Anda di halaman 1dari 3

BAB 21

Penanganan Pasien Atonia Uteri


Gatut Dwidjo Prijambodo

PENANGANAN PASIEN ATONIAU TERI


Pendahuluan

A G A
Kegagalan uterus untuk kontraksi sesudah kelahiran
merupakan penyebab perdarahan postpartum. Faktor
predisposisi dan penyebab dari perdarahan post partum
salah satunya adalah atonia uteri

N
Penyebab atonia uteri:
- Obat anestesi inhalasi: halogenated hydrocarbons

A
(Halothane)
- Perfusi myometrium yang jelek: terjadi hipotensi
Perdarahan
Analgesik
- Uterus overdistended
Gemelli
Hydramnion
Bayi yang besar
- Prolonged Labor
- Very rapid labor
- Induksi oxytocin
- Persalinan pada multi para 21
21
- Atonia uterus pada persalinan yang lalu
- Chorio Amnionitis
Sesudah persalinan kelahiran bayi dan lepasnya
plasenta diikuti dengan kontraksi uterus. Bila kontraksi
uterus gagal akan terjadi perdarahan massif dan berakibat
atonia uteri. Wanita dengan multigravida/multipara apabila
manajemen yang kurang benar pada stadium ketiga
persalinan dapat menimbulkan perdarahan postpartum.
Pada stadium ini seharusnya kelahiran plasenta dilakukan
dengan cepat secara manual. Pelepasan plasenta yang tidak
komplit akan meningkatkan jumlah perdarahan.
Pemberian oxytocin dengan infus yang cepat tidak
efektif. Beberapa ahli klinik memberikan methylergonovine
intra muskular (0,2 mg).
Pemberian derivat ergot intravena dapat menyebabkan
hipertensi, ini berbahaya pada pasien dengan preeclampsi.

63
Prostaglandins
Derivat 15 methyl prostaglandin F2x (carboprost
tromethamine) dapat digunakan untuk terapi atonia uteri.
Dosis initial 250/ g (=0,25 mg) diberikan intra muskuler dan
diulang dengan interval 15-90 menit sampai dosis maximal 8
kali dosis.
Efek samping pemberian carboprost:
NES ESI B TET
ANESTESIOB STETRI

- Diarrnea
- Hipertensi
- Vomiting
- Fever
- Flushing
- Takikardi
Hal ini dihubungkan dengan adanya pulmonary airway
kontriksi dan vaso kontriksi. Beberapa peneliti
menggunakan prostaglandine sintetik dapat lebih efektif bila
oxytocin tidak ada perbaikan.
Misoprostal dapat digunakan untuk mencegah perdarahan
post partum. Tetapi menurut Villar dkk (2002) mendapatkan
bahwa pemberian oxytocin dan preparat ergot selama
stadium ke tiga dari persalinan lebih efektif dibanding
misoprostol untuk mencegah perdarahan post partum.

Terapi Atonia Uterus


- Bimanual uterine massage
21 - Pemberian oxytocin atau derivat ergot
- Jika uterus tidak ada respons terhadap terapi physical
dan farmakologis, bisa diberikan injeksi intra muskular
15 ² methyl prostaglandin F 2dengan interval 15-90
menit
- Jika dicuragai ada sisa plasenta dilakukan explorasi dan
pelepasan plasenta secara manual
Mungkin perlu dilakukan curettage. Genetalia diperiksa
dengan teliti bila ada laserasi perlu dilakukan repair
- Perlu sampel darah untuk pemeriksaan clotting time
maupun pemeriksaan yang lain: hemoglobin/hematokrit,
jumlah thrombosit, prothrombin time, partial
prothrombin time dan fibrinogen.
- Bila terapi konvensional gagal, dicurigai adanya plasenta
akreta maka ada indikasi dilakukan laparatomy untuk
ligasi arteri hipogastrika bilateral atau dilakukan
histerektomi.

64
- Pada umumnya tidak dilakukan packing karena dapat
menutupi akumulasi perdarahan yang banyak.

Referensi

1. ) *DU\ FXQQLQJKDP '... ´:LOOLDPV 2EVWHWULFVµ 7ZHQW\-

PENANGANAN PASIEN ATONIAU TERI


second edition, Copyright © 2003 by the McGraw-Hill

A G A
companies, Inc. p 826-827.

2. .DWVXR 7HUXL, 0'. $QWHSDUWXP KHPRUUKDJH ´7H[WERN RI


REVWHWULF $QHVWKHVLDµ 'DYLG %LUQ -.%DFK, 0' GNN.
Copyright © 2000 by Churchill Livingstone. p 392-434.

N
3. mark C. Norris MD. Obstetric Anesthesia. Copyright ©

A
1993, by J.B. Lippincott Company. p 241-242.

21

65

Anda mungkin juga menyukai