PENDAHULUAN
1
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik
di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan dapat terjadi karena salah satu
dari proses-proses berikut ini ; penurunan tekanan, kenaikan temperatur, atau perubahan
komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, dan sebagian besar
batuan beku tersebut terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui seperti apa batuan beku.
2. Mengetahui karakteristik batuan beku.
3. Mengetahui klasifikasi batuan beku.
2
BAB II
URAIAN MATERI
2.1 Pengertian Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, “api”) adalah jenis batuan yang
terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di
bawah permukaan sebagai batuan instrusif maupun di atas permukaan bumi sebagai ekstrutif.
Batuan beku dalam bahasa latin dinamakan igneus (dibaca ignis) yang artinya api.
Batuan beku insteusif atau instrusi atau plutonik adalah batuan beku yang telah menjadi
kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan Bumi. Magma yang membeku di
bawah tanah sebelum mereka mencapai permukaan bumi disebut dengan nama pluton. Nama
Pluto diambil dari nama Dewa Romawi dunia bawah tanah. Batuan dari jenis ini juga disebut
sebagai batuan beku plutonik atau batuan beku intrusive.
Sedangkan batuan belu ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi karena keluarnya magma ke
permukaan bumi dan menjadi lava atau meledak secara dahsyat di atmosfer dan jatuh kembali ke
bumi sebagai batuan.
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik
di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan dapat terjadi karena salah satu dari
proses-proses berikut ini : penurunan tekanan, kenaikan temperatur, atau perubahan komposisi.
3
Terdapat 700 lebih tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, dan sebagian besar batuan
beku tersebut terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Proses terbentuknya batuan beku berasal dari pembekuan magma. Menurut para ahli,
magma adalah cairan silikat kental yang terdapat di kerak bumi bagian bawah dengan temperatur
yang sangat tinggi, dan bersifat dinamis. Jadi dapat dikatakan bahwa bahan baku batuan beku
adalah magma pijar yang mengalami proses pembekuan alami
Beberapa ahli geologis seperti Turner dan Verhoogen tahun 1960, F.F Groun Tahun
1947,Takeda Tahun 1970, mendefenisikan magma sebagai cairan silikat kental pijar yang
terbentuk secara alami, memiliki temperatur yang sangat tinggi yaitu antara 1.500 sampai dengan
2.500 derajat celcius serta memiliki sifat yang dapat bergerak dan terletak di kerak bumi bagian
bawah. Dalam magma teredapat bahan-bahan yang terlarut di dalamnya yang bersifat volatile /
gas (antara lain air, co2, chlorine, fluorine, iro, sulphur dan bahan lainnya) yang magma dapat
bergerak, dan non-volatile / non gas yang merupakan pembentuk mineral yang umumnya
terdapat pada batuan beku.Dalam perjalanan menuju bumi magma mengalami penurunan suhu,
sehingga mineral-mineral pun akan terbentuk. Peristiwa ini disebut dengan peristiwa
penghabluran.
4
2.2 Tekstur Batuan Beku
Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal utama, yaitu kritalinitas,
Granularitas dan Bentuk Kristal. Mari kita bahas ketiga hal penting tersebut satu persatu.
1.Kristalinitas
Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan
berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat
mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya
berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat
maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali
maka kristalnya berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi,
yaitu:
Holokristalin
, Holokristalin adalah batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur
holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di
dekat permukaan.
Hipokristalin
Hipokristalin adalah apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi
terdiri dari massa kristal.
Holohialin
Holohialin adalah batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur
holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih
kecil dari tubuh batuan.
2,Granularitas
Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya
dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
a. Fanerik atau fanerokristalin,
Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis
dengan mata telanjang. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
5
Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.
Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
b. Afanitik
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak bisa dibedakan dengan mata telanjang
sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh
kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dibedakan menjadi tiga yaitu :
3.Bentuk Kristal
Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara
keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
Anhedral, jika mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
Equidimensional, jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
Tabular, jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
Prismitik, jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
Irregular, jika bentuk kristal tidak teratur.
6
1. Equigranular, yaitu jika secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan
berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular
dibagi menjadi tiga, yaitu:
Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
Hipidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
Allotriomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
2. Inequigranular, yaitu jika ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama
besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik
yang bisa berupa mineral atau gelas.
7
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti
kalsit, kuarsa atau zeolit.
Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada
arah tertentu akibat aliran
Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan di sekitarnya, jenis jenis dari tubuh
batuan ini yaitu :
Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan di
sekitarnya.
Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), di mana perlapisan
batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini,
sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil
dengan kedalaman ribuan meter.
Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk
tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar
dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan
kilometer
Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan di sekitarnya. Jenis-jenis tubuh
batuan ini yaitu:
8
Dyke, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan di sekitarnya dan memiliki
bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai
puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2
dan membeku pada kedalaman yang besar.
Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil
9
2. Batuan beku ekstrusif (vulkanik) seperti andesit, basalt, obsidian, batu apung, riolit dan
scoria yang mengeras pada atau di atas permukaan bumi.
Bedasarkan Genetik Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang
mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku terbagi menjadi 3
kelompok yaitu
a. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Proses
pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur
holohialin).contoh : Granit, Granodiorit, dan Gabro.
b. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses
pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal
yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur
porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir.
c. Batuan beku luar (efusif) terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat
cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf.
Contohnya Obsidian, Riolit dan Batua pung.
Berdasarkan Senyawa Kimia Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat
dibedakan menjadi:
a. Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Contohnya Dunit
dan Peridotit.
b. Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% - 52 %. Contohnya Gabro,
Basalt.
c. Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52%-65 %. Contohnya
Andesit dan Syenit.
d. Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 65%. Contohnya Granit, Riolit.
Dari segi warna, batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap dibanding yang
komposisinya asam.
Berdasarkan Susunan Mineralogi Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur
akan dapat mencerminkan sejarah pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur
batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri.
Seperti tekstur granular member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik
10
memberikan arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik
menggambarkan pembekuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku
yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi:
a. Batuan dalam Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan
tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b. Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massadasar faneritik.
c. Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d. Batuan lelehan Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan
atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
Nakhlites (batuan beku mars) adalah batuan beku, yang dipadatkan dari magma
basaltik,walaupun komposisi magmanya yang tidak teratur. Asal beku yang disusun oleh
mineralogi, kimia mineral, tekstur, dan formasi urutan mineral. Mineral kimia dan pola mineral
yang ada di bumi, bulan, dan eucrite (asteroidal) adalah sama-sama memiliki basal. Keseluruhan
tekstur dari nakhlites juga mirip dengan basal terestrial, seperti tekstur mesostasis. Demikian
pula, mineral dalam nakhlites mengandung multifase, inklusi kaca yang identik dengan yang
diidentifikasi sebagai inklusi batuan basaltik magmatik di bumi.Sehingga, batu hampir identik
dengan nakhlites yang telah ditemukan di Bumi.Interpretasi awal dari nakhlites mengandalkan
mineral dan kesamaan tekstur dengan batuan basaltik terestrial. Mineraloginya didominasi oleh
piroksin, olivin, plagioklas, dan oksida Fe-Ti seperti yang ditemukan pada batu basal. Tekstur
keseluruhannya adalah phenocrystic atau porfiritik basal.Pada NWA817 dan MIL03346 ada
pengecualian yaitu bahwa mereka mesostases sebagian besar kaca.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J. Shand, 1943, antara lain :
Batuan beku Leucoctaris rock, jika mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
Batuan beku Mesococtik rock, jika mengandung 30% – 60% mineral mafik.
Batuan beku Melanocractik rock, jika mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
Sedangkan klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J. Ellis (1948) antara
lain sebagai berikut :
Batuan beku Holofelsic, batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
Batuan beku Felsic, batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
Batuan beku Mafelsic, batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
11
Batuan Beku Mafik, batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
Granit
Granit adalah salah satu contoh batuan beku yang berasal dari magma yang membeku
saat belum keluar sampai ke permukaan bumi.
Proses terbentuk : Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma
berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma,
sehingga batu ini merupakan jenis batu beku dalam.
Massa jenis : Sekitar 2,2 – 2,3 gram/cm3
Warna : Putih, abu-abu, atau campuran keduanya.
Komposisi : Mineral feldspar,kuarsa,homblende,dan biodit
Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar
ataupun di dasar sungai.
Batu Granit dapat digunakan sebgai :
Batu bahan bangunan
12
Monumen
Jembatan
Jebagai dekorasi
Bahan tegel
Dll
Granodiorit
Granodiorit adalah salah satu contoh batuan beku yang berasal dari magma yang membeku
saat belum keluar sampai ke permukaan bumi.
Ciri batuan Granodiorit adalah mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna terang,
menyerupai granit.
Fungsi Batuan Granodiorit dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain.
Granodiorit banyak terdapat di alam dalam bentuk batolit, stock, sill dan retas yang tersebar
di Bukit Barisan, Sumatera.
Diorit
13
Proses terbentuk : Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi)
yang Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang
bersifat mafic pada suatu subduction zone. biasanya diproduksi
pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung
didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua,
seperti pada deretan Pegunungan).
Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak
beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai
pada permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan
dengan lahar andesite. Termasuk jenis batuan beku dalam
Massa jenis : 2,8 – 2,9 gram/cm3
Warna : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
Kegunaan : Batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding
maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk
pondasi bangunan / jalan raya.
Sienit
14
Gabro
b. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api.
Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-
kristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk
struktur porfiritik. Contoh batuan ini adalah Granit porfit.
c. Batuan beku luar (efusif) ,terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan
sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan
amorf. Contohnya Andesit, Riolit, batu basalt dan Batu apung.
15
Andesit
Proses terbentuk : Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang
meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika
temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai
dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan jenis batuan
beku luar.
Basalt
16
Proses Terbentuk : Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa
di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya
membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai
ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral
mineral tidak terlihat.
Massa jenis : 2,7 – 3 gram/cm3
Warna : Gelap
Karakteristik lain :Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras,
bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik,
plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam.
Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada
jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis
dari batuan basalt yang bernama gabbro. Berdasarkan
komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua
tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di
antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan
Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama, basalt
alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi
daripada basalt tholeitik
Manfaat : Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam
industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan
(gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.
17
Basalt
18
Apung
Proses Terbentuk
: Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api
yang membeku
ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai
sifat titik
berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu apung
mengandung
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.
19
2.6.2 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Kimia
a. Batuan beku asam, apabila batuan beku tersebut mengandung lebih dari 66%
SiO. Contoh batuan ini : Granit, Rhyolit.
Granit
Rhyolit
Andesit
20
c. Batuan beku basa, bila batuan beku tersebut mengandung 45%-52% SiO2.
Contoh batuan ini: Gabro dan Basalt
Gabro
Basalt
21
d. Batuan beku ultra basa, bila batuan beku tersebut mengandung <45% SiO2.
Contoh batuan ini adalah Peredotit dan Dunit.
Peridotit
Dunit
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari identifikasi batuan bekuadalah :
1. Batu adalah material padat dari agregat mineral yang telah padu. Batuan beku merupakan
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan membeku.
2. Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam litosfir, yang terdiri
dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung didalamnya, serta
mengandung sejumlah bahan berwujud gas. Lelehan tersebut diperkirakan terbentuk pada
kedalaman berkisar sekitar 200 kilometer dibawah permukaan bumi, terdiri terutama dari
unsur-unsur yang kemudian membentuk mineral-mineral silikat. Magma yang berasal
dari astenosfir dan terjadi sebagai hasil pemisahan litosfir.
3. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk
akibat pembekuan dari magma.
4. Batuan beku berdasarkan genetiknya yaitu batuan ekstruksi dan batuan instrusi yaitu
batuan beku dalam dan beku luar.
5. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik dibawah
permukaan (intrusif) maupun diatas permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuan beku adalah
kenampakannya yang kritalin, yaitu memiliki unit-unit kristal yang kecil yang saling
mengikat satu sama lain. Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat
deskripsi tentang suatu batuan tertentu.
6. Struktur batuan beku ada 4, yaitu struktur bantal, struktur vesikular, strutur aliran,
struktur kekar.
7. Beberapa jenis batuan beku antara lain batu Diorit, Diabas, Basalt, Dunit, perodit,
Obsidian, Granit, Granodiorit, Sienit, Andsit dan Zeolit dan lain sebagainya.
.
23
BATUAN BEKU ASAM
DAN INTERMEDIET
BATUAN BEKU ASAM
Batuan beku Asam adalah batuan beku yang bersifat asam, memiliki
kandungan SiO2 > 60%, memiliki indeks warna < 20%. Terbentuk
langsung dari pembekuan magma yang merupakan proses
perubahan fase dari cair menjadi padat di daerah vulkanik dengan
temperature tinggi. Pada umumnya batuan beku asam memiliki
warna terang, karena terletak pada golongan felsik. Berasal dari
magma asam kaya kuarsa, sedangkan kandungan oksida
magnesiumnya rendah.
Komposisi Mineral
1. Rhyolite
ü Warna : cokelat
ü Kristalinitas : hipokristalin
ü Granularitas : afanitik
ü Relasi : equigranular
24
ü Struktur : massive
ü Komposisi mineral :
plagioklas,mikroklin,biotit,orthoklas,glass
1. 2. Granite
ü Warna : cokelat
ü Kristalinitas : hipokristalin
ü Granularitas : Fanerik
ü Relasi : Inequigranular
ü Struktur : masiv
ü Komposisi mineral :
plagioklas,hornblend,anorthoklas,orthoklas,glass.
1. 3. Aplite
ü Warna : cokelat
ü Kristalinitas : hipokristalin
25
ü Granularitas : Fanerik
ü Relasi : Inequigranular
ü Struktur : masiv
ü Komposisi mineral :
Hornblend,plagioklas,orthoklas,biotit,adularia,gelas.
1. 4. Dacite
ü Warna : abu-abu
ü Kristalinitas : hipokristalin
ü Granularitas : afanitik
ü Relasi : Inequigranular
ü Struktur : masiv
ü Komposisi mineral :
Biotit,plagioklas,anorthoklas,adularia,mikroklin,gelas
1. 5. Diorite
ü Warna : abu-abu
ü Kristalinitas :Hipokristalin
26
ü Granularitas : Fanerik
ü Relasi : Inequigranular
ü Struktur : masiv
Ciri-ciri Umum :
– Berbutir kasar
Komposisi Mineral
1. Nepheline syenite
27
– Genesa : merupakan batuan beku yang
membeku lebih lambat dan mengakibatkan memiliki warna
campuran antara hitam dan putih.
– Warna : abu-abu
– Kristalinitas : hipokristalin
– Granularitas : fanerik
– Relasi : Inequigranular
– Fabrik : subhedral
– Tekstur : masiv
– Komposisi mineral :
Adularia,mikroklin,plagioklas,piroksin,glass.
1. 2. Monzonite
– Warna : abu-abu
– Kristalinitas : hipokristalin
– Granularitas : fanerik
– Relasi : Inequigranular
28
– Fabrik : subhedral
– Tekstur : masiv
1. 3. Trachyte porphyry
– Warna : abu-abu
– Kristalinitas : hipokristalin
– Granularitas : fanerik
– Relasi : Inequigranular
– Fabrik : subhedral
– Tekstur : masiv
1. 4. Al kali synite
– Warna : abu-abu
– Kristalinitas : hipokristalin
– Granularitas : fanerik
– Relasi : Inequigranular
29
– Fabrik : subhedral
– Tekstur : masiv
1. 5. Hornblende synite
– Warna : hitam
– Kristalinitas : holohyalin
– Granularitas : fanerik
– Relasi : Inequigranular
– Fabrik : subhedral
– Tekstur : masiv
– Komposisi mineral :
biotit,hornblende,plagioklas,adularia,glass.
30