KONSEP LANSIA
A. Defenisi Lansia
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh
semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari
oleh siapapun. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup
dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu
dimaksud dengan usia lanjut adalah seorang laki-laki atau perempuan yang
berusia 60 atau atau lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan
(potensial) maupun karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan aktif
tahun.
2. Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun
3. Usia tua (old) antara 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) usia diatas 90 tahun
virilitas
2. Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai masa presenium
3. Kelompok usia lanjut (65> ) sebagai masa senium
C. Permasalahan Umum yang Terjadi pada Lansia
kondisi fisik , psikologis maupun social yang saling berinteraksi satu sama
orng lain)
2. Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan
setalah sakit cukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidup.
D. Proses menua
konsepsi, istilah menua tidak sinonim dengan tua. Aged adult atau lanjut
Dan karena usianya yang sudah lanjut terjadi perubahan strukur dan
ketidak mampuian ataua dapat terjadi sngat nyata dan berakibat ketidak
alamia, yang dimulai sejak lahir dan pada umumnya dialami pada semua
makhluk hidup.proses menua setiap individu pada organ tubuh tidak sama
Proses menua yang tejadi pada usia lanjut secara linier dapat
a. Kelemahan
b. Keterbatasan fungsional
c. Keterhambatan
Menurut morse dan furst, proses penuaan dapat dilihat dari 3 segi
yaitu:
a. Penuaan biologis
b. Penuaan psikologis
c. Penuaan sosiologis
B. KONSEP KASUS
1. Konsep Medis
a. Definisi
Low Back Pain (LBP) atau Nyeri punggung bawah adalah suatu
sensasi nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya
lumbal bawah, L4-L5 dan L5-SI.
b. Etiologi
Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari
berbagai masalah muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut,
ketidakstabilan ligamen lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis
tulang belakang, stenosis tulang belakang, masalah diskus
intervertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai). Penyebab lainnya
meliputi obesitas, gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor
retroperitoneal, aneurisma abdominal dan masalah psikosomatik.
Kebanyakan nyeri punggung akibat gangguan muskuloskeletal akan
diperberat oleh aktifitas, sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya tidak
dipengaruhi oleh aktifitas .
Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan
sekunder.
o Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya
kecelakaan.
o Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis,
spondilitis, stenosis spinal, spondilitis,osteoartritis.
Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot.
Prosedur degenerasi pada pasien lansia.
Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.
Kegemukan.
Mengangkat beban dengan cara yang salah.
Keseleo.
Terlalu lama pada getaran.
Gaya berjalan.
Merokok.
Duduk terlalu lama.
Kurang latihan (oleh raga).
Depresi /stress
c. Patofisiologi
Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah
stimulus menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi
dan persepsi nyeri disebut sebagai system nosiseptif. Sensitifitas dari
komponen system nosiseptif dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor
dan berbeda diantara individu. Tidak semua orang yang terpajan
terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama.
Sensasi sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak terasa
bagi orang lain.
e. Evaluasi Diagnostik
f. Penatalaksanaan
a. Pengkajian
1) Riwayat kesehatan
a) Riwayat Penyakit
c. Intervensi keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan penurunan fungsi tulang
Intervensi
a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan faktor prepitasi
b) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
d) Ajarkan teknik non farmakologis
e) Tingkatkan istirahat
f) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekauan
sendi, kerusakan integritas struktur tulang
Intervensi:
a) Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
b) Observasi TTV sebelum atau sesudah latihan dan lihat
respon pasien saat latihan
c) Latih pasien dalam pemenuhan kebuthan ADL secara
mandiri sesuai kemampuan
d) Ajarkan pasien tentang teknik mobilisasi dan berikan
bantuan jika perlu
e) Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan
cegah saat cedera
3) Resiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi
tulang
Intervensi:
a) Kaji kebutuhan keamanan pasien sesuai dengan konsisi
fisik dan fungsi kognitif pasien juga riwayat penyakoit
terdahulu
b) Kontrol lingkungan pasien yang berbahaya misalnya
memindahkan perabotan
c) Sediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
d) Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
pasien.
e) Berikan penjelasan pada pasien atau pengunjung adanya
perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.
Daftar Pustaka :
1. Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002
2. Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2002
3. Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II,
Lippincot, Philadelphia, 2000
4. Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Cetakan I, EGC,
Jakarta, 1997