Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM DASAR-DASAR REAKSI ANORGANIK

“REAKSI-REAKSI KIMIA”

OLEH :

KELOMPOK : 8

ANGGOTA : 1. AULIA DINUL HUSNA

2. MEILA ISTI

3. VANI MAYFI BATRI

4. YOLANDA FITRI

PRODI : PENDIDIKAN KIMIA

DOSEN : 1. Dra. BAYHARTI, M.Sc

2. Dra. ANDROMEDA, M.Si

3. MIFTAHUL KHAIR, M.Si., Ph.D.

ASISTEN DOSEN : 1. AULIA RAHMAN

2.

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018
DAFTAR ISI

PERCOBAAN 1. REAKSI REAKSI KIMIA......................................................................................... 3


A. TUJUAN PRAKTIKUM ............................................................................................................ 3
B. WAKTU DAN TEMPAT ........................................................................................................... 3
C. DASAR TEORI .......................................................................................................................... 3
1. Reaksi Pengendapan ............................................................................................................... 4
2. Reaksi Asam Basa................................................................................................................... 4
3. Reaksi Oksidasi Reduksi......................................................................................................... 5
D. ALAT DAN BAHAN ................................................................................................................. 5
E. PROSEDUR KERJA .................................................................................................................. 6
F. TABEL PENGAMATAN ......................................................................................................... 10
G. PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 13
H. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 18
PERCOBAAN 1. REAKSI REAKSI KIMIA
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengamati beberapa tipe reaksi kimia, mengidentifikasi beberapa hasil reaksi
dan menyimpulkan perubahan kimia serta dapat menuliskan persamaan reaksi kimia
dengan benar.

B. WAKTU DAN TEMPAT


Hari/tanggal : Rabu/ 21 Februari 2018
Pukul : 07.00 – 09.40
Tempat : Laboratorium kimia anorganik, FMIPA
Universitas Negeri Padang

C. DASAR TEORI
Reaksi kimia merupakan jantung dalam ilmu kimia. Saat reaksi kimia terjadi,
perubahan dramatis sering terjadi diantara bahan kimia yang terlibat. Suatu reaksi
kimia menarik untuk diteliti di labiratorium karena berperan besar dalam aplikasi di
dunia industri dan kehidupan sehari – hari. Beberapa reaksi terjadi dengan cepat dan
beresiko, seperti reaksi antara hidrogen dan oksigen di mesin utama pesawat luar
angkasa yang digunakan untuk membantu mengangkat pesawat dari landasan
luncurnya. Dalam kasus ini, reaksi akan menghasilkan uap air yang berbahaya.
Sementara reaksi lain yang kurang beresiko contohnya menggunakan Clorox sebagai
pemutih dan sebagai bahan aktif penghilang noda pada pakaian serta untuk
memusnahkan bakteri.
Untuk memahami reaksi kimia, kita seharusnya meneliti perubahan yang
terjadi pada sifat zat kimia. Sebagai pertimbangan, contohnya, campuran unsur besi
dan sulfur. Sulfur memiliki warna kuning terang dan besi terlihat pada campuran
sebagai bubuk hitam sera bersifat magnetik. Jika unsur – unsur tersebut bereaksi akan
membentuk sebuah senyawa yang dikenal dengan besi sulfida (juga dikenal sebagai “
emas tiruan”). Senyawa tersebut tidak terlihat seperti besi ataupun sulfur, dan tidak
bersifat magnetik. Tetapi ketika, unsur besi dan sulfur diombinsikan secara kimia sifat
dari unsur – unsur tersebut berbah menjadi sifat suatu senyawa yang baru(Brady,
2012)
Reaksi kimia adalah proses yang menonversi sekelompok zat, yang disebut
reaktan, menjadi sekelompok zat ata senyawa baru yang dinamakan dengan produk.
Dengan kata lain, reaksi kimia adalah proses yang mengasilkan perubahan kimia.
Walaupun dalam banyak kasus, tidak ada reaksi yang terjadi ketika sejumlah zat
dicampur, masing – masing mempertahankan komposisi dan sifat aslinya. Kita
memerlukan bukti seblum mengtakan bahwa suatu reaksi telah terjadi. Beberpa jenis
bukti fisik yang diperlukan antara lain:
1. Perubahan warna
2. Pembentukan padatan (endapan) dalam larutan jenih
3. Evolusi gas
4. Evolusi atau penyerapan kalor
Meskipun pengamatan seperti ini biasanya menandakan bahwa reaksi telah terjadi,
bukti kuat masih memerlukan analisi kimia terperinci dri campuran reaksi untuk
mengidentifikasi zat yang ada. Selain itu, analisis kimia dapat mengungkapkan
bahwa reaksi kimia telah terjadi meskipun tidak ada gejla fisik yng jelas(Petrucci,
2008).
Banyak reaksi kimia dan hampir semua reaksi biologis berlangsung dalam
medium air. Zat – zat (zat terlarut) yang larut dalam air (pelarut) dapat dibagi ke
dalam 2 golongan: elektrolit dan nonelektrolit, bergantung pada kemampuannya
menghantarkan arus listrik. Berikut ini merupakan reaksi yang mediumnya air
adalah sebagai berikut.

1. Reaksi Pengendapan
Salah satu jenis reaksi yang umumnya berlangsung dalam larutan berair adalah
reaksi pengendapan yang cirinya adalah terbentuknya produk yang tak larut,
atau mengendap. Endapan adalah padatan taklarut yang terpisah dari larutan.
Reaksi pengendapan biasanya melibatkan senyawa – senyawa ionik. Misalnya,
ketika larutan timbal nitrat [Pb(NO3)2] ditambahkan ke dalam larutan natrium
iodida (NaI), akan terbentuk endapan kuning timbal iodida (PbI2)
Pb(NO3)2 (aq) + 2NaI (aq) PbI2 (s) + 2NaNO3 (aq)
Ketika dua larutan dicampurkan atau ketika satu senyawa ditambahkan
kedalam suatu larutan endapan dapat diramalkan berdasakan kelarutan dari zat
terlarut, yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang akan laut dalam sejumlah
tertentu pelarut pada suhu tertentu. Dalam konteks kualitatif, ahli kimia
membagi zat – zat sebagai: dapat larut, sedikitlarut, atau tak dapat larut. Zat
dikatan dapat larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan
air. Jika tidak, zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut atau tidak dapat
larut. Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat, tetapi daya larutnya
tidak sama.

2. Reaksi Asam Basa


Menurut Arrhenius pada tahun 1884, asam adalah spesi yang menghasilkan H+
sedangkan basa adalah spesi yang menghasilkan OH- . Menurut Bronsted dan
Lowry pada tahun 1923, molekul yang menghasilkan H+ disebut asam dan
molekul yang menghasilkan OH- disebut dengan basa.

H2O (asam) + NH3 (basa) NH4+ (asam konjugat) + OH- (basa konjugat)
(Saito, 1996).
Definisi Arrhenius mengenai asam dan basa hanya terbatas pada
penerapan dalam larutan dengan medium air. Defini yang lebih luas, yang
dikemukakan oleh kimiawan Denmark Johanes Bronsted pad atahun 1932,
menyatakan asam sebagai donor proton dan basa sebagai akseptor proton. Zat
– zat yang berperilaku menurut definisi ini disebut asam Bronsted dan Basa
Bronsted.
Asam klorida merupakan asam Bronsted karena memberikan sebuah
proton dalam air:
HCl (aq) H+ (aq) + Cl-(aq)
Perhatikan bahwa ion H+ adalah atom Hidrogen yang telah kehilangan
elektronnya yang disebut dengan proton.
Reaksi penetralan asam basa merupakan reaksi antara asam dengan basa.
Reaksi asam basa dalam medium air biasanya menghasilkan air dan garam.
Yang merupakan senyawa ionik yang terbentuk dari suatu kation selain H+
dan suatu anion selain OH- atau O2-. Semua garam merupakan elektrolit kuat.
Zat yang kita kenal sebagai garam dapur, NaCl, merupakan contoh yang sudah
dikenal dengan baik.

3. Reaksi Oksidasi Reduksi


Reaksi asam basa dapat dikeali sebgai proses transfer proton. Kelompok reaksi
yang disebut reaksi oksidasi reduksi (atau redoks) dikenal juga sebagai reaksi
transfer elektron. Reaksi oksidasi reduksi berperan besar dalam kehidupan
sehari – hari. Reaksi ini terliat mulai dari pembakaran bahan bakar minyak
bumi sampai dengan kerja cairan pemutih yang digunakan dalam rumah
tangga(Chang, 2004).

D. ALAT DAN BAHAN


Alat:
Tabung reaksi
Rak tabug raksi
Pipet tetes
Spatula

Bahan:

Larutan CuSO4 0,1 M NaOH 1M

HCl 0,1 M ; 1 M dan 6 M KMnO4 0,05 M

AgNO3 0,1 M H2C2O4 0,1 M

Pb(NO3)2 0,1 M H2SO4 2 M

NaC2H3O2 0,1 M Fe(II) 0,1 M

KI 0,1 M Na2SO3

HC2H3O2 0,1 M H2O2 3%

K2CrO4 0,1 M NH3 0,1 M


K2Cr2O7 0,1 M Na2CO3 0,1 M

KOH 0,1 M Padatan CuSO4.5H2O dan KI

E. PROSEDUR KERJA
1. Reaksi Oksidasi Logam
a. Tabung reaksi

+ Larutan CuSO4 2 mL

+ Sepotong logam Mg
Mengamati awal reaksi dan setelah 5 menit berlangsung
b. Tabung reaksi

+ Larutan HCl 2 mL
+ Sepotong logam Zn
Mengamati awal reaksi dan setelah 5 menit berlangsung
c. Tabung reaksi
+ Larutan AgNO3 2 mL
+ Sepotong logam Cu
Mengamati awal reaksi dan setelah 5 menit berlangsung
d. Menentukan reaksi mana yang berlangsung secara spontan

2. Reaksi Asam-Basa Ion Pb2+


a. Tabung reaksi
+ Larutan Pb(NO3)2 0,1 M sebanyak 2 mL
+ 2 mL larutan NaC2H3O2 0,1 M
Mengamati perubahan yang terjadi
b. Tabung reaksi
+ Larutan Pb(NO3)2 0,1 M sebanyak 2 mL
+ 2 mL larutan KI 0,1 M
Mengamati perubahan yang terjadi
c. Membuat persamaan reaksi yang setara untuk kedua reaksi di atas
d. Jika ada reaksi yang menghasilkan endapan jelaskan, mengapa.

3. Reaksi Reduksi Ion Cu2+ dalam Fasa Padat dan Larutan


a. Menyiapkan 4 tabung reaksi
Tabung 1 dan 2
+ Padatan CuSO4. 5H2O
Memberi label A dan B masing-masing tabung

Tabung 3 dan 4

+ Padatan KI
Memberi label C dan D masing-masing tabung
b. Menuangkan padatan pada tabung A ke tabung C.
Mengamati perubahan yang terjadi.
c. Tabung B dan D
+ 3 ml air
Diaduk hingga larut
Menuangkan larutan tabung B ke dalam tabung D
Mengamati perubahan yang terjadi.
d. Bedakan reaksi yang terjadi dalam fasa padat (tahap b) dengan fasa larutan
(tahap c).
e. Menulis persamaan reaksi.

4. Perubahan Warna Indikator dalam Reaksi Asam-Basa


a. Tabung reaksi
+ Larutan Ca(OH)2 0,1 M sebanyak 2 mL
+ 2 tetes larutan indikator
+ 2 mL larutan H2C2O4
Mengamati perubahan yang terjadi setelah penambahan indikator dan setelah
penambahan larutan H2C2O4
b. Tabung reaksi
+ Larutan NH3 0,1 M sebanyak 2 mL
+ 2 tetes larutan indikator
+ 2 mL larutan CH3COOH 0,1 M
Mengamati perubahan yang terjadi setelah penambahan indikator dan setelah
penambahan larutan CH3COOH.
c. Menuliskan persamaan reaksi yang terjadi
d. Memedakan antara reaksi a dan b berdasarkan kekuatan asamnya.

5. Kesetimbangan Ion Kromat (CrO42-) dan Dikromat (Cr2O72-)


a. Menyiapkan 2 tabung reaksi
Tabung reaksi 1
+ Larutan KCrO4 sebanyak 1 mL
+ 5 tetes larutan HCl
Mencampurkan, mengocok perlahan- lahan dan mengamati warna dari larutan
Tabung reaksi 2
+ Larutan KCrO4 sebanyak 1 mL
+ 5 tetes larutan NaOH 1 M
Mencampurkan, mengocok perlahan- lahan dan mengamati warna dari larutan
b. Menyiapkan 2 tabung reaksi
Tabung reaksi 1
+ Larutan K2Cr2O7 sebanyak 1 mL
+ 5 tetes larutan HCl
Mencampurkan, mengocok perlahan- lahan dan mengamati warna dari larutan

Tabung reaksi 2

+ Larutan K2Cr2O7 sebanyak 1 mL


+ 5 tetes larutan NaOH 1 M
Mencampurkan, mengocok perlahan- lahan dan mengamati warna dari larutan
c. Membandingkan hasil percobaan bagian a dan b, menentukan pH
d. Menuliskan persamaan reaksi kesetimbangan ion kromat dan ion dikromat
dalam suasana asam dan basa

6. Reaksi Reduksi Hidrogen Peroksida


Tabung reaksi
+ Larutan H2O2 3 % sebanyak 5 mL
+ Sedikit padatan KI
Mengamati perubahan yang terjadi
7. Reaksi Reduksi Kalium Permanganat
a. Tabung reaksi
+ Larutan H2C2O4 0,1 M sebanyak 1 mL
+ 2 mL H2SO4 2 M
+ Tetesan KMnO4 0,05 M
Dikocok
Memperhatikan waktu untuk terjadinya perubahan warna serta jumlah KMnO4
yang diperlukan
b. Tabung reaksi
+ Larutan Fe(II) 0,1 M sebanyak 1 mL
+ 2 mL H2SO4 2 M
+ Tetesan KMnO4 0,05 M
Dikocok
Memperhatikan waktu untuk terjadinya perubahan warna serta jumlah KMnO4
yang diperlukan.

8. Reaksi Metatesis
a. Tabung reaksi
+ 0,5 gram Na2CO3
+ Beberapa tetes HCl 6 M
Mengamati gas yang terbentuk dan membuat persamaan reaksi
b. Tabung reaksi
+ 0,5 gram Na2SO3
+ Beberapa tetes HCl 6 M
Mengamati gas yang terbentuk dan membuat persamaan reaksi
F. TABEL PENGAMATAN
Reaksi Oksidasi Logam

No Reaksi Pengamatan Persamaan reaksi


1 Larutan CuSO4 + Timbul gelembung CuSO4(aq) + Mg(s) MgSO4(aq)
logam Mg gas pada logam + Cu(s)
2 Larutan HCl + Logam Zn larut HCl(aq) + Zn(s) ZnCl(aq) + H2(g)
logam Zn dalam HCl
3 Larutan AgNO3 + Terbentuk endapan AgNO3(aq) + Cu(s) CuNO3(aq)
logam Cu berwarna coklat + Ag(s)

Reaksi Asam-Basa Ion Pb2+

No Reaksi Pengamatan Persamaan reaksi


1 Larutan Pb(NO3)2 + • Tidak ada endapan Pb(NO3)2(aq)+2NaC2H3O2(aq)
larutan NaC2H3O2 • Warna larutan Pb(C2H3O2)2(s) + 2NaNO3(aq)
berubah dari
bening menjadi
keruh

2 Larutan Pb(NO3)2 + • Terdapat endapan Pb(NO3)2(aq)+ 2KI(aq) Pb(I)2(s)


larutan KI kuning + 2KNO3(aq)
• Warna larutan
menjadi kuning

Reaksi Reduksi Ion Cu2+ dalam Fasa Padat dan Larutan

No Reaksi Pengamatan Persamaan reaksi


1 Fasa padat Warna larutan berubah CuSO4.5H2O(s)+2KI(aq)
menjadi warna hitam Cu(I)2(s) + K2SO4aq) + 5H2O
dan tidak ada endapan.
2 Fasa larutan Terbentuk endapan • CuSO4.5H2O(s)+H2O(l)
berwarna abu-abu dan Cu(OH)2(s) + H2SO4aq) + 3H2O
larutan berwarna • Cu(OH)2(s) + 2KI(aq)
coklat kemerahan Cu(I)2(s) + 2KOH
Perubahan Warna Indikator dalam Reaksi Asam-Basa

No Reaksi Pengamatan Persamaan reaksi


1 Larutan Ca(OH)2 + + indikator PP warna Ca(OH)2(aq)+H2C2O4(aq)
indikator PP + larutan menjadi berwarna CaC2O4(aq) + 2H2O(aq)
larutan H2C2O4 ungu
+ H2C2O4 : larutan
berubah jadi putih susu
2 Larutan NH3 + + indikator PP warna NH3(aq)+CH3COOH(aq)
indikator PP + larutan menjadi berwarna CH3COONH4(aq)
CH3COOH ungu
+ CH3COOH : larutan
kembali bening

Kesetimbangan Ion Kromat dan Dikromat

No Reaksi Pengamatan Persamaan reaksi


1 Larutan K2CrO4 + Berubah warna menjadi K2CrO4(aq)+2HCl(aq)
HCl orange (pH 2) 2KCl(aq) + H2CrO4(aq)
2 Larutan K2CrO4 + Larutan lebih kuning K2CrO4(aq)+2NaOH(aq)
NaOH (pH 11) 2KOH(aq) + Na2CrO4(aq)
3 Larutan K2Cr2O7 + Tidak terjadi perubahan K2Cr2O7(aq)+2HCl(aq)
HCl warna 2KCl(aq) + H2Cr2O7(aq)
(pH 3)
4 Larutan K2Cr2O7 + Tidak terbentuk K2Cr2O7(aq)+2NaOH(aq)
NaOH perubahan warna 2KOH(aq) + Na2Cr2O7(aq)
(pH 6)

Reaksi Reduksi Hidrogen Peroksida

No Reaksi Pengamatan Persamaan reaksi


1 Larutan H2O2 + Ada gelembung gas dan - H2O2(aq)+I-(aq) 2H2O(l) +
padatan KI larutan berwarna kuning IO-(aq)
- H2O2(aq) + IO-(aq) H2O(l)
+ O2(g) + I-(aq)

Reaksi Reduksi Kalium Permanganat

No Reaksi Pengamatan Persamaan reaksi


1 Larutan H2C2O4 + • Reaksi berlangsung C2O42-(aq)+MnO4-(aq) + 16H+
larutan H2SO4 + lambat 2Mn2+(aq) + 8H2O(aq) + 10CO2(g)
KMnO4 • Larutan bening

2 Larutan Fe(II) + • Reaksi berlangsung 5Fe2+(aq)+MnO4-(aq) + 8H+


larutan H2SO4 + cepat 5Fe3+(aq) + Mn2+(aq) + 8H2O(aq)
KMnO4 • Larutan berwarna
ungu

Reaksi Metatesis

No Reaksi Pengamatan Persamaan reaksi


1 Larutan Na2CO3 + Ada gelembung gas Na2CO3(aq)+2HCl(aq)
larutan HCl 2NaCl(aq) + H2O(aq) + CO2(g)

2 Larutan Na2SO3 + Ada gelembung gas Na2SO3(aq)+2HCl(aq)


larutan HCl 2NaCl(aq) + H2O(aq) + SO2(g)
G. PEMBAHASAN
Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat atau senyawa diubah menjadi satua atau
lebih senyawa baru. Untuk berkomunikasi satu sama lain tentang reaksi kimia, para ilmuwan
menggunakan cara standar untuk menggambarkan reaksi tersebut melalui persamaan kimia.
Persamaan kimia adalah menggunakan lambang kimia untuk menunjukkan apa yang terjadi
saat reaksi kimia tersebut berlangsung.
Pereaksi ( reaktan ) → Hasil reaksi ( produk )
Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk dan terputusnya ikatan kimia. Reaksi kimia
adalah perubahan yang melibatkan perubahan sifat fisik zat dengan membentuk zat baru,
biasanya melibatkan perubahan Berubahnya pH sifat fisik seperti, perubahan suhu, perubahan
warna, bau, terbentuknya endapan dan timbulnya gelembung gas. (Sutrisno, E,T.
Nurminabari, I,S, 2012).
Reaksi kimia merupakan suatu proses yang melibatkan dua atau lebih pereaksi yang
menghasilkan suatu produk yang memiliki sifat fisik/kimia yang berbeda dengan
pereaksinya. Adanya reaksi kimia dapat dilihat dari ciri-ciri berikut:
a. Timbulnya endapan
b. Terjadi perubahan suhu
c. Timbulnya gelembung gas
d. Terjadi perubahan warna
e. Terjadi perubahan bau
Pada pratikum Dasar Reaksi Anorganik ini, kelompok kami melakukan beberapa
percobaan untuk membuktikan apakah adanya timbul reaksi jika beberapa zat direaksikan.
Adapun tujuan kelompok kami melakukan pratikum ini adalah untuk mengamati tipe reaksi
kimia, mengidentifikasi hasil reaksi dan menyimpulkan perubahan kimia serta menuliskan
reaksi yabg terbentuk dari reaksi kimia tersebut. Adapun reaksi yang kami percobakan adalah
sebagai berikut :
1. Reaksi Oksidasi Logam
Pada reaksi oksidasi logam ini, logam Mg yang di masukkan kedalam larutan CuSO4
terbentuknya gelembung gas, tetapi tidak terbentuknya endapan. Seharusnya pada percobaan
ini logam Tembaga Sulfat (CuSO4) akan teroksidasi menjadi Magnesium Sulfat, dimana
reaksi tersebut ditandai dengan adanya endapan yaitu endapan cu, sebagaimana reaksi
sebagai berikut :
CuSO4(aq) + Mg(s) MgSO4(aq) + Cu(s)
Dari reaksi tersebut terlihat bahwa bilangan oksidasi Mg semakin meningkat dari 0 menjadi
+2. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa reaksi antara CuSO4 dan Mg adalah reaksi
oksidasi.
Hal tersebut juga berlaku untuk reaksi antara HCL dengan logam Zn dan reaksi antara
AgNO3 dengan logam Cu. Tetapi dari yang didapatkan oleh kelompok kami hanya logam Cu
dan AgNO3 saja yang adanya endapan, yaitu endapan dari Ag. Sedangkan logam Zn larut
dalam HCl. Hal tersebut terlihat pada reaksi berikut :
HCl(aq) + Zn(s) ZnCl(aq) + H2(g)
AgNO3(aq) + Cu(s) CuNO3(aq) + Ag (s)
Dari reaksi tersebut terlihat juga bahwa kedua reaksi itu adalah reaksi oksidasi karena
bilangan oksidasi dari kedua reaksi sama-sama naik dari 0 ke +2 yaitu Zn dan Cu. Tetapi
pada HCl dan Zn seharusnya timbul gelembung gas yaitu H2.

2. Reaksi Asam-Basa ion Pb2+


Pada percobaan ini hasil yang kelompok kami dapatkan saat larutan Pb(NO3)2
direaksikan dengan pereaksi atau larutan NaC2H3O2 menghasilkan larutan putih dan tidak
terbentuknya endapan. Berdasarkan teori, seharusnya reaksi tersebut akan membentuk
endapan yang mana endapan itu adalah dari Pb(C2H3O2)2. Dapat dilihat dari reaksi berikut :
Pb(NO3)2(aq)+2NaC2H3O2(aq) Pb(C2H3O2)2(s) + 2NaNO3(aq)
Tetapi pada larutan Pb(NO3)2 direaksikan dengan KI terbentuk endapan berwarna
kuning. Endapan ini berasal dari Pb(I)2, sebagaimana reaksi berikut :
Pb(NO3)2(aq)+ 2KI(aq) Pb(I)2(s) + 2KNO3(aq)
Terbentuknya endapan disebabkan oleh tingkat kelarutan dari KNO3 yang lebih rendah
dibandingakan dengan Pb(I)2 yang menyebabkan ia membentuk endapan. Dan berdasarkan
teori
Pb(C2H3O2)2 seharusnya mengendap karna kelarutan Pb(C2H3O2)2 (200) adalah 44,31g/ 100
ml.

3. Reaksi Reduksi Ion Cu+2 dalam fase padat dan larutan


Pada pecobaan ini, kelompok kami mereduksi Cu+2 dalam fase padat dan fase cair.
Pada fase padat, KI dilarutkan dalam CuSO4.5H2O. hasil yang kami dapatkan adalah larutan
yang semula bening berubah menjadi warna hitan tetapi tidak timbulnya endapan.
Berdasarkan teori seharusnya reaksi ini menimbylkan endapan karena fungsi penambahan KI
adalah untuk mengendapkan tembaga iodida yang putih, KI yang merupakan garam akan
mengoksidasi iodida menjadi iodium. Hal ini dapat terlihat pada raeksi berikut :

- Fasa padat
CuSO4.5H2O(s)+2KI(aq) Cu(I)2(s) + K2SO4aq) + 5H2O
+6 +2
Dari reaksi diatas, juga terlihat bahwa bilangan oksidasi dari Cu mengalami
penurunan. Hal tersebut menunjukkan bahwa reaksi diatas adalah reaksi reduksi. Untuk fasa
cair hasil yang kami dapatkan adanya endapan berwarna abu-abu dan larutan berwarna coklat
kemerahan. Pada reaksi ini adanya penambahan aquades, berdasarkan teori Cu tidak stabil
apabila dilarutkan dalam aquades karena akan mengakibatkan Cu(l) tidak stabil dilarutan
aquades disproporsionasi menjadi reaksi redoks, ia akan bertindak sebagai oksidator dan
reduktor bagi dirinya sendiri. Dapat dilihat dari reaksi sebagai berikut :
- Fasa larutan
CuSO4.5H2O(s)+H2O(l) Cu(OH)2(s) + H2SO4aq) + 3H2O
+6 +2
Cu(OH)2(s) + 2KI(aq) Cu(I)2(s) + 2KOH

4. Perubahan warna indikator dalam reaksi Asam-Basa

Percobaan pertama pada reaksi ini, kami ,mereaksikan Ca(OH)2 yang merupakan basa
kuat dengan H2C2O4 yang merupakan asam lemah. Hasil yang kami dapatkan adalah saat
penambahan indicator pp warna larutan adalah ungu dan setelah ditambah H2C2O4 larutan
berubag menjadi keruh. Secara teori jika basa kuat dan asam lemah direaksikan akan
berlangsung hidrolisis sebagian sehingga terbentuk garam dan air. Ini sesuai dengan reaksi
berikut :
Ca(OH)2(aq)+H2C2O4(aq) CaC2O4(aq) + 2H2O(aq)
Untuk percobaan kedua kami mereaksikan NH3 yang merupakan basa kuat dan
CH3COOH yang merupakan asam kuat. Hasil yang kami dapatkan larutan tersebut berubah
bening yang semula ungu karna penambahan PP. Hal ini dikarenakan bahwa reaksi yang
terjadi adalah hidrolisis sempurna yang akan membentuk garam. Seperti reaksi berikut :
NH3(aq)+CH3COOH(aq) CH3COONH4(aq)
5. Kesetimbangan ion kromat dan dikromat
Pada percobaan ini, kami akan membandingkan reaksi yang terjadi antara ion kromat
dan ion dikromat yang akan direaksikan pada pereaksi asam dan basa. Untuk percobaan
terhadap ion kromat saat direaksikan dalam asam yaitu HCl terbentuk perubahan warna
menjadi orange dengan pH 2. Dan saat direaksikan dengan basa yaitu NaOH terbentuk juga
perubahan warna kuning dengan pH 11. Berdasarkan teori, jika kromat direaksikan dengan
asam akan berubag menjadi warna kuning dan apabila direaksikan dengan basa tidak berubah
warna. Sebagaimana reaksi berikut :
K2CrO4(aq)+2HCl(aq) 2KCl(aq) + H2CrO4(aq) (pH 2)
K2CrO4(aq)+2NaOH(aq) 2KOH(aq) + Na2CrO4(aq) (pH 11)
Reaksi pada ion dikromat kebalikan dengan ion kromat. Diamana berdasarkan teori
ion dikromat akan berubah warna apabila direaksikan dengan basa dan tidak berubah warna
jika direaksikan dengan asam. Tetapi dalam percobaan ini, kelompok kami mendapatkan
tidak adanya perubahan warna larutan pada kedua reaksi tersebut. Seperti reaksi berikut :
K2Cr2O7(aq)+2HCl(aq) 2KCl(aq) + H2Cr2O7(aq) (pH 3)
K2Cr2O7(aq)+2NaOH(aq) 2KOH(aq) + Na2Cr2O7(aq) (pH 6)
Kesalahan ini dapat disebabkan oleh kurang murninya NaOH yang digunakan
sehingga larutan tidak berubah warna dan hasil pH yang didapatkan juga tidak sesuai.

6. Reaksi Reduksi Hidrogen Peroksida


Pada percobaan ini larutan hidrogen peroksida H2O2 yang direaksikan dengan katalis
KI menghasilkan larutan yang adanya gelembung gas dan larutan berubah menjadi warna
kuning. Timbulnya gelembung gas diakibatkan oleh adanya reaksi reduksi dari hydrogen
peroksida menjadi air, gelembung gas berasal dari oksigen. Sebab timbulnya warna kuning
karena katalis KI. Sebagaimana reaksi dibawah ini :
H2O2(aq) + IO-(aq) H2O(l) + O2(g) + I-(aq)
+2 +1
Dari reaksi juga terlihat bahwa bilangan oksidasi H turun dari 2 menjadi 1 yang
menandakan bahwa reaksi tersebut adalah reaksi reduksi.

7. Reaksi Reduksi Kalium Permanganat


Kalium permanaganat adalah oksidator kuat. Senyawa ini dapat direduksi dengan
senyawa asam oksalat, logam perak, dan ion besi (II). Pada percobaan ini kami akan
membandingkan reaksi antara kalium Permanganat dengan asam oksalat dan logam perak.
Dari hasil yang didapatkan, saat Kalium Permanganat direaksikan dengan Asam
Oksalat reaksi berlangsung lambat dan larutan berwarna bening sedangkan pada reaksi antara
kalium Permanaganat dan ion Besi (II) reaksi berlangsung cepat dan larutan berwarna ungu.
Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa ion besi lebih reduktor dibandingkan
dengan Asam Oksalat terhadap Kalium Permanganat. Sebagaimana reaksi dibawah ini :
Reaksi 1: C2O42-(aq)+MnO4-(aq) + 16H+ 2Mn2+(aq) + 8H2O(aq) + 10CO2(g)
(berlangsung lambat)

Reaksi 2: 5Fe2+(aq)+MnO4-(aq) + 8H+ 5Fe3+(aq) + Mn2+(aq) + 8H2O(aq)


(berlangsung cepat)

8. Reaksi Metatesis
Berdasarkan teori reaksi metatesis merupakan reaksi pertukaran ion dari dua buah
elektrolit pembentuk garam. Dalam reaksi ini terjadinya reaksi ditandai dengan terbentuknya
endapan, gas, dan elektrolit lemah.
Pada percobaan ini, kelompok kami mereaksikan pelarut HCl dengan natrium kabonat
dan natrium sulfit. Reaksi antara natrium karbonat dengan HCL menimbulkan adanya
gelembung gas. Dan pada natrium sulfit juga terbentuk gelembung gas. Terlihat pada reaksi
berikut :

- Na2CO3(aq)+2HCl(aq) 2NaCl(aq) + H2O(aq) + CO2(g)


- Na2SO3(aq)+2HCl(aq) 2NaCl(aq) + H2O(aq) + SO2(g)

Pada reaksi antara natrium karbonat dengan HCl, gas yang dihasilkan merupakan gas
karbon dioksida, sedangkan pada reaksi antara natrium sulfid denagan HCl, gas yang
dihasilkan merupakan gas sulfida.
H. KESIMPULAN
1. Reaksi kimia merupakan suatu proses yang melibatkan dua atau lebih pereaksi
yang menghasilkan suatu produk yang memiliki sifat fisik/kimia yang berbeda
dengan pereaksinya.
2. Secara garis besar reaksi kimia terbagi dua, yaitu reaksi asam-basa dan reaksi
reduksi-oksidasi.
3. Reaksi asam-basa merupakan reaksi yang tidak melibatkan perubahan bilangan
oksidasi. Sedangkan reaksi reduksi-oksidasi merupakan reaksi yang melibatkan
perubahan bilangan oksidasi.
4. Perubahan-perubahan yang dapat dijadikan patokan untuk menentukan terjadinya
reaksi kimia antara lain:
a. Timbulnya gas
b. Timbulnya endapan
c. Terjadi perubahan pH
d. Terjadi perubahan warna
e. Terjadi perubahan suhu
DAFTAR PUSTAKA

Brady, J. E. (2012). Chemistry (Sixth). New York: John Wiley and Sons, Inc.
Chang, R. (2004). Kimia Dasar Konsep - Konsep Inti. (L. Simarmata, Ed.) (Ketiga). Jakarta:
Erlangga.
Petrucci, R. H. (2008). Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern. (A. Safitri, Ed.)
(Kesembilan). Jakarta: Erlangga.
Saito, T. (1996). Inorganic Chemistry. Tokyo: Kanagawa University.

Link Video Pratiku Di Youtube :


https://www.youtube.com/watch?v=hRAZE2N_yGc

Anda mungkin juga menyukai