Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode II ISSN: 1979-911X

Yogyakarta, 11 Desember 2010

PENGUJIAN ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERKONTAMINASI GARAM


MENGAKIBATKAN ARUS BOCOR FLASHOVER PADA PERMUKAAN

Muhammad Suyanto
Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro IST AKPRIND Jogjakarta
Telepon (0274) 563029. Facsimile (0274) 563847
E.mail : musyant @.yahoo.com

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai arus bocor lewat denyar yang di
akibatkan pengaruh tingkat pencemaran garam laut, yang melekat pada permukaan isolator tipe pin-post di
saluran distribusi 20 kV. Polutan yang digunakan dalam penelitian berdasarkan prediksi data analisis kimiawi
hasil penelitian PT.PLN dan FT.UGM (1996). Metoda pemberian lapisan polutan pada permukaan isolator
dengan berat polutan yang bervariasi. Metode pengujiannya dengan menggunakan lemari uji di laboratorium,
dengan tegangan tinggi AC. Hasil pengukuran dan perhitungan memperlihatkan bahwa, terdapat hubungan yang
signifikan antara polutan dengan ESDD pada permukaan isolator. Hasil Penelitian dapat disimpulkan dengan
meningkatnya ESDD pada permukaan isolator, maka nilai arus bocor semakin membesar, dan akan
mengakibatkan tegangan lewat denyar semakin menurun.

Kata kunci : Arus bocor , Tegangan lewat denyar, ESDD

PENDAHULUAN
Isolator adalah merupakan salah satu jenis alat isolasi listrik yang banyak digunakan pada jaringan
tenaga listrik, isolator selalu berhubungan dengan udara luar, maka banyak faktor yang dapat mengakibatkan
isolator tidak berfungsi dengan baik, diantaranya dipengaruhi tingkat bobot polusi udara dimana isolator tersebut
dipasang. Polutan yang terkandung di udara dapat menempel pada permukaan isolator dan berangsur-angsur
membentuk suatu lapisan tipis dan mengakibatkan terjadi penumpukan partikel-partikel pengotor yang
mengandung garam dan debu pasir pantai di permukaan isolator.
Isolator yang terbuat dari bahan keramik, gelas dan porselin mempunyai permukaan luar yang mudah
terkontaminasi, sehingg dapat mengalirkan arus bocor, yang dapat mengakibatkan flashover (Arismunandar, A,.
1994). Permukaan isolator terkontaminasi dapat mempengaruhi besarnya nilai tahanan permukaan isolator,
dalam keadaan kering nilainya sangat tinggi, tetapi akan menjadi rendah bila permukaan dalam keadaan lembab
(Cherney E.A., 1984). Isolator dari bahan keramik jenis pin-post banyak dipasang pada jaringan distribusi 20
kV. Akibat polusi yang melekat pada permukaan isolator, dan pengaruh cuaca basah maka arus bocor meningkat
dengan tajam. Peningkatan arus bocor akan memperbesar rugi-rugi dalam bentuk pemanasan, akibatnya terjadi
kegagalan isolator sebagai isolasi (Suwarno., 1999). Daerah selatan pantai Pulau Jawa, disinyalir sering terjadi
flashover pada isolator saluran distribusi 20 kV. Pengaruh lingkungan yang banyak mengandung bahan -bahan
polutan, seperti garam (NaCl), pasir atau debu yang mengandung zat besi (Fe), yang diawali oleh lapisan
partikel-partikel ( zat pengotor) pada permukaan isolator, maka arus bocor kritis akan lewat pada permukaan
isolator dapat terjadi (BMG). Lapisan polutan tidak mengurangi kekuatan mekanis dari isolator pada kondisi
kering, tetapi pada kondisi berembun atau lembab, zat pengotor ini akan menurunkan kekuatan isolasi pada
isolator di sebabkan dua faktor yaitu : zat pengotor (contaminant ) itu sendiri dan kelembapan.
Pengukuran arus bocor pada isolator gantung, terpasang secara seri 2 sampai 4 dari isolator standart
250S porselin, dengan menggunakan metode fog chamber dan disemprotkan uap air yang terkontaminasi garam
dengan kuantitas 5-8 mg/Cm2 (Takano T;and Iwana.T, 1993 ).
Pengaruh polusi udara pada permukaan isolator dapat mengakibatkan terjadinya kegagalan tegangan
pada isolator yang teraliri arus listrik. Jika proses pelapisan permukaan isolator makin banyak tingkat polutannya
dapat mengakibatkan terjadinya loncatan bunga api listrik, sehingga dapat memperbesar rugi–rugi daya yang
sangat besar. Untuk menanggulangi atau minimal mengurangi rugi-rugi yang disebabkan oleh polutan, maka
perlu dilakukan suatu studi tingkat perancangan sistem jaringan transmisi maupun distribusi yang
memperhatikan tingkat lingkungannya. Klasifikasikan tingkat polutan yang mungkin terjadi dilingkungannya,
Sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 1, standart tingkat polusi (STANDAR SPLN 10-3B., 1993).
Metode penelitian, bahan polutan yang digunakan sebagai kontaminasi pada isolator, dilakukan dengan
cara buatan yang komposisi unsur kimiawinya mendekati polutan dari daerah Gresik, yaitu antara lain, (K
0,31%, Na 37,4%, Ca 31,54%, Mg 30,77%), sedangkan Isolator yang digunakan sebagai eksperimen dari jenis

A-29
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode II ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 11 Desember 2010

(pin-post) untuk saluran 20 kV dengan luas permukaan 2247 cm2 sebagai obyek benda ujinya (PT. PLN & FT
UGM, 1996). Tata cara pelaksanaan pengujian di lakukan di laboratorium Teknik Teganagn Tinggi Universitas
Gadjah Mada).
Tabel 1. Tingkat Nilai Polusi dan Polusi Buatan

Uji polusi buatan nilai tahanan terhadap intensitas


Jarak rambar spesifik ( lihat kolom 2 polusi pada tegangan fase ke bumi
table 1 ) dalam ( mm/KV ) Metode kabut garam*) Metode lapis padat
( kg/m3 ) ESDD (mg/cm2) Konduktivitas lapisan ( µS)
I. ( Ringan ) 16 5 - 14 0,03-0,06 15-20
II. ( Sedang ) 20 14 – 40 0,10-0,20 24-33
III. ( Berat ) 25 40 – 112 0,30-0,60 36
IV. ( Sangat berat ) 31 > 160 - -
*) Kepadatan Endapan Garam = Salt Deposit Density, SDD

Adapun pengujian isolator dilakukan pada bagian permukaannya, dengan cara diberikan polutan secara
penuaan. Komposisi polutan yang disemprotkan pada permukaan isolator seperti pada Tabel 2 : Hasil analisis
kimia Teknologi Pertanian UGM, dengan komposisi yang disamakan dan disemprotkan disesuaikan dengan
tingkat ESDDnya simulasi berat polutan untuk Gresik sampai 0,3994 gr/cm2.

Tabel 2. Hasil analisis persamaan kandungan polutan

Nama komposisi Data Berat Polutan


unsur polutan Data polutan Berat polutan Jumlah berat
( ppm ) ( mgr ) molekul (mgr)

K+ KCl 3,4035 6,50


Na+ NaCl 310,46 789,65
Ca+++ CaCl2 239,94 665,83 2111
Mg++ MgCl26H2O 76,786 649,48
Fe+++ FeCl36H2O - -

Proses pelapisan polutan pada isolator


Metoda pelapisan yang dipergunakan dengan cara penyemprotan. Simulasi polusi polutan buatan
dilakukan menurut standar IEC 507, (1991) dengan berat polutan buatan, untuk Gresik 2,1, 6,3, 12,6, 16,8, 20,1,
30,3, 40,2 gram/500 ml air destilasi, hingga diperoleh tingkat ESDD sebesar 0,3994 gr/cm2. Proses
penyemprotan pulutan pada permukaan isolator di lakukan di udara terbuka, dengan tujuan menyerupai keadaan
sebenarnya berdasar data iklim[2]. Pelaksanaan penyemprotan seperti pada Gambar 1.
Proses pengkabutan dilakukan selama 10 menit setiap kali pengujian, dan diukur tegangan gagal AC
minimumnya dengan menaikkan tegangan pada kecepatan 3 kV/detik sebanyak 5 kali setiap isolator. Didalam
lemari uji dipasang alat ukur termometer, barometer, serta higrometer, kemudian dicatat besarnya nilai suhu,
kelembaban udara dan tekanan udara.
Nozze
100

Isolator

AC 220
V

Kompreso
Motor

Gambar.1 : Proses penyemprotan polutan

Dalam proses pengujian tegangan peluahan lewat denyar dengan frekuensi rendah 50 Hz, pada isolator
yang terkontaminasi polutan, sumber tegangan tinggi bolak balik(AC) terhubung langsung pada konduktor 16
A-30
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode II ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 11 Desember 2010

mm2 yang diikatkan di permukaan atas pada isolator, sedangkan isolator berada di dalam ruangan fog chamber
dalam posisi tegak. Pembacaan tegangan Flashover pada permukaan isolator sesuai dengan tingkat polutan
yang melekat diukur menggunakan osiloscope digital. Besaran arus bocor flashover, didapat dengan cara
menghitung berdasar nilai resistor yang terpasang seri terhadap isolator dan paralel terhadap osiloscope.
Pengujian tegangan jatuh dan arus bocor Flashover seperti pada Gambar 2 dan 3.

Gambar 2 : Rangkaian pengujian Flashover dan arus bocor

TR
Ps Hv
FC
VR A S Cp

220 v BU
Vm
VAC Lv

Ground
Gambar 3 : Rangkain listrik pengujian tegangan Flashover dan arus bocor

Keterangan :
Ps : Primary switch; S : Secondary switch; VR : Voltage regulator
TR : transformator penaik tegangan tinggi 220/100 kV; Lv : tegangan rendah; Hv : tegangan tinggi
Cp : Capasitor ukur tegangan tinggi 100 pF; Vm : alat ukur tegangan pengujian
Fc : fog chamber ( lemari uji )sebagai ruang pengkabutan
Bu : Isolator tipe Z ( pin-post ) 20 kV, sebagai benda uji
Vac : Pengukuran tegangan input transformator uji

Pengukuran Tegangan Flashover dan Arus Bocor


Lemari uji yang digunkan adalah terbuat dari kaca dengan ketebalan 5 mm bening, agar supaya benda
ujinya dapat terlihat. Pengujian isolator, dilakukan dengan menggunakan tegangan pengujian arus bolak balik,
pada frekuensi 50 Hz sebagai berikut : bagian samping lemari uji dibuat cendela berukuran 60x 80 cm dapat
dibuka, tujuannya untuk memasukkan dan mengeluarkan isolator yang di uji. Isolator yang sudah diberi lapisan
polutan, dimasukkan ke dalam ruangan lemari uji yang berukuran tinggi 120 cm dan luas alas 100 cm2.

PEMBAHASAN
Hasil pengukuran diperlihatkan pada tabel 2 yaitu besaran tegangan flashover dan perhitungan arus
bocor terhadap tingkat ESDD ( Equivalent Salt Deposit Density ) pada permukaan isolator, sedangkan gambar
4dan 5 memperlihatkan grafiknya. Hasil analisis Gambar 4, menunjukkan bahwa besarnya sumbangan
(kontribusi ) ESDD terhadap variasi naiknya tegangan flashover sebesar 96,77 % . Hal ini menunjukkan bahwa
kontribusi variabel ESDD terhadap tegangan lewat denyar, setiap kenaikan ESDD akan diikuti naiknya
A-31
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode II ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 11 Desember 2010

tegangan flashover. Begitu pula untuk pengaruh ESDD terhadap arus bocor flashover pada Gambar 5,
menunjukkan besarnya sumbangan (kontribusi ) ESDD terhadap variasi naiknya arus bocor sebesar 92,45 % .
Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel ESDD terhadap arus bocor, setiap kenaikan ESDD akan
diikuti naiknya arus bocor. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Data Pengujian Tegangan Lewat Denyar

Tingakat Kepadatan ESDD Persamaan Polutan Daerah Gresik


Arus Bocor pada Tegangan Kritis Tegangan
ESDD
20 kV(mA) (kV) Flashover
mg/cm2
(kV)
0.01944 >80 >80 285.008
0.06853 72,4 75,50 277.150
0.07052 59,0 63,80 269.196
0.11611 48,9 52,99 267.024
0.17599 40,0 41,40 243.193
0.32903 26,6 29,76 135.604
0.39942 20,8 21,95 112.188

Pengaruh polutan pada permukaan isolator, akan mempengaruhi nilai resitansi permukaan. Semakin
banyak polutan yang diberikan, maka nilai resistansi permukaan isolator menjadi semakin rendah, karena
pengaruh kosentrasi atau konduktivitas polutan yang melekat pada permukaan akan semakin tinggi.
Teg.Kritis Terhadap ESDD ESDD Terhadap Arus Bocor
Gresik Polutan Buatan Untuk Gres ik
116
100 114
y = 461.83x 2 - 343.33x +
Arus Bocor ( mA)

86.237 112
Teg. Kritis ( Kv )

80
R2 = 0.9619 110
60 108
106 y = 4.376Ln(x) + 117.79
40 104 R2 = 0.6967

20
102
100
0 98
0 0.2 0.4 0.6 0 0.2 0.4 0.6
ESDD ( m g/cm 2 ) ESDD ( m g/cm 2 )
Arus Bocor Terhadap ESDD
Teg.Kritis Poly. (Teg.Kritis) Hubungan ESDD Vs Arus Bocor

Gambar 4.Grafik hubungan Tegangan Gambar 5. Grafik hubungan Arus


Kritis Vs ESDD Bocor VS ESDD

Karena sifat konduktivitasnya yang tinggi dalam keadaan lembab (pengaruh pengkabutan), permukaan
isolator bersifat lebih konduktif. Sehingga dengan diberikan tegangan pada isolator akan mengalir arus bocor
pada permukaan, jika berlangsung lebih luas dan cukup lama akan timbul busur api, akibatnya terjadi tegangan
lewat denyar pada permukaan isolator. Dengan demikian, akibat dari polutan buatan dengan tingkat ESDD
tertentu yang disemprotkan pada permukaan isolator yang diuji , akan terjadi pengaruh yang cukup signifikan
antara kenaikkan besarnya nilai ESDD terhadap besarnya nilai arus bocor semakin besar. Pada kelembabpan
udara yang relatif rendah maka tegangan lewat denyar akan menurun dengan tajam, hal ini disebabkan karena
terjadinya kejenuhan dari uap air dalam udara sehingga terjadi kondensasi. Akibat dari pengaruh kondensasi
menyebabkan permukaan isolator membasah, sehingga menurunkan tegangan lewat denyar.

KESIMPULAN
Hasil pembahasan pengaruh tingkat ESDD terhadap tegangan kritis flasover, menunjukkan semakin
tinggi kenaikan ESDD yang melekat pada permukaan isolator kondisi basah, maka akan terjadi penurunan
tegangan lewat denyar pada permukaan isolator.

A-32
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode II ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 11 Desember 2010

Hasil pembahasan perhitungan arus bocor terhadap ESDD, dengan bertambahnya konsentrasi polutan
yang melekat pada permukaan isolator, maka semakin besar nilai arus bocor yang melalui permukaan isolator.
Dengan kata lain arus bocor makin tinggi akan menyebabkan tegangan kritis flashover pada permukaan isolator.

DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, A,. 1994, Teknik Tegangan Tinggi, cetakan ketuju, Pradnya Paramita, Jakarta. , hal 5-27
Badan Meteorologi dan Geofisika,”Data Iklim Indonesia”
PT. PLN & FT UGM, 1996, “Pekerjaan Study dan survey Penyusunan etetingkat Intensitas polusi serta
pedoman pemilihan isolator di Pulau. Jawa”, Yogyakarta. hal 3-17, lamp. 6-10, 6-13
Cherney E.A., 1984, “The AC clean fog for contaminated insulators”, IEEE Transaction onpower Apparatus
and system Vol Pas 103 No 4 April.
IEC 507, 1991, “Artificial Pollution Test on high Voltage Insulator to beUsed on AC System”, Second Edition,
pp. 7- 37.
Muhaimin, 1993, Bahan bahan Listrik Untuk Politeknik, , Pradnya Paramita, Jakarta. hal 3-5, 42-44
NGK Insulator Ltd., “Pollution Map And Analysis Of Contaminants”, TN-93183.
Suwarno., 1999, “Pengurangan Arus Bocor/rugi Daya pada Isolator Keramik dengan Lapisan Senyawa Silikon”,
Proceedings Seminar Nasional & Workshop Teknik Tegangan Tinggi II, UGM, Yogyakarta, November
29-30, p.p B1-1.B1-1.61
STANDAR SPLN 10-3B., 1993, Tingkat Intensitas Polusi Sehubungan dengan Pedoman Pemilihan Isolator,
Departemen Pertambangan dan Energi, PT PLN, Jakarta
Takano T;and Iwana.T, 1993, “Leakage Current Characteristics Of The Salt Contaminated Insulators”,
Symposium, Yokohama, Japan, August

A-33

Anda mungkin juga menyukai