Anda di halaman 1dari 6

DIATOMEA

SIFAT BAHAN GALIAN


Diatomea merupakan bahan galian silika yang yang berasal dari sisa-sisa rangka
tumbuh-tumbuhan diatom dan algae (mengandung SiO3 tinggi). Diatomea
terbentuk di daerah perairan, seperti laut, air tawar, danau dan dasar sungai.
Tebalnya hanya beberapa inci hingga beberapa kaki. Warna pada diatomea adalah
putih dan coklat.
Diatomea memiliki sifat gampang pecah, berlobang-lobang dan mengkilap
ketika kering. Diatomea akan terapung di air ketika kering. Kekerasannya berkisar
antara 1 – 1,5 b.d sewaktu diatomea basah dan 2,1 – 2,2 waktu seruk kering 0,45.
Daya absosbsi diatomia terhadap air sekitar 25 sampai 45 persen. Diatomia tidak
akan larut dalam keadaan asam tapi akan larut dalam keadaan alkali.

PENYELIDIKAN
Penyelidikan yang dapat dilakukan terhadap deposit diatomea adalah
penyelidikan secara geologi dengan melakukan pengeboran, pembuatan sumur
eksplorasi, dan parit-parit uji. Kemudian contoh sampel diperiksa di laboratorium
secara kimia dan mikroskopis bijih.
Penambangan diatomea dilakukan secara open pit (tambang terbuka) yakni
jika over burden pada deposit diatomea dapat dikupas dahulu dengan menggunakan
shovel bulldozers atau dragline scrapers. Kemudian penambangan deposit diatomea
juga dikerjakan dengan menggunakan shovel dan dragline tidak dengan
menggunakan pengeboran atau peedakan.
Bila diperlukan penambangan secara underground, penambangan dilakukan
dengan tipe room and pillar dan shrinkage stope. Penambangan Bog-type deposit
diatomea diambil dengan mengkeruk, pompa atau dragline scraper.

PENCUCIAN DAN PENGOLAHAN

Tanah diatomea dikeringkan di bawah panas matahari. Bagian yang kasar


dipisah dengan saringan sebelum penggilingan pertama dilakukan. Pasir dan
pengotor lain dipisah dari hasil galian secara mekanis sebelum masuk ke tingkat
penggilingan kedua yang biasanya menggunakan gilingan sejenis palu ajun dan
penjenis udara. Hasil penggilingan dapat berupa serbuk alam atau dikalsinir dengan
atau tanpa mengalami proses kimia ataupun penjenisan kembali dengan gilingan
atau pengembus chusus sebelum dikemas dengan menggunakan karung.
Diatomea penting dalam perdagangan karena keadaannya yang berlobang-lobang
dan daya absorbsinya. Diatomea dipergunakan sebagai filter tarutama dalam pabrik
gula dan perusahaan minyak, bahan isolasi, bahan bagunan, industri keramik
(sebagai bahan dasar untuk glasur) dan email, bahan poles untuk logam,
pencampuran sabun gosok dan sejenisnya, pemoles kuku, bahan-bahan asah, bahan
pokok penghasil silika dalam industri pembuatan water glass (industri kimia).
Selain itu diatomea juga dipakai sebagai bahan absorbsi, bahan tahan api,
pabrik karet, bedak kaki, penggosok mobil dan sebagai bahan pengesat untuk korek
api.
A. KESEDIAANNYA DI INDONESIA

KEADAAN CADANGAN
NO TEMPAT PENYELIDIK
ENDAPAN (ton)
1. SUMATERA Sedimenter 125.000.000 Dit. Geol
UTARA
Sedimenter - -
a. P. Samosir

b.Pahae
(Tarutung)
2. JAWA BARAT - Dit. Geol
-
a. Darma
3. JAWA TENGAH - - Dit. Geol

a. Temon (Klaten)
4. JAWA TIMUR - - Dit. Geol

a.Magetan - - Dit. Geol


(Madiun)
- - Dit. Geol
b. Ngumpak
- - Dit. Geol
c. Ploso
- - Dit. Geol
d.Gunung
Kendeng

e. Nanggulang
DOLOMIT

Dolomit ditemukan tahun 1795 oleh de Dolomieu di daerah Tyrol, Perancis Selatan
saat menganalisis batu gamping dan ternyata ditemukan kandungan magnesium
sangat tinggi pada batuan tersebut. Dolomit adalah karbonat kembar berunsur
kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Penggunaan dolomit di sektor industri karena
unsur magnesiumnya. Unsur oksida maupun hidroksida magnesium dalam dolomit
mempunyai sifat sangat baik, terutama sifat refraktori serta derajat kecerahan,
bahkan warna putih oksida ini dijadikan standar untuk mengukur derajat kecerahan
bahan lain.

Pembentukan Dolomit
Keterdapatan dolomit di alam tidak seperti batugamping, namun tersebar cukup
luas dalam jumlah relatif banyak. Hingga saat ini, mula jadi mineral dolomit masih
menjadi tanda tanya serta masih diperdebatkan oleh para ahli. Proses hidrotermal
adalah salah satu teori mula jadi dolomit. Walaupun demikian ada beberapa teori
mula jadi dolomit, diantaranya adalah :

 Cara Primer: merupakan sedimentasi langsung dari air laut yang belum dapat
dibuktikan. Secara umum, dolomit berbentuk urat, terbentuk bersama-sama dalam
cebakan bijih;
 Cara Sekunder: yaitu mineral dolomit terjadi karena penggantian mineral kalsit.
Beberapa mineral sekunder membentuk kristal yang tidak sempurna karena
peresapan magnesium dari air laut ke dalam batugamping, yang lebih dikenal
dengan proses dolomitisasi, yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi dolomit.
Dolomit sekunder dapat juga terbentuk karena proses presifitasi sebagai endapan
evaporit.

Faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan dolomit sekunder, antara lain


adanya tekanan air yang banyak mengandung unsur magnesium dan prosesnya
berlangsung dalam waktu lama. Semakin tua umur batugamping, semakin besar
kemungkinan untuk berubah menjadi dolomit. Dapat dikatakan bahwa dolomit
yang sering kita jumpai terbentuk karena proses perubahan (diagenesis), peralihan
mineral kalsit maupun aragonit.
Dolomit terdapat dalam batuan segala umur, terutama pada batuan lebih tua dari
Holosen. Dolomit biasanya terdapat bersama-sama dengan kalsit atau biasa disebut
juga dengan dolomitisasi serta dedolomitisasi. Proses dolomitisasi sering terjadi
apabila kalsit berubah menjadi mineral dolomit, sedangkan dedolomitisasi bila
dolomit berubah kembali menjadi mineral kalsit. Secara umum proses dolomitisasi
dapat terjadi sebagai berikut:

1. Pemompaan kembalinya air laut yang terperangkap melalui batugamping


2. Pencampuran antara air laut dan air tanah dalam lapisan batugamping
3. Pengaruh air hujan melarutkan serta memindahkan ion magnesium dari mineral
kalsit yang satu ke mineral kalsit lain atau dari mineral lempung
4. Proses penguapan dan pengendapan dari air laut
5. Proses hidrotermal
6. Peresapan air laut yang terperangkap ke dalam lapisan batugamping dibawahnya.

Deskripsi Mineral Dolomit


Sebagai salah satu rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni secara teoritis
mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO.
Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis sebagai CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2
atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil dari satu

Dolomit yang ada di alam jarang dalam keadaan murni, karena umumnya mineral
ini selalu terdapat bersama-sama dengan batugamping. Dalam batuan dolomit,
mineral kalsit adalah pengotor paling utama, disamping mineral kuarsa, lempung
maupun pirit. Dalam mineral dolomit terdapat juga ion-ion pengotor, terutama ion
besi (Fe).
Gambar mineral dolomit dan sifat fisiknya.

Dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih


lunak dari batugamping, yaitu berkisar antara 3,5 - 4, bersifat pejal, berat jenis
antara 2,8 - 2,9, berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap
air serta mudah dihancurkan. Klasifikasi dolomit dalam industri didasarkan atas
kandungan unsur magnesium. Kandungan unsur magnesium inilah sangat
menentukan nama dolomit. Misalnya, batugamping mengandung ± 10 % MgCO3
disebut batugamping dolomitan, sedangkan bila mengandung 19 % MgCO3 disebut
dolomit.

Anda mungkin juga menyukai