Anda di halaman 1dari 5

PAPER TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

PANEN DAN PASCA PANEN


TANAMAN SELADA
2018
PEMBAHASAN
A. Benih

Penanaman selada dapat dilakukan dengan biji. Biji selada yang kecil
diperoleh dari tanaman yang dibiarkan berbunga. Setelah tua, tanaman selada
dipetik kemudian diambil bijinya. Benih selada yang diperlukan untuk 1 ha lahan
adalah sebanyak 800 gram (Supriati dan Herliana, 2011).

B. Panen

Menurut Simpson dan Straus (2010) panen adalah mengumpulkan bagian


tanaman yang ditujukan untuk kepentingan komersial. Masing-masing tanaman
memiliki kriteria tersendiri dalam hal panen. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan panen adalah keadaan tanaman yang berupa tingkat kematangan dan
juga waktu panen.

Pemanenan tanaman selada dilakukan pada umur 35 hari setelah


dipindahkan ke lapangan. Tanaman selada dapat dipanen dengan dicirikan daun
berwarna hijau segar dan diameter batang lebih kurang 1 cm. Selada dipanen
dengan cara membongkar tanah di seluruh bagian tanaman (Zulkarnain, 2005).
Menurut Prawoto. (2012) pemanenan selada dimulai segera setelah tanaman
mencapai ukuran dan ketegaran yang diinginkan. Pemanenan harus sudah
dilakukan sebelum daun menjadi kaku dan terasa pahit.

Gambar 1. Selada siap panen (Purnadiansyah, 2017)


Cara memanen selada adalah dengan mencabut seluruh bagian tanaman
bersama akarakarnya atau dengan jalan memotong pangkal batang tanaman di atas
tanah. Hasil panen per satuan luas lahan tergantung varietas selada yang ditanam
serta jarak tanamnya. Jenis selada berkrop dapat menghasilkan antara 25-40
ton"hektar, sedangkan Selada daun antara 15-30 ton/hektar (Rukmana, 1994).

C. Pasca panen
1. Pengumpulan
Hasil panen ditampung (dikumpulkan) di suatu tempat yang teduh dan
nyaman. Tujuan pengumpulan produksi di suatu tempat ini untuk
memudahkan kegiatan penanganan berikutnya dan menekan kerusakan atau
susut (losses).
2. Pembersihan
Daun-daun luar (daun tua) dibuang dan hanya disertakan beberapa helai
saja (selada krop), sedangkan untuk selada daun dan selada batang membuang
beberapa helai daun tua atau rusak. Selada yang sudah dibersihkan dan daun-
daun luarnya segera dicuci bersih dalam air yang mengalir atau disemprotkan,
kemudian ditiriskan.
3. Pengklasifikasian
Hasil panen selada diklasifikasikan menurut bentuk, ukuran atau beratnya,
sesuai dengan permintaan pasar (konsumen). Pasar lokal biasanya meminta
produksi yang memenuhi persyaratan diameter krop antara 10-15 cm, bebas
dari noda-noda hitam dan masih segar.
4. Pengemasan
Untuk tujuan pemasaran jarak jauh, selada biasanya dikemas (diwadahi)
dalam keranjang plastik atau karung goni yang diberi ventilasi, kemudian
disimpan di tempat atau ruangan dingin.
5. Penyimpanan
Agar produksi selada tahan dalam keadaan segar selama beberapa waktu,
maka sewaktu penyimpanan sebaiknya ditempatkan di ruang dingin atau
diberi remukan es.
6. Pemasaran
Produksi selada yang sudah dikemas rapi dan disimpan di ruangan (wadah)
yang suhunya dingin, siap diangkut dan dipasarkan.
(Rukmana, 1994)
DAFTAR PUSTAKA
Prawoto, B. R. 2012. Pengelolaan Proses Produksi dan Pasca Panen Selada
(Lactuca sativa L.) Secara Aeroponik dan Hidroponik Deep Flow Technique
di Amazing Farm, Lembang, Bandung.
Purnadiansyah, M. D., & Taufiqurrohman, M. 2017. RANCANG BANGUN
SISTEM OTOMATISASI HIDROPONIK PADA SAWI CHAISIM, SAWI
DAGING DAN SELADA BERBASIS ARDUINO UNO 328P.
Rukmana, R. 1994. Bertanam Selada dan Andewi. Kanisius. Jakarta
Simpson, S.P. dan M.C. Straus. 2010. Post-harvest Technology of Horticultural
Crops. Oxford Book Company. Jaipur. India. 306 p.
Zulkarnain. 2005. Pertumbuhan Dan Hasil Selada pada Berbagai Kerapatan Jagung
Dalam Pola Tumpang Sari. Jurnall lmu-ilmu Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai