Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN BARRU

DINAS KESEHATAN
UPTD KESEHATAN PUSKESMAS BOJO BARU
Jl. A. Panrengrengi No. 10 Lapakaka, Kel. Bojo Baru, Kec. Mallusetasi
Telp. (0421) 3310443, E-mail : puskesmas.bojobaru@yahoo.com

KERANGKA ACUAN

PROGRAM KESELAMATAN/ KEAMANAN LABORATORIUM


PUSKESMAS BOJO BARU

I. Pendahuluan
Rumah sakit/ puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit/ puskesmas
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang
sudah ditentukan (Depkes RI, 2007)
Pemeriksaan laboratorium merupakan pekerjaan dengan resiko infeksi
berhubungan dengan bahan-bahan yang infeksius. Untuk mencegah resiko diperlukan
pengetahuan dan praktek laboratorium yang baik, selain itu harus tersedia sarana dan
prasarana yang menunjang. (Pedoman PPI Depkes RI, 2006)
Untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI), yaitu program pelatihan ( diklat ) pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
Serta untuk mencegah kecelakaan di laboratorium perlu diadakan pelatihan mengenai
keselamatan dan keamanan di Laboratorium.

II. Latar Belakang


1. KEMENKES No. 382/ menkes/ SK/ III/2007 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian Infeksi di Rumah sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/ Menkes/ SK/ II/ 2008
Tentang Standar Pelayanan Rumah sakit
3. Keputusanmenteri kesehatan Republik Indonesia Nomor. 129/ Menkes/SK/ II/2008
tentang Standar Pelayanan minimal rumah sakit
4. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1165.A./ Menkes/ SK/X/2004
tentang Komisi Akreditasi Rumah sakit.

III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia
tenaga laboratorium, tentang keselamatan dan keamanan Lab, sehingga dapat
melindungi tenaga Laboratorium dan masyarakat dari penularan penyakit infeksi.
B. Tujuan Khusus
IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
1. Pendidikan dan pelatihan keselamatan dan keamanan Laboratorium
Pelatihan ini dilakukan sebagai tahap awal pelaksanaan program kesehatan dan
keselamatan kerja, dalam pelatihan ini dipaparkan tentang keselamatan dan keamanan
laboratorium, pentingnya keselamatan laboratorium, penyebab kecelakaan laboratorium,
penanggung jawab bila terjadi kecelakaan, perlengkapan dan pertolongan pertama jika
terjadi kecelakaan.
2. Penyuluhan dan pelatihan Hand Hygiene
Pelatihan ini berisi hal-hal yang harus dilakukan oleh petugas dalam menangani pasien
tanpa mengetahui terebih dahulu diagnosanya, petugas harus melakukan kewaspadaan
standar yaitu cuci tangan. Pelatihan cuci tangan 6 langkah sesuai standar WHO harus
diajarkan kepada seluruh karyawan pada umumnya dan petugas laboratorium pada
khususnya. Mulai dari teori sampai mendemonstrasikannya.
3. Pelatihan Pengelolaan Limbah/ sampah
Pelatihan ini ditujukan kepada seluruh staf medis ataupun non medis serta cleaning
service outsourcing tentang penempatan sampah sesuai dengan standar pencegahan dan
pengendalian infeksi dan di paparkan mulai proses pemilahan sampai dengan proses
pemusnahan sampah/ limbah puskesmas
4. Pelatihan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Pelatihan ini dilakukan untuk mencegah petugas dari penularan yang dapat ditimbulkan
dari berbagai macam jenis infeksi melalui kegiatan yang dilakukan di puskesmas.
Pelatihan ini meliputi pengenalan berbagai macam APD yang harus dipakai untuk
masing-masing unit kerja, cara pemakaian, cara melepas, serta kegunaannnya.
5. Penyuluhan Hand Hygiene untuk Pengunjung
And hygiene tidak hanya di budidayakan pada petugas yang ada di puskesmas, tetapi juga
kepada seluruh keluarga pasien dan pengunjung puskesmas. Pelatihan ini dikhususkan
untuk keluarga dan pengunjung pasien seluruh unit rawat inap dan rawat jalan yang
melakukan pengobatan ataupun kontrol ke Puskesmas. Pelatihan ini dilakukan dengan
metode kampanye Hand hygine yang dilakukan diruang pendaftaran, pintu masuk unit
ruang rawat, ruang tunggu keluarga pasien, ruang tunggu obat.
6. Pelatihan kebersihan ruangan
Pelatihan ini dilakukan secara berkala dan dititikberatkan pada cara kebersihan setiap
ruangan di puskesmas meliputi ruang rawat inap, ruang rawat jalan, kantor, laboratorium,
farmasi, dan ruang-ruang khusus untuk pemeriksaan penunjang. Sasaran pelatihan ini
adalah seluruh petugas kebersihan meliputi pramu kebersihan dan clening servise.
7. Pelatihan tentang dekontaminasi alat dan sterilisasi
Pelatihan ini berisi cara pengelolaan alat kesehatan mulai dari dekontaminasi sampai
dengan sterilisasi
8. Kejadian tertusuk jarum
Sosialisasi ini dilakukan kepada seluruh staf medis maupun staf non medis yang bertugas
di puskesmas khususnya untuk tenaga laboratorium dalam hal kemungkinan kejadian
tertusuk jarum dan cara pelaporan apabila terjadi kejadian tersebut.

V. Cara Melaksanakan Kegiatan Dan Sasaran


A. Sasaran
Terlaksananya kegiatan pelayanan keselamatan dan keamanan( pencegahan dan
pengendalian infeksi) yang multidisiplin antar profesi dan bekerja secara interdisiplin.
B. Jadwal kegiatan

C. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporannya


1. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan dan dilakukan melalui
rapat rutin yang dilaksanakan bersama dengan anggota tim keselamatan dan
keamanan
2. Pelaporan
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat setiap bulan berdasarkan masing-
masing kegiatan yang dilakukan. Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan
dilakukan setiap petugas/ koordinator ruang setiap bulan dan ditujukan kepada
kepala Puskesmas.
D. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi Kegiatan Pencatatan
1. Pada setiap kegiatan dalam upaya keselamatan dan keamanan laboratorium yang
dilakukan, ada beberapa hal yang harus didokumentasikan seperti :
a. Materi
b. Undangan daftar hadir
c. Daftar hadir
d. Laporan hasil kegiatan
e. Dokumentasi (foto) kegiatan
2. Pelaporan
Laporan pelaksanaanprogram dibuat setiap selesai kegiatan dilakukan
(maksimalkan 1 minggu setelah kegiatan berlangsung) dan dilaporkan kepada
kepala Puskesmas setiap 1 bulan sekali.
3. Evaluasi kegiatan
Evaluasi pelaksanaan program dilakukan 1 tahun sekali dengan cara melihat
seluruh pelaksanaan kegiatan yang sudah dilakukan dan kegiatan yang belum
dilakukan beserta hambatan pelaksanakan kegiatan

Anda mungkin juga menyukai