Anda di halaman 1dari 34

Kerangka Kerja Sendai

untuk Pengurangan Risiko


2015-2030

Agenda nasional dan lokal

H. Iskandar Leman,
hleman@yahoo.com
Sasaran


Tujuan, prinsip, agenda prioritas

Agenda nasional dan lokal

Rencana aksi bersama
Alur paparan
Matematika Kerangka Sendai
Ruang lingkup dan tujuan

Kerangka ini berlaku untuk risiko skala
kecil dan besar, sering dan jarang, bencana
tiba-tiba dan berangsur-angsur, bencana
yang disebabkan oleh alam atau buatan
manusia serta terkait lingkungan, teknologi
dan bahaya biologi dan risiko.

Bertujuan memandu pengelolaan risiko
bencana multi-ancaman di pembangunan di
semua tataran serta di dalam dan di semua
sektor
Hasil yang diharapkan KKSPRB
2015-2030

Penurunan risiko dan kerugian bencana
dalam kehidupan, mata pencaharian,
kesehatan, ekonomi, fisik, aset sosial,
budaya dan lingkungan dari perorangan,
bisnis, masyarakat dan negara
Tujuan KKSPRB 2015-2030

Mencegah risiko baru dan mengurangi
risiko bencana yang ada melalui penerapan
langkah-langkah penilaian terpadu untuk
ekonomi, struktural, hukum, sosial,
kesehatan, budaya, pendidikan, lingkungan,
teknologi, politik dan kelembagaan guna
mencegah dan mengurangi paparan bahaya
dan kerentanan terhadap bencana,
meningkatkan kesiapan untuk respon dan
pemulihan, dan dengan demikian
memperkuat ketangguhan.
7 Target Kerangka Sendai

1. Jumlah kematian bencana global kurang


2. Jumlah orang terdampak bencana
berkurang
3. Kerugian ekonomi – PDB berkurang
4. Kerusakan infrastruktur penting
berkurang: kesehatan, pendidikan;
5. Jumlah negara punya strategi PRB
nasional & lokal meningkatkan
6. Kerjasama internasional meningkat
13 Prinsip panduan
1. Tiap negara menjadi penanggungjawab
utama
2. Tanggungjawab dibagi antara pemerintah
Pusat, sektor, pemangku kepentingan
relevan
3. PRB bertujuan melindungi orang, harta
benda, kesehatan, mata pencaharian, aset
produktif, aset budaya, & lingkungan
sambil mempromosikan dan melindungi
hak asasi manusia termasuk hak untuk
membangun
13 Prinsip Panduan
4. PRB membutuhkan keterlibatan & kemitraan
semua lapisan, juga pemberdayaan dan
partisipasi inklusif
5. Mekanisme koordinasi dalam sektor dan lintas
sektor
6. Memberdayakan pemerintah daerah dan
masyarakat lokal
7. Pendekatan multi-ancaman dan penyertaan
pengambilan keputusan
8. Perpaduan antara pembangunan berkelanjutan,
pertumbuhan, ketangguhan pangan, kesehatan,
keselamatan, perubahan iklim, variabilitas,
pengelolaan lingkungan dan agenda PRB
13 Prinsip panduan
9. Risiko bencana memiliki karakteristik lokal dan
spesifik
10. Informasi pada masyarakat dan investasi swasta
lebih hemat biaya
11. Mencegah terciptanya risiko bencana baru dan
risiko bencana yang sudah diketahui pada
pemulihan
12. Kemitraan global yang efektif dan bermakna
serta penguatan kerjasama internasional
13. Dukungan yang memadai, berkelanjutan dan
tepat waktu bagi negara yang masih berkembang
Prioritas Aksi KKSPRB 2015-2030

Prioritas 1: Memahami Risiko Bencana

Prioritas 2: Penguatan tata kelola risiko
bencana untuk mengelola risiko bencana.

Prioritas 3: Investasi dalam pengurangan
risiko bencana untuk ketangguhan.

Prioritas 4: Meningkatkan kesiapsiagaan
menghadapi bencana untuk menghasilkan
respon yang efektif dan untuk “Membangun
Kembali Lebih Baik" dalam pemulihan,
rehabilitasi dan rekonstruksi.
91 Matematika Aksi
Kerangka Kerja Sendai 2015-
Agenda 2030
Prioritas
1 2 3 4
Lokal & 15 11 17 16
nasional
Regional 9 6 9 8
& Global
Total 24 17 26 24
63 Matematika aksi KAH 2005-
Hyogo 2015 Lokal dan Regional
Nasional & Global
1 – prioritas nasional & lokal dengan 8 0
kelembagaan
2 mengembangkan sistem peringatan 12 3
dini
3 menggunakan pengetahuan, inovasi 16 0
& pendidikan  budaya keselamatan
& ketangguhan
4 Meredam faktor-faktor risiko yang 18 0
mendasari
5 memperkuat kesiapsiagaan bencana 6 0
untuk respons yang efektif
PERBANDINGAN KAH &
KAH KKS
KKS

1 – Prioritas nasional & lokal 1: Memahami Risiko Bencana


dengan kelembagaan
2 Mengembangkan sistem 2: Penguatan tata kelola risiko
peringatan dini bencana untuk mengelola risiko
bencana.
3 Menggunakan pengetahuan, 3: Investasi dalam pengurangan
inovasi & pendidikan  budaya risiko bencana untuk ketangguhan.
keselamatan & ketangguhan
4 Meredam faktor-faktor risiko 4: Meningkatkan kesiapsiagaan
yang mendasari menghadapi bencana untuk
5 Memperkuat kesiapsiagaan menghasilkan respon yang efektif
bencana untuk respons yang dan untuk “Membangun Kembali
efektif Lebih Baik" dalam pemulihan,
rehabilitasi dan rekonstruksi
Prioritas 1: Memahami Risiko Bencana
(15+9)
1. mengumpulkan, analisis dan menyebarkan data relevan
dan informasi praktis;
2. Menggunakan dan menguatkan data dasar serta menilai
berkala risiko bencana
3. Mengembangkan, memperbaharui dan menyebarkan
informasi risiko bencana berbasis lokasi yang tepat ;
4. Mengevaluasi, mencatat, membagi kepada masyarakat
informasi kerugian dan dampak ekonomi, sosial,
kesehatan, pendidikan, warisan budaya, lingkungan
sesuai paparan ancaman bencana;
5. Menyampaikan paparan ancaman non sensitif,
kerentanan, risiko bencana, dan informasi kerugian
terpilah tersedia dan dapat diakses bebas
6. Mempromosikan akses pada informasi yg dapat
diandalkan saat bencana terjadi
Prioritas 1 – memahami risiko
7. Membangun pengetahuan pejabat pemerintah di semua
tingkatan, masyarakat sipil, masyarakat, relawan, Dunia
Usaha
8. Mempromosikan dan meningkatkan dialog dan kerjasama
antar masyarakat ilmiah, teknologi, para pemangku
kepentingan, pembuat kebijakan;
9. Memastikan pengunaan pengetahuan dan praktik
tradisional, adat dan lokal secara tepat melengkapi
pengetahuan ilmiah dalam penilaian risiko bencana
10. Memperkuat kapasitas teknis dan ilmiah
11. Meningkatkan investasi dalam inovasi dan
pengembangan teknologi dalam jangka panjang,
penelitian multi-ancaman dan solusi PRB;
12. Mempromosikan penggabungan pengetahuan risiko
bencana – pendidikan kewarganegaraan pada semua
tingkatan, pendidikan profesional dan pelatihan
Prioritas 1 – memahami risiko
(15+9)
13. Mempromosikan strategi nasional – memperkuat
pendidikan dan kesadaran masyarakat dalam PRB --:
kampanye, media sosial, mobilisasi
14. Menerapkan informasi risiko dalam semua dimensi
kerentanan, kapasitas dan paparan orang, masyarakat,
negara, asset  kebijakan PRB
15. Meningkatkan kerjasama di tingkat lokal dalam
penyebaran informasi risiko bencana –keterlibatan LSM,
OBM (organisasi berbasis masyarakat)
Prioritas 2: Penguatan tata kelola risiko
bencana untuk mengelola risiko bencana (11+6).
1. Mengarusutamakan dan mengintegrasikan PRB dalam
setiap sektor dan antar sektor
2. Mengadopsi dan menerapkan strategi dan RPRB nasional
dan lokal yang lintas rentang waktu  pencegahan risiko
baru, pengurangan risiko yang ada, penguatan
ketangguhan ekonomi, sosial, kesehatan & lingkungan;
3. Menilai kapasitas teknis, keuangan dan administrasi
manajemen penanganan risiko
4. Mendorong pembentukan mekanisme dan insentif 
ketaatan tinggi pada ketentuan keamanan sesuai hukum
dan aturan sektoral;
5. Mengembangkan dan memperkuat mekanisme tindak
lanjut  menilai dan melaporkan kemajuan rencana
nasional dan lokal;
Prioritas 2: Penguatan tata kelola risiko bencana
untuk mengelola risiko bencana (11+6).
6. Memberikan peran dan tugas yang jelas kepada wakil
masyarakat
7. Membangun dan memperkuat forum koordinasi PRB;
8. Memberdayakan PEMDA melalui peraturan dan
keuangan;
9. Mendorong anggota parlemen mendukung pelaksanaan
PRB  Mengembangkan peraturan baru, ubah peraturan
10. Mempromosikan pengembangan standar kualitas 
sertifikasi dan penghargaan untuk manajemen risiko
bencana
11. Merumuskan kebijakan publik untuk mengatasi
pencegahan atau relokasi
Prioritas 3: Investasi dalam pengurangan
risiko bencana untuk ketangguhan (17+9).
1. Mengalokasikan sumber daya yang diperlukan
2. Mempromosikan mekanisme transfer dan asuransi risiko
bencana, pembagian risiko, retensi dan perlindungan
keuangan yang sesuai;
3. Memperkuat investasi publik dan swasta yang tahan
bencana;
4. Melindungi atau mendukung perlindungan lembaga
pemeliharaan budaya atau pengumpulan artifak
bersejarah;
5. Mempromosikan ketangguhan risiko bencana di tempat
kerja  struktural dan non-struktural;
6. Mempromosikan dan mengarusutamakan penilaian risiko
bencana ke dalam pengembangan dan penerapan
kebijakan penggunaan lahan;
Prioritas 3: Investasi dalam pengurangan
risiko bencana untuk ketangguhan (17+9).
7. Mempromosikan pengarusutamaan penilaian risiko
bencana, pemetaan dan manajemen dalam perencanaan
pengembangan perdesaan dan pengelolaan gunung,
sungai, pantai, daerah banjir, lahan kering, lahan basah
dan semua daerah rawan kekeringan dan banjir
8. Mendorong revisi kode dan standar bangunan yang sudah
ada atau pengembangan kode dan standar bangunan baru;
9. Meningkatkan ketangguhan sistem kesehatan nasional;
10. Memperkuat disain dan implementasi kebijakan inklusif
dan mekanisme jaring pengaman sosial;
11. Memastikan akses layanan bagi individu dengan penyakit
kronis dan yang terancam jiwanya dalam kebijakan dan
rencana PRB;
12. Mendorong adopsi kebijakan dan program mengenai
perindahan manusia akibat bencana
Prioritas 3: Investasi dalam pengurangan
risiko bencana untuk ketangguhan (17+9).
13. Mempromosikan integrasi pertimbangan dan pengukuran
PRB ke dalam instrumen keuangan dan fiskal;
14. Meningkatkan ketangguhan bisnis dan perlindungan atas
mata pencaharian dan aset produktif di seluruh rantai
pasokan;
15. Memperkuat perlindungan atas mata pencaharian dan
aset produktif, termasuk ternak, hewan pekerja, alat dan
benih;
16. Mempromosikan dan mengintegrasikan pendekatan MRB
pada seluruh industri pariwisata
Prioritas 4: Meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi
bencana untuk menghasilkan respon yang efektif dan
untuk “Membangun Kembali Lebih Baik" dalam
1. Menyiapkan atau meninjau atau memperbarui secara
pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi. (16+8)
berkala kesiapan, keberlanjutan kebijakan, rencana dan
program - mempertimbangkan skenario perubahan iklim
dan dampaknya terhadap risiko bencana;
2. Mengembangkan, memelihara dan memperkuat sistem
multi-ancaman yang berpusat pada masyarakat;
3. Mempromosikan ketangguhan infrastruktur penting yang
baru dan yang sudah ada;
4. Membangun pusat-pusat komunitas untuk
mempromosikan kesadaran masyarakat dan pengumpulan
bahan yang penting;
5. Mengadopsi kebijakan publik dan aksi yang mendukung
peran pekerja pelayanan sosial dalam membangun
/memperkuat mekanisme koordinasi dan pendanaan
Prioritas 4: Meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi
bencana untuk menghasilkan respon yang efektif dan
untuk “Membangun Kembali Lebih Baik" dalam
pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi. (16+8)
6. Melatih tenaga kerja yang ada dan pekerja sukarela dalam
melakukan tanggap bencana dan memperkuat kapasitas
teknis dan logistik;
7. Menjamin kelangsungan operasi dan perencanaan,
termasuk pemulihan sosial dan ekonomi;
8. Mempromosikan latihan kesiapsiagaan, respon dan
pemulihan bencana secara berkala  latihan evakuasi,
pelatihan pembentukan sistem pendukung berbasis
wilayah;
9. Mempromosikan kerjasama beragam lembaga
10. Mempromosikan penggabungan MRB ke dalam
pemulihan pasca bencana
Prioritas 4: Meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi
bencana untuk menghasilkan respon yang efektif dan
untuk “Membangun Kembali Lebih Baik" dalam
pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi. (16+8)
11. Mengembangkan pedoman kesiapsiagaan rekonstruksi
bencana;
12. Mempertimbangkan relokasi sarana dan prasarana publik
ke daerah aman melalui konsultasi publik
13. Memperkuat kapasitas PEMDA dalam mengevakuasi;
14. Membangun mekanisme pencatatan kasus dan database
kematian;
15. Meningkatkan skema pemulihan + dukungan psikososial
dan layanan kesehatan jiwa;
16. Meninjau dan memperkuat hukum dan prosedur nasional
untuk kerjasama internasional.
Peran Para Pemangku Kepentingan
1. Negara penanggungjawab secara keseluruhan
2. Pemangku kepentingan non-negara  pemberdaya &
memberikan dukungan
3. Masyarakat sipil, relawan, organisasi relawan
terorganisasi, organisasi berbasis masyarakat, 
memberikan pengetahuan khusus, bimbingan pragmatis
untuk pengembangan dan pelaksanaan kerangka
normatif, standar dan rencana PRB, terlibat dalam
pelaksanaan rencana dan strategi lokal, nasional, regional
dan regional, mendukung kesadaran masyarakat, budaya
pencegahan, pendidikan risiko bencana, memberikan
advokasi untuk membangun masyarakat tangguh, MRB
yang inklusif dan memperkuat sinergi antar kelompok
Pemangku kepentingan
Dunia usaha, asosiasi
profesi, LKS
akade
misi
Peran pemangku kepentingan

Perempuan  mengelola risiko bencana dan merancang,
sumber daya, pelaksanaan kebijakan, rencana dan program
PRB yang peka gender dan langkah pengembangan
kapasitas

Anak dan pemuda  agen perubahan  berkontribusi
terhadap PRB sesuai UU, Praktik Nasional Dan Kurikulum
Pendidikan

Penyandang disabilitas dan yang berkebutuhan khusus &
organisasinya  penilaian risiko bencana, merancang,
melaksanakan rencana sesuai kebutuhan spesifik, prinsip
disain universal;

Orangtua  disain kebijakan, rencana dan mekanisme
termasuk peringatan dini

Masyarakat adat  pengembangan dan pelaksanaan
rencana & mekanisme termasuk peringatan dini

Migran  disain dan implementasi PRB
Masyarakat sipil
Mengelola risiko , Merancang, Sumber daya
Pelaksana kebijakan dan rencana
Pengembangan kapasitas

Kontribusi PRB, Sesuai UU,


praktik nasional, kurikulum

Merancang – prinsip disain


universal, Melaksanakan
sesuai kebutuhan &
kemampuan spesifik
Masyarakat
sipil Disain kebijakan
Rencana dan mekanisme
Peringatan diri

Pengembangan dan pelaksanaan


rencana, Peringatan dini

Disain
Implementasi PRB
Peran pemangku kepentingan

Akademisi, badan ilmiah, jaringan penelitian  penelitian
faktor dan skenario risiko bencana, risiko baru, aplikasi
regional, nasional dan lokal, mendukung aksi masyarakat
lokal, diskusi antara kebijakan dan ilmu untuk pengambilan
keputusan;

Bisnis, asosiasi profesi dan lembaga keuangan swasta 
investasi, peningkatan kesadaran dan pelatihan bagi
karyawan dan pelanggan, mendukung penelitian dan
invoasi, pengembangan teknologi PRB, berbagi dan
menyebarkan pengetahuan, praktik, pengembangakan
kerangka normatif dan standar teknis;

Media  peningkatan kesadaran & pemahaman masyarakat,
menyebarluaskan informasi risiko bencana yang akurat non-
sensitif, ancaman dan bencana, mengadopsi kebijakan
komunikasi PRB, mendukung sistem peringatan dini yang
sesuai, tindakan perlindungan kehidupan, merangsang
budaya pencegahan
Tanya-jawab
Agenda lokal, nasional &
komitmenku
Prioritas Regional Lokal komitmenku
1 – paham
2 – perkuat
3 – investasi
4-
kesiapsiagaan
PEMERINTAHAN
(Hukum, kebijakan,
®

perencanaan, korupsi
KEUANGAN (Mata
Risikoku, komitmenku

pencaharian, akses ke
®

pasar, asuransi
INFRASTRUKTUR FISIK
(bangunan, jalan, listgrik,

KOMITMENKU : ……
telekomunikasi ®
KEBUTUHAN DASAR
(pangan, kesehatan,

Lain-lain®: tolong rinci


®
pendidikan, air, sanitasi
SOSIAL (konflik, stress,
kekerasan, peminggiran,

®
keamanan
LINGKUNGAN (tata guna
lahan, perubahan iklim,

®
polusi, bencana

Anda mungkin juga menyukai