PENYELIDIKAN
Penyelidikan yang dapat dilakukan terhadap deposit diatomea adalah
penyelidikan secara geologi dengan melakukan pengeboran, pembuatan sumur
eksplorasi, dan parit-parit uji. Kemudian contoh sampel diperiksa di laboratorium
secara kimia dan mikroskopis bijih.
Penambangan diatomea dilakukan secara open pit (tambang terbuka) yakni
jika over burden pada deposit diatomea dapat dikupas dahulu dengan menggunakan
shovel bulldozers atau dragline scrapers. Kemudian penambangan deposit diatomea
juga dikerjakan dengan menggunakan shovel dan dragline tidak dengan
menggunakan pengeboran atau peedakan.
Bila diperlukan penambangan secara underground, penambangan dilakukan
dengan tipe room and pillar dan shrinkage stope. Penambangan Bog-type deposit
diatomea diambil dengan mengkeruk, pompa atau dragline scraper.
KEADAAN CADANGAN
NO TEMPAT PENYELIDIK
ENDAPAN (ton)
1. SUMATERA Sedimenter 125.000.000 Dit. Geol
UTARA
Sedimenter - -
a. P. Samosir
b.Pahae
(Tarutung)
2. JAWA BARAT - Dit. Geol
-
a. Darma
3. JAWA TENGAH - - Dit. Geol
a. Temon (Klaten)
4. JAWA TIMUR - - Dit. Geol
e. Nanggulang
DOLOMIT
Dolomit ditemukan tahun 1795 oleh de Dolomieu di daerah Tyrol, Perancis Selatan
saat menganalisis batu gamping dan ternyata ditemukan kandungan magnesium
sangat tinggi pada batuan tersebut. Dolomit adalah karbonat kembar berunsur
kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Penggunaan dolomit di sektor industri karena
unsur magnesiumnya. Unsur oksida maupun hidroksida magnesium dalam dolomit
mempunyai sifat sangat baik, terutama sifat refraktori serta derajat kecerahan,
bahkan warna putih oksida ini dijadikan standar untuk mengukur derajat kecerahan
bahan lain.
Pembentukan Dolomit
Keterdapatan dolomit di alam tidak seperti batugamping, namun tersebar cukup
luas dalam jumlah relatif banyak. Hingga saat ini, mula jadi mineral dolomit masih
menjadi tanda tanya serta masih diperdebatkan oleh para ahli. Proses hidrotermal
adalah salah satu teori mula jadi dolomit. Walaupun demikian ada beberapa teori
mula jadi dolomit, diantaranya adalah :
Cara Primer: merupakan sedimentasi langsung dari air laut yang belum dapat
dibuktikan. Secara umum, dolomit berbentuk urat, terbentuk bersama-sama dalam
cebakan bijih;
Cara Sekunder: yaitu mineral dolomit terjadi karena penggantian mineral kalsit.
Beberapa mineral sekunder membentuk kristal yang tidak sempurna karena
peresapan magnesium dari air laut ke dalam batugamping, yang lebih dikenal
dengan proses dolomitisasi, yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi dolomit.
Dolomit sekunder dapat juga terbentuk karena proses presifitasi sebagai endapan
evaporit.
Dolomit yang ada di alam jarang dalam keadaan murni, karena umumnya mineral
ini selalu terdapat bersama-sama dengan batugamping. Dalam batuan dolomit,
mineral kalsit adalah pengotor paling utama, disamping mineral kuarsa, lempung
maupun pirit. Dalam mineral dolomit terdapat juga ion-ion pengotor, terutama ion
besi (Fe).
Gambar mineral dolomit dan sifat fisiknya.