TEORI PERANCANGAN KOTA

ROGER TRANCIK
1. FIGURE / GROUND POLA
2. LINGKAGE HUBUNGAN
3. PLACE MAKNA / TEMPAT

KEVIN LYNCH
1. PATH JALUR
2. NODE SIMPUL
3. EDGE TEPIAN
4. DISTRIC KAWASAN
5. LANDMARK TENGARAN

HAMID SHIRVANI
1. LAND USE / ZONING / Tata Guna Lahan
2. BUILDING FORM & MASSING Tata Bangunan
3. CIRCULATION AND PARKING Sirkulasi dan parkir
4. OPEN SPACE Ruang Terbuka / RTH
5. PEDESTRIAN WAYS Jalur Pejalan Kaki
6. ACTIVITY SUPPORT Aktifitas Penunjang
7. SIGNAGE Tata Informasi
8. PRESERVATION AND CONSERVATION Pelestarian /

KRUSCHE .D
Kombinasi berbagai subsistem Interdisiplin yang bersifat Multifungsional

1. TATA POLA BANGUNAN

2. JALUR PENYEDIAAN AIR DAN PEMBUANGAN AIR KOTOR / SAMPAH
3. JALUR GREENBELT
4. JALUR LALU LINTAS / HIRARKI JALAN
5. JALUR ALIRAN ENERGI
6. KOMBINASI DARI SISTEM MASING-MASING YANG BERFUNGSI SECARA BERLAPIS
DENGAN KETERKAITAN HUBUNGAN
BEBERAPA DEFINISI KOTA YANG PERLU DIKETAHUI, antara lain ;

1. KOTA SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN ( TANABE 1970 )

2. KOTA SEBAGAI PERWUJUDAN KEBUDAYAAN ( BUNGKINGHAM1854, MORIS AND
BURKE 1971, HARRIS DONULLMAN 1945 )
3. KOTA SEBAGAI KOMODITI ( HUTCHINSON 1970 , BURNS 1959 )
4. KOTA SEBAGAI ORGANISASI YANG BERHIRARKI ( BOURNE 1975)
5. KOTA SEBAGAI TAMAN / GARDEN CITY ( EBENEZER HOWARD 1902 )
6. KOTA SEBAGAI WADAH BAGI KEANEKARAGAMAN SOSIAL ( BURGESS1935 , LUGHOD
AND FOLEY 1960 )
7. KOTA SEBAGAI TEMPAT TINGGAL MANUSIA ( MANN 1965 , Mc.GEE 1967 )
8. KOTA SEBAGAI SISTEM SOSIAL DAN EKOLOGIS YANG DINAMIS DAN ORGANIS (
GRIFFIN DAN PRESTON 1966 )
9. KOTA SEBAGAI WAJAH MANUSIA ( NEWLING 1969 )
10. KOTA SEBAGAI SEBUAH CITRA PEMIKIRAN PENGHUNINYA ( KEVIN LYNCH 1970,
GOULD 1975 )
11. KOTA SEBAGAI KECINTAAN MANUSIA ( YIFU TUAN 1975 )
12. KOTA SEBAGAI SISTEM INFORMASI ( C. JENKS 1975 )

URBAN PLAN ( Teguh Utomo Atmoko MURP , seminar FTSP-ISTN 19 Okt 2004 )

1. REGIONAL PLANNING UDGL( URBAN DESIGN GUIDE LINE)

2. NEIGHBOURHOOD PERMUKIMAN ( HUNIAN )
3. OPEN SPACE RUANG TERBUKA / RTH
4. STREETSCAPE LORONG JALAN KOTA
5. STREET LAYOUT SIRKULASI KOTA
6. VIEW PENAMPAKAN KOTA
7. BLOCKS TATA BANGUNAN
8. LOTS KAPLING / AREA /ZONASI
9. HERITAGE PENINGGALAN
10. EXISTING USE KONDISI TERBANGUN

TATA RUANG
RUTR = RENCANA UMUM TATA RUANG ( SKALA : NASIONAL)
RTRW = RENCANA TATA RUANG DAN WILAYAH ( SKALA : PROVINSI )
RDTR = RENCANA DETAIL TATA RUANG ( SKALA : KOTA )
RTBL = RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN ( SKALA : KAWASAN )
HIRARKI KAWASAN DEPDAGRI
1. 1 RT = 250 JIWA ( PENDUDUK ) / 50 KK
2. 1 RW = 10 RT
3. 1 KELURAHAN = 12 RW
4. 1 KECAMATAN = 4 – 6 KELURAHAN
5. 1 KOTA MADYA / WILAYAH = 4 -- 8 KECAMATAN
6. 1 KOTA = 4 KOTA MADYA / WILAYAH

LINGKUNGAN BINAAN (AMDAL)

1. DARAT
2. LAUT
3. UDARA

ASSAINERING ( AIR KOTOR / LIMBAH )

1. PEMBUANGAN AIR BEKAS RUMAH TANGGA RESAPAN

2. PEMBUANGAN KOTORAN ( NAJIZ ) SEPTIK TANK
3. AIR BEKAS INDUSTRI WASTE TREATMENT PLAN (WTP)
4. PENYALURAN AIR HUJAN DRAINAGE
5. PERSAMPAHAN LIMBAH KOTA

FAKTOR YANG BERPENGARUH

1. JUMLAH PENDUDUK / DEMOGRAFI KEPADATAN PENDUDUK

2. TATA CARA HIDUP MATA PENCARIAN MASYARAKAT
3. CORAK DAN BESARAN INDUSTRI LINGKUNGAN KAWASAN
4. IKLIM KONDISI LOKAL
5. TOPOGRAFI KONDISI /KONTUR LAHAN
6. DAYA SERAP TANAH RESAPAN LOKASI

REFERENSI PERKOTAAN

1. PENGANTAR SEJARAH PERENCANAAN PERKOTAAN ( ANTHONY J CATANASE, AMOS

RAPOPORT)
2. PERANCANGAN KOTA SECARA TERPADU ( MARKUS ZAHN )
3. PEDOMAN UMUM RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
4. KETENTUAN MEMBANGUN DI DKI –JAKARTA
KONGRES 1969 Bukit Tinggi Sumbar
( Badan Kerja Sama antar Kota Praja Seluruh Indonesia – BKS-AKSI )

Definisi KOTA: Kelompok orang-orang dalam jumlah tertentu hidup dan bertempat tinggal
bersama dalam satu wilayah geografis tertentu , berpola , hubungan rasional, ekonomi dan
individualistis