepanjang perjalanannya dan disebabkan oleh tumor ataupun trauma akibat luka
tusuk/tembak di daerah leher. (Snell, 2010)

2. NERVUS HYPOGLOSUS (CN XII)

Nervus hypoglossus adalah saraf motorik. Nervus ini berasal dari nucleus nervi hypoglossi
di medulla oblongata. Serabut keluar dari truncus encephali tepatnya pada sulcus anterolateral
diantara oliva dan pyramis medullae. Nervus ini keluar melalui canalis nervi hypoglossus
kemudian berjalan kearah kaudal di batas atas trigonum caroticum dan membelok menuju arah
rostral dan medial melintasi arteri carotis externa bersama dengan serabut dari nervus spinales
C1 dan C2 yang kemudian berpisah kembali menjadi ansa cervicalis profunda. Nervus
hypoglossus kemudian akan berjalan bersama nervi spinales C2 dan C3 yang mempersarafi m.
geniohyoideus sedangkan nervus hypoglossus akan mencapai lidah diantara m. hyoglossus dan
m. mylohyooideus. Nervus hypoglossus akan mempersarafi otot-otot internal lidah yaitu Mm.
styloglossus, hyoglossus, dan genioglossus. (Paulsen, Waschke, 2010)

Korelasi Klinis

-Lesi pada Upper Motor Neuron (UMN) nervus hypoglossus menyebabkan kelemahan ringan
pada lidah secara kontalateral. Dapat terjadi pada kasus Pseudobulbar palsy.

-Lesi pada Lower Motor Neuron (LMN) nervus hypoglossus menyebabkan kelemahan
ipsilateral lidah, atrofi dan fasikulasi pada lidah. Dapat terjadi pada kasus Bulbar palsy.

-Amyotropic Lateral Sclerosis (ALS) adalah penyakit dengan karakteristik degenerasi neuron
motorik secara progresif. 30% pasien ALS diawali dengan gejala bulbar seperti dysphagia,
dysarthria, dyspnea, dan perubahan pada fonasi. (Gillig, Sanders, 2010)

-Tapia Syndrome, salah satu jenis Hypoglossal nerve palsy, terjadi karena inflamasi
pseudomotor pada leher, airway manipulation, dan operasi pada bagian anterior atau posterior
cervical spine. (Finsterer J, Grisold W.2015)
DAFTAR PUSTAKA

Gillig, M. and Sanders, R. D. (2010) ‘CRANIAL NERVES IX , X , XI , AND XII’, Psychiatry


and Neurology, 7(5), pp. 37–41.
Hayward, D. et al. (2014) ‘Jugular Foramen Syndrome as Initial Presentation of Metastatic Lung
Cancer Jugular Foramen Syndrome as Initial Presentation of Metastatic Lung Cancer’, (October
2012). doi: 10.1055/s-0032-1301406.
Jo, Y. R. et al. (2013) ‘Vernet Syndrome by Varicella-Zoster Virus’, 37(3), pp. 449–452.
Paulsen, F. and Waschke, J. (2010) Sobotta: Atlas of Human Anatomy. 23rd edn. Elsevier.
Snell, Richard s. 2010. Clinical Neuroanatomy. 7th Edition. Lippincott Williams & Wilkins.
Netter, F. H. 2014. Atlas of Human Anatomy. 6th Edition. ELSEVIER.
Finsterer J, and Grisold W. (2015) ‘Disorders of the lower cranial nerves’, Journal of
Neurosciences in Rural Practice, Vol.6, pp.377-391.

Anda mungkin juga menyukai