Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN

KEGIATAN P2 MALARIA
PUSKESMAS CUKIR TAHUN 2016

A. PENDAHULUAN
Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh sporozoa dari
genus plasmodium yang berada di dalam sel darah merah, atau sel hati. Sampai saat ini
dikenal cukup banyak spesies dari plasmodia yang terdapat pada burung, monyet, kerbau,
sapi, binatang melata.
Agen (parasit/Plasmodium). Agen penyebab malaria dari genus Plasmodium,
Familia Plasmodiidae, dari ordo Coccidiidae. Penyebab malaria pada manusia di
Indonesia sampai saat ini empat spesies plasmodium yaitu Plasmodium falciparum
sebagai penyebab malaria tropika, Plasmodium vivax sebagai penyebab malaria tertiana,
Plasmodium malarie sebagai penyebab malaria kuartana dan Plasmodium ovale, jenis ini
jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika. (Pampana E.J. 1969; Gunawan S.
2000). Jenis Plasmodium yang sering menyebabkan kekambuhan adalah P. vivax dan P.
ovale (Benenson, A.S., 1990; Crewe W., 1985).
Seorang penderita dapat ditulari oleh lebih dari satu jenis Plasmodium, biasanya
infeksi semacam ini disebut infeksi camopuran. Tapi umumnya paling banyak hanya dua
jenis parasit, yaitu campuran antara P. falcifarum denganP. vivax atau P. ovale.
Campuran tiga jenis parasit jarang sekali terjadi (Departemen Kesehatan RI, 1999).
Cara Penularan: Penularan secara alamiah (natural infection) ialah penularan
secara alamiah dari nyamuk anopheles ke tubuh manusia hingga sakit (Depkes. RI.
1999).
Oleh karena itu semua kegiatan dalam program P2 Malaria Puskesmas Cukir
haruslah sesuai dengan Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai yang ada, yaitu:
Visi UPTD Puskesmas Cukir:

“Menjadi Puskesmas dengan pelayanan prima yang memberikan pelayanan kesehatan


secara profesional dan terjangkau”.

Misi UPTD Puskesmas Cukir:

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar, memuaskan


masyarakat dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
2. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan.
3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi perorangan, keluarga, dan masyarakat.
4. Menggerakkkan pembangunan berwawasan kesehatan dan sektor lain agar seuai
dengan aspek kesehatan.
5. Mengembangkan sistem manajemen dan informasi kesehatan.
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.

Serta harus sesuai dengan Tata nilai UPTD Puskesmas Cukir yaitu:

1. C epat dan Tepat


2. U tamakan kedisiplinan
3. K ompak dan Semangat
4. I novatif dan Transparan
5. R amah dan Sopan

B. LATAR BELAKANG
Penyakit malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan parasit dari kelompok
Plasmodium yang berada di dalam sel darah merah, atau sel hati yang ditularkan oleh
nyamuk anopheles. Sampai saat ini telah teridentifikasi sebanyak 80 spesies anoipheles
dan 18 spesies diantaranya telah dikonfirmasi sebagai vektor malaria.
Penyakit malaria ini sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di
Indonesia, khususnya di bagian Indonesia Timur.Angka mortalitas akibat penyakit ini
dibeberapa daerah di Indonesia sampai saat ini cukup tinggi yaitu sebesar 20,9 – 50 %.
Seperti di Propinsi Nusa Tenggara Timur yang merupakan salah satu daerah endemis
malaria dan penyakit ini menduduki rangking ke 2 dari 10 besar dari penyakit utama di
Puskesmas. Berdasarkan Profil Kesehatan Propinsi Nusa Tenggara Timur dari tahun
1996 s/d 1997, Insiden penyakit malaria yang diukur berdasarkan Annual Malaria
Incidence (AMI) sejak tahun 1996 s/d 1997 cenderung meningkat, seperti terlihat pada
data berikut : tahun 1996 sebesar 189,17 ‰, sedangkan pada tahun 1997 sebesar 197,5 ‰
sedangkan Parasite Rate (PR) mengalami penurunan dari tahun 1996 sebesar 4,41% dan
pada tahun 1997 sebesar 1,77%, namun jika dilihat perdesa masih ada desa dengan RP >
10 %, disamping itu penyakit malaria ini juga sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa
(Kanwil Depkes. NTT, 1998).
Dalam rangka pemberantasan penyakit malaria tersebut sebenarnya berbagai
upaya telah dilakukan sejak tahun 1960, misalnya penemuan dan pengobatan penderita,
pemberantasan vektor, survei entomology, dan penelitian-penelitian yang mendukung,
namun sampai saat ini belum memberikan hasil yang optimal. Hal ini disebabkan:
1. terlalu mengandalkan satu teknologi yang ternyata tidak mampu mengatasi malaria di
semua wilayah yang terjangkit malaria yaitu penyemprotan dengan menggunakan
DDT
2. plasmodium falcifarum yang resisten terhadap choloquin, dimana berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan di Propinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 1983
bahwa telah terjadi resistensi plasmodium terhadap kloruquin secara in-vitro dan vivo
di Robek, - Manggarai (Tjitra. E),
3. masalah operasional yang meliputi: pengadaan obat, penyampaian obat kepada
penderita , keteraturan minum obat.
4. pemberantasan malaria dilakukan secara terpisah dari program kesehatan lainnya
yang ada dalam institusi kesehatan.
5. kurang memperhatikan aspek sosial budaya masyarakat di wilayah terjangkitnya
malaria. Masalah aspek sosial budaya ini berupa perilaku dari masyarakat yang
meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan tentang malaria.
Mengingat keadaan tersebut, maka perlu diteliti faktor resiko apakah yang
mempengaruhi terjadinya penyakit malaria tersebut.

C. TUJUAN
1. Menentukan data dasar/besarnya masalah kesehatan
2. Memantau atau mengetahui kecenderungan penyakit
3. Mengidentifikasi adanya kejadian luar biasa
4. Membuat rencana pemantauan,,penilaian/,evaluasi.program kesehatan.

D. KEGIATAN POKOK
1. Pengamatan,Pengumpulan,Pengolahan,Analisa, Visualisasi Data Surveilans
Epidemiologi.
2. Penyelidikan Epidemiologi KLB
3. SDKLB ( Sistim Kewaspadaan Dini KLB )
4. Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Surveilans

E. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Pengamatan Pengumpulan Pengolahan Analisa
a. Kegiatan ini dilakukan secara berkala terutama di desa epidemic wabah
2. Penyelidikan Epidemiologi KLB
a. Identifikasi jenis KLB
b. Mengetahui kapan terjadinya
c. Mengetahui tempat terjadinya
d. Mengetahui siapa saja yang terserang dan terkena dampak KLB
3. SDKLB ( Sistim Kewaspadaan Dini KLB)
a. Sistim yang berfungsidalam mendeteksi adanya ancaman KLB
b. Alert atau sinyal yang muncul merupakan pra KLB yang mengharuskan petugas
untuk melakukan respon cepat agar tidak terjadi KLB
c. Menyelenggarakan deteksi dini bagi penyakit menular
d. Stimulasi dalam melakukan pengendalian KLB penyakit menular
e. Meminimalkan kesakitan?kematian yang berhubungan dengan KLB
4. Pencatatan
a. Pencatatan.
Pencatatan kegiatan :1. Buku PE 2. Buku catatan untuk SDKLB
b. Pelaporan : Mingguan Wabah dan Laporan bulanan

F. SASARAN

Individu dan Masyarakat

G. JADWAL KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN BULAN


NO KEGIATAN TEMPAT PETUGAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pengamatan,
Pengumpulan,
Pengolahan Puskesmas
1 Pengelola
dan Analisa Cukir X X X X X X X X X X X X
Data

Pengelola
Pencatatan
2 Puskesmas X X X X X X X X X X X X
dan Pelaporan
Cukir
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Evaluasi dilakukan setiap minggu ,setiap bulan ,setiap tiga bulan,setiap enam dan
setiap tahun untuk mengetahui keberhasilan program

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Pencatatan dilakukan di Dalam Gedung Puskesmas Cukir berupa:
a. Buku bantu rekapan penyakit potensial wabah
b. Hasil rekapan penyakit potensial wabah
c. Buku catatan kegiatan PE
2. Laporan
a. Laporan dilakukan setiap minggu ( Laporan Potensial Wabah)
b. Laporan bulanan
laporan di kirim tiap bulan ke seksi SE Dinkes Kab Jombang
J. EVALUASI

Evaluasi program dilakukan tiap 3 bulan melalui supervise dari dinas kesehatan

K. PENDANAAN
Kegiatan Surveilans Epidemiologi di danai oleh bok yaitu Kegiatan SKDKLB (Sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa )

Koordinator UKM Pengelola

drg.Yayuk Yuliasih Takariningsih Dwi Narwiyanti


NIP 19780724200901 2001 NIP.19650912 198602 2005

Mengetahui
Kepala Puskesmas Cukir
.

dr.Hexawan Tjahja Widada


NIP 19710608200212 1006

Anda mungkin juga menyukai