Kep
Keterangan :
Definisi PATOFISIOLOGI
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal Tn. N : Pasien
sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed 41 tahun Kelebihan
red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah ( Price, Sintesa Rantai Sintesa Rantai
pembentukan β diblok α berlebihan
2006 ). rantai δ
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti : Perjalanan kasus
kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau
kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas ANEMIA : Tinjauan teori
pengangkut oksigen darah (Doenges,1999). Meningkatnya Seleksi sel Menurunnya Presipitasi
Hb A2 dalam Hb F yang Produksi Hb A kelebihan rantai α
darah bertahan
Dalam sumsun : Pengkajian primer
Dalam darah
Peningkatan tulang
Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia yang timbul : Pengkajian sekunder
ANEMIA DEFISIENSI BESI tingkat Hb F Gagal
akibat kosongnya cadangan besi tubuh (depleted iron store) dalam darah Penyebab Tidak efektifnya Cirhosis
sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang, dalam RES Erythropoiesis panccrealic,
yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin (Hb) Gagal hati : Diagnosa
berkurang Peningkatan
daya tarik Hemolysis
RPD :
Pasien sebelum dirawat di rumah sakit sering oksigen oleh Hb
Kelebihan : Implementasi
ETIOLOGI mengalami demam naik turun, tidak ada nafsu makan, ANEMIA Transfusi
nyeri ulu hati, mual dan muntah, lemah dan mudah Besi
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya Peningkatan
masukan besi, gangguan absorpsi, serta kehilangan besi sekali merasa lelah. Pasien sebelumnya juga pernah
produksi : Evaluasi hari ke I
akibat perdarahan menahun. didiagnosa mengalami Diabetes Mellitus tipe I dengan
erytropoitin Defisiensi Hypersplenisme
1. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun, kadar gula darah puasa 118 mg/dl dan kadar gula darah
Folat
yang dapat berasal dari : 2 jam PP 187 mg/dl.
a. Saluran Cerna : akibat dari tukak peptik, kanker Peningkatan : Evaluasi hari ke 2
lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid, dan Ekstra Splenomegali
proliferasi sel
infeksi cacing tambang.. modular
erythroid
b. Saluran kemih : hematuria
c. Saluran napas : hemoptoe. : Evaluasi hari ke 3
2. Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total RPK :
dalam makanan, atau kualitas besi (bioavaibilitas) besi Menurut keterangan pasien dan anggota keluarga yang
yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin lain tidak ada diantara anggota keluarga ataupun orang
: Patofisiologi
C, dan rendah daging). tua pasien yang pernah mengalami keadaan dan
3. Kebutuhan besi meningkat penyakit seperti yang sedang dialami oleh pasien saat
4. Gangguan absorpsi besi : gastrektomi, tropical ini. Anggota keluarga yang pasien yang sudah
meninggal bukan diakibatkan oleh penyakit melainkan : Evaluasi hari ke 5
sprue atau kolitis kronik.
karena terkena bencana tsunami
Klasifikasi anemia RPS :
Anemia dibagi menjadi 2 tipe umum : Pasien dirawat di ruang mamplam I dengan diagnosa
a. Anemia Hipropropilatif anemia ex causa defisiensi besi/perdarahan. Saat ini
1) Anemia Aplastik Pasien mengalami mual, muntah, tidak ada nafsu
Anemia aplastik merupakan gangguan pada sel induk makan, sakit kepala, lemas, sulit tidur, sakit perut dan Fe dalam makanan
di sum-sum tulang yang sel-sel darah diproduksi nyeri sendi. Selama sakit aktivitas pasien sehari-hari
dalam jumlah yang tidak mencukupi. dibantu oleh keluarga. pada pemeriksaan fisik HCL
2) Anemia defisiensi besi didapatkan keadaan umum pasien lemah, mata pasien Lambung
Anemia defisiensi besi adalah dimana keadaan Fe X Fe +++ + X
cekung, sklera ikterik, konjunctiva pucat, kulit pasien
kandungan besi tubuh total turun dibawah tingkat pucat, kesadaran compos mentis. Tekanan darah
normal. Alkali
110/70 mmHg, RR 23 x/menit, Temperatur 37,80 C,
3) Anemia megaloblastik Usus
HR 89 x/menit Fe ++
Fe +++
Anemia megaloblastik disebabkan oleh
defisiensi vitamin B12 dan asam folat.
b. Anemia hemolitik Sel mukosa Feritin
Tahap Anemia Defisiensi Zat Besi Fe ++
1) Anemia hemolitik (mikrovili)
Pada anemia hemolitik, eritrosit memiliki rentang 1. Tahap pertama
usia yang memendek sehingga sumsum tulang Tahap ini disebut iron depletion atau iron deficiency, ditandai dengan
memproduksi sel darah merah baru 3x/ lebih berkurangnya cadangan besi atau tidak adanya cadangan besi. Hemoglobin dan Plasma Labile iron pool
Transferin
dibanding kecepatan normal. fungsi protein besi lainnya masih normal. Pada kedaan ini terjadi peningkatan
Sferositosis turunan absorbsi besi non heme. Feritin serum menurun.
Sferositosis turunan merupakan suatu anemia 2. Tahap kedua SSTL
hemolitika ditandai dengan sel darah merah kecil Tahap ini disebut iron deficient erytropoietin atau iron limited erytropoiesis, Sintesis Hb dalam pembentukan SDM
berbentuk feris dan pembesaran limfa didapatkan besi yang tidak cukup untuk menunjang erytropoiesis, nilai besi
(spenomegali). serum menurun dan saturasi transferin menurun, sedangkan total iron binding
capacity (TIBC) meningkat dan free erytrocyt phorpyrin (FEP) meningkat
Anemia sel sabit
3. Tahap ketiga
Adalah anemia hemolitika berat akibat adanya
Tahap ini yang disebut iron deficiency anemia. Keadaan ini terjadi bila besi
defek pada molekul hemoglobin dan disertai
yang menuju eritroid sumsum tulang tidak cukup, sehingga menyebabkan
dengan serangan nyeri.
penurunan kadar Hb
Pengkajian primer Pengkajian primer Pengkajian primer Pengkajian primer Pengkajian primer Pengkajian primer
Airway : pasien dapat bernafas secara Breathing Circulation Disability: Exposure : pasien tidak Folley catheter: Pasien
normal tanpa ada sumbatan Breathing Inspeksi : wajah pucat( tidak ada tanda- Keadaan umum lemah, kesadaran compos ada luka lecet mengering, tidak terpasang kateter
Inspeksi : pasien dapat bernafas tanpa Inspeksi: pasien tidak menggunakan tanda sianosisperifer), mukosa bibir mentis, infus terpasang dan memar
menggunakan oksigen berwarna merah kehitaman, sklera ikterik, kekuatan otot pasien 5555 5555
ventilator dan alat bantu oksigen perkusi
konjunctiva pucat, 5555 5555
:terdegar bunyi sonor pada apeks paru kanan Palpasi : akral atas dan bawah teraba
dan kiri, RR 23 x/menit hangat, tidak ada edema didaerah ektermitas (ektremitas atas, bawah kanan dan kiri),
palpasi : taktil fremitus dapat dikaji hasilnya atas dan bawah - GCS= E4M6V5, Tonus otot (Normal) Pengkajian primer
(normal) Auskultasi : Tekanan darah 110/70 mmhg, Skala ketergantungan : 4 Pengkajian primer
Heart Rate : 89
Hr: 89x/menit suhu tubuh 37,80 C, Gastric tube : Pasien tidak
perkusi : terdengar bunyi sonor pada apeks x/menit, teratur
terpasang NGT
paru kanan dan kiri/terdengar bunyi
pekak/redup pada basis/bagian bawah paru
kanan dan kiri Pengkajian sekunder
auskultasi: terdegar bunyi vesikuler pada Terapi
apeks paru kanan dan kiri dan tidak terdegar
IVFD NaCL 0,9% 20 tetes/menit
bunyi tambahan seperti wheezing, ronchi,dan
Drip Ciprofloxacin 200 mg/12 jam fls
kelainan suara nafas lainnya yang abnormal
PRC 4 Kolf
Hasil Laboratorium tanggal 24 April 2011 Injeksi Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Hb : 8,7 gr/dl Diet 1900 kkal
Leukosit 11,1x103/ui Omeprazole 20 mg 2 x 1
Trombosit 482x 103/ui
Sohobion 2 x 1
Hematokrit 27%
Ambroxol 30 mg 3 x 1
Sucralfat syrup 3 x CI
Perubahan nutrisi kurang kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
Perubahan pola tidur berhubungan dengan kelemahan fisik,
kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman
makanan / absopsi nutrien yang di perlukan untuk pembentukan suhu lingkungan
oksigen/nutrient ke sel.
sel darah merah.