Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioremediasi merupakan proses penguraian limbah organik atau anorganik
polutan secara biologi dalam kondisi terkendali dengan tujuan mengontrol,
mereduksi atau bahkan mereduksi bahan pencemar dari lingkungan. Menurut
definisi (Suryani, 2011), bioremediasi adalah penggunaan organisme hidup,
terutama mikroorganisme, untuk mendegradasi kontaminan lingkungan ke dalam
bentuk yang kurang beracun.
Penanganan kondisi lingkungan yang tercemari minyak bumi dapat dilakukan
secara fisika, kimia dan biologi (Nugroho 2012). Remediasi secara fisika dan
kimia bersifat remediasi jangka pendek dan tidak tuntas (perpindahan massa antar
media lingkungan), hanya sekitar 10-15% pencemar dapat dipindahkan dari media
laut. Untuk penuntasan remediasi diperlukan penghilangan media secara biologi
(bioremediasi) (suyana et al 2011). Bioremediasi adalah salah satu teknologi yang
menggunakan mikroba untuk mengolah(cleaning) hidrokarbon minyak bumi dari
kontaminan melalui mekanisme biodegradasi alamiah (intrinsic bioremediation)
atau meningkatkan mekanisme biodegradasi alamiah dengan menambahkan
mikroba, nutrien, donor elektron dan atau akseptor elektron (enhanced
bioremediation) (Hartanto et al 2013)

Sehubung dengan hal tersebut, pada perktikum ini melakukan simulasi


bioremediasi, akan dilakukan biostimulasi yaitu menambahkan Nutrien berupa
senyawa karbohidrat yang dapat membantu bahan pencemar tenggelam ke dasar
perairan agar dapat di jangkau oleh mikroba pengurai serta menjadi sumber energi
bagi mikroba pengurai tersebut nantinya. Teknik yang digunakan mengacu pada
solit Oil treatmet (SOT) 11 yang di kembangkan oleh Oil tretment internasional
(OTI) dari swedia
1.2 Tujuan
praktikum ini bertujuan agak mahasiswa mengetahui cara bagamana melakukan
bioremediasi secara sederhana terhadap limbah hidrokarbon yang dimati secara
langsung.

BAB III
METODELOGI

3.1. Alat dan Data/ Bahan


Alat yang digunakan dalam analisis data angin untuk mengetahui gelombang
signifikan ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat yang digunakan

No Alat Kuantitas Kegunaan


1 Botol plastik air 6 botol Menampung bahan uji
mineral
2 Stopwatch 1 buah Menghitung waktu
3 Ayakan tepung 1 buah Mengayak / menyaring bahan uji ke
yang kecil botol plastik
4 Kamera 1 buah Dokumentasi
5 Suntik volume 10 1 buah Menyuntik bahan pencemar
ml
6 Pengaris besi 1 buah Mengukur ketebalan bahan pencemar
No Bahan Kuantitas Kegunaan
1 Tepung beras 300 gram Bahan uji
2 Tepung ubi 300 gram Bahan uji
3 Tepung gandum 300 gram Bahan uji
4 Tepung gula bubuk 300 gram Bahan uji
5 Tepung sagu 300 gram Bahan uji
6 Minyak oli mesin 300 gram Bahan pencemar
bekas

3.3. Prosedur Kerja


3.3.1. Pengambilan Data
 Isilah air laut yang jernih ke semua 6 wadah plastik hingga mendekati 5 cm
dari batas tepian wadah.
 Beri label ke 6 wadah dengan kode:
dengan tulisan tata tulisan: No kode botol _Nama Limbah_Perlakukan
Contoh penulisan di label: 4_Minyak Solar_ Tepung gula bubuk

No Kode Botol Nama limbah Perlakukan

1 Sesuai Limbah pada kelompok Tepung beras

2 Sesuai Limbah pada kelompok Tepung ubi / tapioka

3 Sesuai Limbah pada kelompok Tepung gandum / terigu

4 Sesuai Limbah pada kelompok Tepung gula bubuk

5 Sesuai Limbah pada kelompok Tepung sagu


6 Sesuai Limbah pada kelompok Tanpa dikasi tepung manapun

 Persiapkan 1 buah suntikan dimana akan di gunakan untuk menyedot bahan


pecemar untuk di teteskan ke air laut yang telah di isi dalam wadah.
 Sedotlah bahan pencemar dengan suntikan 10 ml tersebut hingga volume
mencapai 10 ml
 Teteskan bahan pencemar ke dalam wadah yang telah berisi air laut
tersebut hingga bahan pencemar menutupi permukaan air, lalu hentikan
penetesan
 Hitung berapa volume bahan pencemar yang berada di air dengan cara
mengurang volume awal dalam suntikan di kurangi volume akhir setelah
tetasan di hentikan. Lakukan hal yang sama untuk wadah lainnya
 Ukurlah tebal bahan pencemar yang mengapung di permukan air tersebut
dengan penggaris besi gunakan pada skala milimeter (jangan gunakan
skala centimeter
 Siapkan 4 buah stopwatch dimana 1 stopwatch untuk 1 wadah
 Siapkan kamera untuk mendokumentasikan kondisi awal sebelum
percobaan dan kondisi hasil setelah percobaan pada masing-masing wadah

3.3.2. Prosedur Pengamatan


 Untuk wadah 1 ayaklah tepung beras hingga menutupi permukaan bahan
pencemar amati apakah tepung berhasil mengikat bahan pencemar dan
tenggelam dan hitung waktunya, lalu hitung jumlah tepung yang di gunakan
dengan cara mengurangi jumlah awal tepung (300 gram) dengan tepung yang
masih tersisisa setelah pengayakan di hentikan.
 Untuk wadah 2 ayaklah tepung ubi / tapioka hingga menutupi permukaan
bahan pencemar amati apakah tepung berhasil mengikat bahan pencemar dan
tenggelam dan hitung waktunya, lalu hitung jumlah tepung yang di gunakan
dengan cara mengurangi jumlah awal tepung (300 gram) dengan tepung yang
masih tersisisa setelah pengayakan di hentikan.
 Untuk wadah 3 ayaklah tepung gandum / trigu hingga menutupi permukaan
bahan pencemar amati apakah tepung berhasil mengikat bahan pencemar dan
tenggelam dan hitung waktunya, lalu hitung jumlah tepung yang di gunakan
dengan cara mengurangi jumlah awal tepung (300 gram) dengan tepung yang
masih tersisisa setelah pengayakan di hentikan.
 Untuk wadah 4 ayaklah tepung gula bubuk hingga menutupi permukaan bahan
pencemar amati apakah tepung berhasil mengikat bahan pencemar dan
tenggelam dan hitung waktunya, lalu hitung jumlah tepung yang di gunakan
dengan cara mengurangi jumlah awal tepung (300 gram) dengan tepung yang
masih tersisisa setelah pengayakan di hentikan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Daftar pustaka
Astri Nugroho, 2012, Bioremediasi Hidrokarbon Minyak Bumi, Graha Ilmu
Universitas Trisakti, Indonesia.
Hartanto, Benny, 2013, Oil Spill (Tumpahan Minyak) Di Laut Dan Beberapa
Kasus Di Indonesia, Bahari Jogja Vol.Viii No.12

Atlas, R.M, & Bartha R. 2013. Hydrocarbon Biodegradation And Oil Spill .
Adv.In Microbiol.Ecol. Vol.12,P.287-338.
Suyasa, W.B. 2011. Isolasi Bakteri Pendegradasi Minyak/Lemak Dari
Beberapa Sedimen Perariran Tercemar Dan Bak Pengolahan Limbah. Jurnal Bumi
Lestari Vol. 7 (2) : 39-42.
Yani Suryani, 2011. Bioremediasi Limbah Merkuri Dengan Menggunakan
Mikroba Pada Lingkungan Yang Tercemar. Vol V No. 1 – 2.

Anda mungkin juga menyukai