A.Proses Terjadinya Emisi Gas Buang
A.Proses Terjadinya Emisi Gas Buang
keharusan bagi semua lapisan masyarakat, untuk itu kita tidak harus menunggu hingga kondisi udara
yang kita hirup setiap hari menjadi lebih buruk lagi, khususnya kota-kota besar di Indonesia yang kita
cintai ini, tentunya kita sudah mengetahui bahwa Jakarta sudah menjadi kota tercemar nomer tiga
setelah Meksiko dan Bangkok, tidak mustahil akan naik peringkat menjadi nomer satu bila kita tidak
peduli dan tidak melakukan aksi dari peran kita masing-masing.
Bengkel adalah tempat yang memungkinkan pencemaran akibat gas buang dari kendaraan lebih tinggi
dari area lain seperti jalanan , hal ini dikarenakan sumber pencemaran yang bergerak terkondisi menjadi
sumber pencemar tidak bergerak, sementara banyak sekali bengkel tidak melengkapi sistem yang
memadai mengatasi hal tersebut.
Konsentrasi emisi akan cepat bergerak naik bila terakumulasi pada tempat yang tertutup dan tidak
memiliki sistem ventilasi atau sistem pembuangan yang memungkinkan pertukaran udara di dalam ruang
dengan udara segar dari luar ruangan. Hal ini sangat berbahaya terhadap pekerja dalam ruangan
tersebut khususnya bengkel kendaraan bermotor, pool, terminal, garasi dan sejenisnya.
Dibalik penggunaan alat transportasi tersebut tersimpan berbagai masalah atau kalau boleh dikatakan
sebagai ancaman bagi pengguna dan lebih konyol lagi terhadap masyarakat lingkungannya. Ancaman
yang ditimbulkan alat transportasi tersebut cukup beragam dan yang paling menakutkan dan
berkepanjangan adalah emisi gas buang dari knalpot tiap kendaraan. Hal yang sama terjadi juga di
bengkel-bengkel mobil, terminal, pool bus/truk dan pada kondisi macet total, kendaraan menjadi sumber
pencemar tidak bergerak layaknya pabrik.
Tentunya kita sudah mendengar dan membaca artikel-artikel tentang kondisi kota-kota besar di Indonesia
yang sudah tercemar dan akan terus semakin parah bila kita tidak mau peduli dari ancaman tersebut.
Mungkin banyak orang berpikir bahwa hal tersebut tidak seburuk yang diperkirakan, bahkan ancaman
gas beracun tersebut telah menelan banyak korban meninggal dunia dan beberapa diantaranya dimuat di
media cetak, hal tersebut belum cukup menyadarkan manusia bahwa lingkungannya tidak seramah dulu
lagi dan Jakarta adalah urutan ketiga kota tercemar di dunia, bisa jadi akan menyusul menjadi peringkat
dua. Penyuplai pencemaran udara tersebut terbesar (±70-80%) adalah kendaraan bermotor dari segala
jenis dan model yang digunakan masyarakat.
Sudah saatnya kita sama-sama peduli kondisi ini dan hal tersebut dapat diatasi bila kita mau peduli
kondisi tersebut dan saya percaya di tengah kondisi ekonomi yang diawali krisis moneter tahun lalu
hingga krisis di berbagai bidang saat ini yang melanda bangsa Indonesia.
Emisi gas buang kendaraan bermotor dari segala model mesin pembakaran di dalam (Internal
combustion engine), dengan penyempurnaan konstruksi dan teknologi yang diterapkan, tetap
menghasilkan emisi gas buang, hal ini terjadi karena perubahan wujud bahan bakar dan udara pada saat
terjadi proses pembakaran.
Bahan bakar yang digunakan pada kendaraan bermotor dan didapatkan dari Pom bensin (SPBU) dan
eceran melalui truk tangki terbagi menjadi 3 kelompok
1.Bensin premium
Bahan bakar ini yang banyak dikonsumsi kendaraan yang menggunakan mesin/motor bensin 4 langkah ,
2 langkah dan rotari dengan nilai oktan min 88. Bahan bakar ini dijumpai di semua pom bensin (SPBU) di
seluruh Indonesia
2.Bensin premix
Bahan bakar ini dikonsumsi kendaraan dengan mesin/motor bensin 4 langkah dan rotari yang
mempersyaratkan penggunaan bahan bakar dengan nilai octan min.92, hal ini disebabkan tuntutan
teknologi mekanisme engine dan sistem pendukung lainnya, sehingga engine dapat beroperasi dengan
baik menghasilkan tenaga sesuai spesifikasi engine tersebut.
3.Bensin super TT
Bensin super tanpa timbal (TT) mempunyai nilai octan min.98 bahan bakar ini dikonsumsi kendaraan
dengan menggunakan mesin/motor bensin yang menggunakan sistem engine management yang
mengintegrasikan kerja sistem pendukung dan menggunakan katalisator yang menekan emisi gas buang
sekecil mungkin.
Catatan :
Katalisator menuntut penggunaan bahan bakar yang bebas timbal agar kinerja alat tersebut tidak
terganggu mengkatalisasi emisi gas buang tersebut. Pengganti timah hitam untuk menaikkan nilai octan
digunakan bahan lain yang bukan logam seperti MTBE (Methyl tertiary buthyl ether) juga sebagai bahan
Additive anti knocking.
b.Solar
Bahan bakar solar yang digunakan pada kendaraan dengan mesin/motor diesel baik 2 langkah dan 4
langkah membutuhkan nilai cetana yang tinggi, nilai cetana yang dipersyaratkan untuk motor-motor
diesel min.45. Untuk motor diesel dengan high performance atau dengan diesel engine management
menuntut nilai cetane mencapai 50.
c.Gas
Bahan bakar gas yang tersedia di beberapa pom bensin di kota-kota besar yang dapat dikonsumsi
motor/mesin bensin dan diesel (masih uji coba) terdiri dari :
d.CNG
Bahan bakar gas CNG (Compressed Natural Gas) yang dikonsumsi kendaraan dengan menggunakan
engine/mesin bensin 4 langkah dan diesel yang sedang diuji coba, gas ini disuplai ke tangki-tangki gas
pada kendaraan dengan menggunakan tekanan yang tinggi . Pada umumnya kendaraan yang
menggunakan gas juga memiliki sistem bahan bakar lainnya (Dual sistem).
e.LPG
Bahan bakar gas LPG (Liquified Petroleum Gas), gas ini pada umumnya mempunyai bahan dasar butane
dan propane dan dikonsumsi kendaraan dengan mesin/engine bensin dengan instalasi sistem bahan
bakar gas di samping sistem bahan bakar bensin, nilai octan bisa mencapai 100, saat ini masih
digunakan terbatas pada taxi-taxi, sedangkan di negara lain seperti Australia sudah memasyarakat
penggunaannya
1.PROSES PEMBAKARAN
Tenaga yang dihasilkan kendaraan bermotor dihasilkan dari perubahan energi bahan bakar menjadi
tenaga gerak, perubahan energi bersumber dari hasil pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran
pada laboratorium antara bahan bakar bensin dengan persenyawaan oksigen yang terdapat di udara ±
21 % dengan perbandingan 1 : 14.7 (stoichiometri) akan terjadi pembakaran yang sempurna
menghasilkan CO2 (Carbon dioksid) dan H2O (Uap air).
2.REAKSI PEMBAKARAN
Reaksi kimia pembakaran sempurna,
6.Mekanisme engine/mesin
Pembakaran terjadi karena penyulutan (spark) oleh busi dari kerja sistem pengapian dan diatur
sedemikian rupa waktu penyalaannya.dan pembakaran ini menghasilkan explorasi yang besar menekan
piston ke bawah .
Gaya tersebut akan tersimpan pada roda gaya untuk melakukan langkah berikutnya dan tenaga yang
dihasilkan untuk memikul beban kendaraan
Pembakaran ini menimbulkan explorasi yang besar dan menghasilkan tenaga yang digunakan untuk
melanjutkan langkah berikutnya dari siklus kerja engine dan tenaga untuk menggerakkan serta memikul
beban/muatan kendaraan
Perbandingan campuran pada bahan bakar dan udara pada motor diesel cenderung lebih kurus dengan
lambda 1,1 s/d 1,2. Hal ini menyebabkan kecenderungan menghasilkan Nox lebih tinggi, disamping saat
injeksi yang harus tepat. Perubahan saat injeksi 1 derajat engkol akan mempengaruhi Nox 5% dan HC
15%
Jenis motor bensin lebih dominan terhadap CO, HC, dan Pb sedangkan motor diesel lebih dominan
terhadap SO2 dan unsur C yang menimbulkan kepekatan asap knalpot.
Wujud gas pencemar dari knalpot kendaraan bermotor, hanya sebagian kecil yang dapat
diinterpretasikan dengan kemampuan indra manusia selebihnya harus mengggunakan peralatan
pengukur sehingga diketahui jenis dan jumlahnya.
CO (Corbon monoksida) tidak berwarna dan tidak beraroma, gas ini terjadi bila bahan bakar atau unsur C
tidak mendapat ikatan yang cukup dengan O2 artinya udara yang masuk ke ruang silinder kurang atau
suplai bahan bakar berlebihan
HC (Hidro carbon) Warna kehitam-hitaman dan beraroma cukup tajam , gas ini terjadi apabila proses
pembakaran pada ruang bakar tidak berlangsung dengan baik atau suplai bahan bakar berlebihan
Pb (timah hitam) tidak berwarna dan tidak beraroma memiliki berat jenis lebih berat dari udara , partikel
ini terjadi pada semua bahan bakar yang menggunakan timbal seperti bensin dan premix
CO2 (Carbon dioksida), tidak berwarna dan tidak beraroma, gas ini terjadi akibat pembakaran yang
sempurna antara bahan bakar dan udara dalam hal ini oksigen
Nox (Nitrogen oksida), tidak berwarna dan tidak beraroma, gas ini terjadi akibat panas yang tinggi pada
ruang bakar akibat proses pembakaran sehingga kandungan nitrogen pada udara berubah menjadi Nox
Partikel asap (Smoke) berwarna hitam keabu-abuan dari hasil pembakaran engine/mesin diesel, hal ini
terjadi karena kurangnya suplai udara yang akan bersenyawa dengan bahan bakar, tekanan pembukaan
injector rendah, saat penginjeksian tidak tepat dan beban yang berlebihan Bila kandungannya pada suatu
ruangan men-capai 3000 ppm (Part per million) dapat membunuh manusia dalam waktu ±30 menit,
karena sifat carbon monoksida mudah beradap-tasi dengan darah dan kandungan CO pada darah akan
menolak oksigen yang dibutuhkan oleh darah sehingga tubuh kekurangan oksigen dan tamatlah
riwayatnya.
Gas ini dapat mengakibatkan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan dan pada akhirnya menjadi
penyakit yang serius
Partikel ini sangat berbahaya bagi kelangsung-an hidup generasi penerus karena partikel melayang pada
ketinggian kurang dari 1 meter dari permukaan tanah dan konsumennya adalah anak-anak, partikel ini
akan merusak jaringan otak anak dan menurunkan tingkat kecerdasan.
Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari udara, sehingga cepat sekali bergerak ke atas dan
mengakibatkan efek rumah kaca dan pemanasan global.
Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari udara dan mengambil tempat di awan dan
menimbulkan hujan asam yang mempengaruhi tumbuh-tumbuhan
Partikel asap ini dapat menimbulkan iritasi mata, saluran pernafasan, tenggorokan dan gejala kanker
9.Pemakaian busi tidak sesuai dengan kondisi engine atau kondisi busi yang sudah jelek
3.Radang tenggorokan
4.Menurunkan aktifitas
11.ECU tidak berfungsi dengan baik sehingga pembukaan inkjektor tidak dapat diregulasi dengan baik
c.Dampak HC terhadap kesehatan kita
1.Terjadi iritasi mata
2.Batuk-batuk
3.Ngantuk
4.Bercak-bercak dikulit
8.Volume penyemprotan tidak merata antara injektor satu dengan lainnya (kalibrasi pompa tidak tepat)