BAB I
PENDAHULUAN
belakangan ini, hal ini tidak terlepas semakin terasanya dampak negatif dari
dirasakan oleh negara maju maupun negara berkembang. Akibat dampak yang
Iklim ke-13 (COP 13) di Bali pada tahun 2007 yang menghasilkan Rencana
Aksi Bali (Bali Action Plan), sebuah rencana atau peta jalan negosiasi strategi
pentingnya hutan dalam mengatasi perubahan iklim dan besarnya potensi yang
lahan.
REDD kemudian berkembang menjadi REDD-Pluss atau ditulis
REDD+ yang menyertakan tiga peran hutan lainnya dalam penyerapan dan
kegiatan tersebut, maka kegiatan REDD+ meliputi kegiatan utama yang perlu
hutan.
penghargaan atas hak komunitas local/adat yang berada di dalam dan sekitar
dalam pengurangan GRK? Karena sejauh ini perubahan iklim telah banyak
2
perubahan iklim, menyimpan bahaya laten bagi keberlangsungan hidup suatu
negara (Barnett, 2003). Ketika isu ini sudah masuk dalam domain publik,
maka upaya selanjutnya adalah menerimakan isu ini untuk dijadikan kajian
tatanan yang ada harus beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi.
lingkungan. Dua kemajuan ini membuat isu lingkungan secara publik equal
Berangkat dari isu lingkungan dan keamanan tersebut, maka program REDD
Timber Organization). Maka, menjadi peluang yang paling efektif untuk bisa
3
menjadi negara percontohan diterapkannya REDD+. Implementasi penerapan
Climate Alliance) pada tahun 2007. Setelah itu Pemerintah Indonesia, dalam
positif bagi negara berkembang serta upaya mengurangi emisi dari deforestasi
dan degradasi hutan, tetapi juga berdampak negatif pada masyakarat lokal.
REDD. Brazil menjadi contoh yang menarik karena membuat kemajuan besar
4
REDD telah diluncurkan oleh Pemerintah Nasional Brazil, yaitu: 1) Rencana
dan Sosial (BNDES). Dibuat pada tahun 2008, (Cerbu, 2009) ini adalah
berkelanjutan.
Melihat dua Negara yang menerapkan REDD+ tersebut, saya kira isu ini
manfaat yang besar bagi umat manusia. Hutan mempunyai peranan sebagai
implikasi secara besar di tingkatan dunia. Maka tak heran banyak kalangan
5
yang memperdebatkan bagaimana REDD+ diterapkan di Negara yang
sosial dan budaya dan kelaparan yang berpijak pada kebebasan positif dan
freedoms”).
6
penerapan human security. REDD+ secara keseluruhan merupakan kerangka
hutan. Maka, penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan melihat persoalan
7
1) Memahami dan mendeskripsikan penerapan REDD+ di Brazil dan
1) Manfaat Teoritis
human security. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat pula dijadikan
sejenis.
2) Manfaat Praktis
8
2. Kajian Teoritik
dengan ahli. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui siapa saja
dampak mekanisme REDD bagi bidang sosial, politik, dan lingkungan hidup
9
tersebut tidak mengancam kerusakan lingkungan, ketersediaan pangan dan
Selain itu, posisi penelitian ini juga sebagai kajian perbandingan untuk
melihat perbedaan antara kedua Negara tersebut yaitu Brazil dan Indonesia.
Dari beberapa perbedaan tersebut dapat dilihat negara mana yang sudah
security. Kontribusi atau manfaat dalam penelitian ini dapat menjadi refrensi
untuk melihat apakah skema REDD+ yang diterapkan di kedua Negara terebut
10
mengenai Kyoto Protokol adalah konsep yang menjadi landasan
langkah yang wajib dan dapat diambil oleh berbagai negara yang
tentang keamanan ini terjadi dalam pemikiran ilmuwan atau akademis seperti
Barry Buzan, Ole Weaver dan Jaap de Wilde yang terangkum dalam mahzab
manusia.
11
pembagian berbagai aspek yang melihat bahwa keamanan bisa dilihat dengan
politik (politic security). Lebih jauh bahwa human security bukan hanya
terhadap Hak Asasi Manusia, good governace, akses pendidikan dan layanan
plague human lives”. Penjelasan ini searah dengan apa yang dijelaskan oleh
“Human security in its broadest sense embraces for more than the
absence of violent conflict. It encompasses human right, good
governance access to education and health care and ensuring that each
individual has opportunities and choices to fulfill his or her own
potential… freedom from want, freedom from fear and the freedom of the
future generations to inherit a healthy natural environment-these are
interrelated building blocks of human and therefore national, security
(Commission of Human Security:2003.p.4).
Makna keamanan dapat dipahami sebagai freedom from fear yang
memberi makna lebih kepada keamanan nasional, yakni tidak adanya ancaman
12
asas hidup manusia. Dalam pernyataan ini penulis tambahkan kepada freedom
Karena, sejauh ini kebanyakan konflik dan kekerasan yang terjadi disebabkan
perbedaan agama, etnik, gender, serta akses terhadap sumber daya alam.
Tabel 1
Perubahan Paradigmatik State Security Menuju Human Security
dalam kajian ini konsep keamanan yang penulis maksud adalah pembangunan
13
dikaitkan dengan pembangunan masyarakat karena keamanan manusia
peristiwa kedaulatan, militer dan perdamaian. Hal ini yang menjadi dasar
mengapa isu lingkungan hidup menjadi bagian dari studi keamanan dalam ilmu
hubungan internasional.
ataupun negara tidak lagi menjadi hal yang penting dalam dunia saat ini, ketika
Pada tahap selanjutnya, teori ini yang kemudian mendorong isu selain
14
lingkungan. Bertambahnya jumlah penduduk akan memiliki dampak langsung
terhadap kebutuhan akan hutan, daratan, dan air sebagai kebutuhan energi.
minyak, dimana juga akan meningkatkan efek rumah kaca yang berujung
utamanya adalah terkait kelangkaan sumber daya alam, penyakit dan ledakan
jumlah penduduk.
interaksi sistem internasional selama lebih dari 350 tahun, tepatnya sejak
yang mempengaruhi tindakan dan sikap setiap negara. Kedaulatan dalam arti
menentukan segala urusan domestiknya dan bahwa pihak atau negara asing
15
pendidikan, ekonomi, hukum, infrastruktur dan good governance. Dalam
hidup orang banyak dan tidak menimbulkan kekerasan dalam bentuk apapun.
langkah yang wajib dan dapat diambil oleh berbagai negara yang
kaca dalam atmosfir pada tingkat yang dapat mencegah terjadinya gangguan
(COP) UNFCCC pada tanggal 11 Desember 1997 di kota Kyoto, Jepang dan
Sejauh ini, 187 negara telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto.
Annex I) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sampai dengan 5,2 persen
Kyoto pada tanggal 23 Juni 2004. Dalam konteks penelitian ini inisiatif
16
Negara Indonesia dan Brazil untuk menerapkan REDD merupakan kelanjutan
3. Metode Penelitian
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati
(Moleong, 1995). Pendekatan yang saya lakukan pada penelitian kualitatif ini
merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu peneliti
berkenaan dengan how atau why, dan studi kasus bertujuan untuk mempelajari
17
melakukan kajian pustaka, dalam penelitian ini juga melalui tahap wawancara
dan diskusi dengan para ahli untuk menambah wawasan terkait penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
18
3.6. Argumen Utama
hutannya.
19
bahwa Brazil telah berhasil menempatkan human secuirty dalam penerapan
Brazil dan Indonesia terdapat perbedaan yang cukup krusial dimana Brazil
komprehensif. Pada bab I tesis berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
perubahan iklim global yang dimulai dari Perdebatan Politik Isu Perubahan
pendanaan tata kelola hutan di Brazil dan Indonesia. Selain itu, di bab ini
20
human security yang terdiri dari environment security, food security dan
tersebut.
dan menganalisis perbedaan yang muncul serta alasan mengapa Brazil menjadi
21