Anda di halaman 1dari 10

TUGS MAKALAH KIMIA DAMPAK

PEMBAKARAN BAHAN BAKAR

Oleh :

1) Ariba Aulia Rahma


2) Arya Pangestu Hidayat
3) Azizah Salsabila Sabekti
4) Bramasta Cahyo Saputra
5) Mukie Ardya Budiarti
6) Niko Suta Denarta
7) Zakiyyatun Nisa’ Althoofun Nabiia

SMA NEGERI 4 SURAKARTA


TAHUN 2018 / 2019
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas alam)
dapat menyebabkan masalah pencemaran lingkunagan, khususnya pencemaran
udara. Seperti yang terjadi di kota-kota besar dan padat penduduk. Agar lebih
memahami manfaat pemakaian bahan bakar fosil dan dampak yang mungkin
terjadi, akan dibahas berbagai pencemaran udara, efek rumah kaca dan hujan
asam.

Minyak bumi merupakan bahan bakar utama yang tidak dapat


diperbaharui (nonrenewable energy sources), karena didapat dari fosil-fosil
organisme yang membutuhkan waktu berjuta-juta tahun. Oleh karena itu, kita
harus menggunakannya seefisien mungkin. Hasil pembakaran bahan bakar yang
berasal dari minyak bumi menimbulkan banyak masalah terhadap lingkungan.
Salah satu dampak pembakaran bahan bakar yang berlebihan adalah pencemaran
udara atau polusi udara yang merupakan masuknya zat-zat asing ke udara atau
meningkatnya konsentrasi salah satu komponen udara dalam jumlah maupun
batas waktu tertentu yang mengubah susunan udara normal sehingga mampu
menimbulkan gangguan bagi kehidupan maupun benda-benda lain.

Zat-zat yang menimbulkan pencemaran disebut pencemaran atau polutan.


Dalam jumlah dan batas waktu tertentu, setiap zat pencemar dapat mengakibatkan
pengaruh bagi kehidupan. Salah satu ukuran yang dapat dipakai untuk
menunjukkan batas banyaknya bahan-bahan atau gas udara yang belum berbahaya
untuk kesehatan disebut nilai ambang batas (NAB) yang berfungsi sebagai
indikator untuk sedini mungkin mengetahui bahwa suatu lingkungan udara sudah
mulai tercemari oleh suatu zat yang dinyatakan sebagai NAB-nya.

Zat-zat hasil pembakaran bahan bakar yang menimbulkan pencemaran


udara antara lain partikula, karbon monokida (CO), karbon dioksida (CO2) dan
oksida belerang (SOx).

Berikut ini beberapa dampak dari pencemaran udara atau polusi :


a) Terjadinya Green House Effect, yaitu peningkatan suhu di permukaan bumi
akibat terlalu banyak CO2 di atmosfer hasil pembakaran minyak bumi.
b) Adanya gas karbon monoksida yang sangat berbahaya bagi manusia, karena
gas ini lebih mudah terikat oleh hemoglobin daripada gas oksigen. Gas karbon
monoksida dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna.

c) Terjadi hujan asam, akibat hasil pembakaran minyak bumi berupa belerang
menjadi SO2 dan SO3.

d) Timbulnya oksida-oksida nitrogen, akibat suhu tinggi dari proses


pembakaran sehingga gas nitrogen di udar teroksidasi menjadi NO dan NO2 yang
merusak klorofil pada daun.

e) Timbulnya “Kabut Asap ”atau “Smog” yang berwarna coklat.

Untuk mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan akibat pembakaran bahan


bakar yang berasal dari minyak bumi, saat ini sedang dikembangkan solar cell,
yaitu bahan bakar yang menggunakan energy sinar matahari. Penggunaan solar
cell ini masih terbatas pada kalkulator dan pemanas air (solar wather heater),
sedangkan penggunaannya untuk mesin-mesin mobil dalam taraf percobaan.

BAB 2
PEMBAHASAN
Dampak Bahan Bakar Terhadap Lingkungan

A. Dampak Terhadap Udara dan Iklim


Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil
(misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain
karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang
menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).

Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di


udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya
pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan
sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang
mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi
asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang
berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar
NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan
manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat
(H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di
awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang
merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut
bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan
normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan
tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan
hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya
makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung
menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).

Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya


kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan
bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan
tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.

Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida


(CO2) ke udara tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer
meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan
global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang
dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut
dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.

Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang


berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari
gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca
yang menyebabkan pemasanan global.

Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi,


juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1
ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk
mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas
oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.

Selain itu, juga terdapat pencemar butiran. Pencemar butiran yang


paling mencolok adalah asap dari butiran karbon yang tidak terbakar.
Pencemar butiran dapat mengganggu pernapasan, akibat yang ditimbulkannya
bergantung pada besar butiram, sifat kimia, dan bahan pencemar yang ada di
dalam butiran. Pencemar butiran juga dapat menebarkan dan menyerap
sehingga dapat mengganggu pandangan. Selain merugikan, pencemar
butiran dapat bermanfaat, yaitu mendorong pembentukan awan, turunnya
hujan dan memengaruhi cuaca.

B. Dampak Terhadap Perairan


Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan
pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker
minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut,
sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan.Pada dasarnya
pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia. Jika terjadi
pencemaran perairan maka akan sangat merugikan pada kehidupan manusia
dan ekosistem di perairan itu sendiri.

C. Dampak Terhadap Tanah


Dampak terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan
batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama
dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini
memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara
terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk
pertambangan batu bara maka lahan tersebut mengakibatkan tidak dapat
dimanfaatkannya untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.

D. Asap buang kendaraan bermotor


Gas-gas yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor banyak yang
dapat menimbulkan kerugian, didntaranya adalah karbon dioksida, karbon
monoksida, oksida nitrogen dan oksida belerang. Berikut ini kerugian yang
ditimbulkan gas-gas tersebut:

a. Karbon dioksida
Karbon dioksida merupakan gas hasil pembakaran. Misalnya
pembakaran oktana (salah satu komponen bensin) menghasilkan karbon
dioksida dan air.
2C8H18 + 25O2 16 → CO2 + 18 H2O
Peningkatan kadar karbon dioksida di udara dapat mengakibatakan efek
rumah kaca atau juga dikenal dengan pemanasan global. Disebut demikian
karena kenaikan temperatur yang diakibatkan kenaikan karbon dioksida
sama dengan kenaikan temperatur yang terjadi di dalam rumah kaca.
Rumah kaca biasa digunakan untuk pembibitan tanaman di negeri beriklim
dingin.
Karbon dioksida yang ada di udara dapat dilewati oleh sinar ultraviolet
dan sinar tampak, tetapi menahan sinar inframerah. Akibatnya,
termperatur di permukaan bumi makin panas jika kadar karbon dioksida
makin tinggi. Akibat kenaikan itu juga dapat menyebebkan permukaan air
laut naik sehingga pantai dapat terendam air laut.

b. Karbon monoksida
Karbon monoksida merupakan gas hasil pembakaran yang tidak sempurna.
Pembakaran tak sempurna bahan kendaraan bermotor merupakan sumber
karbon monoksida pada lingkungan. Konsentrasi gas karbon pada asap
kendaraan bermotor dapat mencapai 10.000-40.000 ppm.

2C + O2 → 2CO (g)

Gas ini bersifat racun, dapat menyebabkan rasa sakit pada mata, saluran
pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam darah melalui pernafasan,
karbon monoksida bereaksi degan hemoglobin dalam darah membentuk
COHb (karboksihemoglobin). Ambang batas karbon monoksida di udara
adalah 20 ppm. Jika lebih dari 100 ppm, dapat menimbulkan sakit kepala
dan gangguan pernapasan. Lebih besar dari 100 ppm dapat menyebabkan
kematian.

c. Oksida Belerang
Bahan bakar minyak bumi dan batu bara biasanya mengandung belerang.
Sehingga dalam pembakarannya menghasilkan oksida-oksida belerang.
Selain itu, juga dapat dihasilkan oleh industri pengolahan logam.
Belerang oksida, apabila terisap oleh pernapasna, akan berekasi dengan air
dalam sluran pernapasan dan membentuk asam sulfat yang akan merusak
jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang juga dapat larut
dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam.
Belerang dioksida yang terisap bersama udara pernapasan dapat bereaksi
dengan air dalam udara pernapasan membentuk asam sulfit. Pembentukan
asam sulfit dapat merusak jaringan tubuh dan menimbulkan rasa sakit.
Sedangkan belerang trioksida akan membentuk asam sulfat.

d. Oksida nitrogen
Bahan utama oksida nitrogen yang ada di udara adalah pembakaran bahan
bakar industri dan kendaraan bermotor. Nitrogen dan oksigen bereaksi
pada suhu tinggi. Reaksi itu dapat ditulis sebagai berikut:
N2 (g) + O2 → 2NO (g)

Ambang batas gas NO dan NO2 di udara adalah 0,05


ppm. NOx (campuran gas NO dan NO2) bereaksi dengan bahan-bahan
pencemar lain dan menimbulkan fenomena asap-
kabut (asbut) atau smog. Smog menyebabkan berkurangnya daya pandang,
iritasi pada mata dan sluran pernapasan, membuat tanaman layu, serta
menurunkan kualitas materi.Pembakaran pada mesin kendaraan bermotor
menghasilkan senyawa hidrokarbon yang tidak terbakar. Hidrokarbon itu
dapat bereaksi dengan atom oksigen yang dihasilkan oleh reaksi foto
kimia. Reaksi itu menghasilkan hidrokarbon bermuatan listrik yang sangat
reakftif disebut radikal hidrokarbon. Radikal hidrokarbon dapat bereaksi
dengan gas NO menghasilkan gas NO2, secara berulang-ulang dan
menghasilkan ozon. Selain itu, radikal juga bereaksi dengan O2 dan
N2 menghasilkan senyawa yang lebih kompleks.

E. Dampak terhadap lingkungan

Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sistem transportasi yang tidak


"sustainable" dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu dampak terhadap
lingkungan udara dan dampak terhadap lingkungan air.

Kualitas udara perkotaan sangat menurun akibat tingginya aktivitas


transportasi. Dampak yang timbul meliputi meningkatnya konsentrasi
pencemar konservatif yang meliputi: · Karbon monoksida (CO) · Oksida
sulfur (SOx) · Oksida nitrogen (NOx) · Hidrokarbon (HC) · Timbal (Pb) ·
Ozon perkotaan (O3) · Partikulat (debu) Perubahan kualitas udara perkotaan
telah diamati secara menerus di beberapa kota baik oleh Bapedalda maupun
oleh BMG.
Secara tidak langsung, kegiatan transportasi akan memberikan dampak
terhadap lingkungan air terutama melalui air buangan dari jalan raya. Air yang
terbuang dari jalan raya, terutama terbawa oleh air hujan, akan mengandung
bocoran bahan bakar dan juga larutan dari pencemar udara yang tercampur
dengan air tersebut.
F. Dampak terhadap kesehatan

Dampak terhadap kesehatan merupakan dampak lanjutan dari dampak


terhadap lingkungan udara. Tingginya kadar timbal dalam udara perkotaan
telah mengakibatkan tingginya kadar timbal dalam darah.
G. Dampak terhadap ekonomi

Dampak terhadap ekonomi lebih banyak merupakan dampak turunan terutama


dari adanya dampak terhadap kesehatan. Dampak terhadap ekonomi akan
semakin bertambah dengan terjadinya kemacetan dan tingginya waktu yang
dihabiskan dalam perjalanan sehari-hari. Akibat dari tingginya kemacetan dan
waktu yang dihabiskan di perjalanan, maka waktu kerja semakin menurun dan
akibatnya produktivitas juga berkurang.
Polusi Udara Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil

1. Sumber Bahan Pencemaran

a. Pembakaran Tidak Sempurna


Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel
karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida).
b. Pengotor dalam Bahan Bakar
Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan
oksida belerang (SO2 atau SO3).
c. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul
Pb(C2H5)4 akan menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2

2. Pengubah Katalitik

Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap
kendaraan bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot
kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi
suatu struktur berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina).
Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida
bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan gas
nitrogen.
katalis
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
gas-gas racun gas tak beracun
Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada)
dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air.
Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin
tanpa timbel.

3. Efek Rumah Kaca

Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan
senyawa keluarga CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak
dan ultraviolet tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian
besar dari sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi dan
menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi panas yang
dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap oleh gas-gas
rumah kaca.
Efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan
bumi rata-rata 15˚C. Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-
rata permukaan bumi diperkirakan sekitar –25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek
rumah kaca sangat penting dalam menentukan kehidupan di bumi. Akan
tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu
permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat mneyebabkan berbagai
macam kerugian.
5. Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena
air hujan tersebut melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara,
membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
asam karbonat
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.
a. Penyebab Hujan Asam
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
b. Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak mengandung kalsuim karbonat. Kalsium
karbonat larut dalam asam, maka dapat bereaksi.
CaCO3(s) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
c. Cara Menangani Hujan Asam
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dampak dari pembakaran bahan bakar yaitu :
- Dampak terhadap lingkungan
- Dampak terhadap perairan
- Dampak terhadap kesehatan
- Dampak terhadap ekonomi
- Dampak terhada udara dan iklim
- Dampak terhadap tanah

B. SARAN
- Setiap pabrik harus memiliki cerobong asap yang tinggi.
- Jalan-jalan harus diperlebar untuk menghindari kemacetan.
- Sampah-sampah daur ulang dengan cara fotosintesis.
- Selalu merawat mesin-mesin kendaraan.
- tidak membakar bahan bakar sembarangan

DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond.2002.Chemistry.edisi ke-7 New York : McGraw Hill
Departemen pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Glosarium Kimia. Jakarta Balai
Pusaka
Ika Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah. CV
Media Karya Putra.
Mc.Duell,Bob.1995.A level chemistry. Edisi Revisi. London:Letts Educational
Mc.Murry. john dan Robert C.Fay.1998.Chemistry Edisi ke-2. New Jersey:
Prentice.Hall International
Purba Michael. 2004. Kimia Untuk SMA : Jakarta. PT Erlangga.
http://kumpulan-tugassiswa.blogspot.com/2016/03/makalah-dampak-bahan-bakar-
terhadap.html

Anda mungkin juga menyukai