Oleh :
LATAR BELAKANG
Pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas alam)
dapat menyebabkan masalah pencemaran lingkunagan, khususnya pencemaran
udara. Seperti yang terjadi di kota-kota besar dan padat penduduk. Agar lebih
memahami manfaat pemakaian bahan bakar fosil dan dampak yang mungkin
terjadi, akan dibahas berbagai pencemaran udara, efek rumah kaca dan hujan
asam.
c) Terjadi hujan asam, akibat hasil pembakaran minyak bumi berupa belerang
menjadi SO2 dan SO3.
BAB 2
PEMBAHASAN
Dampak Bahan Bakar Terhadap Lingkungan
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di
awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang
merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut
bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan
normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan
tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan
hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya
makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung
menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
a. Karbon dioksida
Karbon dioksida merupakan gas hasil pembakaran. Misalnya
pembakaran oktana (salah satu komponen bensin) menghasilkan karbon
dioksida dan air.
2C8H18 + 25O2 16 → CO2 + 18 H2O
Peningkatan kadar karbon dioksida di udara dapat mengakibatakan efek
rumah kaca atau juga dikenal dengan pemanasan global. Disebut demikian
karena kenaikan temperatur yang diakibatkan kenaikan karbon dioksida
sama dengan kenaikan temperatur yang terjadi di dalam rumah kaca.
Rumah kaca biasa digunakan untuk pembibitan tanaman di negeri beriklim
dingin.
Karbon dioksida yang ada di udara dapat dilewati oleh sinar ultraviolet
dan sinar tampak, tetapi menahan sinar inframerah. Akibatnya,
termperatur di permukaan bumi makin panas jika kadar karbon dioksida
makin tinggi. Akibat kenaikan itu juga dapat menyebebkan permukaan air
laut naik sehingga pantai dapat terendam air laut.
b. Karbon monoksida
Karbon monoksida merupakan gas hasil pembakaran yang tidak sempurna.
Pembakaran tak sempurna bahan kendaraan bermotor merupakan sumber
karbon monoksida pada lingkungan. Konsentrasi gas karbon pada asap
kendaraan bermotor dapat mencapai 10.000-40.000 ppm.
2C + O2 → 2CO (g)
Gas ini bersifat racun, dapat menyebabkan rasa sakit pada mata, saluran
pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam darah melalui pernafasan,
karbon monoksida bereaksi degan hemoglobin dalam darah membentuk
COHb (karboksihemoglobin). Ambang batas karbon monoksida di udara
adalah 20 ppm. Jika lebih dari 100 ppm, dapat menimbulkan sakit kepala
dan gangguan pernapasan. Lebih besar dari 100 ppm dapat menyebabkan
kematian.
c. Oksida Belerang
Bahan bakar minyak bumi dan batu bara biasanya mengandung belerang.
Sehingga dalam pembakarannya menghasilkan oksida-oksida belerang.
Selain itu, juga dapat dihasilkan oleh industri pengolahan logam.
Belerang oksida, apabila terisap oleh pernapasna, akan berekasi dengan air
dalam sluran pernapasan dan membentuk asam sulfat yang akan merusak
jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang juga dapat larut
dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam.
Belerang dioksida yang terisap bersama udara pernapasan dapat bereaksi
dengan air dalam udara pernapasan membentuk asam sulfit. Pembentukan
asam sulfit dapat merusak jaringan tubuh dan menimbulkan rasa sakit.
Sedangkan belerang trioksida akan membentuk asam sulfat.
d. Oksida nitrogen
Bahan utama oksida nitrogen yang ada di udara adalah pembakaran bahan
bakar industri dan kendaraan bermotor. Nitrogen dan oksigen bereaksi
pada suhu tinggi. Reaksi itu dapat ditulis sebagai berikut:
N2 (g) + O2 → 2NO (g)
2. Pengubah Katalitik
Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap
kendaraan bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot
kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi
suatu struktur berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina).
Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida
bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan gas
nitrogen.
katalis
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
gas-gas racun gas tak beracun
Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada)
dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air.
Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin
tanpa timbel.
Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan
senyawa keluarga CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak
dan ultraviolet tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian
besar dari sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi dan
menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi panas yang
dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap oleh gas-gas
rumah kaca.
Efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan
bumi rata-rata 15˚C. Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-
rata permukaan bumi diperkirakan sekitar –25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek
rumah kaca sangat penting dalam menentukan kehidupan di bumi. Akan
tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu
permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat mneyebabkan berbagai
macam kerugian.
5. Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena
air hujan tersebut melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara,
membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
asam karbonat
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.
a. Penyebab Hujan Asam
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
b. Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak mengandung kalsuim karbonat. Kalsium
karbonat larut dalam asam, maka dapat bereaksi.
CaCO3(s) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
c. Cara Menangani Hujan Asam
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dampak dari pembakaran bahan bakar yaitu :
- Dampak terhadap lingkungan
- Dampak terhadap perairan
- Dampak terhadap kesehatan
- Dampak terhadap ekonomi
- Dampak terhada udara dan iklim
- Dampak terhadap tanah
B. SARAN
- Setiap pabrik harus memiliki cerobong asap yang tinggi.
- Jalan-jalan harus diperlebar untuk menghindari kemacetan.
- Sampah-sampah daur ulang dengan cara fotosintesis.
- Selalu merawat mesin-mesin kendaraan.
- tidak membakar bahan bakar sembarangan
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond.2002.Chemistry.edisi ke-7 New York : McGraw Hill
Departemen pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Glosarium Kimia. Jakarta Balai
Pusaka
Ika Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah. CV
Media Karya Putra.
Mc.Duell,Bob.1995.A level chemistry. Edisi Revisi. London:Letts Educational
Mc.Murry. john dan Robert C.Fay.1998.Chemistry Edisi ke-2. New Jersey:
Prentice.Hall International
Purba Michael. 2004. Kimia Untuk SMA : Jakarta. PT Erlangga.
http://kumpulan-tugassiswa.blogspot.com/2016/03/makalah-dampak-bahan-bakar-
terhadap.html