BAB I Bronkitis
BAB I Bronkitis
DISUSUN OLEH :
MAGDALENA SILABAN
NIM : 16-01-503
DOSEN :
SRI DAUNI MARBUN,S.kep.,Ns
MATA KULIAH :
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH
TA:2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia dan hidayat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah
yang sederhana ini. Ada pun judul makalah ini yaitu “Asuhan Keperawatan
Gangguan Istirahat dan Tidur”.
Dalam penyusunan makalah yang sederhana ini, tidak sedikit kesulitan dan
hambatan yang penulis alami. Namun berkat dukungan, dorongan, dan semangat dari
teman-teman sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya
kepada bapak/ibu dosen dan teman-teman yang telah memberikan semangat dan
motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu segala kritik dan saran membangun akan penulis terima dengan baik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
MAGDALENA SILABAN
NIM. 16-01-503
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Kesimpulan .......................................................................................... 19
B. Saran .....................................................................................................19
PENDAHULUAN
Hampir sepertiga waktu dari kita, kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut
didasarkan pada keyakinan bahwa tidur memulihkan atau mengistirahatkan fisik
setelah seharian beraktivitas, mengurangi stres dan kecemasan, serta dapat
meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas
sehari-hari.
Tidak terkecuali juga pada orang yang sedang menderita sakit, mereka juga
memerlukan istirahat dan tidur yang memadai. Namun dalam keadaan sakit, pola
tidur seseorang biasanya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untuk
mencukupi ataupun memenuhi kebutuhan tidur tersebut.
Karena itulah penulis akan membahas tentang konsep istirahat dan tidur untuk
mengetahui pengertian dari istirahat dan tidur, tahapan tidur, faktor-faktor yang
mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur, serta gangguan tidur yang sering
terjadi.
PEMBAHASAN
1.1 Definisi Tidur
Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
kegiatan yang erupakan urutan siklus yang berulan-ulang dan masing-masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badanlah yang berbeda.
Beberapa ahli menyatakan atau mengemukakan pendapatnya tentang definisi
tidur menurut hasil penelitiannya yaitu
1. Guyton & Hall, 1997
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang
masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan
rangsang lainnya.
2. Potter & Perry (2005), Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus
bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan.
3. Guyton dalam Aziz Alimul H
Tidur merupakan kondisi tiak sadar dimana induvidu dapat dibangunkan oleh
stimulasi atau sensoriyang sesuai atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan
tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa
kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan
ciri adanya aktifitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi terhadap
perubahan fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari
luar.
Dalam teori yang diungkapkan oleh para ahli neurifisiologis terdapat sekresi
hormone serotonin yang dapat menyebabkan rasa ngantuk.
Dalam teori feed back mekanisme tidur terdapat kelemahan sel-sel saraf yang
menyebabkan rasa ngantuk instink/naluri.
Jika kita kekurangan tidur maka akan berdampak negatif pada tubuh kita. Faktor-
faktor yang mempengaruhi tidur adalah:
1. Penyakit
2. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan
menghambat tidurnya.
3. Motivasi
Motivasi dapat memengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan
untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
4. Kelelahan
5. Kecemasan
6. Alkohol
7. Obat-obatan
a. Insomnia biasa
Kondisi ini adalah masalah kesulitan tidur yang umum dialami; misal sudah
ngantuk tapi tak juga bisa terlelap, tidur tapi hanya sebentar, bangun di
tengah malam dan sulit tidur lagi hingga berjam-jam, dan sejenisnya. Hal itu
tidak terjadi setiap hari, namun mengganggu aktifitas.
Kondisi ini dipicu oleh stres, bisa stres negatif atau positif. Misalnya stres
positif adalah Anda merasa begitu bahagia sehingga tak bisa tidur. Atau stres
negatif, Anda merasa sedih hingga mengganggu waktu tidur Anda.
Umumnya insomnia ini akan muncul seiring datangnya stres, dan hilang
seiring hilangnya stres.
c. Insomnia kebiasaan
Kebiasaan tidur sejak kecil juga berpengaruh terhadap kondisi tidur saat
dewasa. Jika Anda sejak kecil tak dibiasakan untuk tidur dalam waktu
tertentu, maka hingga dewasa ini akan berlanjut. Jadi sebaiknya Anda
biasakan putra putri sejak kecil memiliki waktu tidur yang teratur, misal jam
9 malam sudah harus tidur. Ini mengurangi insomnia akibat terbiasa
begadang.
d. Insomnia idiopatik
Ini adalah masalah tidur yang terjadi bawaan sehingga agak sulit diatasi.
Sepanjang hidup masalah ini akan terus terjadi pada penderita. Penyebabnya
tak bisa dijelaskan secara pasti, namun bisa jadi karena adanya faktor alami
dalam tubuh semisal ketidakseimbangan siklus tidur.
Dalam ilmu kedokteran insomnia terjadi karena stress, lingkungan dan juga
psikologi yang semuanya berkaitan erat dengan kebiasaan hidup kita. Baca
pengertian insomnia di insomniaku. Dalam perkembanganya insomnia
memiliki beberapa jenis berikut uraianya :
Bukan hanya karena kebiasaan tapi bisa juga karena keturunan yang turun
temurun di warisi oleh kakek nenek moyang si penderita. dari ketiga jenis
insomnia di atas tentu tidak ada yang baik untuk kesehatan. Karena jika di
biarkan akan menimbulkan berbagai masalah yang serius seperti penyakit
jantung, hipertensi dan penyakit serius lainya.
Narkolepsi dalam bahasa awam, bisa dikatakan sebagai serangan tidur, di mana
penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang waktu
ia mengantuk. Rasa kantuk biasanya hilang setelah tidur selama 15 menit, tetapi
dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali. Sebaliknya di malam
hari, banyak penderita narkolepsi yang mengeluh tidak dapat tidur
Halusinasi Hypnagogic/hypnopompic
Dengan gejala-gejala yang tidak biasa ini, tidak jarang keluarga menganggap
penderita narkolepsi mengidap gangguan jiwa.
Sleep apnea atau apnea tidur adalah terganggunya pernapasan karena dinding
tenggorokan yang rileks dan menyempit ketika kita sedang tidur. Saat tidur, otot-
otot tenggorokan menjadi rileks dan lemas. Biasanya pelemasan otot tenggorokan
ini tidak berpengaruh pada kebanyakan orang, tapi bagi penderita apnea tidur, otot
menjadi terlalu lemas hingga menyebabkan penyempitan atau bahkan menutup
saluran udara Selain apnea tidur, terdapat gangguan pernapasan lainnya, bernama
hipopnea.Hipopnea adalah kondisi ketika terdapat lebih dari 50 persen hambatan
pada saluran pernapasan. Hipopnea dan sleep apnea bisa terjadi sekitar sepuluh
detik atau lebih
1.15Intervensi Keperawatan
Tujuan : Perencanan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahan
kan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
Rencana Tindakan :
a. Lakukan identifikasi fsktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b. Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat
mengganggu tidur.
c. Tingkatkan aktivitas pada siang hari
d. Coba untuk memicu tidur
e. kurangi potensial cedera selama tidur
f. Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan.
2. Masa Anak
Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
Tempel jadwal tidur
Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita.
5. Masa remaja
Usia ini sering memrlukan waktu sebelum tidur cukup lama untuk berias dan
membersihkan diri
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang.
Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan
tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan
untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola istirahat
dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang baik untuk kesehatan. Namun
dalam kondisi sakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu.
3.2 SARAN
Sebagai calon perawat kita diharapkan mampu untuk melakukan asuhan keperawatan
pada anak usia sekolah dengan gangguan bermain sesuai protap asuhan keperawatan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Doengos.E.Maryln,dkk (2002) Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
http://silvianitaur.blogspot.co.id/2013/05/asuhan-keperawatan-istirahat-tidur.html