Anda di halaman 1dari 20

PERENCANAAN CAMPURAN BETON

(CONCRETE MIX DESIGN)

A. PENDAHULUAN
Tujuan utama mempelajari sifat-sifat dari beton adalah untuk perencanaan
dari campuran (mix design), yaitu pemilihan dari bahan-bahan beton yang memadai
serta menentukan kuantitas masing-masing bahan untuk menghasilkan beton yang
seekonomis mungkin. Apabila tidak tersedia cukup data yang menunjukkan bahwa
suatu campuran beton tertentu yang diharapkan dapat menghasilkan mutu beton
yang disyaratkan dan atau bahwa Deviasi Standart Rencana yang diusulkan
benar-benar akan tercapai dalam pelaksanaan yang sesungguhnya, maka harus
diadakan percobaan pendahuluan. Sebagai persiapannya dianjurkan untuk
mengadakan dulu percobaan-percobaan di laboratorium.
Perencanaan campuran merupakan bagian yang terpenting dari suatu
pelaksanaan struktur beton. Sebelum diadakan perencanaan campuran, semua bahan
dasar dari semen, pasir, kerikil, atau batu pecah dan air harus diperiksa terlebih
dahulu mutunya.
Suatu campuran beton harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Campuran yang seekonomis mungkin
Masalah ekonomi berkaitan dengan suatu pelaksanaan pembuatan
campuran beton. Dalam pembuatan campuran beton diharapkan mempunyai
ruang pori adukan yang minimum, karena makin minimum ruang porinya makin
sedikit pasta yang dipergunakan, sehingga kebutuhan juga berkurang. Oleh
karena itu yang paling menentukan perencanaan campuran beton adalah bahan
atau material.
Dengan melihat harga semen yang lebih mahal dari pada harga agregat
maka dengan mengurangi kadar semen suatu faktor penting dalam menurunkan
biaya pembuatan beton. Hal ini dilakukan dengan cara memakai slump yang
rendah sesuai dengan batas yang diizinkan, memakai ukuran butir maksimum
agregat dan bila perlu dipakai bahan admixture. Keuntungan yang diperoleh
dengan menggunakan nilai slump yang rendah yaitu dapat mengurangi terjadinya

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 4


penyusutan beton dan panas hidrasi rendah. Tetapi apabila kadar semen terlalu
rendah akan dapat menurunkan kekuatan awal beton.

b. Campuran mudah dikerjakan pada saat masih muda (workabilitas).


Dalam desain yang baik campuran harus mudah dikerjakan dalam
dipadatkan sesuai peralatan yang tersedia. Kemampuan penyelesaian akhir harus
ditingkatkan sehingga segregasi (pemisahan agregat dengan pasta semen) dan
bleeding (keluarnya air yang berlebihan) dapat dikurangi. Kebutuhan air untuk
workabilitas yang minimun dengan menambah mortar semen sedikit dari pada
penambahan banyak air atau agregat halus.

c. Memenuhi kekuatan karakteristik yang dikehendaki dan keawetannya.


Yang dimaksud dengan kekuatan karakteristik adalah kekuatan tekan,
dimana dari sejumlah besar hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya
kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5 % saja. Pada umumnya
spesifikasi beton akan memerlukan kekuatan tekan yang minimum. Ini penting
untuk menjaga supaya kebutuhan ini tidak bertentangan satu dengan yang lain.
Spesifikasi ini juga menghendaki bahwa beton harus persyaratan keawetan yang
dikehendaki, seperti perlawanan terhadap pembekuan dan pencairan atau
terhadap serangan bahan kimia pertimbangan ini selanjutnya memberikan batas
penentuan untuk faktor air semen atau kadar air semen.

B. Perencanaan Adukan Beton


Perencanaan campuran atau perbandingan campuran beton yang lebih
dikenal sebagai Mix Design merupakan suatu proses yang meliputi dua tahap yang
saling berkaitan, yaitu:
a. Pemilihan terhadap bahan-bahan yang sesuai untuk pembuatan campuran
beton seperti semen, agregat halus, agregat kasar dan lain-lain.
b. Penentuan jumlah relatif dari bahan-bahan campuran untuk menghasilkan
beton yang baik.
Cara SNI adalah cara yang paling sering digunakan di Indonesia dalam
perancangan adukan beton normal.

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 5


Rencanakan campuran beton (mix design) dengan data-data di bawah ini!.
1. Kolom beton di dalam ruang bangunan yang terlindungi dari hujan dan terik
matahari langsung
2. Mutu beton yang disyaratkan f’c : 22 Mpa
3. Umur beton : 28 hari
4. Agregat pasir : alami
5. Agregat kasar : batu pecah
6. Ukuran maksimum agregat : 40 mm
7. Gradasi pasir : Zona 2
8. Gradasi pasir : Zona 1
9. Jenis semen portland type I
10. Berat Jenis Agregat Halus = 2,67
11. Berat Jenis Agregat Kasar = 3,0
12. Koreksi terhadap kondisi bahan
Bahan Absorption (%) Kadar Air (%)
Pasir 1,56 9,1
Batu Pecah 1,78 3,375

1. Kuat Tekan Rata-rata Perlu (𝒇′𝒄𝒓 )


Kuat tekan rata-rata perlu (𝑓𝑐𝑟′ ) yang digunakan sebagai dasar
penentuan proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai terbesar dari
Persamaan 1.1 atau Persamaan 1.2 dengan nilai deviasi standar. Faktor
modifikasi untuk deviasi standar jika jumlah pengujian kurang dari 30 contoh
yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1 Faktor modifikasi untuk deviasi standar jika jumlah pengujian
kurang dari 30 contoh.
Jumlah pengujian Faktor modifikasi untuk deviasi standar
kurang dari 15
Gunakan Tabel 1.2
contoh
15 contoh 1,16
20 contoh 1,08
25 contoh 1,03
30 contoh atau lebih 1
Catatan:
Interpolasi untuk jumlah pengujian yang berada di antara nilai-nilai di atas
SNI 05-2847-2002

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 6


𝑓𝑐𝑟′ = 𝑓𝑐′ + 1,34s ..................................(1.1)

𝑓𝑐𝑟′ = 𝑓𝑐′ +2,33s-3,5 ..................................(1.2)

Bila fasilitas produksi beton tidak mempunyai catatan hasil uji lapangan
untuk deviasi standar yang memenuhi ketentuan, maka kuat rata-rata perlu
(𝑓𝑐𝑟′ ) harus ditetapkan berdasarkan Tabel 2.2 berikut:

Tabel 1.2 Kuat tekan rata-rata perlu jika data tidak tersedia untuk
menetapkan deviasi standar
Persyaratan kuat tekan Kuat tekan rata-rata perlu
𝑓𝑐′ (MPa) 𝑓𝑐𝑟′ (MPa)
Kurang dari 21 𝑓𝑐′ +7,0
21 sampai dengan 35 𝑓𝑐′ +8,5
lebih dari 35 𝑓𝑐′ +10,0
SNI 05-2847-2002
Karena produksi beton tidak memiliki catatan hasil uji, dan diketahui 𝑓𝑐′ = 22
MPa. Maka,𝑓𝑐𝑟′ = 22 + 8,5= 30,5 MPa

2. Jenis Semen
Menurut SII 003-81 semen Portland dibagi menjadi lima jenis:

Jenis I : Semen untuk penggunaan umum, tidak memerlukan persyaratan


khusus.
Jenis II : Semen untuk beton tahan sulfat dan mempunyai panas hidrasi
sedang.
Jenis III : Semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat mengeras).
Jenis IV : Semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi rendah.
Jenis V : Semen untuk beton yang sangat tahan terhadap sulfat.
Semen yang digunakan adalah semen Portland merk Tiga Roda, jenis I

3. Jenis Agregat
Adapun jenis agregat dibedakan menjadi dua yaitu agregat alami dan
batu pecah.Jenis Agregat halus merupakan agregat alami sedangkan agregat
kasar yang digunakan merupakan batu pecah.
4. Faktor Air Semen

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 7


Cara Pertama
Grafik 1.1 Hubungan FAS dan Kuat Tekan Silinder Beton

Untuk f`cr = 32 MPa dan Umur 28 hari dan Jenis semen Tipe I maka, Faktor air
semen didapat sebesar 0,48

Cara Kedua

 Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan menggunakan Tabel 1.3,
sesuai dengan semen dan agregat yang akan dipakai. 30.5

 Lihat Grafik 1.2 untuk benda uji berbentuk silinder.


 Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen 0,5 sampai memotong
kurva kuat tekan yang ditentukan pada sub butir 2 di atas.
 Tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan sampai
memotong kurva yang ditentukan pada sub butir 3 di atas.
 Tarik garis tegak lurus ke bawah melalui titik potong tersebut untuk
mendapatkan faktor
0.5air semen yang diperlukan.

Tabel 1.3 Perkiraan Kuat Tekan Beton (MPa) Dengan FAS 0,5

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 8


Cara Kedua

 Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan menggunakan Tabel
1.3, sesuai dengan semen dan agregat yang akan dipakai.
 Lihat Grafik 1.2 untuk benda uji berbentuk silinder.
 Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen 0,5 sampai
memotong kurva kuat tekan yang ditentukan pada sub butir 2 di atas
didapat patokan lengkung 28 hari.
 Tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan sampai
memotong kurva yang ditentukan pada sub butir 3 di atas.
 Tarik garis tegak lurus ke bawah melalui titik potong tersebut untuk
mendapatkan faktor air semen yang diperlukan.

Tabel 1.3 Perkiraan Kuat Tekan Beton (MPa) dengan FAS 0,5

Jenis Agregat Kuat Tekan (MPa) Pada Umur


Jenis Semen
Kasar 3 Hari 7 Hari 28 Hari 91 Hari

Semen Portland Alami 17 23 33 40

(Tipe I, II, III) Batu Pecah 19 27 37 45

Semen Portland Alami 21 28 38 44

(Tipe III) Batu Pecah 25 33 44 48

Dengan faktor air semen 0,5 untuk umur 28 hari , jenis semen Tipe
I, agregat kasar batu pecah dan kuat tekan 37 Mpa dibuat patokan
lengkung 28 hari. Dengan kuat tekan rata-rata perlu f’cr 30,5 Mpa
diplot pada patokan lengkung 28 hari (lihat grafik 1.2) di dapat
faktor air semen 0,565.

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 9


Grafik 1.2. Hubungan Antara Kekuatan Tekan Beton dan Faktor Air
Semen untuk umur 28 Hari dan f’cr = 30,5 MPa

90

80
Dibaca setelah membaca nilai kuat
tekan dari gambar 4.1

70

60
Kuat tekan silinderbeton (MPa)

50

40

37 Mpa
Patokan lengkung 28 hari

30,5Mpa
30

20

10

0
0,3 0,4 0,5 0.565 0,6 0,7 0,8 0,9
Faktor air semen

Dari grafik 1.2 untuk Umur 28 Hari dan Kuat tekan rata-rata 30,5 Mpa
didapat faktor air semen sebesar 0,565

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 10


Cara Ketiga

Tabel 1.4 Persyaratan Faktor Air-Semen maksimum untuk berbagai


Pembetonan dan Lingkungan Khusus

FAS
Uraian
Maksimum.

1. Beton di dalam ruang bangunan


0,60
a. Keadaan keliling non korosif
b. Keadaan keliling korosif disebabkan 0,52
kondensasi atau uap-uap korosif
2. Beton di luar ruang bangunan
a. Tak terlindung hujan dan terik matahari 0,55
langsung
0,60
b. Terlindung hujan dan terik matahari
langsung
3. Beton yang masuk kedalam tanah
0,55
a. Mengalami keadaan basah dan kering
bergantian
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau
lihat tabel 1.6
air tanah
4. Beton yang kontinu berhubungan dengan air lihat tabel 1.5

5. Faktor Air Semen Maksimum


Fas maksimum untuk beton terlindung hujan dan terik matahari langsung
adalah 0,6.

Nilai faktor air semen dengan melihat persyaratan untuk berbagai


pembetonan dan lingkungan khusus, untuk beton bertulang terendam air dan
beton yang berhubungan dengan air tanah mengandung sulfat. Ketiga hal
tersebut terlihat dari tabel berikut ini.

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 11


Tabel 1.5 Faktor Air Semen untuk Beton Bertulang dalam Air
Berhubungan dengan Tipe Semen Faktor Air Semen
Air Tawar Semua Tipe I – IV 0,50
Air Payau  Tipe I + Pozolan(15-40)% 0,45
atau S.P.Pozolan
 Tipe II atau V 0,50
Air Laut  Tipe II atau V 0,45

Tabel 1.6 Faktor Air Semen untuk Beton Bertulang yang berhubungan dengan
Air tanah mengandung Sulfat

Konsentrasi Sulfat (SO3)


Dalam Tanah
SO3 Dalam FAS
SO3 dlm
Air Tanah
Jenis Semen Maksimum
Total
campuran (g/l)
SO3 % (g/l)
air : tanah =2 : 1
0,2 < 1,0 < 0,3 Tipe I, dengan atau tanpa 0,50
Pozolan (15-40)%
0,2 – 0,5 1,0 – 1,9 0,3 – 1,2  Tipe I tanpa Pozolan 0,50
 Tipe I + Pozolan(15- 0,55
40)% atau S.P.Pozolan
 Tipe II atau V
0,55

 Tipe I + Pozolan(15-
0,5 – 1,0 1,9 – 3,1 1,2 – 2,5 0,45
40)% atau S.P.Pozolan
 Tipe II atau V 0,45

1,0 – 2,0 3,1 – 5,6 2,5 – 5,0 Tipe II atau V 0,45

> 2,0 > 5,6 > 5,0 Tipe II atau V dan Lapisan 0,45
Pelindung

6. Faktor Air Semen yang Digunakan


Nilai fas yang digunakan adalah nilai terendah dari nilai fas rencana dan fas
maksimum. Maka faktor air semen yang digunakan 0,5.

7. Nilai Slump Beton


Nilai slump beton digunakan untuk memeriksa kekentalan suatu adukan beton. Nilai
slump juga dapat ditentukan sebelumnya, tetapi bila tidak ditentukan nilai slump dapat
diperoleh dari Tabel 2.9 berikut ini:

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 12


Tabel 1.3 Penetapan nilai slump

Slump (cm)
No Uraian
Maksimum Minimum

1 Dinding, plat pondasi telapak 12,5 5,0


bertulang
2 Pondasi telapak tidak bertulang, 9,0 2,5
kaison, dan konstruksi bawah tanah
3 Plat, balok, kolom, dan dinding 15,0 7,5
4 Pengerasan jalan 7,5 5,0
5 Pembetonan massal 7,5 2,5

Untuk penggunaan beton sebagai kolom dari Tabel 2.7 diambil range nilai
slump adalah 7,5 - 15 cm.

8. Ukuran Maksimum Agregat


Penetapan butir maksimum diperoleh melalui pengayakan, dan tidak boleh melebihi
ketentuan-ketentuan berikut ini:
a. ¾ kali jarak bersih minimum antar tulangan atau berkas baja tulangan
atau tandon prategang atau selongsong
1
b. /3 kali tebal plat
1
c. /5 jarak terkecil antara bidang samping cetakan
Untuk penetapan butir maksimum dapat menggunakan diameter maksimum 40
mm, 20 mm, dan 10 mm. Dari analisa saringan didapatkan ukuran maksimum
agregat 40 mm (dari data yang sudah ditentukan).

9. Kebutuhan Air
Kebutuhan air ditentukan sebagai berikut:
Tabel 1.4 Penentuan kebutuhan air
Slump (mm)
Ukuran Max
Jenis Agregat
Agregat (mm) 0 – 10 10 - 30 30 – 60 60 – 180

Alami 150 180 205 225


10
Batu Pecah 180 205 230 250

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 13


Alami 135 160 180 190
20
Batu Pecah 170 190 210 225
Alami 115 140 160 175
40
Batu Pecah 155 175 190 205

Keterangan : Dalam Tabel 1.7 apabila agregat halus dan kasar yang dipakai dari
jenis yang berbeda (alami dan pecahan), maka jumlah air yang diperkirakan diperbaiki
dengan rumus:

A = 0,67 Ah + 0,33 Ak

A = (0,67 × 175 )+( 0,33 × 205) = 184,9 liter/m3

Dengan : A= jumlah air yang dibutuhkan, liter/m3


Ah = jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat
halusnya
Ak = jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat
kasarnya
Didapat kadar air bebas yang dibutuhkan adalah 184,9 liter/m3.

10. Kebutuhan Semen Rencana


Kadar semen merupakan jumlah semen yang dibutuhkan per m3 beton sesuai faktor
air semen yang didapat dari membagi kadar air bebas dengan faktor air semen.

Kebutuhan Air
Kebutuhan Semen Rencana  ……….(1.4)
Faktor Air Semen Rencana

184,9
Kebutuhan Semen Rencana = = 369,8 liter
0,50

Maka kebutuhan semen rencana 369,8 kg

11. Kebutuhan Semen Minimum


Kadar semen minimum ditetapkan berdasarkan Tabel 1.5 – 1.7 untuk menghindari
beton dari kerusakan akibat lingkungan khusus misalnya lingkungan korosif, air payau
dan air laut.

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 14


Tabel 1.5 Kebutuhan semen minimum untuk berbagai pembetonan dan
lingkungan khusus
Jumlah Semen Minimum
Uraian
Per m3 Beton (kg)
1. Beton di dalam ruang bangunan
a. Keadan keliling non korosif 275
b. Keadan keliling korosif disebabkan 325
kondensasi atau uap-uap korosif
2. Beton di luar ruang bangunan
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik 325
matahari langsung
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari 275
langsung
3. Beton yang masuk kedalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan kering 325
berganti-ganti
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah lihat Tabel 1.6
atau air tanah
4. Beton yang kontinu berhubungan dengan air lihat Tabel 1.7
tawar/ payau / laut
Dari Tabel 2.11 didapatkan kebutuhan semen minimum 275 kg.

Tabel 1.6 Kandungan semen minimum untuk beton yang berhubungan


dengan air tanah yang mengandung sulfat
Konsentrasi Sulfat (SO3) Kandungan
Semen
Dalam Tanah Minimum
SO3 dlm SO3 Dalam (kg/m3)
campuran Air Tanah Jenis Semen
Total SO3 % (g/l) Ukuran
(g/l) Agregat
air : tanah
2:1 40 20 10
Tipe I, dgn atau
tanpa Pozolan
< 0,2 < 1,0 < 0,3 80 300 350
(15-40)%
Tipe I dengan
atau tanpa 290 330 350
Pozolan
0,2 – 0,5 1,0 – 1,9 0,3 – 1,2 Tipe I + Pozolan
(15-40)% atau 270 310 360
S.P.Pozolan
Tipe II atau V 250 290 340

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 15


Tipe I + Pozolan 340 380 430
(15-40)%
0,5 – 1,0 1,9 – 3,1 1,2 – 2,5 atauS.P.Pozolan
Tipe II atau V 290 330 380
1,0 – 2,0 3,1 – 5,6 2,5 – 5,0 Tipe II atau V 330 370 420
Tipe II atau V
> 2,0 > 5,6 > 5,0 dan Lapisan
330 370 420
Pelindung
Data pada tabel di atas tidak di pakai dalam percobaan

Tabel 1.7 Kandungan semen minimum beton bertulang dalam air

Ukuran Agregat (mm)


Berhubungan dengan Tipe Semen
40 20
Air Tawar Semua Tipe I – IV 280 300
Air Payau Tipe I + Pozolan(15-40)% 340 380
atau S.P.Pozolan
Tipe II atau V 290 330
Air Laut Tipe II atau V 330 370

12. Kebutuhan Semen yang Dipakai


Untuk menetapkan kebutuhan semen, yang dipakai adalah harga terbesar dari kadar
semen rencana dan kadar semen minimum. Karena kebutuhan semen rencana lebih besar
dari kebutuhan semen minimum, maka kebutuhan semennya 369,8 kg.

13. Penyesuaian Faktor Air-Semen


Penentuan faktor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen berubah, maka
faktor air semen harus diperhitungkan kembali dengan:
a. Jika akan menurunkan faktor air semen, maka faktor air semen
dihitung lagi dengan cara jumlah air dibagi jumlah semen minimum.
b. Jika akan menaikkan jumlah air, maka jumlah semen minimum
dikalikan faktor air semen.
Karena kebutuhan semen tidak berubah maka tidak perlu penyesuaian. Jadi nilai
fas 0,5 dan kebutuhan air sebesar 184,9 liter.

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 16


13. Gradasi Agregat Halus
Penentuan gradasi agregat halus melalui analisa saringan apakah masuk daerah I-IV
dari Tabel 1.8. Dalam SK-SNI-T-15-1991-03 kekasaran pasir dibagi menjadi 4 daerah
yaitu:
a. Daerah I : pasir kasar
b. Daerah II : pasir agak kasar
c. Daerah III : pasir halus
d. Daerah IV : pasir agak halus

Tabel 1.8 Kekasaran Pasir

Persen Lolos Saringan


Lubang
DAyakan (mm)
Daerah I Daerah II Daerah III Daerah IV
a
10,0 100 100 100 100
r 4,80 90 - 100 90 - 100 90 - 100 95 - 100
2,40 60 - 95 75 - 100 85 - 100 95 - 100
i 1,20 30 - 70 55 - 90 75 - 100 90 - 100
0,50 15 - 34 35 - 59 60 - 79 80 - 100
0,30 5 - 20 8 - 30 12 - 40 15 - 50
p 0,15 0 – 10 0 – 10 0 – 10 0 – 15
e
Dari data mix design berdasarkan analisa saringan, untuk agregat halus
(pasir) termasuk zona 2 dan untuk agregat kasar termasuk zona 1.

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 17


14. Prosentasi Agregat Halus
Tentukan prosentasi fraksi pasir berdasarkan Grafik 1.2 berikut:

42

0,5

Gambar1.2 Proporsi pasir untuk nilai slump 7,5-15cm dan ukuran


maksimum agregat 40 mm

Dari Grafik 1.2 didapatkan persentase agregat halus sebesar 42%.

15. Berat Jenis Relatif Agregat Gabungan


Berat jenis relatif agregat ditentukan sebagai berikut:
a. Apabila tidak ada data maka agregat alami (tak dipecah) 2,6 dan untuk
agregat dipecah 2,7.
b. Apabila memiliki data (dari hasil uji) dapat menggunakan rumus:
𝐵𝐽 𝐴𝑔. 𝐺𝑎𝑏 = (%𝐴𝑔. 𝐻𝑎𝑙𝑢𝑠 × 𝐵𝐽 𝐴𝑔. 𝐻𝑎𝑙𝑢𝑠) + (%𝐴𝑔. 𝐾𝑎𝑠𝑎𝑟 × 𝐵𝐽. 𝐾𝑎𝑠𝑎𝑟) …….....(1.5)
Diketahui dari data : Berat Jenis agregat halus = 2,67
Berat Jenis agregat kasar = 3,0

BJ Ag.Gabungan = (0,42x 2,67) + (0,58 x 3,0) = 2,861


Maka Berat Jenis Agregat Gabungan adalah 2,861

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 18


16. Berat Jenis Beton
Penentuan berat jenis beton menurut Grafik 1.3 sesuai dengan kadar air bebas
yang sudah ditentukan dan berat jenis relatif agregat gabungan.

2700
Berat Jenis Agregat gabungan (pasir-kerikil)
batu pecah atas dasar kering permukaan
BJ Beton dalam Keadaan Basah (kg/m3)

2600

2550
2500

2,9
Agregat tak dipecah Agregat batupecah 2,861
2400
2,8
2,7
2300

2,6

2200
2,5

2,4
2100
100 120 140 160 180
184,9200 205 220 240 260

Kadar Air Bebas (kg/m3)

Grafik 1.3 Berat Jenis Agregat Gabungan

Untuk kebutuhan air 184,9 kg/m3 dan berat jenis agregat gabungan 2,861 didapat
berat jenis beton dlam keadaan basah sebesar 2550 kg/m3.

17. Berat Agregat Gabungan (Berat Pasir + Berat Batu Pecah)


Kebutuhan Ag.Gabungan = BJ Beton Basah – Kebutuhan Semen – Kebutuhan Air …...(1.7)
Kebutuhan Ag.Gabungan = 2550 – 369,8 – 184,9 = 1995,3 kg
Maka, agregat gabungan yang dibutuhkan adalah sebesar 1995,3 kg

18. Kebutuhan Agregat Halus


Kebutuhan Agregat Halus = Kebutuhan Ag.Gabungan x % Agregat Halus ....(1.8)
Kebutuhan Agregat Halus = 1995,3 x 42% = 838,03 kg
Maka agregat halus yang dibutuhkan adalah sebesar 838,03 kg

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 19


19. Kebutuhan Agregat Kasar
Kebutuhan Agregat Kasar = Kebutuhan Ag. Gabungan – Kebutuhan Ag. Halus ...(1.9)
Kebutuhan Agregat Kasar = 1995,3 – 838,03 = 1157,27 kg
Maka agregat kasar yang dibutuhkan adalah sebesar 1157,27 kg

Jadi perbandingan berat (SSD) bahan dari pengecoran:


a. semen = 369,8 kg/m3
b. air = 184,9 liter/m3
c. agregat Halus (Pasir) = 838,03 kg/m3
d. agregat Kasar (Batu Pecah) = 1157,27 kg/m3

20. Koreksi Terhadap Kondisi Bahan


Koreksi ini dilakukan minimal sekali sehari, karena pasir dan kerikil dianggap
dalam keadaan jenuh kering (SSD), padahal biasanya di lapangan tidak dalam keadaan
jenuh kering, maka hitungan koreksinya:
Ah  A1
Pasir = B + x B ...(1.10)
100
Ak  A2
Batu Pecah = C + x C ...(1.11)
100
Dimana:
A = jumlah kebutuhan air (l/m3)
B = jumlah kebutuhan pasir (kg/m3)
C = jumlah kebutuhan batu pecah (kg/m3)
Ah = kandungan air dalam pasir (%)
Ak = kandungan air dalam kerikil (%)
A1 = kandungan air pada pasir jenuh kering muka (%)
A2 = kandungan air pada kerkil jenuh kering muka (%)

Tabel 2.17Koreksi terhadap kondisi bahan

Bahan Absorption (%) Kadar Air (%)


Semen = 369,8 (kg/m3) N/A N/A
Air = 184,9 (l/m3) N/A N/A
Pasir = 838,03 (kg/m3) 1,56 9,1
Batu Pecah = 1157,27 (kg/m3) 1,78 3,375

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 20


Jadi bahan – bahan yang diperlukan:
Semen = 369,8 kg/m3

Ah  A1 9,1  1,56
Pasir = x B = x 838,03
100 100

= 63,18 kg/m3
Kebutuhan pasir = 838,03 + 63,18 = 901,21 kg/m3

Ak  A2 3,375  1,78
Batu Pecah = x C = x 1157,27
100 100

= 18,45 kg/m3

Kebutuhan Batu Pecah = 1157,27 + 18,45 = 1175,72 kg/m3

Air = 184,9 Liter/m3

Persentase pasir dan batu pecah yang didapat, dikontrol dengan analisa ayakan
campuran pasir dan kerikil.
Untuk percobaan, ukuran benda uji : diameter 0,15 m dan tinggi 0,3 m
1 1
Volume Silinder = (    d 2  t )  (    0,152  0,3)  0,00530 m3
4 4
Dalam pelaksanaan ditambah 20% dari jumlah total untuk menjaga kemungkinan
susut, jadi diperlukan material = 0,00530  0,2  0,00530  0,00636 m3
Benda uji yang akan dibuat ada 9 sampel, maka = 0,00636m3 x 9 = 0,05724 m3

Maka bahan yang diperlukan untuk benda uji adalah sebagai berikut:
a. semen = 0,05724  369,8 = 21,17 kg
b. air = 0,05724  184,9 = 10,58 liter
c. pasir = 0,05724  901,21 = 51,58 kg
d. batu pecah = 0,05724  1175,72 = 67,29 kg

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 21


PERENCANAAN CAMPURAN BETON
Pekerjaan :Kolom
No. Ketentuan Non additive Satuan
1. Tegangan karakteristik : 22 MPa
2. Standart deviasi : 8,5 MPa
3. Rencana kuat tekan rata-rata : 30,5 MPa
4. Type semen : PCC Tiga Roda (Tipe I)
5. Type agregat kasar : Batu Pecah (Malutu)
Pasir Alami
6. Type agregat halus :
(Mataraman)
8. Faktor air semen maks. : 0,6
9. Faktor air semen rencana : 0,5
10. Slump : 7,5 - 15 cm
11. Ukuran agregat maks. : 40 mm
12. Kebutuhan air bebas : 184,9 liter
13. Kadar semen rencana : 369,8 kg/m3
14. Kadar semen minimum : 275 kg/m3
Berat jenis gabungan kondisi
15. : 2,861
SSD
16. Berat jenis beton basah : 2550 kg/m3
17. Grading agregat halus : Zona 2
18. Prosentase agregat halus : 42 %
19. Berat agregat halus : 901,21 kg/m3
20. Berat agregat kasar : 1175,72 kg/m3
21. Berat agregat total : 2076,93 kg/m3

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 22


KEBUTUHAN BAHAN RENCANA CAMPURAN

Kebutuhan bahan-bahan
No. : Per-m3 Satuan
campuran beton
1. Air : 184,9 liter
2. Semen : 369,8 kg
3 Agregat halus (pasir) : 901,21 kg
4. Agregat kasar (kerikil) : 1175,72 kg
TOTAL : 2631,63 kg

Kebutuhan bahan-bahan
No. : Per-m3 Satuan
campuran beton per-9 silinder
1. Air : 10,58 liter
2. Semen : 21,17 kg
3 Agregat halus (pasir) : 51,58 kg
4. Agregat kasar (kerikil) : 67,29 kg
TOTAL : 150,62 kg
Air Semen Ag.halus
Ag.kasar (kg)
KOMPOSISI (liter) (kg) (kg)
CAMPURAN 10,58 21,17 51,58 67,29
Benda uji silinder 9 buah
0,5 1 2,44 3,18

TEKNOLOGI BAHAN “CONCRETE MIX DESIGN” 23

Anda mungkin juga menyukai