0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan4 halaman
Teori generic starategi yaitu teori yang memandang bahwa inti dari gagal dan berhasilnya suatu perusahaan bergantung pada strategi dan keberanian untuk bersaing. Tanpa berani bersaing, suatu perusahaan tidak mungkin berhasil sementara strategi, bertujuan mempertahankan posisi dan keuntungan dalam menghadapi persaingan. Selanjutnya, perusahaan dikatakan unggul dalam bersaing dan berkembang jika mereka mampu menciptakan nilai lebih bagi pelanggan. Nilai lebih tersebut dihasilkan dari strategi genetic yang menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi genetic tersebut.
Teori generic starategi yaitu teori yang memandang bahwa inti dari gagal dan berhasilnya suatu perusahaan bergantung pada strategi dan keberanian untuk bersaing. Tanpa berani bersaing, suatu perusahaan tidak mungkin berhasil sementara strategi, bertujuan mempertahankan posisi dan keuntungan dalam menghadapi persaingan. Selanjutnya, perusahaan dikatakan unggul dalam bersaing dan berkembang jika mereka mampu menciptakan nilai lebih bagi pelanggan. Nilai lebih tersebut dihasilkan dari strategi genetic yang menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi genetic tersebut.
Teori generic starategi yaitu teori yang memandang bahwa inti dari gagal dan berhasilnya suatu perusahaan bergantung pada strategi dan keberanian untuk bersaing. Tanpa berani bersaing, suatu perusahaan tidak mungkin berhasil sementara strategi, bertujuan mempertahankan posisi dan keuntungan dalam menghadapi persaingan. Selanjutnya, perusahaan dikatakan unggul dalam bersaing dan berkembang jika mereka mampu menciptakan nilai lebih bagi pelanggan. Nilai lebih tersebut dihasilkan dari strategi genetic yang menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi genetic tersebut.
JURUSAN MAGISTER MANAGEMENT MATA KULIAH STRATEGIC MANAGEMENT UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2018 A. STRATEGI GENERIK MENURUT MICHAEL P. PORTER DAN IMPLEMENTASINYA Teori generic starategi yaitu teori yang memandang bahwa inti dari gagal dan berhasilnya suatu perusahaan bergantung pada strategi dan keberanian untuk bersaing. Tanpa berani bersaing, suatu perusahaan tidak mungkin berhasil sementara strategi, bertujuan mempertahankan posisi dan keuntungan dalam menghadapi persaingan. Selanjutnya, perusahaan dikatakan unggul dalam bersaing dan berkembang jika mereka mampu menciptakan nilai lebih bagi pelanggan. Nilai lebih tersebut dihasilkan dari strategi genetic yang menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi genetic tersebut. Adapun strategi genetic meliputi rancang bangun perusahaan dengan biaya rendah, memiliki perbedaan dengan produk lain (differensiasi) serta focus dalam mencapai keberhasilan dan mempertahankan keunggulan bersaing. Menurut Porter (1997 dan 1998) biasanya dengan biaya rendah, produsen mampu mendisain produk dan pasar yang lebih efisien dibanding pesaing lainnya. Sementara diferensiasi yakni mampu menghasilkan perbedaan barang dan jasa yang unik dengan produk lain disamping memiliki nilai lebih bagi pembeli serta keunikan pelayanannya. Biaya rendah atau Low cost bertujuan menawarkan harga yang lebih murah kepada konsumen, pelangan, pembeli atau penyewa dengan cara memangkas beberapa atribut produk seperti fitur tambahan yang bersifat mewah dan dikenai biaya tambahan pula yang mana sering kita dengar sebagai embel-embel. Dengan memangkas beberapa fitur tambahan yang bersifat mewah, produsen dapat meminimalisir biaya pengeluaran pula sehingga biaya tergolong rendah (low cost) dan tidak ada embel-embel (no frills).Contoh produsen barang dan jasa tanpa embel- embel antara lain maskapai penerbangan, supermarket, travel dan sewa kendaraan. Istilah low cost yang sering terjadi ialah pada maskapai penerbangan, rendah dari sisi produsen maupun konsumen seperti menghilangkan fitur makanan ringan, minuman gratis, kursi kelas bisnis ataupun mengenai system hiburan. Hal utama dan terpenting ketika menaiki pesawat ialah kenyaman dan selamat sampai tujuan sehingga memperluas istilah no frills dengan mengutamakan kenyamanan dan keselamatan seperti biaya tambahan penggunaan toilet, penggunaan kursi roda dan penyimpanan koper. Selain itu untuk menambah pendapatan biasanya mereka menaruh iklan dalam kabin serta memotong biaya overhead untuk mereka yang terbang ke bandara yang lebih jauh namun tetap bisa menikmati fitur mewah yang tergolong murah bagi produsen. Sehingga tidak memetik sepeserun dari konsumen seperti melengkapi kursi belakang dengan layar video, kursi reclining dan kerai. Biaya rendah tidak hanya berlaku bagi mereka yang sudah mapan, tetapi juga bagi kita yang ingin memulai usaha namun bingung untuk memulainya. Menjadi seorang member sekaligus distributor adalah salah satu tawaran yang menarik dari mereka yang sukses termasuk kita yang akan kecipratan suksesnya seperti yang dilakukan perusahaan international Tupperware yang berpusat di Orlando, Florida Amerika Serikat yang didirikan oleh Mr. Earl Tupper seorang ahli kimia dari Amerika Serikat, pada tahun 1938. Produk-produk Tupperware memiliki kelebihan utama pada Seal atau tutupnya yang cukup rapat, desainnya yang catchy, bahannya yang ramah lingkungan mengikuti standar FDA (Food and Drugs Administration) serta adanya garansi seumur hidup (Life Time Waranty). Disisi lain hal yang dilakukan oleh pengusaha tuperware merupakan terobosan baru untuk menciptakan suasana ketidakseimbangan pasar dengan membuat differensiasi atau perbedaan cara pendekatan pemasaran yang menyerahkan langsung kepada pelanggan tanpa repot-repot harus pergi ke outlet atau supermarket terdekat. Bagi yang ingin menjadi penyalur, distributor atau dealer, Tupperware menawarkan anda menjadi sorang member dan sebagai tes dituntut untuk mengadakan announcement party dengan mencapai tingkat penjualan senilai Rp. 750.000. Selain itu produk yang digunakan tergolong aman dari segi pemakaian dan unik dari segi bentuk sehingga berbeda dari yang lain. Walaupun caranya lebih terbuka, lebih dekat tidak seperti menggantung dioutlet-outlet atau supermarket, dilihat dari citra produk, Tupperware juga ingin menjadi standar tolak ukur kemajuan jaman terbukti dengan variasi bentuk, kualitas produk, tehnik pemasaran seperti cicilan sehingga tegolong mahal demi tujuan sasaran yang merangkul semua kalangan kelas. Perbedaan lain atau differensiasi juga terjadi dari segi penyerahan, seperti case study yang dilakukan oleh Fanerick Gabriel Kawatu yang mengobservasi Strategic Managment Sturbucks. Faktanya, Sejak tahun 2008, Starbucks telah menjadi pioneer dalam bidang retail kopi yang memilki kurang-lebih 11.000 store di US dan 45.000 lainnya di 43 negara luar US. Selanjutnya, pada tahun 2000 Starbucks memasarkan kopi siap minum, Coffee bean dan berbagai macam produk bercitarasa kopi lainnya dan menghasilkan pertumbuhan penjualan sebesar 20% secara berkala hingga mencapai $9,4 Milyar pada tahun 2007. Sedangkan Net earningsnya meningkat dari angka $95 juta pada tahun 2000 menjadi $672 di tahun 2007. Namun ekspansi perluasan kedai tidak selamanya menguntungkan, dengan kedai dan gerai yang berdekatan membuat pengunjung ingin cepat beralih ke gerai atau kedai kopi baru lainnya milik starbuck sendiri. Selain itu juga didapati bahwa para pengunjung lebih tertarik untuk mengunjungi gerai terbaru, dibandingkan gerai yang lama. Menciptakan gerai yang berkedakatan bagi starbuck menjadi sebuah kanibalisasi yang kurang menguntungkan. Sehingga pada awal 2008 CEO Starbucks Howard Schultz mengumumkan perusahaan akan mengurangi ekspansi di US bahkan akan menutup 600 gerai yang dinilai kurang profitable. 70 persen diantaranya merupakan gerai yang telah dibuka semenjak tahun 2006, yang lokasinya ternyata berdekatan dengan gerai Starbucks didaerah tersebut. Hal inilah yang ternyata menghambat pertumbuhan gerai-gerai tersebut, dikarenakan diantara gerai-gerai yang berdekatan terjadi kanibalisasi pasar. Secara keseluruhan implementasi strategi yang dilakukan oleh maskapai penerbangan dari segi biaya yang lebih mefokuskan pada safety dan comfortable, Tupperware yang menciptakan perbedaan disain produk, namun tetap ingin mempertahankan posisi kelas dengan strategi pemasaran menggunakan katalog dan Anouncment Party demi merangkul semua kalangan ataupun Sturbuck yang menyediakan gerai merupakan rancangan strategi yang tidak terlepas dari teori generic strategi Porter yang mana pada dasarnya bertujuan melakukan pendekatan yang berbeda untuk menciptakan keunggulan. Selain itu hal itu merupakan terobosan baru yang bisa ditiru dan kembali dikembangkan. Adapun resiko dari strategi generic yaitu adanya pesaing yang akan meniru seperti yang terjadi dimaskapai penerbangan namun teknologi berubah sehingga keunggulan biaya tidak bertahan lama. Dari segi diferensiasi, pesaing akan melakukan hal yang sama yaitu meniru dan melakukan modifikasi. Namun diferensiasi menjadi kurang penting bagi pembeli karena sering kali keutamaan terkesampingkan sehingga diferensiasi tidak berlaku lama. Sementara dari segi focus, segment sasaran menjadi tidak menarik karena sudah mainstream atau banyak ditiru yang menyebabkan rusaknya struktur dan tidak munculnya permintaan atau kurangnya permintaan pasar