Anda di halaman 1dari 13

MEDIA MATRASAIN

VOL 8 NO 1 MEI 2011

KAJIAN TATA RUANG WILAYAH PESISIR KOTA MANADO


MENGHADAPI DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

Hanny Poli¹, Alvin J. Tinangon 1


¹ Lecturer, Department of Architecture, Faculty of Engineering, Sam Ratulangi University,
Campus Unsrat Kleak Manado 95115 Telp. 0431-852959, email: hanny.poli@yahoo.com,

Abstrak

Penataan ruang kawasan pesisir pantai perlu mendapat perhatian mengingat akan
keberlanjutan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat. Kegiatan kawasan pesisir yang
tidak terkendali adalah sebagai salah satu unsur penyebab terjadinya pemanasan global, yang
berdampak pada peningkatan suhu udara maupun perairan didalam kota dan sekitarnya. Visi
Kota Manado sebagai Kota Ekowisata maka perlu diperhatikan dalam pembangunannya yang
cukup pesat dan perlu dikendalikan untuk mencapai keseimbangan lingkungan. Ruang kawasan
pesisir perlu ditata agar dapat dipelihara sehingga memberikan dukungan yang nyaman terhadap
manusia serta mahluk hidup lainnya dalam melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan
hidupnya secara optimal. Ratifikasi Protocal Kyoto oleh beberapa negara adalah juga sebagai
upaya untuk mengurangi sebab-sebab pemanasan global dengan mereduksi pelepasan gas-gas
rumah kaca. UU no 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
UU no. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengatur besarnya prosentasi Ruang Terbuka
Hijau pada kawasan urban/pesisir, dan PP no. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional sebagai kepedulian pemerintah terhadap pentingnya penataan ruang kawasan
pesisir. Penelitian ini akan difokuskan pada areal kawasan pesisir pantai kota Manado. Metode
yang akan dipakai sistim Mapping, drawing (Lubis, 2002), Observasi Lapangan (direct).

Kata Kunci : Tata Ruang, pesisir, Urban head island.

Abstract

There is no doubt that global warming continuously impact on living environments.


Increasing of air temperature, sea level rise, and other impact will cause changes on living
environments. In particular coastal areas, spatial development need to be considered seriously for
reaching sustainable development. Uncontrolled activities in the coastal area are contributed to
global warming, which influence higher temperature of micro climate in urban area. With vision
of Manado city as World tourism City 2010 we need to control rapid growth to reach environment
balance. Coastal zone need to be managed so that it can support and maintain livability and also
preserve life with optimal. Kyoto Protocol ratification is part of efforts to reduce causes of global
warming by reducing release of green house gases. Indonesian Government Law Number 27 2007

23
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011

is made for management of coastal area and island as well as Law Number 26 2007 about land
use guidance for level of green area at urban/coastal area. In addition, Regulation Number 26
2008 is made for National Regional Plan as governmental effort to control coastal area. This
research is focused in Manado coastal area. The Method is using GIS Mapping, field observation
(direct) Results show that unmanaged coastal areas will critically damage the coastal areas.

Keyword: Coastal, Spatial analysis, Urban heat island.

1. PENDAHULUAN melakukan kegiatan dan memelihara


1.1. Latar Belakang kelangsungan hidupnya, dan Undang-
Dalam mewujudkan efektivitas dan undang No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana
efisiensi pemanfaatan ruang, maka kawasan Tata Ruang Wilayah Nasional dijelaskan
Kota Manado perlu dikelola secara optimal bahwa pemerintah kota atau daerah
melalui penataan ruang. Untuk kepentingan memegang peranan yang sangat penting
tersebut, ruang dilihat sebagai wadah tempat dalam menyusun dan melaksanakan
berlangsungnya keseluruhan interaksi sistem penataan ruang kawasan pesisir. Kota
sosial yang meliputi manusia dengan seluruh Manado sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi
kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya Utara, memiliki peran strategis sebagai kota
dengan ekosistem yaitu, sumber daya alam utama dengan fungsi sebagai pusat jasa, dan
dan sumber daya buatan. Interaksi tersebut perdagangan di Sulawesi Utara dan
tidak selalu secara otomatis terselenggara sekitarnya. Kondisi ini ditunjang pula oleh
seimbang dan saling menguntungkan posisi geografisnya di Pasific Rim yang
berbagai pihak. Hal demikian terjadi strategis sebagai pintu masuk (entry point)
disebabkan karena adanya perbedaan ke kawasan ekonomi global, khususnya di
kemampuan dan kepentingan, serta Asia Pasifik.
pengaruh sifat perkembangan ekonomi yang Kegiatan pada ruang kawasan
akumulatif. Oleh karena itu, ruang perlu pesisir pantai yang tidak terkendali adalah
ditata agar keseimbangan lingkungan dapat sebagai salah satu unsur penyebab terjadinya
dipelihara sehingga memberikan dukungan pemanasan global, yang berdampak pada
yang nyaman terhadap manusia serta mahluk peningkatan suhu udara maupun perairan
hidup lainnya di dalam melakukan kegiatan didalam kota dan sekitarnya. Apabila tidak
dan memelihara kelangsungan hidupnya dikendalaikan maka dampaknya dapat
secara optimal. Undang – undang No. 26 menimbulan bencana/pemanasan global
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, ruang yang tidak diinginkan oleh manusia dan
adalah wadah yang meliputi ruang darat, mahluk hidup lainnya. Jenis bencana yang
ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang senantiasa mengancam keberlanjutan
di dalam bumi sebagai kesatuan wilayah, eksistensi kawasan pesisir, dapat berupa
tempat manusia dan mahluk hidup lain peningkatan suhu udara, sirkulasi udara

24
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011

kurang baik/tehambat oleh bangunan- penataan ruang kawasan pesisir sehingga


bangunan menurunnya kuantitas ruang merasa memiliki terhadap program tersebut.
terbuka, rusaknya ekosistem akibat Kawasan Pesisir Pantai Kota
reklamasi pantai, kemacetan arus lalulintas , Manado dianggap layak dijadikan kasus
meningkatnya carbondioksida (CO2), dalam penelitian ini, dimana posisi geografis
menurunnya Oksigen (O2) sehingga para kota Manado berada pada daerah yang
penghuni maupun pengguna pada kawasan potensial menghadapi bencana yang arahnya
pesisir serta mahluk hidup lainnya merasa datang dari laut, yakni bencana gempa bumi
tidak nyaman. Kerugian akibat bencana yang dapat disertai tsunami dan bencana
menjadi sangat besar, apabila tidak angin badai yang mengakibatkan gelombang
diantisipasi sebelumnya. pasang. Selain itu, dampak pembangunan
Proses perencanaan untuk penataan reklamasi pantai dan terjadinya sedimentasi
ruang kawasan pesisir pantai, dengan serta timbunan sampah di perairan laut,
demikian perlu mencermati secara mengakibatkan perubahan perilaku arus laut.
mendalam terhadap aspek bencana tersebut, Peristiwa ini dapat mengakibatkan resiko
sebagai langkah waspada mengantisipasi abrasi dan mengubah jalur garis pantai, serta
resiko kerugian yang besar. Tata bangunan mengancam keselamatan permukiman
dan pemanfaatan lahan kawasan pesisir kawasan pesisir pantai. Ancaman akibat
pantai yang seringkali juga merupakan pemanasan global juga turut menerpa
daerah berkepadatan tinggi, memiliki resiko kawasan pesisir pantai Manado yang harus
kerugian terbesar menghadapi bencana yang menghadapi resiko naiknya permukaan laut
datangnya dari arah laut khususnya kerugian waktu demi waktu. Struktur geografi fisik
yang dapat mengakibatkan korban jiwa dan Kota Manado yang memiliki perbukitan
harta benda milik penduduk. Program atau pada jarak yang tidak terlalu jauh dari pesisir
rencana tata ruang yang sudah disusun pantai, apabila tidak terjaga kelestariannya,
demikian baik, seringkali sulit juga dapat menimbulkan ancaman terjadinya
diimplementasikan di lokasi akibat kekurang bencana banjir dan genangan akibat
mengertian dari masyarakat dalam derasnya aliran air hujan dari arah
menerapkannya. Peran partisipasi perbukitan dan bertemu dengan naiknya air
masyarakat perlu ditingkatkan agar secara laut.
bersama-sama turut aktif membuat rencana

Lokasi Wilayah Pesisir


Pantai

Gambar 1. Peta Batas Administrasi Kota Manado


25
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011

2. DASAR TEORI Penyebab dari peningkatan yang cukup


Keputuan Menteri Kelautan dan drastis ini adalah pembakaran bakar fosil,
Perikanan No. KEP.34/MEN/2002 tentang seperti batu bara, minyak bumi dan gas
Pedoman Umum Penataan Ruang Pesisir alam. Pembakaran dari bahan bakar fosil ini
dan Pulau-pulau Kecil, wilayah pesisir melepaskan karbon dioksida dan gas-gas
adalah daerah pertemuan antara darat dan lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca
laut; kearah darat wilayah pesisir meliputi ke atmosfir bumi. Kawasan pesisir perlu
bagian daratan, baik kering maupun dikendalikan agar dapat terhindar dari
terendam air, yang masih dipengaruhi sifat- kerusakan-kerusakan yang dapat membawa
sifat laut seperti pasang surut, angin laut, bencana. Kawasan pesisir sebagai daerah
dan perembesan air asin; sedangkan kearah pertemuan antara daratan dan laut apabila
laut mencakup bagian laut yang masih tidak dikendalikan dapat berdampat negatif
dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi bagi manusia dan lingkungan. Oleh sebab itu
di darat seperti sedimentasi dan aliran air dalam mengantisipasinya perlu diadakan
tawar, maupun yang disebabkan karena penataan ruang kawasan pesisir secara
kegiatan manusia di darat seperti optimal agar dapat mengantisipasi akan
penggundulan hutan dan pencemaran. kemungkinan terjadinya bencana.
Progam Pemerintah Provinsi Undang-undang no. 26 tahun 2007
Sulawesi Utara akan pelaksanaan World tentang Penataan Ruang bahwa ruang
Osean Conference (WOC), Critical Triangel terbuka hijau terdiri dari ruang terbuka hijau
Inisative (CTI) Summit tahun 2009 di publik dan ruang terbuka hijau privat. Ruang
Manado Provinsi Sulawesi Utara dan juga terbuka hijau publik merupakan ruang
visi kota “Manado Kota Ekowisata” terbuka hijau yang dimiliki dan dikelola oleh
memicu akan pembangunan sarana dan pemerintah daerah kota yang digunakan
prasarana yang cukup pesat. Bila tidak untuk kepentingan masyarakat secara umum.
dikendalikan akan mengakibatkan kerusakan Yang termasuk ruang terbuka hijau publik,
lingkungan yang dapat menimbulkan antara lain, adalah taman kota, taman
bencana yang dapat membawa korban pemakaman umum, dan jalur hijau
manusia maupun kerugian material. sepanjang jalan, sungai, dan pantai. Yang
Kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh termasuk ruang terbuka hijau privat antara
adanya pembangunan ini seperti penebangan lain, adalah kebun atau halaman
pohon-pohon, pengrusakan hutan, penutupan rumah/gedung milik masyarakat/swasta
permukan tanah dengan material yang tidak yang ditanami tumbuhan. Proporsi ruang
menyerap air akan dapat meningkatkan terbuka hijau pada wilayah kota paling
pemanasan global. sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas
Menurut Dadang Rusbianto wilayah kota. Proporsi 30 % merupakan
(2008:6) pemanasan global adalah ukuran minimal untuk menjamin
peningkatan temperatur suhu rata-rata di keseimbangan ekosistem kota, baik
atmosfer, laut dan daratan di bumi. keseimbangan sistem hidrologi dan sistem

26
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011

mikroklimat, maupun sistem ekologi lain, dampak pemanasan global. Perubahan iklim
yang selanjutnya akan meningkatkan yang disebabkan oleh pemanasan global
ketersediaan udara bersih yang diperlukan dapat meningkatkan suhu udara serta dapat
masyarakat, serta sekaligus dapat mengakibatkan naiknya permukaan air laut
meningkatkan nilai estetika kota. Untuk dan dapat terjadi gelombang laut serta
lebih meningkatkan fungsi dan proporsi terjadinya tsunami yang dapat mengancam
ruang terbuka hijau di kota, pemerintah, keselamatan manusia serta mahluk hidup
masyarakat, dan swasta didorong untuk lainnya yang bermukim pada ruang
menanam tumbuhan diatas bangunan kawasan pesisir.
gedung miliknya. Tahap survei/peninjauan lapangan
yaitu melakukan pengamatan kondisi
Proporsi ruang terbuka hijau publik pada lapangan pada ruang kawasan pesisir rawan
wilayah kota paling sedikit 20 (dua puluh) bencana, baik ruang kawasan yang telah
persen dari luas wilayah kota yang ditata, maupun pada ruang kawasan yang
disediakan oleh pemerintah daerah kota belum ditata. Dengan melakukan peninjauan
dimaksudkan agar proporsi ruang terbuka lapangan akan didapatkan data-data tentang
hijau minimal dapat lebih dijamin situasi dan kondisi ruang kawasan pesisir
pencapaiannya sehingga memungkinkan yang sebenarnya, untuk dikaji/dianalisis
pemanfaatannya secara luas oleh guna mendapatkan suatu ruang kawasan
masyarakat. Ruang terbuka adalah ruang- yang terpadu, serasi, selaras, seimbang,
ruang dalam kota atau wilayah yang lebih berkelanjutan, berdayaguna, berhasilguna,
luas baik dalam bentuk area/kawasan kepastian hukum, adil dan akuntabilitas.
maupun dalam bentuk area Tahap kajian dan pembahasan
memanjang/jalur di mana dalam kajian data keseluruhan yaitu dengan
penggunaannya lebih bersifat terbuka yang membandingkan situasi dan kondisi ruang
pada dasarnya tanpa bangunan. kawasan pesisir masa lalu, masa kini
maupun masa yang akan datang sesuai
3. METODOLOGI rencana. Melalui data dan informasi primer
Cara penelitian yang digunakan maupun sekunder yang akurat akan dapat
dalam penelitian ini dengan cara observasi. menghasilkan suatu konsep yang dapat
Untuk mempermudah pelaksanaan dan digunakan dalam penataan ruang kawasan
penelitian maka dibagi menjadi beberapa pesisir menghadapi pemanasan global.
tahapan yaitu tahap persiapan, tahap Analis dan perubahan keseluruhan data yang
survei/lapangan dan tahap pasca diperoleh akan dapat dihasilkan sesuai
survei/lapangan. tujuan dan sasaran penelitian.
Tahap persiapan meliputi
penelusuran pustaka, pengumpulan data
untuk dikaji Kajian data tata ruang kawasan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
pesisir pantai kota Manado menghadapi Kota Manado terletak di antara :

27
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011

1º. 30’ - 1[B1]º . 40 Lintang utara Secara administratif Kota Manado


124º 40’ - 126[B2].º50’ Bujur Timur terbagi kedalam sembilan wilayah
Kota Manado berbatasan dengan : kecamatan dan delapan puluh tujuh
- Sebelah Utara dengan : kelurahan/desa. Kota Manado memiliki luas
Kec. Wori ( Kab. Minahasa ) dan wilayah sebesar 157,26 km2 (Tabel 1).
Teluk Manado Topografi Kota Manado memiliki
- Sebelah Timur dengan: keadaan tanah yang berombak sebesar 37,95
Kec. Dimembe persen dan dataran landai sebesar 40,16
- Sebelah Selatan dengan: persen dari luas wilayah. Sisanya dalam
Kec. Pineleng keadaan tanah berombak berbukit dan
- Sebelah Barat dengan : bergunung (Tabel 2).
Teluk Manado / Laut Sulawesi

Tabel 1 LUAS KOTA MANADO MENURUT KECAMATAN TAHUN 2009

KECAMATAN LUAS ( Ha  )
%

(1) (2) (3)

Malalayang 3.023,7 16,2


Sario 183,7 1,0
Wanea 1.318,2 7,0
Wenang 293 1,6
Tikala 1.836,6 9,8
Mapanget 6.168,3 33,0
Singkil 386,4 2,1
Tuminting 403,5 2,2
Bunaken 5.099,2 27,3

JUMLAH 18.712,60 100

Sumber : Manado dalam Angka 2010

GAMBAR 2 Persentasa Luas Per Kecamatan

28
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011

Tabel 2 TOPOGRAPHI KOTA MANADO TAHUN 2009

Luas
Keadaan Tanah Kemiringan

Ha %

(1) (2) (3) (4)

1. Dataran Landai 0-8 % 6.315,31 40,16


Sloping plain

2. Berombak 8-15 % 5.967,69 37,95


Undulating

3. Berombak Berbukit 15-14 % 1.554 9,88


Undulating Hilly

4. Bergunung > 40 % 1.889 12,01


Mountainous

JUMLAH/ Total 15.726,00 100

Sumber : Manado dalam Angka 2010


Ketinggian dari permukaan laut wilayah Kota Manado terletak pada
secara keseluruhan dapat terdapat pada ketinggian 0-240 dari permukaan laut. Hal
(Tabel 3), sebesar 92,15 persen dari luas ini disebabkan tekstur alam Kota Manado

29
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011

yang berbatasan dengan pantai dan dengan Bunaken. Gunung tertinggi bernama
kontur tanah yang berombak dan berbukit. Manado Tua dengan ketinggian sekitar 655
Terdapat dua gunung di Kota meter dan Tumpa dengan ketinggian sekitar
Manado. Keduanya terletak di Kelurahan 610 meter.

Tabel 3 KETINGGIAN KOTA MANADO DI ATAS PERMUKAAN LAUT

KOTA MANADO
KETINGGIAN ( m )
Height
Ha %

(1) (2) (3)

0 - 240 14.494,50 92,15

240 - 560 1.158,50 7,37

560 - 1000 76,00 0,48

> 1000 - -

JUMLAH 15.726,00 100

Sumber : Manado dalam Angka 2010

Sebagai daerah yang terletak di karena itu jumlah curah hujan beragam
garis khatulistiwa, maka Kota Manado menurut bulan. Berdasarkan pengamatan di
hanya mengenal dua musim yaitu musim Stasiun Meteorologi Manado, rata-rata curah
hujan dan kemarau. Curah hujan di suatu hujan selama tahun 2009 berkisar antara 30
tempat antara lain ditentukan oleh keadaan mm (bulan September) sampai 617 mm
iklim, keadaan orographi dan (bulan Januari).
perputaran/pertemuan arus udara. Oleh

30
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011

Suhu udara di suatu tempat antara memperkecil prosentasi akan ruang terbuka
lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat hijau (RTH) kawasan pesisir, terjadi
tersebut terhadap permukaan laut dan penebangan pepohonan/hutan bakau,
jaraknya dari pantai. Pada tahun 2009, suhu maupun penutupan permukaan tanah dengan
udara rata-rata pada siang hari berkisar material yang tidak dapat menyerap air
0 0
antara 31,7 C sampai 35,7 C, sedangkan hujan serta dapat meningkatkan suhu udara
suhu udara pada malam hari berkisar antara berdampak pada pemanasan global.
0 0
18,9 C sampai 22,5 C. Suhu udara Berbagai peraturan pemerintah Republik
maksimum terdapat pada bulan Oktober Indonesia ditetapkan untuk mengatur
0
(35,7 C), sedangkan suhu udara minimum tentang tata ruang pada kawasan perkotaan
0
terdapat pada bulan September (18,4 C). diantaranya adalah UU no 26 tahun 2007
Kota Manado mempunyai kelembaban udara tentang Penataan Ruang, yang mengatur
relatif tinggi dengan rata-rata berkisar antara prosentasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada
70 - 86 persen. Pada tahun 2009 kecepatan kawasan perkotaan minimal 30%. Melalui
angin rata-rata di kota Manado berkisar peraturan tersebut menunjukan bahwa
antara 2,4 – 5,5 knots. pemerintah Indonesia peduli terhadap
Kawasan pesisir kota yang dampak negatif dari pemanasan global.
didalamnya terdapat area pemukiman Kawasan perkotaan
penduduk, area pusat bisnis, area instalasi menyumbangkan efek panas lingkungan
vital Pelabuhan Manado yang sangat yang besar, antara lain karena :
menunjang bidang perekonomian, area 1. Bahan penutup permukaan.
perkebunan penduduk. Ruang kawasan Penyimpangan energi matahari pada
pesisir kota Manado menjadi ruang yang gedung-gedung di kota selama siang
potensial bagi para investor dalam hari dan dilepaskan pada malam hari.
melakukan kegiatan bisnis sebagaimana Gedung, jalan, lapangan parkir dan
yang terlihat sampai saat ini akan perkerasan lain meradiasikan panas
pembangunan pada area bisnis pada lebih cepat daripada lapangan hijau,
sepanjang jalan Pier Tendean/Boulevard. hutan, atau danau.
Suasana aman, damai sejahtera serta adanya 2. Bentuk dan orientasi permukaan,
pertumbuhan ekonomi memicu akan perkotaan sangat bervariasi (lapangan
pembangunan sarana dan prasarana kota parkir dan gedung-gedung yang ada
termasuk kawasan pesisir. Peningkatan dan mempunyai variasi ketinggian yang
perkembangan pembangunan yang cukup sangat beragam) sehingga panas yang
pesat pada kawasan ini bila tidak datang akan dipantulkan berulang kali
dikendalikan maka akan mengakibatkan dan akan mengalami beberapa
kerusakan lingkungan/ruang kawasan pesisir penyerapan serta disimpan dalam
yang juga dapat mengakibatkan ancaman bentuk panas.
korban jiwa maupun kerusakan lingkungan. 3. Kualitas udara kota banyak
Peningkatan pembangunan fisik juga dapat mengandung bahan pencemaran seperti

31
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011

CO2, CH4, CFCS yang dapat CO2 yang dihembuskan oleh 200 orang
menimbulkan ”efek rumah kaca”. dalam waktu yang sama. Sebatang pohon
4. Sumber kalor karena aktivitas manusia dapat menguapkan 400 liter sehari dalam
seperti kendaraan bermotor, pendingin proses evapotranspirasi setara dengan 5 AC
ruangan, mesin-mesin pabrik dan lain- yang berkapasitas 2.500 kcal/jam yang
lain. beroperasi 20 jam/hari. (Grey dan Deneke
Setiap jam 1 ha daun-daun hijau (1978) dalam Zoer’aini Djamal Irwan 2005).
menyerap 8 kg CO2 yang ekuivalen dengan

Tabel 4. Pengaruh hutan kota terhadap penurunan suhu lingkungan


Bentuk Hutan Kota Penurunan suhu
Srata dua jalur 1,43 %
Srata dua menyebar 3,60 %
Srata dua bergerombol 3,18 %
Stara banyak menyebar 2,28 %
Srata banyak bergerombol 3,04 %
Sumber : diolah dari Zoer’aini Djamal Irwan 2005

Tabel 5. Pengaruh hutan kota terhadap kenaikan kelembaban lingkungan


Bentuk Hutan Kota Kenaikan
kelembaban
Srata dua jalur 1,77 %
Stara banyak menyebar 4,77 %
Srata banyak bergerombol 2,20 %
Sumber : diolah dari Zoer’aini Djamal Irwan 2005

Tabel 4. Pengaruh hutan kota terhadap penurunan kadar debu lingkungan


Bentuk Hutan Kota Penurunan
kadar debu
Srata dua jalur 7,62 %
Srata dua menyebar 39,91 %
Srata dua bergerombol 51,14 %
Stara banyak menyebar 67,91 %
Srata banyak bergerombol 39,21 %
Sumber : diolah dari Zoer’aini Djamal Irwan 2005

Prioritas bentuk hutan kota dengan maksud :

32
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011

1. Penurunan suhu lingkungan : srata dua Pithecellobium dulce (asam landi),


menyebar, srata dua bergerombol, dan Swietenia macrophylla (mahoni), Axonopus
srata banyak bergerombol. compressus, Acalypha wilkesiana,
2. Menaikkan kelembaban lingkungan : Pterocarpus indicus, Agathis alba (damar),
srata banyak bergerombol. Bixa orellana (kesumba), Filicium decipiens
3. Penurunan kadar debu lingkungan : (kiara payung), Podocarpus imricatus
srata dua bergerombol, dan srata banyak (jamuju), Myristica fragrans (pala). Pohon
menyebar. yang dapat menyerap Zn : Axonopus
Dari beberapa penelitian didapat compressus, Acalypha wilkesiana,
bahwa (Djamal Irwan Zoer’aini (2005) Pterocarpus indicus. Pohon yang dapat
Tantangan Lingkungan & Lansekap Hutan menyerap Cu : Axonopus compressus,
Kota; Bumi Aksara; Jakarta): Acalypha wilkesiana, Pterocarpus indicus
Pohon yang mempunyai daya serap
baik terhadap Pb : Cassia siamea (johar),

Gambar 3. Foto udara


Kota Manado/ kawasan
pesisir pantai

Gambar 4. Peta Penggunaan Lahan Kota Manado

33
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011

690 000 695 000 700 000 705 000 710 000 715 000

P. M an a d o T u a
Peta
R e n c a n a S is te m S tru k tu r T a ta R u a n g
K o ta M a n a d o
P . S i la d e n

P. B u n a k en
180 000 180 000

Ke c . B u n ak e n

S is te m P ro y e k si : U n i ve rsa l T ra n v e rs e M e rc a t o r
D a tu m : W G S 84
Zone : 51 N

S ka la P e ta 1 : 5 0 . 0 0 0
0 5 km
175 000 175 000

Le ge n d a :
D a ri K a w a s a n B a ta s K o ta k e P P P
D a ri K a w a s a n B a ta s K o ta k e P P S
D a ri P P P k e P e la y a na n R e g io n a l

V III
D a ri P P S k e P P P
D a ri P P S k e P e la y a na n R e g io n a l
D a ri P P T k e P P P
D a ri P P T k e P P S
D a ri P P T k e P e la y a na n R e g io n a l
Ke c . B u n ak e n P e lay a n a n R e g ion a l
J ala n
P u s a t P e la ya n a n P rim e r (P P P )
P u s a t P e la ya n a n S e k u nd e r (P P S )
P e lay a n a n R e g ion a l
G a ris P a n ta i
170 000 170 000 B a ta s K e c a m at a n
B a ta s K o t a

V II
PW K - I (K e c. W e n a n g )
PW K - II ( K e c. S a r io )
PW K - III ( K e c. S in g k il d a n T u m in tin g )
PW K - IV ( K e c . M a la la ya n g )
Ke c . M a p a ng e t
PW K - V (K ec . W a nea )
PW K - V I ( K e c . T ik a la )
PW K - V II (K e c . M a p a n g e t)
K e c . T u m i n t in g PW K - V III ( K e c. B u n a ke n )

III K e c . S i n g k il

I
165 000 165 000

Ke c . W e na n g

K e c . T ik a l a

II
K e c . S a r io

VI
Sum ber :
P e ta R u p a B u m i In d o n e s ia , B a k o s u r ta n a l, S k a la 1 : 5 0 .0 0 0
S u rv e y La p a n ga n 2 0 05
Ke c . W a ne a
In s e t P e t a

160 000 K e c . M a la l a y a n g
V 160 000

IV
K a b . M i na h a s a U t a ra

K o ta M a n a d o

K o ta B i tu n g

K a b . M i na h a s a

K o ta T o m oh o n

K a b . M i na h a s a S e la t an

ano
Tond
au
an
D
690 000 695 000 700 000 705 000 710 000 715 000

Gambar 5. Peta Rencana Sistem Struktur Tata Ruang Kota Manado

5. KESIMPULAN yang dapat mereflesikan radiasi


Beberapa pokok kesimpulan dalam panas sinar matahari.
penulisan ini sebagai berikut :  Perlu adanya konservasi/pelestarian
 Untuk mendapatkan Koefisien ekosistem dalam rangka menunjang
dasar Hijau (KDH) dan Ruang program pemerintah kota Manado
Terbuka Hijau (RTH) sesuai sebagai kota Ekowisata
Undang-undang No 26 Tahun 2007
dimana proporsi ruang terbuka 6. REFERENSI
hijau pada wilayah kota paling 1. Anonymous.– Dirjen RLPS (2002)
sedikit 30 (tiga puluh) persen dari Petunjuk Teknis Pengembangan
luas wilayah kota maka perlu Hutan Kota di Propinsi Sulawesi
penataan ruang termasuk ruang Utara, Manado : BP DAS
kawasan pesisir. Tondano.
 Penataan ruang kawasan pesisir 2. ------------- (2002) KepMen Kelautan dan
dengan penggunaan material Perikanan No.
permukaan lantai kurang KEP.34/34/MEN/2002 tentang
menimbulkan panas seperti rumput Pedoman Umum Penataan Ruang
dan penanaman pepohanan. Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
 Dalam meredam laju peningkatan 3. ------------- (2008) Pereturan Menteri
suhu udara global/lokal perlu Pekerjaan Umum No.
penghijauan kota melalui 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman
penyediaan hutan kota pada pusat Penyediaan dan Pemanfaatan
kota sangat dianjurkan, pengaturan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
jenis vegetasi yang sesuai serta Kawasan Perkotaan.
pengurangan penggunaan material

34
MEDIA MATRASAIN
VOL 8 NO 1 MEI 2011

4. ------------ 2007 Peraturan Menteri Dalam Nasional Mengubah Prilaku,


Negeri nomor 1 tahun 2007 Mengeliminer Pemanasan Global.
tentang Penataan Ruang Terbuka 11. Linda Tondobala (2008)
Hijau Kawasan Perkotaan. Memaksimalkan Kuantitas dan
5. ------------- (2007) UU no. 26 tahun 2007 Kualitas Ruang Terbuka Hijau
tentang Penataan Ruang (RTH) Perkotaan Manado:
6. ------------- (2010) Manado dalam Angka Makalah Seminar Nasional
2010 Mengubah Prilaku, Mengeliminer
7. Djamal Irwan Zoer’aini (2005) Tantangan Pemanasan Global.
Lingkungan & Lansekap Hutan 12.Lubis (2002) Mapping, drawing
Kota; Bumi Aksara; Jakarta,. 13. Nazaruddin (1994) Penghijauan Kota
8. Emmy Sjafi’i, dkk (2001). Analis Jakarta
Pemanfaatan Ruang Kawasan 14. Sangkertadi, dkk, (2008) Peran
Pesisir Teluk Manado, Sulawesi Penghijauan Kota Sebagai
Utara. Bogor: Warta Pesisir dan Pelindung Terhadap Efek
Lautan No. 01. Peningkatan Suhu Akibat
9. Hanny Poli dkk (2009) Penataan Ruang Pemanasan Global. Makalah
Kawasan Urban Menghadapi Seminar Nasional Mengubah
Pemanasan Global Studi Kasus Prilaku, Mengeliminer Pemanasan
Pusat Kota Manado, Makalah Global.
Seminar Nasional Teknik Sipil V- 15. Sangkertadi 2006. Pokok-pokok Pikiran
2009 Teknologi Ramah untuk Penyusunan Petunjuk Teknis
Lingkungan dalam bidang Teknik Penataan Ruang, Manado: Laporan
Sipil. Hasil Workshop Fillage of
10. Jefrey I Kindangen (2008) Arsitektur Mackinaw Master Plan Public Input
dan Global Warming : Sebab & Workshop.
Akibat, Manado: Makalah Seminar 16. Wikipedia (2009) Global Warming.

35

Anda mungkin juga menyukai