Anda di halaman 1dari 9

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

4.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan

pendekatan post test only control group design. Penelitian ini menggunakan dua

kelompok, yaitu satu kelompok normal, satu kelompok kontrol dan dua kelompok

eksperimen dengan dosis yang berbeda

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Labrotaotium Biomedik Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang akan dilaksanakan selama

2 bulan, yaitu bulan Desember s.d Januari 2016.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi berupa tikus putih jantan strain wistar (Rattus norvegocus)

dengan diabetes melitus.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel diambil secara random dari populasi tikus putih strain wistar

(Rattus norvegocus) dengan diabetes melitus

4.3.3 Besar Sampel

Sampel yang diambilditentukan oleh rumus menurut Frederer:

(t-1) (p-1) ≥ 15

(t-1) (5-1) ≥ 15

4t-4 ≥ 15

21
22

4t ≥ 19

t ≥ 4,75(Nugroho, 2006)

Keterangan :

p = perlakuan

t = jumlah sampel per perlakuan

Maka dalam penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus, dibagi menjadi 5

kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus :

a. Kelompok I : Kontrol negatif (diberi pakan standar tanpa pemberian

dan aquades sebagai placebo)

b. Kelempok II : Kontrol positif (pemberian Aloksan tanpa ketepeng

cina)

c. Kelompok III : Pemberian Aloksan dan ketepeng cina50mg/hari

d. Kelompok IV : Pemberian Aloksan dan ketepeng cina100 mg/hari

e. Kelompok V : Pemberian Aloksan dan ketepeng cina200 mg/hari

4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random

sampling

4.3.5 Karakteristik sampel penelitian

1. Kriteria Inklusi

a. Tikus jantan (Strain Wistar)

b. Berat 180-250 gram

c. Lincah dan aktif

d. Sehat

2. Kriteria Eksklusi
23

a. Mati saat perlakuan

b. Terdapat abnormalitas anatomi yang nampak

c. Berat badan tikus turun drastis

4.3.6 Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian ini ada tiga variabel, yaitu:

1. Variabel bebas (independent) berupa ekstrak ketepeng cina (Cassia alata

L)

2. Variabel terikat (dependen) berupa kerusakan sel pankreas secara

histologis tikus wistar (Rattus norvegicus) dengan Diabetes Melitus

3. Variabel pengganggu atau perancu (confounding)

4.3.7 Definisi Operasional

Setiap variabel harus dirumuskan secara operasional untuk memudahkan

pemahaman dan pengukuran setiap variabel yang ada dalam penelitian. Adapun

definisi operasional sebagai berikut:

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala

Parameter

1. Ekstrak daun sediaan pekat yang mg 50 mg

ketepeng cina diperoleh dengan 100 mg

mengektraksi zat aktif 200 mg

dari tanaman daun

salam menggunakan

pelarut yang sesuai

yaitu etanol 96%


24

2. Diabetes Melitus Penyakit kronik yang

ditandai dengan

peningkatan glukosa

darah

3. Aloksan Aloksan merupakan mg 800 mg

salah satu senyawa

toksin yang digunakan

untuk membuat tikus

diabetic

4. Morfologi pankreas Morfologi sel pulau

langerhans yang

meimiliki bentuk sel

(dibentuk oleh

membrane sel),

sitoplasma ( cairan

plasma) dan nucleus (

inti sel)

4.4Alat dan Bahan

4.4.1Alat

1. Timbangan untuk menimbang berat badan tikus

2. Alat Pemeliharaan tikus :

a. Bak tikus

b. Penutup kandang dari anyaman kawat


25

c. Botol air

d. Sekam

3. Alat untuk memberikan perlakuan

a. Sarung tangan

b. Sonde modifikasi

4. Alat untuk pengambilan darah

a. Alat bedah minor (scalpel dan gunting)

b. Spuit 3 cc

c. Tabung kimia

4.4.2 Bahan

a. Bahan pemeliharaan tikus

b. Ekstrak ketepeng cina (Cassia alata)

c. Hewan percobaan

d. Aloksan

e. Chloroform

4.5 Prosedur Penelitian

4.5.1 Adaptasi

Pada hewan coba dilakukan proses adaptasi dalam kandang selama 7 hari agar

mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru. Adaptasi dilakukan di

laboratorium sebelum injeksi streptozotosin sambil diamati kesehatannya

4.5.2 Pembagian Kelompok Tikus

Tikus yang digunakan sebanyak 25 ekor yang terbagi dalam 5 kelompok dan

tiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus


26

a. Kelompok 1 : diberi pakan dan minuman standar selama 28 hari dan

placebo

b. Kelompok 2 : diberi pakan, minuman standar selama 28 hari dan

Aloksan selama 5 hari pertama tanpa pemberian ekstrak.

c. Kelompok 3 : diberi pakan, minuman standar selama 28 hari dan

Aloksan selama 5 hari pertama kemudian dilanjutkan dengan pemberian

Ketepeng cina50 mg/hari pada hari ke 8 sampai hari ke-28.

d. Kelompok 4 : diberi pakan, minuman standar selama 28 hari dan

Aloksan selama 5 hari pertama kemudian dilanjutkan dengan pemberian

Ketepeng cina100 / hari/ pada hari ke 8 sampai hari ke-28

e. Kelompok 5 : diberi pakan, minuman standar selama 28 hari dan

Aloksan selama 5 hari pertama kemudian dilanjutkan dengan pemberian

Ketepeng cina200 mg/hari pada hari ke 8 sampai hari ke-28

4.5.4 Pembuatan Ekstrak daun ketepeng cina

Ketepeng cina diperoleh dengan cara membeli daun dan ekstrak ketepeng cina

yang dibuat dengan teknik maserasi di Metrico Medika Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Timur di Kota Batu.

4.5.5 Pembuatan Larutan Aloksan

Penelitian ini menggunakan Aloksan sebanyak 800 mg yang dilarutkan

dalam 80 ml buffer sitrat 0,02 M sehingga 1 ml larutan mengandung 10 mg

Aloksan. Dosis yang dipakai adalah 40 mg/kgBB yang diberikan selama 5 hari.

4.5.7 Percobaan

1. Pembuatan tikus diabetikum


27

Duapuluh lima ekor tikus kemudian dibagi dalam lima kelompok secara

random, masing-masing sebanyak 5 ekor. Kelompok I tidak diberi Aloksan karena

kelompok I adalah kelompok control negatif. Sedangkan untuk kelompok II, III,

IV, dan V diberi perlakuan pemberian injeksi larutan Aloksan dengan dosis 40

mg/kgBB/hari secara intraperitonial setiap hari selama 5 hari untuk mendapatkan

tikus DM tipe 2.

2. Pemberian Ekstrak

Kelompok I sebagai kelompok kontrol negatif. Kelompok I ini tidak diberi

apapun (hanya pakan standart). Kelompok II sebagai kelompok control positif

hanya diberi perlakuan injeksi Aloksan pada hari ke 8 selama 3 hari. Kelompok

III, IV, V diberi perlakuan injeksi Aloksan dan untuk pemberian Ekstrak

dilakukan secara oral dengan di sonde sesuai dosis. Untuk keseragaman maka

pemberian ekstrak daun ketepeng cina dilakukan pada pukul 12.00-13.00 WIB.

3. Pengambilan Spesimen

Spesimen yang diambil berasal dari darah vena tikus yang sebelumnya sudah

dipuasakan selama 10 jam. Darah diambil melalui pembuluh darah di ekor tikus,

atau langsung dari jantung tikus.

4.6 Analisa Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan analisa data dengan perhitungan

statistik dengan cara:

a. Analisa Normalitas

Dapat menggunakan saphiro wilk dengan indikator sig. lebih dari 0,05

berarti norma

b. Analisa Homogenitas
28

Dapat menggunakan Uji levene dengan indikator sig. lebih dari 0,05

berarti homogen dan dapat dilanjutkan analisis data yang lain

c. Analisa Univariat

Analisis univariat merupakan pengumpulan data yang disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi dan ukuran tendensi sentral. Skala

data nominal atau ordinal menggunakan distribusi frekuensi dan

persentase. Variabel penelitian jenis kelamin dianalisis secara

deskriptif dengan menghitung presentase. Variabel penelitian

perkembangan kognitif dan usia pada anak retardasi mental setelah

diintervensi disajikan dengan menggunakan ukuran tendensi sentral.

d. Analisa Bivariat Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan

terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi

(Notoatmodjo, 2010).

4.7 Alur Penelitian


29

Adaptasi hewan coba selama 7 hari

Pemberian : Pemberian :
Pakan dan minuman Injeksi streptozotosin 40mg/kgBB/hari
standar aquadest selama 5 hari

Kelompok Kelompok Kelompo Kelompo Kelompok


I II kIII k IV V
(Kontrol (Kontrol
negatif) positif)

Pemeriksaan sel pancreas dengan mikroskop (hari


ke-28)
Analisa Data

Hasil Penelitian

Anda mungkin juga menyukai