Anda di halaman 1dari 4

PORTER GENERIC STRATEGY

Dirangkum oleh:
Agus Daman (55117120104)

FAKULTAS PASCA SARJANA


JURUSAN MAGISTER MANAGEMENT
MATA KULIAH STRATEGIC MANAGEMENT
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
A. STRATEGI GENERIK MENURUT MICHAEL P. PORTER DAN
IMPLEMENTASINYA
Teori generic starategi yaitu teori yang memandang bahwa inti dari gagal dan berhasilnya suatu
perusahaan bergantung pada strategi dan keberanian untuk bersaing. Tanpa berani bersaing,
suatu perusahaan tidak mungkin berhasil sementara strategi, bertujuan mempertahankan posisi
dan keuntungan dalam menghadapi persaingan. Selanjutnya, perusahaan dikatakan unggul
dalam bersaing dan berkembang jika mereka mampu menciptakan nilai lebih bagi pelanggan.
Nilai lebih tersebut dihasilkan dari strategi genetic yang menggambarkan cara perusahaan
memilih dan mengimplementasikan strategi genetic tersebut.
Adapun strategi genetic meliputi rancang bangun perusahaan dengan biaya rendah, memiliki
perbedaan dengan produk lain (differensiasi) serta focus dalam mencapai keberhasilan dan
mempertahankan keunggulan bersaing. Menurut Porter (1997 dan 1998) biasanya dengan
biaya rendah, produsen mampu mendisain produk dan pasar yang lebih efisien dibanding
pesaing lainnya. Sementara diferensiasi yakni mampu menghasilkan perbedaan barang dan jasa
yang unik dengan produk lain disamping memiliki nilai lebih bagi pembeli serta keunikan
pelayanannya.
Biaya rendah atau Low cost bertujuan menawarkan harga yang lebih murah kepada konsumen,
pelangan, pembeli atau penyewa dengan cara memangkas beberapa atribut produk seperti fitur
tambahan yang bersifat mewah dan dikenai biaya tambahan pula yang mana sering kita dengar
sebagai embel-embel. Dengan memangkas beberapa fitur tambahan yang bersifat mewah,
produsen dapat meminimalisir biaya pengeluaran pula sehingga biaya tergolong rendah (low
cost) dan tidak ada embel-embel (no frills).Contoh produsen barang dan jasa tanpa embel-
embel antara lain maskapai penerbangan, supermarket, travel dan sewa kendaraan.
Istilah low cost yang sering terjadi ialah pada maskapai penerbangan, rendah dari sisi produsen
maupun konsumen seperti menghilangkan fitur makanan ringan, minuman gratis, kursi kelas
bisnis ataupun mengenai system hiburan. Hal utama dan terpenting ketika menaiki pesawat
ialah kenyaman dan selamat sampai tujuan sehingga memperluas istilah no frills dengan
mengutamakan kenyamanan dan keselamatan seperti biaya tambahan penggunaan toilet,
penggunaan kursi roda dan penyimpanan koper.
Selain itu untuk menambah pendapatan biasanya mereka menaruh iklan dalam kabin serta
memotong biaya overhead untuk mereka yang terbang ke bandara yang lebih jauh namun tetap
bisa menikmati fitur mewah yang tergolong murah bagi produsen. Sehingga tidak memetik
sepeserun dari konsumen seperti melengkapi kursi belakang dengan layar video, kursi reclining
dan kerai.
Biaya rendah tidak hanya berlaku bagi mereka yang sudah mapan, tetapi juga bagi kita yang
ingin memulai usaha namun bingung untuk memulainya. Menjadi seorang member sekaligus
distributor adalah salah satu tawaran yang menarik dari mereka yang sukses termasuk kita yang
akan kecipratan suksesnya seperti yang dilakukan perusahaan international Tupperware yang
berpusat di Orlando, Florida Amerika Serikat yang didirikan oleh Mr. Earl Tupper seorang ahli
kimia dari Amerika Serikat, pada tahun 1938. Produk-produk Tupperware memiliki kelebihan
utama pada Seal atau tutupnya yang cukup rapat, desainnya yang catchy, bahannya yang ramah
lingkungan mengikuti standar FDA (Food and Drugs Administration) serta adanya garansi
seumur hidup (Life Time Waranty).
Disisi lain hal yang dilakukan oleh pengusaha tuperware merupakan terobosan baru untuk
menciptakan suasana ketidakseimbangan pasar dengan membuat differensiasi atau perbedaan
cara pendekatan pemasaran yang menyerahkan langsung kepada pelanggan tanpa repot-repot
harus pergi ke outlet atau supermarket terdekat. Bagi yang ingin menjadi penyalur, distributor
atau dealer, Tupperware menawarkan anda menjadi sorang member dan sebagai tes dituntut
untuk mengadakan announcement party dengan mencapai tingkat penjualan senilai Rp.
750.000.
Selain itu produk yang digunakan tergolong aman dari segi pemakaian dan unik dari segi
bentuk sehingga berbeda dari yang lain. Walaupun caranya lebih terbuka, lebih dekat tidak
seperti menggantung dioutlet-outlet atau supermarket, dilihat dari citra produk, Tupperware
juga ingin menjadi standar tolak ukur kemajuan jaman terbukti dengan variasi bentuk, kualitas
produk, tehnik pemasaran seperti cicilan sehingga tegolong mahal demi tujuan sasaran yang
merangkul semua kalangan kelas.
Perbedaan lain atau differensiasi juga terjadi dari segi penyerahan, seperti case study yang
dilakukan oleh Fanerick Gabriel Kawatu yang mengobservasi Strategic Managment Sturbucks.
Faktanya, Sejak tahun 2008, Starbucks telah menjadi pioneer dalam bidang retail kopi yang
memilki kurang-lebih 11.000 store di US dan 45.000 lainnya di 43 negara luar US. Selanjutnya,
pada tahun 2000 Starbucks memasarkan kopi siap minum, Coffee bean dan berbagai macam
produk bercitarasa kopi lainnya dan menghasilkan pertumbuhan penjualan sebesar 20% secara
berkala hingga mencapai $9,4 Milyar pada tahun 2007. Sedangkan Net earningsnya meningkat
dari angka $95 juta pada tahun 2000 menjadi $672 di tahun 2007.
Namun ekspansi perluasan kedai tidak selamanya menguntungkan, dengan kedai dan gerai
yang berdekatan membuat pengunjung ingin cepat beralih ke gerai atau kedai kopi baru lainnya
milik starbuck sendiri. Selain itu juga didapati bahwa para pengunjung lebih tertarik untuk
mengunjungi gerai terbaru, dibandingkan gerai yang lama. Menciptakan gerai yang
berkedakatan bagi starbuck menjadi sebuah kanibalisasi yang kurang menguntungkan.
Sehingga pada awal 2008 CEO Starbucks Howard Schultz mengumumkan perusahaan akan
mengurangi ekspansi di US bahkan akan menutup 600 gerai yang dinilai kurang profitable. 70
persen diantaranya merupakan gerai yang telah dibuka semenjak tahun 2006, yang lokasinya
ternyata berdekatan dengan gerai Starbucks didaerah tersebut. Hal inilah yang ternyata
menghambat pertumbuhan gerai-gerai tersebut, dikarenakan diantara gerai-gerai yang
berdekatan terjadi kanibalisasi pasar.
Secara keseluruhan implementasi strategi yang dilakukan oleh maskapai penerbangan dari segi
biaya yang lebih mefokuskan pada safety dan comfortable, Tupperware yang menciptakan
perbedaan disain produk, namun tetap ingin mempertahankan posisi kelas dengan strategi
pemasaran menggunakan katalog dan Anouncment Party demi merangkul semua kalangan
ataupun Sturbuck yang menyediakan gerai merupakan rancangan strategi yang tidak terlepas
dari teori generic strategi Porter yang mana pada dasarnya bertujuan melakukan pendekatan
yang berbeda untuk menciptakan keunggulan. Selain itu hal itu merupakan terobosan baru yang
bisa ditiru dan kembali dikembangkan.
Adapun resiko dari strategi generic yaitu adanya pesaing yang akan meniru seperti yang terjadi
dimaskapai penerbangan namun teknologi berubah sehingga keunggulan biaya tidak bertahan
lama. Dari segi diferensiasi, pesaing akan melakukan hal yang sama yaitu meniru dan
melakukan modifikasi. Namun diferensiasi menjadi kurang penting bagi pembeli karena sering
kali keutamaan terkesampingkan sehingga diferensiasi tidak berlaku lama. Sementara dari segi
focus, segment sasaran menjadi tidak menarik karena sudah mainstream atau banyak ditiru
yang menyebabkan rusaknya struktur dan tidak munculnya permintaan atau kurangnya
permintaan pasar

Daftar Pustaka :

1. Yogiyuansyah (2014). https://unityindependent.wordpress.com/2014/11/17/implementasi-


strategi-generik-michael-p-porter-dalam-meraih-keunggulan-bersaing/

Anda mungkin juga menyukai