Anda di halaman 1dari 7

BAB I

KONSEP DASAR BASIS DATA

1.1 Pendahuluan
Sebelum muculnya konsep basis data, untuk organisasi/perusahaan menggunakan
pendekatan flat file untuk manajemen datanya. Pada pendekatan ini, user pada tiap departemen
dalam suatu organisasi memiliki program aplikasi sendiri dan setiap program aplikasi
menyimpan data mereka masing-masing
Pendekatan ini memiliki berbagai kelemahan, antara lain:
 Tempat penyimpanan – menghasilkan biaya penyimpanan tinggi untuk dokumen
kertas/ magnetik form yang digunakan.
 Kerangkapan data – data yang sama disimpan di berbagai tempat penyimpanan
yang berbeda sehingga organisasi memiliki banyak data yang rangkap.
 Data Updating – perubahan terhadap data harus dilakukan berulang kali mengingat
data yang sama terdapat di berbagai tempat penyimpanan.
 Currency of Information – memiliki potensi masalah jika gagal untuk memperbarui
data pada semua file yang terpengaruh.
 Task-Data Dependency – pengguna tidak dapat memperoleh tambahan informasi
saat membutuhkan informasi tambahan.
2.1 Definisi Basis Data
Basis data (database) adalah himpunan kelompok data yang saling berhubungan yang
diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah..
Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data
di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan
berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Dalam maksud yang sama, bisa juga diartikan sebagai sekumpulan informasi
yang disusun sedemikian rupa untuk dapat diakses oleh sebuah software tertentu. Database
tersusun atas bagian yang disebut field dan record yang tersimpan dalam sebuah file. Sebuah
field merupakan kesatuan terkecil dari informasi dalam sebuah database. Sekumpulan field
yang saling berkaitan akan membentuk record. Tiga faktor utama yang membentuk suatu
database adalah sebagai berikut.
a. Field di dalam database diartikan sebagai identitas spesifik dari sebuah objek.
Misal objeknya mobil, field warnanya biru, field bahan bakar solar, dst
b. Record secara umum artinya merekam, atau rekaman. Di dalam database disebut
juga sebagai kumpulan identitas dari satu object. Kumpulan dari beberapa field
tentang satu objek. Misalnya database tentang mobil, masing-masing mobil
memiliki satu record yang datanya disimpan di dalam berbagai field.
c. File adalah arsip yang disimpan dalam suatu media, yang terdiri dari kumpulan
karakter, dan didokumentasikan dalam bentuk data digital oleh komputer.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa basis data mempunyai beberapa kriteria
penting, yaitu:
1. Bersifat data oriented dan bukan program oriented.
2. Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah basis
datanya.
3. Dapat dikembangkan dengan mudah, baik volume maupun strukturnya.
4. Dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah
5. Dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda.

Database management system (DBMS) adalah merupakan suatu sistem software yang
memungkinkan seorang user dapat mendefinisikan, membuat, dan memelihara serta
menyediakan akses terkontrol terhadap data. Database sendiri adalah sekumpulan data yang
berhubungan dengan secara logika dan memiliki beberapa arti yang saling berpautan.
Sistem Basis Data merupakan suatu sistem menyusun dan mengelola record-record
menggunakan computer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional
lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal
yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan.

3.1 Karateristik Basis Data


Pada database tradisional, khususnya manajemen pemrosesan file, selalu terjadi adanya
pengulangan (redundancy) data, hal inilah yang menyebabkan data tidak valid dan pemborosan
space. Oleh karena itu, database memiliki karakteristik yang berbeda dengan bentuk database
tradisional sebelumnya, yang meliputi:
A. Self-describing nature of a database system
Sistem database tidak hanya berisi database saja, tetapi juga mampu
mendeskripsikan/mendefinisikan dengan lengkap struktur dan constraint (batasan)
database dimana definisi lengkap database tersimpan pada katalog DBMS. Katalog
DBMS sendiri berisi semua informasi database, seperti struktur tiap table, tipe dan
format penyimpanan masing-masing field/kolom/item table, serta berbagai
constraint data. Informasi database yang tersimpan dalam katalog DBMS inilah
yang disebut dengan meta-data, yang mendeskripsikan struktur database utama.

B. Insulation between programs and data, and data abstraction (Adanya


penyekatan antara program, data dan abstraksi data)
Pada database tradisional, dimana data file di embed (pasang) dalam program
aplikasi, sehingga setiap terjadi perubahan harus merubah seluruh program yang
mengakses file tersebut. Berbeda dengan database tradisional, struktur data file
tersimpan didalam katalog DBMS secara terpisah dari pengaksesan program yang
disebut dengan program-data independence. Data independence dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu:
 Phisycal Data Independence: Kebolehan untuk mengubah pola fisik
database tanpa mengakibatkan suatu aplikasi program ditulis kembali.
Modifikasi pada level fisik biasanya hanya pada saat meningkatkan daya
guna.
 Logical Data Independece: Kebolehan mengubah pola konseptual tanpa
mengakibatkan suatu aplikasi program ditulis kembali. Modifikasi pada
level konseptual teristimewa saat struktur logika database berubah,
ditambahkan atau dikurangi.
Karakteristik DBMS yang memberikan kebebasan program-data dan program-
operation ini yang disebut dengan Abstraksi Data. Di dalam Abstraksi Data sendiri
data dalam database disimpan dan diperlihara dengan baik dan terstruktur oleh
DBMS. Sistem ini menyembunyikan detail tentang bagaimana data disimpan
dipelihara. Sehingga seringkali data yang terlihat oleh user, berbeda dengan data
yang tersimpan secara fisik. Abstraksi data berupa tingkatan/level tampilan dalam
melihat bagaimana menampilkan data dalam sebuah sistem database
Terdapat 3 Level abstraksi data:
1) Level Fisik (Physical Level): Level terendah dalam abstraksi data, yang
menunjukkan bagaimana sesungguhnya suatu data disimpan. User melihat
data sebagai gabungan dari struktur dan datanya sendiri. Tingkatan ini
berurusan dengan:
 Alokasi ruang penyimpanan untuk data dan indeks
 Deskripsi record untuk penyimpanan
 Penempatan record data
 Teknik kompresi dan enkripsi data
2) Level Konsepsual (Conceptual Level): Level ini menggambarkan data apa
yang sebenarnya disimpan dalam database, serta hubungannya
(relationship) dengan data lainnya. Level ini berisi struktur logika database
yang hanya dapat dilihat oleh DBA. Tingkat konsepsual ini menyatakan:
 Entitas, atribut dan relasinya
 Konstrain-konstrain terhadap data
 Informasi semantiks data
 Informasi keamanan dan integritas data
3) Level Pandangan (View Level): Level tertinggi dari abstraksi data, yang
hanya menampilkan data hanya sebagian dari database. Hal ini disebabkan
karena tidak semua user membutuhkan semua data dalam database.

C. Support of Multiple Views of the Data (Mendukung pada berbagai view data)
View adalah bagian dari database, atau bisa disebut salah satu obyek dari
database. View merupakan hasil dari SQL Query, yang menampilkan data dari
berbagai tabel. View biasanya dibuat untuk kebutuhan report-report data yang
kompleks pada berbagai kebutuhan user yang berbeda.

D. Sharing of data and multiuser transaction processing


DBMS memiliki kemampuan dalam sharing data, serta dalam penanganan
proses transaksi dari banyak user (multiuser) pada saat yang sama. Untuk itulah,
DBMS juga harus memiliki kontrol konkurensi (concurrency control), yang
mengontrol adanya user yang mengakses (update) pada data yang sama.
Contoh aplikasinya seperti OLTP (OnLine Transaction Processing): beberapa
pegawai reservasi pesawat dapat menempatkan posisi kursi penumpang, dan DBMS
memastikan bahwa setiap kursi hanya dapat diakses untuk seorang pegawai pada
satu waktu saja.
4.1 Pemakai Basis Data
1. System Engineer
Tenaga ahli yang bertanggung jawab atas pemasangan Sistem Basis Data, dan juga
mengadakan peningkatan dan melaporkan kesalahan dari sistem tersebut kepada pihak
penjual
2. Database Administrator (DBA)
Tenaga ahli yang mempunyai tugas untuk mengontrol sistem basis data secara
keseluruhan, meramalkan kebutuhan akan sistem basis data, merencanakannya dan

Ada beberapa jenis (tipe) pemakai terhadap suatu sistem basis data yang dapat
dibedakan berdasarkan cara mereka berinteraksi terhadap sistem :
1. Programmer aplikasi
Pemakai yang berinteraksi dengan basis data melalui Data Manipulation Language
(DML), yang disertakan (embedded) dalam program yang ditulis pada bahasa
pemrograman induk (seperti C, pascal, cobol, dll)
2. Pemakai Mahir (Casual User)
Pemakai yang berinteraksi dengan sistem tanpa menulis modul program. Mereka
menyatakan query (untuk akses data) dengan bahasa query yang telah disediakan oleh
suatu DBMS
3. Pemakai Umum (End User / Naïve User)
Pemakai yang berinteraksi dengan sistem basis data melalui pemanggilan satu program
aplikasi permanen (executable program) yang telah ditulis (disediakan) sebelumnya.
4. Pemakai Khusus (Specialized/Sophisticated User)
Pemakai yang menulis aplikasi basis data non konvensional, tetapi untuk keperluan-
keperluan khusus seperti aplikasi AI, Sistem Pakar, Pengolahan Citra, dll, yang bias
saja mengakses basis data dengan atau tanpa DBMS yang bersangkutan.
Contoh penggunaan aplikasi basis data dalam dunia bisnis:
 Bank: Pengelolaan data nasabah, akunting, semua transaksi perbankan
 Bandara: Pengelolaan data reservasi, penjadwalan
 Universitas: Pengelolaan pendaftaraan, alumni
 Penjualan: Pengelolaan data customer, produk, penjualan
5.1 Manfaat dan Implikasi Basis data
Pendekatan basis data memberikan banyak keuntungan (kelebihan), antara lain:
1. Pengendalian terhadap kerangkapan data
Dilakukan dengan cara data hanya disimpan sekali. Hal ini mengurangi kerangkapan
data dan megurangi biaya untuk tempat penyimpnan.
2. Konsistensi Data
Dilakukan dengan cara data disimpan hanya sekali dalam basis data sehingga jika
terjadi perubahan pada nilai data tersebut, perubahan hanya dilakukan satu kali dan nilai
baru tersebut akan tersedia untuk semua pengguna.
3. Dapat memperoleh lebih banyak informasi dari data yang sama. Pengguna basis data
dapat memeperoleh informasi selain dari informasi rutin yang dikelolanya karena
semua data lain berada dalam basis data yang sama. Dengan demikian kebutuhan akan
informasi selain dari informasi rutin dapat terpenuhi.
4. Data dapat dipakai secara bersama (shared)
Data yang ada pada basis data menjadi milik seluruh organisasi dan dapat dipakai secara
bersama oleh pengguna yang berwenang pada saat bersamaan.
5. Memperbaiki integritas data
Intergritas data mengacu pada validitas dan konsistensi dari data yang disimpan.
Integritas biasanya diekspresikan dalam batasan (constraints) yang merupakan aturan
yang konsisten dan tidak dapat dilanggar.Jika kerangkapan data dikontrol dan
kekonsistenan data dapat dijaga maka data menjadi akurat
6. Meningkatkan keamanan data
Keamanan basis data melindungi basis data dari pengguna yang tidak memiliki
otorisasi. DBA dapat menentukan batasan-batasan pengaksesan data, misalnya dengan
memberikan password dan pemberian hak akses bagi pemakai (misal : modify, delete,
insert, retrieve).
7. Economy of scale
Dengan menggabungkan semua data operasional organisasi ke dalam satu basis data
dengan aplikasi yang dibutuhkan dapat menghasilkan penghematan biaya. Anggaran
yang biasanya dialokasikan ke setiap departemen untuk pengembangan dan
pemeliharaan dari sistem file mereka dapat digabung sehingga menurunkan total biaya
dan menciptakan economy of scale.
8. Meningkatkan aksesibilitas terhadap data dan respon yang lebih baik
Akibat dari integrasi data yang melewati batasan-batasan departemen dapat langsung
diakses oleh pengguna. Ini berarti menyediakan sistem dengan fungsi yang lebih baik.
Pengguna dapat memperoleh data yang dibutuhkan dengan cepat dengan menggunakan
query language.
9. Dapat meningkatkan data independence (kemandirian data)
Dapat digunakan untuk bermacam-macam program aplikasi tanpa harus merubah
format data yang sudah ada
Selain keuntungan, basis data juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
1. Rumit
Harapan akan fungsi yang baik dari sebuah basis data yang baik membuat basis data
menjadi software yang rumit. Perancang, pengembang, DBA, basis data administrator,
dan pengguna akhir harus memahami fungsi basis data agar dapat mengambil manfaat
dari basis data. Kegagalan dalam memaminya akan menyebabkan keputusan yang
buruk bagi organisasi dan membahayakan organisasi.
2. Biaya basis data
Biayanya sangat mahal karena menyangkut biaya-biaya untuk hardware and software.
3. Terdapat tambahan biaya hardware
Harus menggunakan biaya tambahan untuk hardware, storage, and network.
4. Terdapat biaya konversi
Diperlukan biaya yang besar untuk berpindah dari aplikasi/sistem yang lama ke dalam
sistem dan hardware basis data yang baru. Diperlukan pulan biaya untuk pelatihan staf
untuk menggunakan sistem yang baru ini serta tambahan biaya untuk mempekerjakan
staff khusus seperti DBA, dan lain-lain.

Daftar Pustaka
http://ariv.lecturer.pens.ac.id
https://www.academia.edu/20025510/Materi_Basis_Data_-_Pengertian_Data_Base
http://fasilkom.mercubuana.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/Modul-Perkuliahan-Basis-
Data

Anda mungkin juga menyukai