Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ KANKER TULANG “

A. Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit yang unik, salah satu
penyebabnya adalah makanan dan dilain pihak untuk
pencegahannya juga bisa dari makanan. Berkaitan dengan hal ini,
ahli memperkirakan kemungkinan 1 diantara 3 orang bisa mengalami
penyakit ini selama hidupnya. Prevalensi kanker tulang memang tidak
sebanyak kanker lain. Belum ada angka pasti berapa jumlah penderita
kanker tulang per tahun di Indonesia. Sebagai gambaran di Amerika
Serikat kanker tulang dalam setahun sekitar 2000 kasus, sedangkan kanker
paru bisa mencapai 165.000, dapat dilihat dari perbandingan tersebut
bahwa secara jumlah, penderita kanker tulang masih terbilang kecil. Tetapi
yang menjadi masalah adalah bahwa sebagian besar penderita kanker
tulang datang ke pelayanan kesehatan dalam kondisi sudah stadium lanjut.
Jarang sekali yang masih terlokalisir atau pada stadium awal.
Prevalensi berdasarkan literatur menunjukkan bahwa jenis kanker
tulang sekunder lebih banyak. Namun untuk di beberapa daerah di
Indonesia, justru kanker tulang primer yang lebih mendominasi. Hal ini
disebabkan karena banyak pasien yang datang untuk berkonsultasi ke
orthopaedi tapi ke onkologi. Masalah utama dalam kanker tulang adalah
pasien baru datang ke pelayanan kesehatan setelah penyakit sudah parah.
Banyak yang telat datang ke dokter karena faktor edukasi masih kurang.
Jadi, semua nyeri dinaggap sebagai keseleo biasa sehingga banyak yang
datang ke dukun urut.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk memberi
pengetahuan kepada pasien mengenai kanker tulang.
2. Tujuan Khusus
 Pasien mengetahui tentang definisi kanker tulang;
 Pasien mengetahui tentang penyebab kanker tulang;
 pasien mengetahui tentang tanda-tanda kanker tulang:
 pasien mengetahui tentang tata cara penanganan kanker tulang.
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Materi ( Terlampir )
a. Definisi Kanker Tulang.
b. Penyebab Kanker Tulang.
c. Tanda-Gejala Kanker Tulang.
d. Pencegahan Kanker Tulang
e. Penatalaksanaan Kanker Tulang
2. Sasaran / target
Sasaran Promosi Kesehatan :
Target :
3. Metoda
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
4. Media dan Alat
a. Leaflet
b. LCD
c. Laptop
d. Power Point
5. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Jum’at , 5 Oktober 2018
Pukul : 10:00 s/d 10:45 WIB
Tempat : Poli Orthopedi RSAH Bukittinggi
6. Pengorganisasian
Moderator : Ruzikna
Penyaji : Yuristya Eka Putri
Fasilitator : Meilia Fitri
Nofri yanti
Observer : Hengky Prima Duanda Putra
7. Setting tempat

: Pembimbing : Fasilitator

: Penyaji : Masyarakat

: Moderator : Observer

D. Kegiatan Penyuluhan

N Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran Waktu


o
1 Pembukaan 5 menit
 Moderator memberikan salam  Menjawab salam
 Moderator memperkenalkan  Mendengar dan
anggota penyuluh memperhatikan
 Moderator menjelaskan tentang  Mendengar dan
topik penyuluhan memperhatikan
 Moderator membuat kontrak  Mendengar dan
memperhatikan
 Moderator menjelaskan tujuan  Mendengar dan
penyuluhan memperhatikan
2 Pelaksanaan 30 menit
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
peserta tentang pengertian pendapat
Kanker Tulang
 Memberikan reinforcement  Mendengar dan
dan meluruskan konsep memperhatikan
 Menjelaskan tentang  Mengemukakan
pengertian Kanker Tulang pendapat
 Menggali pengetahuan  Mendengar dan
tentang penyebab Kanker memperhatikan
Tulang  Mendengar dan
 Menjelaskan tentang memperhatikan
penyebab Kanker Tulang  Mendengar dan
 Menjelaskan tentang memperhatikan
tanda dan gejala Kanker  Mendengar dan
Tulang memperhatikan
 Menjelaskan tentang  Mendengar dan
Pencegahan Kanker Tulang memperhatikan
 Menjelaskan
Penatalaksanaan Kanker
Tulang
3 Penutup 10 menit
 Penyaji menyimpulkan materi  Bersama penyaji
menyimpulkan materi
 Penyaji mengadakan evaluasi  Menjawab pertanyaan
tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, pencegahan dan
penatalaksanaan Kanker Tulang
kepada peserta
 Moderator menyimpulkan hasil  Mendengarkan dan
diskusi memperhatikan
 Moderator memberikan salam  Menjawab salam

E. Evaluasi
1. Struktur
 Kelompok penyuluh dan keluarga masyarakat pada posisi yang
sudah direncanakan
 60 % peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan
 Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
 Pre Planning telah disetujuI
 Leaflet dan flipchart telah tersedia
 peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Proses
 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
 Keluarga masyarakat dapat mengikuti acara atau kegiatan
penyuluhan sampai selesai
 Keluarga masyarakat berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Hasil
 minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan
pengertian Kanker Tulang
 minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan
penyebab Kanker Tulang
 minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 4
dari 5 tanda dan gejala Kanker Tulang
 minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan
penatalaksanaan Kanker Tulang dengan cara:
 minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 3 dari
4 cara pencegahan Thypus Abdominalis :
1. Kemoterapi
2. Operasi
F. Uraian tugas
1. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2. Moderator
a. Pada acara pembukaan
 Memberi salam
 Menjelaskan tujuan penyuluhan
b. Kegiatan inti
c. Pada acara penutup
3. Leader/Co – leader
a. Memberikan penyuluhan pada peserta
b. Melakukan evaluasi
4. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat menganggu kegiatan
penyuluhan
5. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
LAMPIRAN MATERI
A. Kanker Tulang
1. Definisi
Kanker tulang adalah tumor ganas tulang primer yang berasal dari
sel mesenkimal primitif yang memproduksi tulang dan matriks osteoid.
Osteosarkoma merupakan tumor ganas tulang primer non hemopoetik
yang paling sering ditemukan (Kemenkes RI, 2012).
Kanker tulang disebut juga osteogenic sarkoma adalah suatu
neoplasma ganas yang berasal dari sel primitif (poorly differentiated
cells) di daerah metafise tulang panjang pada anak-anak. Osteosarcoma
secara fungsional didefinisikan sebagai tumor dan kelainan fungsi yang
dapat dipengaruhi oleh dua faktor endogen: sel asal dan perubahan
genetik. Kanker tulang didefinisikan sebagai tumor ganas primer yang
menyerang sel yang berfungsi memproduksi osteoid dan tulang (Ueda,
2016).

2. Penyebab Kanker Tulang


Trauma dipercaya mempunyai peranan penting di dalam kondisi
ini. Namun ada beberapa faktor lain yang dipercaya mempunyai
peranan penting dalam mempengaruhi kondisi ini antara lain ekstrinsik
karsinogenik, karsinogenik kimia dan virus. Tumor ini termasuk semua
sarkoma berasal dari sel-sel osteoblas. Neoplasma biasanya muncul
sebagai suatu tumor yang tunggal, bisa terjadi pada maksila dan
mandibula. Bagaimanapun, tulang yang paling umum terpengaruh
adalah tulang panjang dan tulang panggul.
Etiologi osteosarcoma belum diketahui secara pasti, tetapi ada
berbagai macam faktor predisposisi sebagai penyebab osteosarcoma.
Adapun faktor predisposisi yang dapat menyebabkan osteosarcoma
antara lain:
a. Trauma
Osteosarcoma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun
setelah terjadinya trauma. Trauma yang dimaksudkan ialah trauma
pada daerah lempengan epifisis tulang yang letaknya di dekat
metafisis tulang. Di lempengan epifisis tulang, terjadi proses
osifikasi. Ketika tulang sudah mencapai masa dewasa, terjadi
penutupan bagian epifisis. Dengan adanya trauma di bagian
lempeng epifisis, mengakibatkan lempeng epifisis yang sudah
tertutup kembali menjadi terbuka, sehingga osteoblast segera
merespon dengan cara memperkaya jaringan guna menutupi luka di
area lempeng epifisis. Pertumbuhan jaringan osteoblast semakin
lama semakin tak terkendali dan mampu mengakibatkan
munculnya benjolan di daerah lempeng epififis akibat poliferasi sel
tulang yang abormal.
b. Radiasi Radioaktif
Penggunaan substansi radioaktif dalam jangka waktu lama dan
melebihi dosis juga diduga merupakan penyebab terjadinya
osteosarcoma. Radiasi yang diberikan untuk penyakit tulang seperti
kista tulang aneurismal, fibrous displasia, setelah 3-40 tahun dapat
dicurigai dapat mengakibatkan osteosarcoma karena zat-zat yang
terkandung di dalam radioaktif dapat mengakibatkan kerusakan
jaringan dan menstimulasi perkembangan sel tulang menjadi
abnormal.
c. Karsinogenik kimia
Ada dugaan bahwa penggunaan thorium untuk penderita
tuberculosis mengakibatkan 14 dari 53 pasien berkembang menjadi
osteosarcoma.
Bahan kimia, virus, radiasi, dan faktor trauma. Pertumbuhan yang
cepat dan besarnya ukuran tubuh dapat juga menyebabkan
terjadinya osteosarcoma selama masa pubertas. Hal ini
menunjukkan bahwa hormon sex penting walaupun belum jelas
bagaimana hormon dapat mempengaruhi perkembanagan
osteosarcoma.
3. Tanda dan Gejala Kanker Tulang
Menurut Kemenkes RI (2012) gejala dan tanda biasanya dapat terjadi
seminggu atau sebulan (biasanya lama) sebelum pasien didiagnosa.
a. Gejala umum:
 Adanya rasa nyeri tulang, ketika beraktifitas
 Penderita kanker tulang akan merasakan nyeri pada tulangnya
pada saat malam hari
 Terdapat benjolan pada daerah dekat sendi yang sering kali
sangat besar
 Bengkak, tergantung besar dan lokasi lesi
 Nyeri tekan dan tampak pelebaran pembuluh darah pada kulit di
permukaannya
 Tidak jarang menimbulkan efusi pada sendi yang berdekatan
 Sering juga ditemukan adanya patah tulang patologis
 Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan alkaline
phosphatase dan lactic dehydrogenase, yang mana ini
dihubungkan dengan kepastian diagnosis dan prognosis dari
osteosarkoma tersebut
b. Gejala sistemik:
 Demam
 Berkeringat pada malam hari (biasanya terjadi pada penderita
tuberculosis yang menggunakan thorium sebagai obat)
 Pada saat palpasi di pemeriksaan fisik, didapatkan adanya massa
yang lunak dan panas, adanya pergerakan di daerah tulang
 Status respiratori: auskultasi yang tidak normal.
4. Pencegahan
a. Filter air yang di minum.
Penelitian telah menunjukkan bahwa air yang Anda minum
langsungdari wastafel dapat menyebabkan kanker tulang.
b. Merendam daging yang akan dipanggang.
Merendam daging sekitar satu jam ditujukan untuk mencegah
daging yang dipanggang menyebabkan kanker tulang.
c. Mengkonsumsi kopi.
Kopi telah dikenal untuk mencegah berbagai jenis kanker
termasuk kanker tulang. Mengkonsumsi 4-5 cangkir kopi sehari
dapat membantu mencegah kanker tulang.
d. Mengkonsumsi banyak air minum.
Air dapat mengurangi risiko kanker dengan minum 8 gelas air
setiap hari.
e. Mengkonsumsi suplemen kalsium.
Kalsium membantu memperkuat tulang serta sistem kekebalan
tubuh
f. Hindari Merokok
Rokok mengandung 4000 jenis zat-zat yang berbahaya bagi tubuh
dan beberapanya merupakan pemicu dari timbulnya kanker.
g. Hindari untuk mengkonsumsi Alkohol
h. Cegah Kanker Dengan Makan Makanan Bergizi
5. Penatalaksanaan kanker tulang
Dalam penanganannya, penatalaksanaan kanker tulang dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu dengan kemoterapi dan dengan operasi
(Kawiyana, 2010).
a. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pengobatan yang sangat vital pada
osteosarkoma, terbukti dalam 30 tahun belakangan ini dengan
kemoterapi dapat mempermudah melakuan prosedur operasi
penyelamatan ekstremitas (limb salvage procedure) dan
meningkatkan survival rate dari penderita. Kemoterapi juga
mengurangi metastase ke paru-paru dan sekalipun ada, akan
mempermudah melakukan eksisi pada metastase tersebut.
Regimen standar kemoterapi yang dipergunakan dalam
pengobatan osteosarkoma adalah kemoterapi preoperatif
(preoperative chemotherapy) yang disebut juga dengan induction
chemotherapy atau neoadjuvant chemotherapy dan kemoterapi
postoperatif (postoperative chemotherapy) yang disebut juga
dengan adjuvant chemotherapy.
Kemoterapi preoperatif merangsang terjadinya nekrosis
pada tumor primernya, sehingga tumor akan mengecil. Selain itu
akan memberikan pengobatan secara dini terhadap terjadinya
mikro-metastase. Keadaan ini akan membantu mempermudah
melakukan operasi reseksi secara luas dari tumor dan sekaligus
masih dapat mempertahankan ekstremitasnya. Pemberian
kemoterapi postoperatif paling baik dilakukan secepat mungkin
sebelum 3 minggu setelah operasi.
b. Operasi
Saat ini prosedur limb salvage merupakan tujuan yang
diharapkan dalam operasi suatu osteosarkoma. Maka dari itu
melakukan tindakan reseksi tumor dan melakukan rekonstrusinya
kembali dan mendapatkan fungsi yang memuaskan dari ektremitas
merupakan salah satu keberhasilan dalam melakukan operasi.
Dengan memberikan kemoterapi preoperatif (induction =
neoadjuvant chemotherapy) melakukan operasi mempertahankan
ekstremitas (limb-sparing resection) dan sekaligus melakukan
rekonstruksi akan lebih aman dan mudah, sehingga amputasi tidak
perlu dilakukan pada 90 sampai 95% dari penderita osteosarkoma.
Dalam penelitian terbukti tidak terdapat perbedaan survival
rate antara operasi amputasi dengan limb-sparing resection.
Amputasi terpaksa dikerjakan apabila prosedur limb-salvage tidak
dapat atau tidak memungkinkan lagi dikerjakan. Setelah
melakukan reseksi tumor, terjadi kehilangan cukup banyak dari
tulang dan jaringan lunaknya, sehingga memerlukan kecakapan
untuk merekonstruksi kembali dari ekstremitas tersebut. Biasanya
untuk rekonstruksi digunakan endo-prostesis dari methal.

Anda mungkin juga menyukai