Anda di halaman 1dari 6

Pusat Massa

Percepatan gravitasi bumi (g) akan mengakibatkan sebuah benda bermassa m mengalami
gaya berat yang arahnya selalu ke bawah menuju pusat bumi. Maka semua partikel zat di
dalam suatu benda juga mengalami gaya tarik bumi, dan gaya tunggal yang disebut gaya
berat merupakan resultan semua gaya tarik tersebut. Arah gaya tiap-tiap partikel menuju
pusat bumi. Tetapi karena jarak ke pusat bumi itu demikian sangat jauhnya, sehingga gaya
dapat dianggap sejajar satu sama lain. Jadi berat suatu benda adalah resultan dari jumlah
besar gaya sejajar.

Gambar 1(a) memperlihatkan sebuah benda tipis sembarang bentuk terletak salam bidang
xy. Jika benda itu dibagi-bagi menjadi sejumlah besar partikel yang beratnya w1, w2 dan
seterusnya, dan jika diasumsikan koordinat partikel-partikel itu adlah x1 dan y1,
serta x2 dan y2 dan begitu seterusnya. Maka berat total W benda itu adalah :
W = w1 + w2 + … = ∑w
Koordinat x garis kerja W adalah :

x=
Jika seandainya benda dan sumbu-sumbu pembandingnya (sumbu-x dan sumbu-y) diputar
900 berlawanan arah jarum jam, maka gaya gravitasi berputar 900 berlawanan jarum jam
(Gambar 1.b). Berat total W tidak berubah dan koordinat-y dari garis kerjanya adalah :

y=
Titik perpotongan garis kerja W pada kedua bagian Gambar 5 mempunyai koordinat-
koordinat x dan y dan dinamakan pusat berat benda itu. Dengan meninjau sembarang letak
di benda tadi dapatlah ditunjukkan, bahwa garis kerja W senantiasa melalui pusat berat tadi.
Jika pusat berat sejumlah benda sudah tertentu letaknya, semua koordinat pusat berat
benda-benda tersebut dapat dihitung berdasarkan persamaan (7) dan (8) dengan w1, w2 dan
seterusnya adalah koordinat-koordinat pusat berat masing-masing benda.
Simetri suatu benda sering berguna untuk menentukan letak pusat berat. Jadi pusat berat
bola homogen, kubus, piringan bundar atau papan berbentuk persegi empat panjang berada
di tengah-tengahnya. Pusat berat silinder atau kerucut tegak terletak di sumbu simetrinya.

Jika diketahui W = mg, maka w = mg. maka w1 = m1g1, w2 = m2g2, dan seterusnya.
Sehingga persamaan diatas menjadi :

y
Jika diasumsikan g = g1 = g2 dan seterusnya.

Sumber. http://fisikazone.com/pusat-massa/

Gerak Translasi

Gerak translasi adalah gerak suatu benda dimana setiap titik pada benda tersebut
menempuh lintasan dan bentuk yang sama. Lintasan pada gerak translasi dapat berupa
garis lurus atau bukan. Hal ini terjadi karena syarat sebuah gerak translasi adalah “setiap
titik pada benda tersebut menempuh lintasan dan bentuk yang sama”. seperti ilustrasi gerka
translasi berikut.

Perpindahan Dan Jarak Pada Gerak Translasi


Kita sering mendengar atau mengucapkan kata bergerak. Apa sebenarnya arti bergerak
dalam ilmu fisika? Apakah kita sudah mengerti? Benda dikatakan bergerak jika mengetahui
perubahan posisi atau kedudukan. Coba kita lihat gambar berikut.

Posisi atau kedudukan titik A dan titik B dapat dituliskan sebagai vektor dua dirumuskan
sebagai berikut.

r = xi + yj

Partikel dari titik A pindah ke titik B maka partikel tersebut dikatakan telah bergerak dan
perpindahannya memenuhi persamaan berikut.

Δr = rB − rA atau Δr = Δxi + Δyj

Jarak tempuh

Perpindahan partikel pada gambar diatas digambarkan sebagai vektor dari A ke B yaitu
vektor Δr. Bagaimana dengan jarak tempuhnya? Jarak tempuh partikel adalah panjang
lintasan yang dilakukan partikel selama bergerak.
Kecepatan Dan Laju Gerak Translasi

Setiap benda yang bergerak selalu mengalami perpindahan. Perpindahan yang terjadi tiap
satu satuan waktunya diukur dengan besaran yang dinamakan kecepatan. Di kelas X kita
telah belajar tentang kecepatan. Apakah masih ingat? Coba kita perhatikan penjelasan
berikut.
Kecepatan dan kelajuan rata-rata

Jika kita naik mobil atau sepeda motor, kecepatannya tidaklah tetap. Kadang bisa cepat dan
kadang lambat, bahkan saat lampu merah harus berhenti. Pada gerak dari awal hingga akhir
dapat diperoleh suatu kecepatan yang dinamakan kecepatan rata-rata dan didefinisikan
sebagai perpindahan tiap satu satuan waktu. Perumusannya sebagai berikut.

Laju rata-rata. Bagaimana dengan laju rata-rata? Kecepatan adalah besaran vektor maka
berkaitan dengan perpindahan. Tetapi laju merupakan besaran skalar maka harus berkaitan
dengan jarak tempuh. Sehingga laju ratarata didefinisikan sebagai jarak tempuh yang terjadi
tiap satu satuan waktu.

Kecepatan dan kelajuan sesaat

Kita tentu masih ingat di kelas X tentang kecepatan sesaat. Kecepatan sesaat merupakan
kecepatan yang terjadi pada saat itu saja. Contohnya pada saat lampu merah kecepatan
mobil sebesar nol, kemudian saat lampu hijau mobil tersebut diberikan kecepatan 20 km/jam
ke utara.

Secara matematik kecepatan sesaat ini dapat dirumuskan sebagai deferensial atau turunan
fungsi yaitu fungsi posisi. Jadi kecepatan sesaat adalah deferensial dari posisinya.

Sedangkan laju sesaat dapat ditentukan sama dengan besar kecepatan sesaat. Laju sesaat
inilah yang dapat diukur dengan alat yang dinamakan speedometer.

Sudah tahukah kita dengan deferensial fungsi itu? Tentu saja sudah. Besaran posisi atau
kecepatan biasanya memenuhi fungsi waktu. Deferensial fungsi waktu tersebut dapat
memenuhi persamaan berikut.

Jika r = tn maka

Pada gerak dua dimensi, dapat dijelaskan dengan contoh gerak perahu seperti pada
gambar berikut.

Secara vektor, kecepatan perahu dapat diuraikan dalam dua arah menjadi vx dan vy. Posisi
tiap saat memenuhi P(x,y). Berarti posisi perahu atau benda dapat memenuhi persamaan
diatas. dari persamaan itu dapat diturunkan persamaan kecepatan arah sumbu x dan sumbu
y sebagai berikut.
r = xi + yj
v = vxi + vy j

Jadi proyeksi kecepatannya memenuhi :

Besar kecepatan sesaat, secara vektor dapat memenuhi dalil Pythagoras. Kita tentu dapat
merumuskan persamaan besar kecepatan tersebut. Perhatikan persamaan diatas Dari
persamaan itu dapat kita peroleh :

Posisi dan kecepatan

Jika kecepatan sesaat dapat ditentukan dengan deferensial posisi maka secara matematis
posisi dapat ditentukan dari integral kecepatan sesaatnya. Integral ini dapat dirumuskan
sebagai berikut.

Seperti yang telah kita pelajari bahwa kecepatan merupakan deferensial dari fungsi posisi.
Dengan grafik, kecepatan sesaat dapat menyatakan gradien garis singgung fungsi posisi.

Kecepatan pada saat t dapat dirumuskan :

v = tg ∞

Sedangkan posisi suatu benda pada t s merupakan integral dari fungsi kecepatannya.
Bagaimana jika diketahui dalam bentuk grafik seperti pada gambar berikut.
Tentu kita dapat menjawabnya bahwa posisi suatu benda dapat dibentuk dari luas grafik
(terarsir), sehingga diperoleh persamaan :

r = ro + luas daerah terarsir


Percepatan Gerak Translasi
Nilai rata-rata dan sesaat

Sesuai dengan kecepatan, percepatan juga memiliki dua nilai. Percepatan rata-rata
didefinisikan sebagai perubahan kecepatan tiap satu satuan waktu.

Sedangkan percepatan sesaat dapat ditentukan dengan deferensial dari kecepatan


sesaatnya.

Kecepatan dan percepatan

Jika percepatan sesaat dapat ditentukan dengan deferensial dari kecepatan sesaat maka
sebaliknya berlaku integral berikut.

Sumber. http://fisikazone.com/gerak-translasi/

Anda mungkin juga menyukai