Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertian manajemen K3 adalah bagian dari sistem secara keseluruhan yang mana melipiti struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedural, proses, serta sumber daya yang dibutuhkan dalam
pengembangan, penerapan, pencapaian, penggajian.
2. Manfaat menerapkan sistem manajemen k3 Secara umum manfaat penerapan di perusahaan dibagi kepada 4 point
penting yaitu
 Melindungi pekerja
Tujuan utama penerapan adalah melindungi pekerja dari segala macam bahaya kerja dan juga yang bisa
menganggu kesehatan saat kerja. Dengan melindungi pekerja dengan maka perusahaan otomatis akan untung
karena meningkatkan produktivitas pekerja
 Mematuhi peraturan pemerintah
Dengan menerapkan maka perusahaan telah mematuhi peraturan pemerintah Indonesia. Perusahaan yang tidak
melaksanakan akan diberikan sangsi oleh pemerintah karena dianggap lalai dalam melindungi pekerja.
 Meningkatkan kepercayaan konsumen
Dengan menerapkan secara otomatis akan membuat kepercayaan konsumen. Ketika perusahaan sudah
menerapkan dalam memproduksi suatu produk, konsumen bisa meyakini prosedur telah bagus dan produksi bisa
kontinu. Dengan menerapkan akan dapat menjamin proses yang aman, tertib dan bersih sehingga bisa
meningkatkan kualitas dan mengurangi produk cacat.
 Membuat system manajemen efektif
Penerapan tidak jauh beda dengan ISO dimana semua tindakan terdokumentasi dengan baik, dengan adanya
dokumen yang lengkap memudahkan melakukan tindakan perbaikan jika ada alur kerja yang tidak sesuai.
3. Dampak yang di alami perusahaan apabila tidak menerapkan sistem manajemen k3
 Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan yang luka,
 Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan lain yang terhenti bekerja karena rasa ingin tahu, rasa
simpati, membantu menolong karyawan yang terluka,
 Kerugian akibat hilangnya waktu bagi para mandor, penyelia atau para pimpinan lainnya karena
membantu karyawan yang terluka, menyelidiki penyebab kecelakaan, mengatur agar proses produksi ditempat
karyawan yang terluka tetap dapat dilanjutkan oleh karyawan lainnya dengan memilih dan melatih ataupun
menerima karyawan baru.
 Kerugian akibat penggunaan waktu dari petugas pemberi pertolongan pertama dan staf departemen
rumah sakit,
 Kerugian akibat rusaknya mesin, perkakas, atau peralatan lainnya atau oleh karena tercemarnya bahan-
bahan baku,
 Kerugian insidental akibat terganggunya produksi, kegagalan memenuhi pesanan pada waktunya,
kehilangan bonus, pembayaran denda ataupun akibat-akibat lain yang serupa,
 Kerugian akibat pelaksanaan sistem kesejahteraan dan maslahat bagi karyawan,
 Kerugian akibat keharusan untuk meneruskan pembayaran upah penuh bagi karyawan yang dulu terluka
setelah mereka kembali bekerja, walaupun mereka (mungkin belum penuh sepenuhnya) hanya menghasilkan
separuh dari kemampuan normal
 Kerugian akibat hilangnya kesempatan memperoleh laba dari produktivitas karyawan yang luka dan
akibat dari mesin yang menganggur.
 Kerugian yang timbul akibat ketegangan ataupun menurunnya moral kerja karena kecelakaan tersebut,
 Kerugian biaya umum (overhead) per-karyawan yang luka.
4. Faktor yang memicu terjadinya kecelakaan kerja :

Faktor manusia

kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kekeliruan manusia yaitu sebagai berikut :

1. Ketidaktahuan

Dalam menggerakkan mesin-mesin, dan peralatan diperlukan pengetahuan yang cukup oleh teknisi. Bila teknisi

kurang pengetahuannya, maka dapat jadi pemicunya terjadinya kecelakaan. Pengetahuan dari operator dalam

menggerakkan peralatan kerja, memahami karakter dari semasing mesin, dan lain sebagainya. Hal tersebut, jadi

sangat penting, bila hal tersebut hanya sembarangan, maka juga akan membahayakan peralatan dan manusia itu

sendir.

2. Kekuatan yang Kurang


Tingkat pendidikan teknisi sangat diperlukan untuk sistem produksi dan sistem maintenance (perawatan). Orang

yang memiliki kekuatan tinggi, biasanya juga akan bekerja dengan lebih baik, dan memperhatikan faktor

keselamatan kerja pada pekerjaanya. Oleh karena itu, selalu untuk mengasah kekuatan, agar mengecilkan dan

terlepas dari kecelakaan kerja.

3. Keterampilan yang Kurang

Setelah kekuatan pengetahuan teknisi baik, maka diperlukan latihan lewat cara terus menerus agar keterampilan

semakin baik. Hal seperti ini untuk tingkatkan ketrampilan, agar meminimalisir kesalahan dalam bekerja, dan

kurangi angka kecelakan kerja.

4. Konsentrasi yang Kurang

Dalam melakukan pekerjaan, pekerja dituntut untuk konsentrasi tinggi. Mesin-mesin yang beroperasi, berputar-

putar, dan bergerak, tidak memiliki toleransi bila karyawan salah dalam mengoprasikannya. Banyak hal yang

meyebabkan hilangnya konsentrasi manusia, seperti persoalan pribadi atau keluarga, persoalan ekonomi, maupun

beberapa faktor yang datangnya dari lingkungan, seperti kondisi panas, dingin, bising dll.

5. Bermain-main

Karakter seorang yang sukai bermain-main dalam bekerja, dapat jadi salah satu pemicunya terjadinya kecelakaan

kerja. Demikian juga dalam bekerja yang tergesa-gesa dan sembrono bisa pula menyebabkan terjadinya kecelakaan

kerja. Oleh karena itu, dalam setiap melakukan pekerjaan, sebaiknya dilakukan dengan cermat, jeli, dan hati-hati,

agar terlepas dari kecelakaan kerja.

6. Bekerja Tanpa Peralatan Keselamatan

Pekerja tertentu, mengharuskan pekerja memakai perlatan keselamatan kerja. Peralatan keselamatan kerja, di

desain buat perlindungan beberapa pekerja dari bahaya yang diakibatkan dari pekerjaan yang dikerjakannya.

Dengan mengembangnya teknologi saat ini, telah di buat alat keselamatan yang nyaman dan aman ketika dipakai.

Peralatan keselamatan itu salah satunya helm pengaman, kacamata las, kacamata, baju (wearpack), sarung tangan,

sepatu safety, masker, penutup telinga, tali pengaman untuk pekerja di ketinggian, dan lain sebagainya. Jika

pekerja tidak memakai perlatan keselamatan, maka itu beresiko, dan berpontensi terjadinya kecelakaan kerja.

7. Mengambil Resiko yg Tidak Tepat

Karena tidak mau repot dalam bekerja, pekerja terkadang melakukan tindakan yang mencerminkan tindakan tidak

selamat. Jadi contoh pekerja las malas mengambil topeng las atau kacamata las dirak keselamatan kerja, pekerja

segera mengelas tanpa ada pelindung mata, tanpa ada diguga ada percikan api yang mengenai mata pekerja.

Setelah dilakukan pengobatan, nyatanya biaya pengobatan tidak sebanding dengan beberapa detik untuk

mengambil peralatan keselamatan kerja.

Faktor lingkungan

Faktor lingkungan juga ikut andil dalam menyumbang terjadinya kecelakan kerja. Faktor itu yaitu sebagai berikut :

1. Tempat Kerja yg Tidak Layak


Tempat kerja harus penuhi sarat-sarat keselamatan kerja. Seperti ukuran tempat kerja, ventilasi udara, penerangan,

dan lain sebagainya. Apabila tempat kerja tidak penuhi persaratan keselamatan kerja yang diputuskan, maka

kecelakan kerja kemungkinan besar terjadi.

2. Kondisi Peralatan yang Berbahaya

Peralatan kerja serta mesin-mesin, pada dasarnya jadi sumber kecelakan kerja dan memiliki kandungan bahaya.

Misalnya mesin-mesin yang bergerak atau berputar-putar, bergesekan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, mesin-

mesin yang berpontensi bahaya, harus diberi pelindung agar tidak membahayakan pekerja.

3. Beberapa Bahan dan Peralatan yang Bergerak

Perpindahan barang-barang yang berat atau yang beresiko, dari satu tempat ketempat yang lain, sangat bisa saja

terjadinya kecelakan kerja. Untuk hindari kecelakan kerja itu, perlu dilakukan pemikiran dan perhitungan yang

sangat masak, baik cara mengubahkannya, alat yang dipakai, jalur yang akan dilalui, siapa yang akan

memindahkan, dan lain sebaginya. Untuk peralatan dan bahan-bahan yang berat, diperlukan sebuah alat bantu

untuk memindahkannya, yaitu forklift.

5. Transportrasi

Kecelakaan kerja yang diakibatkan dari penggunaan alat transportasi juga cukup banyak. Dari penggunaan alat yg

tidak tepat, beban yang berlebihan (overload), jalan yg tidak baik, kecepatan kendaraan yang berlebihan, peletakan

beban yg tidak baik, semua dapat mempunyai potensi untuk terjadinya kecelakaan kerja.

Anda mungkin juga menyukai